Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok 4 / Perikanan C
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan
karunia-Nya penulis mampu menyelesaikan laporan akhir praktikum pertama mata
kuliah Fisiologi Hewan Air yang berjudul ”Hematokrit Pada Ikan Mas (Cyprinus
carpio)”. Penyusunan laporan praktikum ini bertujuan untuk menganalisa dan
mengetahui hasil praktikum tentang hematokrit pada ikan mas.
Penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah
Fisiologi Hewan Air dan juga kepada asisten laboratorium Fisiologi Hewan Air
yang setia membimbing dan membantu dalam melakukan praktikum hingga
penyusunan laporan akhir praktikum. Penulis berharap laporan akhir ini dapat
memberikan manfaat kepada para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB Halaman
DAFTAR TABEL ..................................................................... ...... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. ...... iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. ...... v
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................ ……...... 1
1.2 Tujuan ............................................................................. ...... 2
1.3 Manfaat ........................................................................... ...... 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Mas .......................................................................... ......3
2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas ....................................................... ......3
2.1.2 Fisiologi Ikan Mas .......................................................... ......4
2.2 Sistem Peredarah Darah .................................................. ......4
2.2.1 Komponen Penyusun Darah ............................................ ......5
2.2.2 Jantung............................................................................. ......6
2.2.3 Saluran Darah .................................................................. ......7
2.3 Hematokrit ...................................................................... ......9
2.3.1 Metode Pengukuran Hematokrit ..................................... ......9
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Hematokrit .... ...... 10
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1. Ikan Mas..........................................................................................3
2. Sistem Peredaran Darah Ikan..........................................................4
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Ikan mas merupakan ikan air tawar yang paling banyak dibudidayakan dan
merupakan komoditas perikanan budidaya air tawar tertua di Indonesia (Ghufran
2010). Ikan budidaya sangat rentan terhadap infeksi maupun penyakit. Degradasi
kualitas lingkungan menjadi salah satu faktor penghambat untuk menjamin
keberlanjutan produksi ikan budidaya.
Menurut Soewolo (2000), Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya
hanya terdapat satu jalur sirkulasi peredaran darah Sistem peredaran darah adalah
suatu sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan oksigen dari
perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, serta mengangkut beberapa enzim,
zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan antibodi serta mengangkut beberapa enzim
dan karbondioksida dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, dan insang untuk keluar dari
tubuh. Secara umum, semua peredaran darah pada vertebrata adalah sama,
meskipun ada beberapa perbedaan di setiap kelompok hewan. Penentuan kadar
hematokrit dalam cairan darah berguna untuk melihat kesehatan ikan
1
2
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui nilai hematrokit
pada ikan mas, serta mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah sehingga pada
akhir praktikum dapat menghitung dan menjadikannya suatu laporan nyata dari
hasil praktikum.
1.2 Manfaat
Manfaat dari praktikum “Hematokrit Pada Ikan Mas” adalah untuk
mengetahui hematokrit yang ada pada ikan mas dan mengetahui cara menghitung
hematokrit. Sehingga kita sebagai praktikan bisa mengetahui dan memahami nilai
hematokrit pada ikan mas dan mengetahui seberapa banyak konsentrasi eritrosit
dalam darah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
4
mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta
mengangkut CO2 dari dalam usus,kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya, keluar
tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama,
meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiapkelompok hewan.
Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah
keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh
sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding
yang tipis dari kapiler darah, dankembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua.
Atau secara garis besarnya peredaran darahtunggal adalah peredaran darah yang
darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuhkemudian masuk ke
jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung
ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.Seri pertama
dinamakan sistem arteri dan seri ke dua disebut sistem vena. Dimana
organutamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap
pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri
ke seluruh tubuh sampai kekapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena
dan kembali ke jantung.
