You are on page 1of 4

Komunikasi Singkat Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIH, No.3 Th.

2002

PROGRAM MANAJEMEN HAM A TERPADU


PADAINDUSTRIPANGAN
Disusun oleh :
Sutrisno Koswara
Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fateta-IPB

Program pest kontrol dikenal dengan nama Komponen program Manajemen Hama Terpadu
Integrated Pest Management (IPM) merupakan proses didasar1<an pada pengertian tentang biologi dan tingkah
pengambilan keputusan untuk mengantisipasi dan laku atau sifat-sifat hama, menggunakan sejumlah strategi,
mencegah aktivitas hama dan infestasinya dengan tidak hanya penggunaan pestisida, untuk mengontrol
mengkombinasikan beberapa strategi untuk memperoleh hama.
pemecahan dalam pengontrolan hama dalam jangka Langkah-Iangkah dalam penyusunan program IPM adalah :
panjang. IPM lebih bersifat pencegahan dibandingkan 1. Pembentukan Kebijakan IPM
pembasmian hama. Tindakan-tindakan preventif dilakukan 2. Penunjukkan Koordinator IPM
untuk mengidentifikasi dan menghilangkan jalan masuk 3. Penyusunan program inspeksi
hama yang potensial. 4. Ekslusi hama
Hama dalam industri pangan seperti serangga dan 5. Program Sanitasi
tikus merupakan bahaya serius bagi industri pangan. 6. Monitoring dan Pencatatan
Mereka dapat mengkontaminasi persediaan bahan pangan 7. Strategy Manajemen Hama
dan merusak fasilitas. Lebih penting lagi, dapat juga 8. Evaluasi
menimbulkan penyakit. Pestisida merupakan jawaban yang
baik untuk mengontrol hama. Tetapi pestisida saja bukan PENYUSUNAN KEBIJAKAN PEST CONTROL
merupakan jawaban. Program IPM dalam industri pangan Hama dalam industri pangan, disamping
didisain untuk mencegah masuknya hama dalam sutu menyebabkan kehilangan kuantitas, kehilangan kualitas
industri pangan. juga dapat menyebabkan atau menyebar1<an berbagai
Keuntungan dari dikembangkannya program penyakit bagi manusia. Program manajemen hama yang
Manajemen Pest Control Terpadu antara lain: efektif harus melibatkan berbagai strategi yang tidak
• Pencegahan hama dipertimbangkan dalam pengendalian hama secara
• Kesadaran konsumen konvensionalltradisional atau berdasar1<an penggunaan
• Penggunaan pestisida yang lebih sedikit pestisida. Strategi-strategi tersebut diantaranya adalah
• Memperbaiki program pemeliharaan/maintanence sanitasi dan eksklusi (Exlusion) merupakan aspek yang
dalam Industri Pangan sangat penting bagi pengoperasian program sehari-hari,
• Pemecahan masalah hama secara jangka panjang yang akan menghasilkan keuntungan yang sangat besar
• Penggunaan pestisida secara tepat jika diaplikasikan secara efektif dan terorganisasi. Praktek-
• Memberikan perlindungan yang efektif dan ramah praktek lain yang lebih sedikit dikenal, yaitu monitoring
lingkungan hama, dapat meningkatkan keberhasilan program pest
Langkah-Iangkah dalam IPM antara lain: control dan penggunaan pestisida menjadi lebih efektif.
• Inspeksi
• Identifikasi Hama dan Kondisi-kondisi yang PEMBENTUKAN KOORDINATOR IPM
menunjang Agar program manajemen hama terpadu sukses,
perlu dilakukan kominikasi yang baik. Supaya komunikasi
• Pencegahan
antara pegawai dalam suatu gudang dan gudang lain
• Sanitasi, Eksclusi dan jika perlu Penggunaan
be~alan dengan baik, perlu dibentuk koordinator di tiap
Pestisida
gedung atau gudang pengolahan dan atau penyimpanan
• Monitoring bahan pangan.
• Evaluasi
272
Komunikasi Singkat Jurnal. Teknol. dan lndustri Pangan, Vol. Xl11, No. 3 Th. 2002

