Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Oleh :
TELAH DIUJI
Penguji
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua Jurusan Biologi
Oleh
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Barang siapa mendapatkan ilmu dan tidak mengamalkannya, ibarat orang
yang membajak tanah dan meninggalkannya tanpa menabur benih ( Sa’di
Syirazi )
Bukanlah suatu aib jika anda gagal dalam suatu usaha, yang merupakan
aib adalah jika anda tidak berusaha bangkit dari kegagalan itu ( Ali bin
Abi Thalib ra )
Sekelumit pengetahuan yang diamalkan jauh lebih berharga daripada
sejuta pengetahuan yang dibiarkan ( Kahlil Gibran )
Lakukanlah apa yang kau bisa dengan apa yang kau punya dimanapun kau
berada ( Esti )
Garis transek
No Faktor abiotik
I II III IV V VI VII VIII IX X
o
1 Suhu air ( C) 28 28 28 28 28 28 28 28 28 28
2 pH air 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3 Salinitas (‰) 32 32 32 32 32 32 32 32 32 32
4 O2 terlarut (ppm) 2,5 2,5 2,5 2,4 2,4 2,4 2,5 2,5 2,5 2,5
5 CO2 terlarut (ppm) 5,3 5,3 5,3 4,9 4,9 4,9 4,9 5,3 5,3 5,3
6 Suhu udara ( oC) 31 31 31 30 30 30 31 30 30 30
7 Intensitas cahaya (Klux) 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Lampiran 15 Klasifikasi dan Foto jenis Gastropoda di pantai Bonang
Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang.
Klasifikasi
Phylum : Mollusca
Clas : Gastropoda
Ordo : Arcaeogastropoda
Famili : Neritidae
Genus : Nerita
Phylum : Mollusca
Clas : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Famili : Conidae
Genus : Conus
Spesies : Conus miles
Halaman
ABSTRAK................................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL........................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN
B. Permasalahan ..................................................................................... 3
B. Gastropoda ........................................................................................... 7
vii
BAB III METODE PENELITIAN
D. Variabel Penelitian..................................................................................... 26
A. Simpulan ................................................................................................. 41
B. Saran ....................................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................ 43
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Hasil Identifikasi Mollusca Kelas Gastropoda dari Laboratorium Biologi
Unnes .................................................................................................................... 45
12. Kerapatan. Kerapatan Gastropoda Tiap Transek pada pengamatan ke-2 ............. 76
xi
xii
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
wilayah Jawa Tengah. Letaknya yang berada di jalur lalu-lintas pantai utara
(pantura) dan merupakan pintu gerbang ke Jawa Tengah dari arah barat di
sebagai kota lintasan yang cukup penting. Kabupaten Brebes terdiri atas
tropis yang bercurah hujan rata-rata 18,94 mm, curah hujan maksimum 347
Pesisir Brebes banyak dilalui oleh sungai besar dan kecil yang
merupakan bagian dari DAS Cisanggarung di bagian barat dan DAS Pemali
membentuk delta pada bagian barat dan timur. Banyaknya material sungai
dominan, namun pengaruh laut juga cukup besar, hal ini dapat dilihat pada
kedua daerah delta tersebut di atas tidak membentuk delta kaki burung (bird
1
2
foot delta), sebagai ciri delta yang di dominasi oleh sistem sungai (fluvial).
Perairan Pantai Brebes cukup komplek yaitu interaksi antara proses asal darat
(sedimentasi) dan proses asal laut (gelombang, pasang surut dan arus ).