2.2.2 Jantung
Jantung adalah suatu organ yang berupa benda berongga dan terletak dalam
ronga ruang mediastinal atau bagian posterior lengkung insang. Organ ini
merupakan suatu pompa yang terdiri atas otot licin yang secara ritmis berkontraksi
untuk memompa darah dari vena ke arteri. Untuk melaksanakan fungsi ini jantung
mempunyai suatu sistem klep yang menyebabkan darah mengalir ke satu arah.
Jantung pada ikan terdiri dari dua ruangan yang terletak di bagian posterior
lengkung insang, di bagian depan rongga badan dan di atas Ithmus. Kedua ruang
tersebut ialah atrium (auricle) yang berdinding tipis dan ventricle yang berdinding
tebal. Ruangan ini berurutan dari belakang ke depan, yaitu:
Sinus venosus adalah ruang tambahan atau kantung yang berdinding
tipis,hampir tidak mengandung jaringan otot. Dinding kaudalnya bersatu
dengan bagian depan dari septum transversum, yang memisahkan rongga
pericardial dari rongga pleuroperitoneal.darah dari seluruh tubuh
masuk di sinus venosus melalui sepasang ductus. Cuvieri yang masuk di bagian
lateral, dan sepasang sinushepaticus yang masuk pada dinding posterior dari sinus
venosus. Vena coronariayang datang dari dinding otot jantung, juga masuk dari
sinus venosus . Dari sinidarah melalui lubang sinus atrial masuk ke dalam atrium.
Atau dengan kata lain bahwa kantung berdinding tipis ini berfungsi untuk
menampung darah dari vena hepatica yang membawa darah dari vena kardial
anterior dan posterior.
Atrium adalah ruang tunggal yang dindingnya relatif tipis, terletak anterior
dari sinus venosus. Darah dari atrium melalui lubang atrioventikular diteruskan
7
kedalam rongga ventrikel. Lubang ini dijaga oleh klep atau katup
atrioventrikular,supaya aliran darah tidak kembali ke rongga atrium.
Saluran darah ini terdiri dari tiga lapisanyaitu bagian dalam (intima), memiliki
lapisan endothelium dan sub endothelium.
2. Vena
Adalah pembuluh darah balik yang aliran darahnya menuju ke jantung.
Struktur vena samahalnya dengan arteri, namun mempunyai dinding yang lebih
tipis dan rongga yang lebih besar dibanding arteri pada ukuran diameter yang sama.
Bagian dalam dari vena yang mengalamitekanan hidrostatik tinggi, umumnya kaya
akan jaringan elastis dan sel otot licin.
3. Kapiler
Adalah bagian percabangan saluran darah yang merupakan tempat terjadinya
pertukaran zat (gas nutrien) antara darah dengan jaringan/sel. Ada tiga macam
kapiler darah yaitu, kapiler kontinyu, kapiler berpori dan kapiler diskontinyu
(sinusoid).Darah berupa cairan yang dibangunkan oleh plasma darah, sel darah dan
substansi lainyang terlarut di dalamnya.Plasma darah berupa cairan zat putih telur
yang mengandung bagian – bagian dari sel darah, mineral terlarut. Di luar
pembuluh darah, darah akan membeku disebabkanoleh kerja ensim trhombokinase
yang bereaksi dengan garam kalsium menjadi trombin yangaktif.
Ikan memiliki kadar protein plasma berupa albumin (pengontrol tekanan
osmotik),lipoprotein (pembawa lemak), globulin (pengikat heme), ceruloplasmin
(pengikat Cu), fibrinogen (bahan pembeku darah), dan iodurophorine (sebagai
yudium anorganik).Ikan pada umumnya, vena utama yang membawa darah
kembali ke jantung ialah sepasang vena kardinalis anterior dan posterior.Vena yang
pertama, membawa darah dari bagiankepala berjalan berdampingan dengan
sepasang vena jugularis yang letaknya lebih ke tengah. Dari ekor berjalan vena
caudalis yang tunggal, kemudian bercabang dua menjadi vena portaerenalis menuju
ke ginjal. Di dalam ginjal vena potae renalis mempercabangkan banyak vena renalis
advehentes, dan masing-masing cabang ini pecah menjadi kapiler darah. Jaring
kapiler darah ini kemudian bersatu kembali menjadi beberapa vena renalis
revehentis yang mengalir ke permukaan tengahdari ginjal dan bermuara pada vena
kardinalis posterior. Sistem peredaran vena pada ikan teleostei Volume darah yang
beredar dalam tubuh ikan Teleostei berkisar antara 1,5 ± 3 % dari bobot tubuhnya.
