Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Tujuan kegiatan ini adalah perhitungan efektifitas pemanfaatan alat berat pemeliharaan jalan
Kereta Api (KA) dalam rangka meningkatkan pemeliharaan jalan KA dengan identifikasi dari
permasalahan yaitu seberapa efektif penggunaan alat berat yang sudah dimiliki?. Metodologi yang
digunakan dalam penyelesaian permasalah tersebut adalah metode kuantitatif menggunakan
pendekatan OEE (Overall Equipment Effectiveness) sedangkan metode kualitatifnya menggunakan
pendekatan THIO (Technoware, Humanware, Infoware dan Orgaware) dan pendekatan sebab
akibat. Hasil dari perhitungan OEE dari alat berat pemeliharaan jalan rel PT. KAI yaitu 50,05%
dengan Availability rata-rata = 77 %, Performance rata-rata = 65% dan Quality rata-rata =
100% (karena dinyatakan tidak ada pengulangan, artinya hasil pekerjaan semuanya dianggap
memenuhi syarat) dari hasil yang didapat menunjukkan bahwa terdapat peluang untuk perbaikan
terutama pada performance, kemudian pada availability. Namun pada kenyataannya kedua hal ini
sangat terkait dengan kemampuan pemeliharaan (maintenance) dari alat-alat berat yang ada. Usia
alat yang sudah cukup tua (rata-rata 19 tahun) berpotensi menurunkan kinerja mesin bila
pemeliharaan kurang memadai. Hal ini tampak sudah terlihat dari menurunnya availability dan
performance.
Balast yang baik mempunyai kekerasan, tahan Agar menjaga fungsi balast, perlu dilakukan
terhadap gesekan, tidak mudah berubah perawatan reguler terhadap balast agar tidak
dimensi, gampang diperoleh dan tidak mahal. tercampur dengan sirtu atau tanah. Untuk
Biasanya batu dari quarry yang dipecahkan melaksanakan perawatan biasanya digunakan
dengan mesin pemecah batu, dengan diameter mesin pemicok yang mengangkat bantalan
seragam antara 28 mm dengan 50 mm, dan memicok batu kericak. Bila jumlah batu
dengan sudut-sudut tajam lebih dikehendaki kericak berkurang dari standar yang
dari batu kericak yang bulat. Bahan yang ditetapkan perlu dilakukan penambahan batu
paling baik adalah batu granit. kricak untuk menjaga ketinggian trak
Tebal balast tergantung kepada jarak sepanjang lintasan.
bantalan, volume lalu lintas kereta api, Sub balast atau sub struktur idealnya tidak
kecepatan kereta api. Balast tidak boleh boleh terganggu strukturnya. Dalam hal sub
kurang dari 150 mm, kereta api cepat balast menahan air sehingga tidak mengalir,
membutuhkan balast sampai 500 mm. Jumlah dapat terjadi genangan dalam sub balast
balast yang kurang akan mengakibatkan batu sehingga air muncrat bila rel dilalui kereta.
kericak terbenam ke tanah dasar oleh getaran Bahkan bila sub balast tidak terawat, dapat
kereta api yang berjalan diatasnya yang juga terjadi kemungkinan kelurusan dan kerataan
akan merusak badan jalan dan pada gilirannya rel tidak dapat dipertahankan. Untuk
dapat menyebabkan anjlokan. Badan jalan membersihkan balast agar tidak mampet
KA biasanya berupa sirtu yang dipadatkan dilakukan secara manual. Penggunaan balast
yang akan lebih baik kalau tanah dasarnya cleaner hanya berfungsi membersihkan/
dilapisi dengan geotextile agar tidak mencuci balast saja, tapi tidak mencapai sub
bercampur dengan tanah. balast.