pantai delta (Delta Losari dan Pemali), pantai teluk (Teluk Bangsri) dan
Pembagian zonasi pantai terdiri dari bagian barat mulai dari Losari (Prapag
Kidul dan Prapag Lor), Teluk Bangsri sampai dengan sekitar muara sungai
sebelah timur sungai kanal sampai dengan Pantai Randusanga Kulon sangat
dan kaya akan flora dan fauna, di mana pantai ini memerlukan perhatian
khusus supaya lebih bermanfaat bagi dunia pendidikan dan perikanan. Bagi
yang penting baik dari segi ekologi maupun ekonomi. Beberapa Gastropoda
digunakan untuk berbagai hiasan yang mahal, seperti Cypraea, Murex, dan
Trochus. Selain itu beberapa Gastropoda juga dapat berperan sebagai sumber
jenis Gastropoda di pantai tersebut. Oleh sebab itu perlu dilakukan penelitian
B. Permasalahan
C. Penegasan Istilah
maka perlu diberikan penjelasan tentang beberapa istilah. Istilah yang perlu
1. Keanekaragaman jenis
2. Gastropoda
berasal dari bahasa Yunani (gaster = perut; podas = kaki) artinya hewan yang
memiliki kaki perut. Pada penelitian ini yang dimaksud adalah Gastropoda
3. Pantai Randusanga
kabupaten Brebes dengan luas areal kurang lebih 40 Ha dan panjang pantai
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Ada beberapa manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
Gastropoda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Keanekaragaman Jenis
keanekaragaman jenis sebagai jumlah jenis dan jumlah individu dalam satu
jenis yaitu kekayaan jenis dan kesamarataan. Kekayaan jenis adalah jumlah
jenis dalam suatu komunitas. Kekayaan jenis dapat dihitung dengan indeks
jenis atau area yakni jumlah jenis per satuan area. Kesamarataan atau
pada kenyataan setiap jenis itu mempunyai jumlah individu yang tidak sama.
Satu jenis dapat diwakili oleh 100 hewan, yang lain oleh 10 hewan dan
semua jenis mempunyai jumlah individu yang sama atau rata. Cara sederhana
6
7
B. Gastropoda
a. Morfologi
75.000 spesies yang ada yang telah teridentifikasi dan 15.000 diantaranya
dapat dilihat bentuk fosilnya. Fosil dari kelas tersebut secara terus-menerus
dengan jarum jam disebut sinistral. Siput-siput Gastropoda yang hidup di laut
gerakannya berputar dengan arah berlawanan jarum jam dengan sudut 180°
b. Anatomi
pendekkan. Pada alat peraba ini terdapat titik mata untuk membedakan terang
dan gelap. Pada mulut terdapat lidah parut dan gigi rahang.
diantaranya ialah alat pencernaan, alat pernafasan serta alat genitalis untuk
9
pergerakannya.
c. Pertumbuhan
Pertumbuhan dari siput dan kerang terjadi jauh lebih cepat diwaktu
umurnya masih muda dibandingkan dengan siput yang sudah dewasa. Ada
siput yang tumbuh terus sepanjang hidupnya, tetapi ada pula yang
muda cepat, maka jenis yang muda jauh lebih sedikit ditemukan
Umur siput sangat bervariasi, ada beberapa jenis siput darat yang dapat
minggu setelah menetas, tetapi ada juga yang berumur sangat panjang sampai
10
puluhan tahun. Menurut para ahli, umur siput dapat diperkirakan dengan
d. Cangkang
Tubuh siput Gastropoda terdiri dari empat bagian utama, yaitu kepala,
kaki, isi perut dan mantle. Mantle siput gastropoda terletak di sebelah depan
calsium carbonat dan pigment masuk ke dalam plasma darah dan diedarkan
oleh mantle, dan kemudian mantle ini mengeluarkan sel-sel yang dapat
permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua arah yaitu dari sisi kiri
dan kanan. Pada umumnya cangkang siput yang hidup di laut lebih tebal
dibandingkan dengan siput darat, hal ini dikarenakan banyak sekali kapur
yang dihasilkan oleh binatang bunga karang yang hidup di laut. Munculnya
warna pada cangkang juga dipengaruhi oleh intensitas cahaya. Pada perairan
11
e. Klasifikasi
perairan yang dalam. Menurut Dharma (1988) kelas Gastropoda dibagi dalam
a. Prosobranchia
hidup di air tawar antara lain dari family Thiaridae. Sub kelas ini dibagi lagi
1. Archaeogastropoda
Insang primitif berjumlah satu atau dua buah yang tersusun dalam dua
baris filamen, jantung beruang dua, nefrida berjumlah dua buah. Mereka
A B C
2. Ordo Mesogastropoda
Insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang satu,
berjumlah tujuh buah dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah hutan
bakau atau pohon-pohon, laut surut sampai laut lepas pantai dan karang-
balik koral, parasit pada binatang laut serta di atas hamparan pasir. Contoh
3. Ordo Neogastropoda
Insang sebuah dan tersusun dalam satu baris filamen, jantung beruang satu,
berjumlah tiga buah atau kurang dalam satu baris. Hewan ini hidup di daerah
pasang surut beriklim tropis, pada batu karang yang bertemperatur panas, laut lepas
pantai, laut dangkal dan laut yang berlumpur. Contoh ordo Neogastropoda adalah
A D C
Gambar 5. Contoh ordo Neogastropoda. (A) Murex (B) Urosalpinx (C)
Busycon (D) Conus (Hegner & Engeman, 1968)
b. Ophistobranchia
berjumlah satu buah, jantung satu ruang dan organ reproduksi berumah satu.