Tugas dari koordinator IPM antara lain: mengajukan pertanyaan tentang praktek-praktek yang
• Memelihara catatan semua hama yang terti hat oleh mungkin mempengaruhi aktivitas hama.
pegawai pengolahan pangan dan gudang. Untuk dapat melakukan inspeksi dengan baik, peralatan
• Melakukan kontak utama dengan operator pest berikut ini harus ada:
control professional dan mengkomunikasikan semua • Kunci untuk membuka ruangan dan akses ke
masalah hama yang timbul. tempat-tempat yang harus diinspeksi.
• Mengkomunikasikan kebijakan atau prosedur yang • Peta bangunan atau seseorang yang mengetahui
berhubungan dengan program sanitasi untuk seluk beluk bangunan.
mengendalian hama. • Lampu senter yang kuat.
• Menjamin bahwa praktek-praktek penanganan hama • Gegep, spatula dan peralatan lain untuk membuka
oleh operator pest control profesioanal sejalan kayu.
dengan program IPM. • Topi yang keras dan alas siku dan dengkul.
• Memelihara dokumen semua penggunaan pestisida. • Gelas pembesar untuk identifikasi serangga dan
• Melakukan evaluasi manajemen hama terpadu vial untuk mengumpulkan contoh serangga.
secara teratur. • Petunjuk untuk identifikasi hama.
Pertanyaan yang harus diajukan kepada diri sendiri selama
INSPEKSI melakukan inspeksi di daerah-daerah yang mudah
Inspeksi dalam program IPM terdiri atas inspeksi diserang hama antara lain:
awal dan inspeksi periodik. Inspeksi awal merupakan 1. Apakah hama ada?
inspeksi yang sangat mendetail dan dilakukan pada saat 2. Bagaimana hama ini dapat masuk ke tempat ini ?
mulai diterapkannya program IPM. Inspeksi periodic Darimana hama ini berasal ?
(biasanya bulanan) dilakukan untuk menentukan apakah 3. Dimana hama bersembunyi dan hidup ?
ditemukan hama atau apakah dipertukan tindakan tertentu 4. Faktor-faktor apa saja yang menarik hama ke
untuk mengontrol hama. tempat ini ?
Kedua jenis inspeksi tersebut harus dilakukan oleh 5. Bagaimana tempat masuk hama, bahan-bahan
orang yang memiliki pengetahuan atau tertatih tentang dan hal-hal yang menarik hama, dan tempat
hama dan kondisi-kondisi yang memungkinkan terjadinya sembunyi hama dapat dihilangkan?
serangan hama. Operator hama professional kemungkinan Jawaban terhadap pertanyaan nomor 5
dapat melakukan pekerjaan inspeksi tersebut. menghasilkan rekomendasi yang harus dikomunikasikan
Kedua jenis inspeksi tersebut harus difokuskan atau diberikan pada manajemen penanganan hama.
pada daerah-daerah yang mudah didatangi atau diserang Rekomendasi tersebut dapat berupa :
hama dalam industri pangan. Daerah tersebut biasanya • Merapatkan atau melapis pintu, jendela, dan jalan
merupakan daerah dimana terdapat hal-hal yang potensiallain dimana hama dapat masuk.
dibutuhkan hama, yaitu makanan, air atau • Memperbaiki retakan atau potongan atau lubang-
kelembaban/lembab, daerah yang hangat, tenpat hidup lubang yang ada dalam peralatan.
atau tempat sembunyi, atau jalan-jalan atau lubang ke • Meningkatkan praktek-praktek sanitasi dan/atau
dalam bangunanlfasilitas tertentu. Pada setiap daerah manajemen pembuangan sampah/limbah.
tersebut seorang inspector harus mengidentifikasi setiap • Menghilangkan tampat hidup atau tempat sembunyi
tanda serangan hama terkinidan juga mencatat kondisi hama dengan menutup retakan atau lubang-Iubang
lingkungan yang ada yang kemungkinan mendukung yang memungkinkan ham a dapat tinggal.
perkembangan hama atau menyulitkan untuk diinspeksi • Menghilangkan tempat sembunyi hama dan
dengan baik. mempermudah jalan untuk inspeksi dengan cara
90 persen dari insoeksi, monitoring dan penenganan hama mengurangi keadaan yang berantakan (dipenuhi
harus difokuskan pada daerah-daerah yang mudah kertas bekas, karton bekas, barang-barang bekas
diserang hama. yang tidak terpakai dan lain-lain).
ldealnya inspeksi dilakukan oleh orang yang • Penggunaan umpan dan jebakan pada saat terjadi
mengenal bangunan dan lingkungan sekitamya, mengenal atau ada hama.
para pegawainya dan jaclwal dan jenis pekerjaan yang
• Penggunaan pestisida untuk menghilangkan
dilakukan dalam suatu bangunan. Proses inspeksi terdiri serangan hama.
atas melihatlmemeriksa dan bertanya. Memeriksa atau
• Inspeksi bulanan memungkinkan juga adanya
mencari tanda-tanda kehadiran atau adanya hama dan
komentar tentang kemajuan yang dicapai atau tidak
kondisi yang memungkinkan serangan hama, serta
dicapai terhadap rekomendasi sebelumnya.
273
Komunikasi Singkat Jurnal. Teknol. dan lndustrl. Pangan, Vol. XlII, No. 3 Th. 2002

