Professional Documents
Culture Documents
TENTANG
5. Surat Keputusan Direksi PT. Rumah Sakit Pelabuhan Nomor HK. 61/
1/ 12/ PT RSP- 2014 tanggal 29 Oktober 2014 Tentang Organisasi
dan Tata Kerja Manajemen PT Rumah Sakit Pelabuhan;
Ditetapkan di : Tarakan
Pada tanggal :
--------------------------------------------
RUMAH SAKIT PERTAMEDIKA TARAKAN
DIREKTUR,
9. Penyediaan obat dan bahan medis habis pakai didasarkan pada Formularium Obat PT.
Rumah Sakit Pelabuhan. Formularium PT. Rumah Sakit Pertamedika Tarakan disusun
berdasarkan kebutuhan dan usulan masing-masing cabang PT. Rumah Sakit
Pertamedika Tarakan, Formularium Nasional dan peraturan perundangan yang
berlaku.
10. Pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
berdasarkan kriteria mutu, keamanan, dan khasiat obat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku dan pengadaan dari distributor resmi.
11. Bila sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai tidak tersedia
dalam stok maka Instalasi Farmasi menginformasikan kepada dokter penulis resep,
dan apabila tidak tersedia pengganti maka Instalasi Farmasi mengadakan melalui
distributor atau apotek yang sudah bekerjasama.
12. Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
prosedur penyimpanan dan aman.
13. Pengelolaan bahan berbahaya, obat narkotika dan psikotropika dilakukan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
14. Obat-obat High Alert (termasuk elektrolit pekat) tetap disimpan di Instalasi Farmasi
kecuali untuk ICU, Kamar Operasi, IGD dan ruang Hemodialisa dapat menyimpan
obat tersebut. Penyimpanan obat harus terpisah dari obat yang lain dan diberi
penandaan HIGH ALERT dan NORUM. Penyiapan dan pemberian obat HIGH ALERT
dilakukan dengan double cross cek.
15. Penyimpanan produk nutrisi, obat dan bahan radiokatif dilakukan sesuai prosedur.
16. Obat yang dibawa pasien dari rumah dipisahkan dari obat-obat yang digunakan di
rumah sakit dan disimpan dikotak obat khusus. Apabila obat tersebut digunakan
selama rawat inap maka obat disiapkan oleh petugas farmasi.
17. Obat yang merupakan bantuan atau program pemerintah disimpan terpisah dan
dimasukkan dalam catatan inventory gudang sedangkan penggunaannya dicatat
sebagai pengeluaran farmasi.
18. Obat yang digunakan untuk penelitian disimpan terpisah dan dilakukan pencatatan
khusus obat penelitian.
19. Obat-obat Emergenci disimpan dalam box emergensi di Ruang Instalasi Rawat Jalan
meliputi Klinik Umum, Klinik Gigi, Klinik Spesialis, dan Instalasi Rawat Inap termasuk
ICU, Kamar Operasi, IGD, ruang HD lama dan HD baru, Laboratorium, Radiologi serta
Klinik Pratama, dimonitoring oleh petugas farmasi setiap 1 bulan sekali. Tempat
penyimpanan obat tersebut harus dipisahkan dengan obat-obat lain dan harus
terkunci. Tempat penyimpanan alkes emergensi terdapat di IGD, ICU, OK, Klinik
Spesialis, Klinik Umum (untuk area Klinik Umum, Klinik Gigi, Laboratorium,
Fisioterapi), ruang Nahkoda (untuk area Nahkoda dan Kamar Bersalin), Ruang
Kemudi (untuk area Kemudi-stroke dan HD), Ruang Mualim (untuk area Mualim dan
Haluan), ruang HD baru dan Ruang Radiologi.
20. Penggantian obat emergensi yang terpakai dan penguncian box emergensi dilakukan
oleh petugas farmasi setelah mendapat laporan pemakaian obat emergensi dari
ruangan.
21. Untuk penggunaan obat High Alert pada kondisi emergensi, obat dapat disimpan pada
box emergensi dengan tata cara penyimpanan dan penandaan sesuai ketentuan obat
high alert.
22. Penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (recall)
internal dari unit dilakukan 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa. Kemudian
dikembalikan ke distributor sesuai ketentuan yang berlaku atau direkomendasikan
kepada dokter untuk diresepkan. Recall external yaitu penarikan obat oleh distributor
atau pemerintah dikarenakan sesuatu kondisi tertentu.
23. Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang kadaluarsa,
rusak dan tidak layak pakai dilaporkan dan dimusnahkan sesuai ketentuan yang
berlaku.