Kebanyakan hidup di laut. Subkelas ini dibagi kedalam delapan ordo yaitu:
1. Cephalaspidea
parapodia biasanya ada dan lebar. Contoh ordo Cephalaspidea adalah Bulla
14
Bulla
Shield, rongga mantel pada sisi kanan menyempit dan tertutup oleh
Aplysia
3. Thecosomata
merupakan modifikasi dari kaki yang berfungsi sebagai alat renang, hewan
adalah Cavolinia.
15
Cavolinia
4. Gymnosomata
Pneumoderma.
5. Nataspidea
tidak ada plicate gill satu buah, terletak disisi kanan. Contoh ordo
Umbraculum
6. Acochilidiacea
Tubuh kecil diliputi spikula, tanpa cangkang, insang ataupun gigi, Visceral
Microhedyle.
Microhedyle
Gambar 10. Contoh ordo Acochilidiacea
(Hegner & Engeman, 1968)
7. Sacoglossa
Berthelinia
8. Nudibranchia
Glosodoris
c. Pulmonata
hermaprodit atau berumah satu. Sub kelas ini dibagi menjadi dua ordo yaitu :
1. Stylomatophora
Triodopsin, Limax.
Gambar 13. Contoh ordo Stylomatophora. (A) Triodopsis (B) Limax (C)
Achatina (Hegner & Engeman, 1968)
18
2. Basomatophora
Gambar 14. Contoh ordo Basomatophora. (A) Lymnaea (B) Physa (C)
Helisoma (D) Ferrissia (Hegner & Engeman, 1968)
faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi jenis hewan laut
seperti siput laut, tripang, bintang laut, kerang dan jenis tumbuhan laut
Pasang surut adalah naik dan turunnya permukaan laut secara periodik
selama suatu interval waktu tertentu. Pengaruh pasang surut yang paling jelas
udara terbuka secara periodik dengan kisaran parameter fisik cukup besar.
Lamanya terkena udara terbuka merupakan hal yang paling penting karena
pada saat itulah organisme laut akan berada dalam kisaran suhu terbesar dan
terkena udara, semakin besar kehilangan air diluar batas kemampuan dan
lautan. Suhu di daerah tropik berkisar antara 20°C sampai 28°C dan suhu
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting yang dapat menentukan ada
tidaknya beberapa jenis hewan. Hewan yang hidup di daerah pasang surut
itu setiap organisme yang hidup di daerah litoral perlu beradaptasi untuk
litoral yang dominan seperti beberapa limpet dan kiton mempertahankan diri
dari gerakan ombak dengan kaki yang kuat dan besar yang diletakkan pada
dapat hidup di daerah yang lebih tinggi di daerah terpaan ombak dari pada di
bagian air (o/oo). Konsumsi gas-gas terlarut bervariasi dengan salinitas. Untuk
gas-gas yang sangat penting pada proses biologis yaitu oksigen dan
Menurut Nybakken (1992) dari semua pantai pasang surut, pantai berbatu
yang tersusun dari bahan yang keras merupakan daerah yang paling padat
maupun tumbuhan.
1. Ekosistem Pantai
meter. Pada pantai terdapat daerah litoral yaitu daerah yang berada diantara
pasang tertinggi dan air surut terendah atau disebut daerah intertidal
(Nybaken, 1992).
Menurut Nontji (1987) adanya nutrien di dalam air dan arus serta
didukung oleh faktor kimia dan fisika menjadikan pantai sebagai perairan
Kisaran suhu untuk hidup aktif organisme pantai adalah 0 sampai 35oC.
a. Zona litoral yaitu daerah yang masih dapat ditembus oleh cahaya
b. Zona neritik yaitu daerah perairan yang masih ada cahaya, tetapi
ditembus oleh cahaya, daerah ini mencapai kedalaman lebih dari 2000
meter.