EKSKLUSI jabakan dan log sheet kemunculan hama digunakan dalam


Menghilangkan jalan masuk hama ke dalam proses pengambilan keputusan, dan juga untuk
bangunan merupakan salah satu paktek IPM yang paling mengevaluasi keberhasilan strategi penanganan hama
dasar dan penting. Dengan mencegah hama mas uk ke yang digunakan.
dalam bangunan, maka kebutuhan treatment kimia dalam Dalam Manajemen Hama Terpadu, filosofi umum yang
pengendalian hama dapat sangat dkurangi. digunakan adalah jika tidak ada hama, tidak diperlukan
Berapa besar lubang yang dibutuhkan serangga pestisida. Karemna itu sangat penting untuk
dan tikus untuk masuk ke bangunan ? sebagai gambaran mengembangkan system monitoring untuk menentukan
seekor tikus dapat masuk melalui lubang selebar 1f4 inci di apakah hama ada atau tidak. Dalam melakukan monitoring
bawah pintu atau celah lainnya atau melalui pipa terbuka dilakukan hal-hal berikut :
atau pipa yang bocor. Serangga dapat masuk ke dalam 1. Mengamati tanda-tanda kehadiran atau adanya
bangunan pabrik atau gudang melalui celah dimana cahaya hama (pest signs)
dari luar dapat masuk atau terlihat dari dalam. Misalnya jika 2. Mengisi log sheet Pest Sighting (pencatatan harna
dapat melihat cahaya luar melalui celah pintu dan dilihat yang terlihat)
dari dalam, maka cukup bagi semut jangkrik, laba-Iaba dan 3. Peralatan untuk menangkap atau menjebak hama
serangga lain untuk memasuki gedung. Semua entri point (untuk memonitor hama di malam hari).
tersebut harus ditutup dan diinspeksi secara hati-hati.
Kehadiran hama dapat dideteksi dan tanda-tanda
SANITASI yang ditinggalkannya. Tanda-tanda tersebut bila ditemukan
Sanitasi yang baik adalah termasuk dalam harus ditulis ke dalam log sheet pest sighting.
manajemen hama, karena dapat membatasi kebutuhan Tanda-tanda kehadiran tikus dan rodensia yang lain:
hama untuk hidup dan berkembang biak. Karena hama • Dropping atau feses (bentuk dan ukuran
hanya membutuhkan sedikit makanan untuk bertahan menunjukkan spesies tikus)
hidup, maka standar sanitasi yang harus diterapkan dalam • Unn tikus (berpendar atau berfluorescent d bawah
industri pangan harus tinggi. cahaya ultraviolet)
Parktek-praktek sanitasi dalam manajemen hama terpadu • Jejak (pada debu dilantai atau permukaan lunak
meliputi: dan di tanah yang lembab)
• Pembersihan secara menyeluruh pada ruang • Kerusakan hasil gigitanJpengeratan
produksi, gudang dan ruang lain termasuk ruangan • Lubang tikus di dekat dinding di luar gedung
atau daerah yang sulit dicapai. • "Jalan Lari" tikus yaitu daerah biasanya lawat
• Manajemen sampai atau limbah yang baik dinding dimana tikus biasa lari atau lewat yang