9
2.3 Hematokrit
Hematokrit menunjukkan persen sel darah merah dari sejumlah darah. Bila
dikatakan hematokrit 40 (40%) berarti darah terdiri dari 40% sel darah merah dan
60% plasma dan sel darah putih.
Haemoglobin merupakan protein yang terdiri dari protoporfirin, globin
dan besi yang bervalensi 2 (ferro). Satu gram hemoglobin dapat mengikat sekitar
1,34 ml oksigen. Kadar hemoglobin yang rendah dapat dijadikan sebagai petunjuk
mengenai rendahnya kandungan protein pakan, defisiensi vitamin atau
ikanmendapat infeksi. Sedangkan kadar tinggi menunjukkan bahwa ikan sedang
beradadalam kondisi stress (Kuswardani 2006).
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu sebagai berikut :
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No Nama Alat Fungsi
1. Ikan Mas Sebagai bahan percobaan atau yang diamati
12
13
4.1 Hasil
4.1.1 Data Hasil Kelompok
Praktikum Fisiologi Hewan Air kali ini membahas tentang hematokrit darah
pada ikan mas. Berikut ini adalah data hasil praktikum kelompok 4 :
14
15
70
60
50
40
Hematokrit(%)
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahasan Data Kelompok
Peredaran darah merupakan sistem yang sangat penting untuk metabolisme
yang terjadi pada ikan. Darah yang mengalir pada ikan membawa zat-zat serta
nutrisi yang baik untuk kehidupan ikan. Maka adalah ajar jika praktikum penelitian
hematokrit darah ikan diteliti agar praktikan mengetahui perlakuan yang terbaik
dalam pemeliharaan agar sel darah yang berada pada darah ikan stabil, yaitu dengan
normal 30-35% sel darah per ikan. Percobaan yang telah dilakukan kelompok
empat melakukan pengujian terhadap sampel darah yang di ambil dari ikan dengan
bobot badan ikan 115g kemudian di sentrifugasi selama 2 menit dengan hasil
pengamatan yaitu untuk sampel pertama sel darah sebesar 47% disebut melebihi
hematokrit nomal yang berkisar 30-35%.
Hematokrit adalah volume sel darah yang terdapat pada darah dan dalam
pengamatan ini darah di sentrifugasi sehingga sel darah dan plasma darah menjadi
terpisah karena perbedaan massa. Sel darah terdiri dari sel darah putih , sel darah
merah dan hemoglobin sedangkan plasma darah terdiri dari protein , air dll. Hal ini
sesuai dengan dasar teori yang praktikan peroleh yaitu Darah ikan tersusun atas
17
cairan plasma dan sel-sel darah yang terdiri dari sel-sel darah merah (eritrosit), sel-
sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit). Volume darah dari ikan
teleostey, heleostey dan chondrostei adalah sekitar 3% dari bobot tubuh, sedangkan
ikan chondrocthyes memiliki darah sebanyak 6,6% dari berat tubuhnya (Randall,
1970 dalam Affandi, 1999).
Darah terdiri atas dua kelompok besar yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas
sel-sel diskret yang mempunyai bentuk khusus dan fungsi berbeda, sedangkan
komponen dari plasma selain fibrinogen, juga terdapat ion-ion inorganik dan aneka
komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi dari kedua komponen tersebut
kadang-kadang terpisah, kadang-kadang juga bergabung (Fujaya, 2004). Seperti
pada hewan bertulang belakang (vertebrata) berdarah dingin lainnya, salah satu ciri
pembeda dari darah ikan adalah adanya inti sel pada sel darah merah (eritrosit)
yang sudah matang. (Yasutake and Wales, 1983 dalam Affandi, 1999). Fungsi
utama sel darah merah adalah untuk mengangkut hemoglobin yang berperan
membawa oksigen dan insang atau paru-paru ke jaringan (Fujaya (2004).