24. Peresepan/permintaan obat harus berasal dari dokter umum, dokter spesialis, dan
dokter gigi yang memiliki Surat Izin Praktek di Rumah Sakit Pertamedika tarakan.
Resep harus memenuhi kaidah resep yang baik benar dan tulisan terbaca dengan
jelas.
25. Kelengkapan resep paling sedikit meliputi:
a. Identitas pasien akurat (dengan stiker)
b. Penulisan resep harus jelas terbaca
c. Persyaratan administrasi resep : Nama dokter, nama obat, jumlah, instruksi
pengobatan, informasi alergi, tanggal resep, nomor Rekam Medis
d. Resep harus ditulis menggunakan nama generik untuk pasien JKN-KISS, dan
Jamkesda. Untuk pasien tagihan perusahaan, asuransi lain dan umum tunai
dapat dituliskan nama paten atau generik.
e. Apabila obat hanya digunakan pada kondisi/gejala tertentu maka harus dituliskan
PRN (pro renata) dengan ditambahkan kondisi/gejala tersebut. Atau apabila ada
intruksi khusus lain harus dituliskan secara jelas pada instruksi pengobatan.
f. Penulisan resep untuk anak-anak, lansia, dan populasi khusus sejenis harus
mencantumkan berat badan.
g. Untuk instruksi pemberian infus harus dituliskan kecepatan pemberian larutan
infus.
h. Intruksi penanganan obat/resep khusus seperti cito,emegensi, automatic stop
order, dosis titrasi, dosis tapering, rentang dosis harus dituliskan secara jelas
pada intruksi pemberian obat.
26. Permintaan narkotika ditulis dokter atau dokter yang berwenang dengan
mencantumkan nomor Surat Izin Praktek (SIP) dan alamat lengkap.
27. Penyaluran obat-obatan dan alat medis ke ruang rawat inap dilakukan oleh Instalasi
Farmasi dengan sistem satu pintu.
28. Instalasi Farmasi menyiapkan kebutuhan bahan medis habis pakai floor stok di
ruangan sesuai kebutuhan, dan mengganti kembali barang yang dipakai oleh pasien
setelah data dimasukkan ke komputer.
29. Penyiapan obat pasien rawat inap
Obat disiapkan dan diserahkan dalam lingkungan yang aman dan bersih.
Pencampuran obat intravena serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan dalam
ruang bersih dan petugas yang terlatih.
a. Obat disiapkan dalam bentuk unit dosis dispensing (UDD) untuk kebutuhan 1
x pemakaian
b. Obat yang dikembalikan adalah berasal dari Instalasi Farmasi yang masih
dalam keadaan utuh.
c. Obat/alkes yang dibeli keluar tidak dapat dikembalikan.
30. Obat pasien rawat inap diserahkan oleh petugas farmasi kepada perawat di ruangan
dengan disertai serah terima obat dengan waktu pemberian yang telah ditetapkan
oleh petugas farmasi.
31. Obat pasien rawat inap dapat dikembalikan jika alergi atau meninggal dunia atau hal
lain dengan persetujuan dokter. Obat pasien rawat jalan tidak dapat dikembalikan
kecuali jika terjadi reaksi alergi atau hal lain dengan persetujuan dokter.
32. Obat yang telah dikeluarkan dari wadah aslinya diberi label yang mencantumkan
nama obat, dosis, tanggal penyiapan, tanggal kadaluarsa, nama pasien, tanggal lahir
pasien dan no rekam medis pasien
33. Obat pasien rawat jalan diserahkan oleh Apoteker atau Tenaga Teknis Kefarmasian
yang telah memiliki sertifikat kompetensi.
34. Penerimaan obat / alkes dari logistik farmasi dengan kadaluarsa paling lambat satu
tahun hanya untuk obat-obat yang digolongkan “ cito “ dan segera pakai.
35. Tidak menyediakan alkohol 70% dijual bebas.
36. Tidak menyediakan susu formula untuk bayi.
37. Memberikan pelayanan selama 24 jam terus menerus ke seluruh unit kerja terkait
seperti IGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, dan Rawat Intensif.
38. Panitia Farmasi dan Terapi beserta Instalasi Farmasi akan mengatur dan
mengevaluasi penggunaan obat, penambahan dan pengurangan sediaan farmasi yang
ada di Rumah Sakit Pertamedika Tarakan untuk kemudian dilaporkan kepada
direktur Rumah Sakit dan Tim Standarisasi Rumah Sakit Pertamedika Tarakan