You are on page 1of 4

Artikel HSE

Hydrant untuk pemadam kebakaran

Oleh : Puntanata S Siagian

NPK : 7093967

Kebakaran yang terjadi di gedung atau tempat kerja merupakan resiko yang harus
diminimalkan. Sebab efeknya bakal menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi
perusahaan. Sekalipun gedung atau tempat kerja juga telah dilindungi asuransi,
namun tetap saja langkah pencegahan harus dilakukan. Sebab dengan begitu
proses kerja yang ada dalam perusahaan bisa terus berlangsung, tanpa perlu ada
hambatan karena mengalami insiden ini.
Untuk mencegah terjadinya kebakaran di pabrik, gedung atau tempat kerja,
perusahaan perlu menerapkan manajemen keselamatan kebakaran yang tepat

Hydrant pemadam kebakaran merupakan fasilitas publik yang penting untuk


diperhatikan karena menyangkut keamanan dan kenyamanan masyarakat. Saat ini
banyak tempat publik seperti taman hiburan, mall, jalan, pabrik, gedung,
pasar, bahkan rumah di perkotaan hingga desa bisa saja mengalami bencana
kebarakaran. Di sini akan membahas tentang salah
Hydrant Pemadam Kebakaran adalah sebuah alat atau terminal
penghubung untuk bantuan darurat saat terjadi kebakaran. Hydrant merupakan
koneksi berupa alat yang terdapat di atas tanah yang menyediakan akses pasokan
air untuk tujuan memadamkan kebakaran. Biasanya perlindungan api aktif ini
disediakan di sebagian wilayah perkotaan, pinggiran kota, dan pedesaan yang
memiliki ketersediaan (pasokan) air yang cukup dan memungkinkan petugas
pemadam kebakaran untuk menggunakan pasokan air tersebut untuk membantu
memadamkan kebakaran.

Air yang Digunakan untuk Hydrant


Air yang digunakan untuk hydrant dapat bertekanan dan tidak bertekanan. Misalnya
air yang bertekanan itu dimana hydran tersambung dengan pompa dalam
menghasilkan tekanan, sedangkan unpressurized (tidak bertekanan) dimana hydrant
tersambung secara langsung ke sumber air seperti kolam atau tangki air dengan
menggunakan pompa tersendiri.
Pada umumnya, hydrant memiliki satu atau lebih connector (penghubung) selang
kebakaran. Jika suplai air bertekanan, maka hydrant juga dilengkapi dengan satu
atau lebih katup untuk mengatur aliran air. Dalam rangkamenyediakan air yang
cukup untuk pemadaman kebakaran, hydrant
dianjurkan dapat memberikan debit air minimum 250 galon per menit (945
liter per menit). Air yang di gunakan biasanya diperoleh dari sumur terdekat atau
kolam yang mudah di akses. Tetapi hal ini akan sulit dalam proses pemadaman
kebakaran untuk tempat yang jangkauannya jauh dari sumber air. Untuk saat ini
sudah ada sistem air bawah tanah yang bisa digunakan sebagai suplay air pada
Hydrant. Perlindungan publik pun harus di lengkapi. Tetapi pada prakteknya banyak
hydrant pemadam kebakaran yang di sediakan di ruang publik tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Sehingga di saat darurat terjadi kebakaran harus berusaha
ekstra dengan mengandalkan pemadam kebakaran.
Jenis-jenis hydrant
Yard Hydrant
Jenis hydrant pemadam kebakaran yang pertama yaitu hydrant halaman. Hydrant
halaman, biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah
kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant
halaman biasanya digunakan oleh mobil pemadam kebakaran untuk mengambil air
jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang
jalan akses mobil Pemadam Kebakaran.

Gambar 1.1 Two way yard hydrant


· Hydrant Barel – Basah
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel basah, hydrant dihubungkan
langsung ke sumber air bertekanan. Bagian atas atau barel dari hydrant selalu diisi
dengan air, dan tiap-tiap saluran memiliki katup tersendiri dengan batang yang
menjorok ke sisi.
· Hydrant Barel – Kering
Dalam desain hydrant bertekanan dengan tipe barel kering, hydrant
dipisahkan dari sumber air bertekanan oleh katup utama di bagian bawah hydrant di
bawah tanah. Bagian atas tetap kering sampai katup utama dibuka dengan
menggunakan alat tertentu. Tidak terdapat katup di saluran tempat keluarnya air.
Hydrant dengan tipe barel kering biasanya digunakan pada saat musim dingin dimana
suhu bisa turun di bawah 0 C. Hal ini dilakukan untuk mencegah hydrant dari
pembekuan.
Di daerah pedesaan dimana sistem air perkotaan tidak tersedia, hydrant kering
digunakan untuk memasok air untuk keperluan pemadaman kebakaran. Hydrant
kering dapat dianalogikan sebagai instalasi keran, yang terdiri dari pipa dan keran
atau katup yang dipasang secara permanen dimana salah satu dari ujung pipa
tersebut terletak di bawah permukaan air danau atau kolam.
Hydrant Gedung
Jenis hydrant pemadam kebakaran selanjutnya adalah Hydrant gedung atau
menghubungkan dengan pipa dalam tanah khusus kebakaran.

Gambar 1.2 Hose reel and cabinet

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI


03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association).Hydrant gedung
merupakan sistem proteksi kebakaran yang dipasang di dalam bangunan, dimana
sistem dan peralatannya disediakan oleh pemilik atau pengelola bangunan.
Berdasarkan penggunaannya dapat dibedakan menjadi :
a. Hydrant Klas I : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dimana penggunaannya
diperuntukan untuk tenaga pemadam kebakaran dan orang-orang yang terlatih.
b. Hydrant Klas II : Menggunakan selang berdiameter 1.5″ dimana penggunaannya
diperuntukan untuk penghuni gedung dan orang-orang yang belum terlatih.
c. Hydrant Klas III : Menggunakan selang berdiameter 2.5″ dan 1.5″ dimana
penggunaannya diperuntukan untuk semua orang berdasarkan kesesuain ketika
bencana kebakaran terjadi.

Hydrant Kota
Hydrant kota merupakan sistem proteksi kebakaran, dimana hidrant dipasang di
sepanjang jalan sebagai prasarana kota dan kebutuhan sunber air
dipasok/disediakan oleh PDAM setempat. Dalam hal ini yang harus di perhatikan
adalah tempat-tempat yang rawan akan kebakaran, sehingga bisa langsung di atasi
jika sudah ada alat-alat pendukung.

Gambar 1.3 Hydrant kota

You might also like