• Penyimpanan bahan pangan dalam wadah yang tidak mengandung debu atau banda kotor lainnya.
tertutup rapat. • Tanda-tanda berminyak sepanjang dnding tanpat
• Membenahi atau membuang barang-barang bekas lari tikus (berasal dari minyak atau kotoran yang
yang tidak terpakai misalnya membuang karton- melekat pada bulu tikus).
karton yang tidak terpakai. • Tikus hidup atau mati
• Pembersihan dan pemeliharaan peralatan • Suara tikus
pengolahan pangan, lantai dan ventilasinya. • Bau tikus terutama menci!.
• Pembetulan bagian-bagian yang bocor dan air yang
tergenang. Tanda yang paling umum dan kehadiran serangga
• Menutup gap atau lubang menuju rongga-rongga di adalah melihat serangga itu sendiri ada. Tanda-tanda lain
dalam dinding atau ke tempat-tempat termasuk feses atau dropping serangga, kerusakan kayu
persembunyian hama lainnya. untuk kasus rayap, sarang dari lumpur atau kertas, atau
sarang laba-Iaba.
MONITORING DAN PENCATATAN Mata dan telinga para pekerja dan pegawai dapat
Program Manajemen Hama terpadu menggunakan merupakan senjata yang ampuh dalam program IPM. Para
pencatatan atau record tantang adanya hama yang pekerja dan pegawai dapat dilatih untuk mengenali dan
dilaporkan dalam bangunan industri pangan (gudang, mencatat semua tanda kehadiran suatu harna (pada waktu,
ruang pengolahan, ruang pengemasan, dapur, kantor dan tempat dan lokasi tertentu dalam lingkungan pabnk) dalam
lain-lain) dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk log sheet pest sighting atau melaporkannya ke kordinator
mengontrol hama (termasuk penggunaan pestisida). Data IPM.
yang diperoleh dari peralatan monitoring seperti hasil
274
Komunikasi Singkat Jurnal. Teknol. dan Industri Pangan, Vol. XIn, No.3 Th. 2002

Banyak jenis hama pada industri pangan tidak aktif di siang


hari atau pada saat banyak orang beke~a.

EVALUASI

Baik koordinator IPM, manajer pest control dan staf


yang membantunya harus menyadari bahwa masalah
hama dapat berubah. Hama dapat masu ke dalam pabrik
dengan berbagai cara, misalnya dari bahan baku,
lingkungan sekitar, pa"e~ kayu, karton dan lain-lain. Karena
itu program IPM harus dievaluasi secara periodic. Informasi
dari laporan kehadiran hama, inspeksi visual, jebakan dan
cara monitor yang lain digunakan sebagai sumber data
untuk evaluasi program IPM.
Hasil evaluasi tersebut harus menunjukkan apakah
serangan hama berkurang atau justru meningkat, pengaruh
perubahan lingkungan (banjir, panen, penumpukan
sampah) sekitar pabrik terhadap kemungkinan adanya
serangan hama baru, apakah perlu ada tindakan
perbaikan dalam penanganan hama yang perlu dilakukan
dan lain-lain.

275

You might also like