2. Pantai Randusanga
wilayah kabupaten Brebes dengan substrat dasar berupa pasir. Pantai tersebut
merupakan jenis pantai yang lurus, hal ini dapat dilihat dengan tidak
utara kota Brebes. Pantai ini mempunyai luas areal ± 40 Ha dengan panjang
pantai ± 3 km.
tidak begitu besar. Pantai Randusanga juga merupakan salah satu dari
pantai dengan pasang surut semi-diurnal dalam satu hari terjadi dua pasang
naik dan dua pasang turun. Di sekitar pantai Randusanga banyak terdapat
Laut Jawa
= Tambak
= Desa
Ds.Randusanga Wetan
= Jalan
berikut ini.
BAB III
METODE PENELITIAN
September 2005. Dilakukan pada bulan tersebut karena pada bulan tersebut
1. Populasi
hidup di pantai Randusanga sebelah timur dengan luas daerah penelitian ± 1,5
2. Sampel
3. Teknik Sampling
24
25
dilakukan agar sampel yang dilalui meteran tersebut dapat diambil, sehingga
surut dan untuk mendapatkan data yang diharapkan dapat mewakili daerah
penelitian maka, daerah yang akan diambil sampel adalah pada bagian timur
pantai Randusanga, dengan dibuat garis tegak lurus garis pantai dan dibuat
jarak 500 meter, serta dibuat garis transek sebanyak 10 buah dengan jarak
masing-masing garis transek adalah 50 meter. Jarak dari garis pantai ke garis
surut terjauh adalah kurang lebih 30 meter, maka dapat dibuat plot sebanyak
5 buah dengan ukuran 5 x 5 meter dengan jarak antar plot sejauh 1 meter
1. memilih area pasang surut yang terjauh dan mudah dijangkau tanpa
3. mencatat jumlah jenis yang ditemukan pada saat air surut rendah.
rendahnya. Cara peletakan garis transek atau plot dapat dilihat pada Gambar
berikut ini:
Transek garis
5m
5m
50 m 30 m
C. Variabel Penelitian
1. Variabel utama dalam penelitian ini adalah jenis Gastropoda dan jumlah
2. Variabel pendukung adalah faktor lingkungan yaitu suhu air, suhu udara,
intensitas cahaya, O2, CO2 terlarut, pH, salinitas, dan gerakan ombak.
1. Alat-alat
e. Botol sampel
g. Tali rafia
h. Kertas label
j. Lux - Meter
k. Salinometer
2. Bahan-bahan
a. Formalin 4%
27
b. Aquadest
1. NaOH 0,023 N
1. Larutan MnSo4
2. KOH – KI
3. H2SO4
4. Na2SO4 0,025%
sebagai berikut:
dengan baik.
3. menyiapkan larutan formalin dan reagen uji O2 dan CO2 terlarut dengan
metode winkler.
Jumlah individu
No Spesies
I II III IV V VI VII VIII IX X
29
H = - ∑ ni / N Ln ni / N atau H = -pi Ln pi
Keterangan :
H H
J= =
H max log S
H = Indeks Keanekaragaman
S = Jumlah Individu
c. Indek Dominasi
Dominasi dapat dihitung dengan menggunakan Indek Dominasi dari
Simpson ( C ). 1949.