setrifugasi dan tata rapih pipa yg berisi darah pastikan untuk menandai pipa sampel
agar tidak tertukar. Sampel disentrufugasi selama kurang lebih 5 menit dengan
kecepatan 12.000 rpm. Setelah proses sentrifugasi selesai darah akan terpisah
berdasarkan berat jenisnya antara sel darah merah dan plasma darahdan letakkan
pada hematocrit reading chart dan sesuaikan tinggi plasma darah sebagai batas atas
dan sel darah merah sebagai batas bawah.
Hasil percobaan kelompok kami mendapatkan hasil sebagai berikut, bobot
ikan yang kami timbang adalah sebesar 115 gram, dengan jumlah hematokrit
sebesar 47%, hematokrit merupakan jumlah presentasi sel darah merah dalam darah
ikan. Kasil pemeriksaan hematokrit dapat dijadikan patokan kesehatan pada ikan.
Normalnya ikan harus memiliki setidaknya 35% sel darah merah, jika kurang dari
itu maka ikan tersebut diindikasikan mengalami anemia atau kekurangan darah
merah, dari situ dapat diketahui bahwa ikan yang dijadikan sampel kelompok 4
merupakan ikan yang sehat secara hematokritnya.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan praktikum ikan dalam keadaan sehat dan normal dengan nilai
hematokrit 22-70% berjumlah 51 ekor. Ikan dalam keadaan tidak sehat dan tidak
normal dengan nilai hematokrit dibawah 22% atau diatas 70% berjumlah 7 ekor.
Nilai hematokrit dipengaruhi oleh umur ikan, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan
masa pemijahan. Salah satu metode untuk menghitung nilai hematokrit adalah
dengan menggunakan metode sentrifugasi. Nilai hematokrit berbanding lurus
dengan nilai eritrosit. Dalam praktikum didapatkan nilai hematokrit ikan mas
kelompok kami sebesar 47%, maka dapat diartikan bahwa didalam darah
terkandung 47% sel eritrosit. Perhitungan nilai hematokrit dilakukan dengan
mencocokkan kandungan darah yang ada dalam pipa kapiler dengan hematocrit
reading chart. Nilai hematokrit hasil pengamatan angkatan menunjukkan bahwa
sampel ikan yang dipakai praktikum kebanyakan dalam keadaan normal dan sehat
dan terdapat sampel ikan dalam keadaan tidak normal dan tidak sehat.
5.2 Saran
Praktikum yang membahas tentang nilai hematokrit ikan mas, sebaiknya
praktikum dilaksanakan lebih lanjut dengan perhitungan yang akurat, agar data
yang didapat lebih akurat lagi. Selain itu diperlukannya alat yang lebih mendukung
praktikum agar praktikum berlangsung lancar dan efektif.
19
DAFTAR PUSTAKA
Fadhil R, Endan J, Taip FS, Salih M. (2011). Kualitas air dalam sistem resirkulasi
untuk budidaya ikan lele/keli (Clarias Batrachus). J. Aceh Depelovment
International Conference 1:1-10.
Ghufran, M.H., Kordi, K. 2010. Budidaya Ikan Lele di Kolam Ikan Terpal.
Yogyakarta: Lily Publisher.
Kausar R, Salim M. 2006. Effect of water temperature on the growth performance
and feed conversion ratio of Labeo rohita. J. Pakistan Veteterina 26(3), 105-
108.
20
LAMPIRAN
22
Ikan mas
25
Ikan uji diambil dari akuarium stok, lalu ikan ditimbang dan dicatat
bobotnya.
Ikan dibedah pada bagian dekat insang dan sebagian perut dibagian
anterior, hingga terlihat organ jantung.
Sentrifuge hematokrit
disiapkan, pipa kapiler
28
19 92 20
20 92 20