Ada beberapa lebar (gauge) yang digunakan, Kesiapan lahan, mesin, SDM,
semakin lebar semakin stabil sehingga waktu
semakin tinggi kecepatan kereta apinya. Operasi terpadu
Lebar trak yang umum digunakan diantaranya Prosedur operasi Mesin
: Perawatan Jalan Rel (MPJR)
Lebar 700 mm, digunakan Kereta Pengukuran kereta ukur
api Aceh, dari Besitang menuju
Banda Aceh yang saat ini sudah b. Kesiapan lahan :
tidak digunakan lagi. Perawatan jalan rel diusulkan oleh DK di
Lebar 1000 mm disebut juga wilayah kerja sebagai pemilik lahan yang
"meter gauge", digunakan di akan digarap. Sepanjang pihak ini melihat
Malaysia perlunya dilakukan perawatan karena kondisi
Lebar 1067 mm, atau 3 kaki 6 inci balast sudah berubah, maka dapat diusulkan
merupakan lebar rel yang perawatan ke Divisi Jalan dan Jembatan
digunakan secara umum di PT.KA pusat di Bandung. Sebelum perawatan
Indonesia, disebut juga sebagai mekanik alat berat Mesin Pemeliharaan Jalan
Narrow gauge. Narrow gauge Rel (MPJR) dilakukan, DK berkewajiban
cocok untuk daerah yang mempersiapkan lahan mencakup pekerjaan
bergunung-gunung karena trak memeriksa kondisi bantalan, memeriksa
yang lebar membutuhkan biaya kekerasan balast, dan hal lainnya yang
besar dan pembangunannya lebih dianggap dapat mempengaruhi pekerjaan
sulit. pemicokan oleh MPJR Multi Tier Tamper
Lebar 1435 mm, atau 4 kaki 8,5 (MTT). Bila diperlukan pemicokan dalam
inci. merupakan rel yang banyak keadaan darurat atau pada spot tertentu dapat
digunakan di dunia sehingga dilakukan secara manual mempergunakan alat
disebut juga sebagai Standard HTT (hand tier tramper).
gauge
Aspek terkait proses pemeliharaan c. Kesiapan mesin perawatan jalan rel
jalan kereta api dengan MPJR Daerah Operasi sebagai operator MPJR
Aspek yang terkait dengan sebenarnya harus mengoptimalkan untuk
pemeliharaan jalan rel adalah : wilayahnya sendiri, namun dalam hal terdapat
Konstruksi jalan rel kebutuhan perawatan jalan rel dimungkinkan
penggunaan MPJR secara bersama antara
Fungsi utama MTT adalah ”memecok” atau MPJR yang didatangkan dari baru berusia
memadatkan ballast dibawah bantalan. paling tua 25 tahun dan paling muda 14
Panjangnya jalan rel yang dapat dipecok oleh tahun. Sedangkan dua MPJR yang mulai
MTT merupakan ukuran panjangnya jalan rel digunakan tahun 2007 merupakan hibah.
yang dapat dipelihara secara mekanis. Seluruh MPJR adalah buatan pabrikan Plasser
h. Hasil perhitungan efektifitas alat berat World class OEE untuk industry
pemeliharaan jalan kereta manufacturing adalah 85% ( availability 90%,
performance 95% dan quality 99,9 %). Hasil
Hasil rangkuman perhitungan OEE alat yang didapat menunjukkan bahwa terdapat
pemeliharaan adalah sbb: peluang untuk perbaikan terutama pada
performance, kemudian pada availability.
Availability rata-rata = 77 % Namun pada kenyataannya kedua hal ini
Performance rata-rat = 65% sangat terkait dengan kemampuan
Quality rata-rata = 100% (karena pemeliharaan (maintenance) dari alat-alat
dinyatakan tidak ada pengulangan, berat yang ada. Usia alat yang sudah cukup
artinya hasil pekerjaan semuanya tua (rata-rata 19 tahun) berpotensi
dianggap memenuhi syarat) menurunkan kinerja mesin bila pemeliharaan
kurang memadai. Hal ini tampak sudah
OEE = 77% x 65% x 100% = 50,05% terlihat dari menurunnya availability dan
performance.