2
⎛ ni ⎞
C= ∑ ⎜⎝ N ⎟⎠ ni = Jumlah Individu
X =
∑ Xn Xn = Jumlah Individu Spesies
n
n = Jumlah Plot / Sampling
31
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Kabupaten Brebes
Gastropoda antara lain Simon & Scuster (1979), Dharma (1988), Walter
kemerataan berkisar antara 1,05 – 1,30, dan kerapatan berkisar antara 0,33 –
1,09. Adapun jenis dan jumlah anggota kelas Gastropoda yang ditemukan di
pantai Randusanga pada bulan Agustus sampai September dapat dilihat pada
31
32
Transek
No. Spesies Jml
I II III IV V VI VII VIII IX X
1 Turitella terebra 25 8 15 11 9 4 7 12 11 9 111
2 Telescopium telescopium 0 3 0 0 0 1 0 1 1 0 6
3 Architectionica perspectiva 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 2
4 Polinices didyma 8 10 3 1 3 3 2 5 2 3 40
5 Polinices tumidus 1 2 0 3 1 0 1 1 1 0 10
6 Eunaticina papilla 0 1 2 0 1 0 1 0 0 0 5
7 Natica lineata 0 3 1 1 6 0 2 0 0 0 13
8 Natica vitellus 5 0 0 2 0 1 1 0 0 0 9
9 Natica tigrina 8 2 2 2 3 3 1 1 0 0 22
10 Pila ampullacea 0 0 1 1 0 2 0 0 0 0 4
11 Pila scutata 0 2 0 0 1 1 0 0 0 0 4
12 Pomacea caniculata 1 0 0 3 0 0 1 1 0 0 6
13 Cassis semigranosa 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 4
14 Murex trapa 22 24 6 16 8 20 9 15 9 14 143
15 Thais carinifera 12 8 2 9 7 4 4 8 1 3 58
16 Babylonia sprirata 2 5 1 2 3 0 2 1 1 0 17
17 Siphonalia varicosus 6 4 2 3 0 2 2 0 1 3 23
18 Nassarius stolatus 6 4 5 8 5 2 3 8 2 4 47
19 Nassarius siquijorensis 8 3 1 0 0 5 1 7 1 2 28
20 Hemifusus ternatanus 10 8 4 3 4 0 5 3 4 3 44
21 Oliva fordi 4 1 3 0 8 3 3 2 0 2 26
22 Oliva oliva 4 3 3 2 0 5 3 0 4 0 24
23 Oliva granitella 1 1 1 0 0 7 3 1 1 0 15
24 Oliva lignaria 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 3
25 Oliva sp 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 5
26 Marginella quinqueplicata 6 8 8 3 17 11 6 5 1 0 65
27 Marginella cincta 2 0 4 2 1 2 2 0 0 0 13
28 Volvarina avena 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 4
29 Cancellaria scalata 1 1 1 3 0 0 1 0 0 0 7
30 Turris virgo 1 5 1 0 1 2 1 4 1 0 16
31 Neritina violacea 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2
Jumlah 136 109 70 77 81 82 62 75 41 43 776
H’ (keanekaragaman) 2,67 2,29 2,07 2,20 2,01 2,04 2,34 2,07 2.07 1,94
C’ (dominansi) 0,09 0,08 0,07 0,10 0,06 0,09 0,06 0,10 0,15 0,18
J’ (kemerataan) 1,25 1,13 1,12 1,17 1,05 1,07 1,30 1,10 1,28 1,0
X’ (kerapatan) 1,09 0,87 0,55 0,60 0,66 0,63 0,52 0,61 0,33 0,35
33
sangat perlu untuk diperhatikan dan diukur dalam penelitian ini. Faktor
lingkungan ini terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik Adapun hasil
a. Faktor Biotik
b. Faktor Abiotik
perkembangannya, oleh karena itu faktor abiotik dianggap perlu untuk diukur
2. PH air 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8
3. Salinitas (‰) 26-32 26-32 26-32 26-32 26-32 26-32 27-32 27-32 27-32 27-32
Oksigen terlarut (ppm) 2,0-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0 2,3-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0 2,0-3,0
5. Karbondioksida terlarut 4,0-5,6 4,0-5,6 4,0-5,6 4,0-5,6 4,5-5,6 4,5-5,6 4,5 -5,5 4,5-5,5 4,5-5,5 4,5-5,5
(ppm)
6. Intensitas cahaya (K 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
lux)
34
B. Pembahasan
keanekaragaman jenis tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak jenis
dengan kelimpahan jenis yang sama atau hampir sama. Sebaliknya jika
komunitas itu disusun oleh sangat sedikit jenis dan jika hanya sedikit jenis
karena dalam komunitas itu terjadi interaksi jenis yang tinggi pula. Jadi
lebih kompleks.
cacing laut, ikan kecil, dan zooplankton lainnya sangat berguna sebagai
antara 0,06 - 0,18. Menurut Basmi (2000), Bila dominansi mendekati nol
berarti di dalam struktur komunitas biota yang diamati tidak terdapat spesies
cukup prima dan tidak terjadi tekanan ekologis (stres) terhadap biota di
melimpah diduga karena spesies tersebut telah mampu beradaptasi dan cocok
luas serta mempunyai daerah jelajah yang digunakannya untuk mencari dan
mempengaruhi lingkungan.
cangkang, lebih tebal dibandingkan dengan individu yang sama yang terdapat
37
di daerah subtindal dan nengurangi ukiran tubuh yang amat mudah pecah bila
terpukul ombak.
bagian berdaging dari tubuhnya. Hal ini berarti bahwa bagian-bagian yang
terbuka ini harus tahan terhadap kekeringan. Karena itu, hewan tersebut
hanya aktif jika pasang-naik dan tubuhnya terendam air. Ini berlaku bagi
berkisar antara 1,05 sampai 1,30 yang berarti merata. Hal ini dimungkinkan
0,33 - 1,09 individu/m2. Kerapatan pada setiap transek berbeda karena jumlah
diduga disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang
kalaupun ada mortalitas dan emigrasi tentu jumlahnya lebih kecil dari
di daerh pinggir pantai karena terbawa oleh ombak. Hal ini mungkin juga
berbatu dan berlumpur melainkan substrat yang ada hanyalah berupa substrat
salinitas.
oleh faktor lingkungan yaitu faktor biotik dan abiotik. Faktor biotik yang
terdiri dari flora dan fauna laut bagi Gastropoda dijadikan sebagai sumber
menjadi dewasa, sedangkan faktor abiotik yang berupa suhu air, pH air,
setelah diukur ternyata berada pada kisaran toleransi bagi Gastropoda untuk
bertahan hidup.
dapat dijadikan sebagai tempat berlindung dan mencari makan bagi hewan
bahwa suhu perairan yang cocok untuk kehidupan organisme di laut yaitu
organisme yang hidup dalam suatu perairan. Menurut Asikin (1982), pH yang
rendah karena terjadi pengenceran oleh air tawar, misalnya oleh air sungai
pertama, kedua dan keempat masih dalam batas toleransi, namun pada
40
pengamatan yang ketiga sebagian besar salinitasnya adalah 26 0/00. Hal ini
terjadi karena sebelum surut terjadi hujan lebat sehingga alinitasnya rendah.
dalam air.
sekitar 2,0 – 2,5 ppm, sedangkan dengan salinitas 26 -27 0/00 menyebabkan
ditolerir oleh biota perairan apabila berada di bawah 12 ppm. Ini berarti
dengan intensitas cahaya yang besar, namun ada juga organisme yang lebih
BAB V
A. Simpulan
B. Saran
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Gabbi, G. 1999. Shells : Guide to the jewel of the sea. Vercelli. White star
s.r. 1
Hegner, R.B. & J.G. Engemann. 1968. Invertebrata Zoology. New York :
Macmillan Publishing Co. INC
Simon & Schuster . 1979. Guide to Shells. New york : Published by Simon &
Schuster, inc
Webb, W. F. 1935. Hand Book for Shell Collector. Revised Edition. Six
teenth Edition
44
Lampiran-
Lampiran
45
46
47
Klasifikasi
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Archaeogastropoda
Super familia : Neritacea
Familia : Neritidae
Genus : Neritina
Spesies : Neritina violacea
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Super familia : Cerithiacea
Familia : Turritellidae (M1), Potamididae (M2), Architectonidae (M3)
Genus : Turritella (M1), Telescopium (M2), Architectonica (M3)
Spesies : M1. Turritella terebra
M2. Telescopium telescopium
M3. Architectonica perspectiva
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Super familia : Naticacea
Familia : Naticidae
Genus : Polinices (M4,M5)
Eunaticina (M6)
Natica (M7)
Spesies : M4. Polinices didyma
M5. Polinices tumidus
M6. Eunaticina papilla
M7. Natica lineata
Gambar 4. Berbagai Jenis Hewan Gastropoda Genus Natica dan Pila, yaitu
Spesies
M8. Natica vitellus
M9. Natica tigrina
M10. Pila ampullacea
M11. Pila scutata
51
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Mesogastropoda
Super familia : Viviparacea (M12), Tonnacea (M13)
Familia : Ampullariidae (M12), Cassidae (M13)
Genus : M12. Pomacea
M13. Cassis
Spesies : M12. Pomacea caniculata
M13. Cassis semigranosa
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Super familia : Buccinacea
Familia : Nassariidae
Genus : Nassarius
Spesies : N6. Nassarius stolatus
N7. Nassarius siquijorensis
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Super familia : Buccinacea
Familia : Melongidae
Genus : Hemifusus
Spesies : Hemifusus ternatanus
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Super familia : Volutacea
Familia : Olividae
Genus : Oliva
Spesies : N8. Oliva fordi
N9. Oliva oliva
N10. Oliva granitella
N11. Oliva lignaria
N12. Oliva sp
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Super familia : Volutacea
Familia : Marginellidae
Genus : Marginella (N13, N14)
Volvarina (N15)
Spesies : N13. Marginella quinqueplicata
N14. Marginella cincta
N15. Volvarina avena
Gambar 10. Berbagai Jenis Genus Marginella dan Volvarina, yaitu Spesies
N13. Marginella quinqueplicata
N14. Marginella cincta
N15. Volvarina avena
57
Phylum : Mollusca
Class : Gastropoda
Ordo : Neogastropoda
Super familia : Volutacea
Familia : Cancellariidae (N16), Turridae (N17)
Genus : N16. Cancellaria
N17. Turris
Spesies : N16. Cancellaria scalata
N17. Turris virgo
Gambar 11. Berbagai Jenis Genus Cancellaria dan Turris, yaitu Spesies
N16. Cancellaria scalata
N17. Turris virgo
58
NO
No ORDO FAMILIA SPESIES
KODE
1 Archaeogastropoda Neritacea A1 Neritina violacea
2 Mesogastropoda Turritellidae M1 Turitella terebra
Potamididae M2 Telescopium telescopium
Architectonidae M3 Architectonica perspectiva
Naticidae M4 Polinices didyma
M5 Polinices tumidus
M6 Eunaticina papilla
M7 Natica lineata
M8 Natica vitellus
M9 Natica tigrina
Ampullaridae M10 Pila ampullacea
M11 Pila scutata
M12 Pomacea caniculata
3 Neogastropoda Muricidae N1 Murex trapa
N2 Thais carinifera
Buccinidae N3 Babylonia spirata
N4 Siphonalia varicosus
Nassariidae N5 Nassarius stolatus
N6 Nassarius siquijorensis
Melongidae N7 Hemifusus ternatanus
Olividae N8 Oliva fordi
N9 Oliva oliva
N10 Oliva granitella
N11 Oliva lignaria
N12 Oliva sp
Marginellidae N13 Marginella quinqueplicata
N14 Marginella cincta
N15 Volvarina avena
Cancellaridae N16 Cancellaria scalata
Turridae N17 Turris virgo
59
Lampiran 15
Kerapatan Populasi Gastropoda di Pantai Randusanga
Jumlah
TR K Luas K (m2 ) Kerapatan /m2 X Kerapatan
Individu
1 53 2,12
2 32 1,28
I 3 25 24 0,96 1,096
4 17 0,68
5 11 0,44
1 34 1,36
2 24 0,96
II 3 25 21 0,84 0,872
4 15 0,6
5 15 0,60
1 14 0,56
2 18 0,72
III 3 25 13 0,52 0,552
4 9 0,36
5 15 0,6
1 21 0,84
2 17 0,680
IV 3 25 17 0,68 0,6
4 14 0,56
5 6 0,24
1 28 1,12
2 14 0,56
V 3 25 19 0,76 0,664
4 9 0,36
5 13 0,520
1 34 1,360
2 14 0,56
VI 3 25 12 0,48 0,632
4 8 0,32
5 11 0,44
1 21 0,84
2 14 0,56
VII 3 25 11 0,44 0,52
4 10 0,4
5 9 0,36
1 21 0,84
2 28 1,12
VIII 3 25 13 0,52 0,608
4 7 0,28
5 7 0,28
1 12 0,480
2 10 0,4
IX 3 25 7 0,28 0,328
4 6 0,24
5 6 0,24
1 12 0,48
2 12 0,48
X 3 25 9 0,36 0,352
4 3 0,12
5 8 0,32
X = 0,62
60