You are on page 1of 6

BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL

4.1 Permasalahan Pokok Hotel D’Salvatore. (Aspek SDM, Strategi


Operasional & Pemasaran)
Berkembang pesatnya bisnis jasa perhotelan di Yogyakarta dari

berbagai klasifikasi hotel, mulai dari hotel non bintang sampai hotel

berbintang, maka secara otomatis akan diikuti pula oleh persaingan yang

ketat antar hotel tersebut. Salah satu faktor yang membuat bisnis perhotelan

semakin pesat di Yogyakarta, adalah faktor pariwisata. Yogyakarta

merupakan Daerah Istimewa yang mana di dalamnya masih terdapat

kesultanan Yogyakarta dan masih banyak ditemui situs, tempat, dan spot

bersejarah yang selalu ramai dikunjungi oleh para Wisatawan.

Para Wisatawan yang datang ke Yogyakarta untuk berekreasi,

tentunya membutuhkan penginapan yang dapat digunakan sebagai tempat

istirahat para Wisatawan. Hal itu menjadikan Yogyakarta sebagai lahan

bisnis perhotelan yang sangat menguntungkan apabila dikelola dengan baik.

Bagi Hotel D’Salvatore yang berlokasi di Jalan Laksda Adisucipto No.8

Yogyakarta, tentunya hal ini dapat dijadikan peluang yang baik dalam

mengembangkan bisnisnya.

Dalam pengembangan bisnisnya, Hotel D’Salvatore harus bersaing

dengan berbagai macam pesaing yang banyak dan beragam, tentunya

perusahaan perlu membuat strategi jitu dari berbagai permasalahan pokok

yang ada di internal perusahaan, agar dapat ditingkatkan menjadi kekuatan

bisnis yang dimiliki oleh perusahaan. Beberapa Aspek yang diperhatikan


oleh Hotel D’Salvatore dalam menjalankan bisnisnya adalah :1. Sumber

Daya Manusia, 2. Strategi Operasional, 3. Strategi Pemasaran. Bagi

Hotel D’Salvatore, ketiga hal tersebut merupakan aspek yang biasanya

terdapat banyak permasalahan, sehingga oleh perusahaan dijadikan sebagai

strategi jitu guna menarik perhatian pelanggan. Adapaun strateginya adalah

sebagai berikut:

1. Peningkatan Sumber Daya Manusia.

2. Menjalankan strategi operasional perusahaan dengan optimal.

3. Menjalankan strategi pemasaran secara maksimal.

4.1.1 Peningkatan Sumber Daya Manusia

Saat ini konsumen semakin kritis menilai jasa pelayanan yang

mereka gunakan untuk mendapatkan kualitas yang mereka anggap baik dan

layak sesuai dengan harga yang mereka keluarkan. Kualitas ini adalah

kepuasan konsumen untuk memperoleh kesesuaian pada tingkat minimal.

Dari mulai kualitas pelayanan, kualitas sumber daya manusia yang

memberikan pelayanan terhadap konsumen hotel, sampai pada akhirnya

memperhatikan pemenuhan harapan dari konsumen hotel. Kualitas

pelayanan hotel dan sumber daya manusia yang kuat dan berdaya saing

tinggi akan mendukung peningkatan perkembangan industri hotel tersebut.

Untuk memenangkan dan menangkap peluang yang ada, maka peningkatan

kualitas pelayanan dan sumber daya manusia merupakan suatu keharusan.

Hotel merupakan usaha pariwisata di bidang jasa yang pasti

mengandalkan sumber daya manusia. Peran manajemen SDM sangat besar


dalam dunia bisnis perhotelan. Sumber daya manusia merupakan penggerak

pada bisnis jasa perhotelan. Pemberian layanan akomodasi, restaurant, dan

lainnya bertujuan untuk kepuasan konsumen. Keberhasilan bisnis jasa

perhotelan ditentukan oleh kepuasan konsumen, orientasinya adalah

pelanggan.

Untuk meningkatkan konsumen hotel dipengaruhi oleh kualitas dan

kinerja karyawan. Kualitas pelayanan dan kinerja karyawan merupakan

factor penentu daya saing bisnis jasa perhotelan. Sumber daya manusia

merupkan unsur penting dalam bisnis jasa perhotelan, pengelola hotel harus

memiliki strategi bagaimana agar sumber daya manusia dapat berkembang

dengan baik. Salah satu cara manajemen hotel untuk menyiapkan sumber

daya manusia yang berkompetensi dan memiliki keterampilan dengan

melakukan pelatihan pengembangan sumber daya manusia dan

profesionalisme. Pelatihan ini dapat ditingkatan kuantitas dan kualitasnya

sehingga dapat mencetak lebih banyak lagi sember daya manusia yang

berkualitas.

Kembali pada perkembangan bisnis jasa perhotelan di Yogyakarta

yang semakin bertambah. Salah satunya Hotel D’Salvatore yang berlokasi

di Jalan Laksda Adisucipto No.8 Yogyakarta. Operational management

hotel D’Salvatore meliputi, hotel manager, head of departemen, sales

executive, dan staff. Pada Hotel D’Salvator sendiri terdapat 8 departemen,

yaitu:

1. Front Office
2. Sales and Marketing
3. Human Resource
4. F&B Service
5. F&B Product
6. Housekeeping
7. Engineering
8. Accounting

Pada saat company visit secara keselurhan sumber daya manusia

yang ada sudah cukup baik. Pihak hotel cukup ramah dan sopan dalam

melayani konsumen. Hanya saja saat konsumen datang tidak ada karyawan

yang membantu membawakan barang-barang. Pihak hotel memberikan

penjelasan bahwa karyawan yang bertugas sedang tidak masuk. Sedangkan

itu bukanlah alasan yang bisa konsumen terima. Ketika ada karyawan yang

tidak hadir bisa digantikan atau ditukar shift dengan karyawan lainnya

sehingga tidak mengecewakan konsumen. Mungkin untuk kedepan

permasalahan seperti ini dapat diatasi oleh pihak Hotel D’Salvatore.

4.1.2 Menjalankan Strategi Operasional Perusahaan dengan Optimal

Dalam melaksanakan operasional, setiap bisnis jasa perhotelan


akan melakukan kebijakan manajemen operasional. Semakin lengkap
jumlah departemen di dalam satu hotel maka akan menjadi jaminan
manajemen hotel berbintang tersebut akan semakin bagus dan berkualitas
dalam menjalankan operasional hotel tersebut. Seluruh departemen saling
mendukung dan berkaitan antara satu dengan yang lain.
4.1.3 Menjalankan Strategi Pemasaran Secara Maksimal

Strategi pemasaran yang baik sangat diperlukan dalam memasarkan


produk yang dimiliki hotel, karena semakin baik strategi pemasaran yang
dimiliki hotel maka ketertarikan konsumen akan semakin meningkat dan hal
tersebut dapat meningkatkan revenue dari hotel tersebut.
Pada waktu tertentu, setiap hotel pasti pernah mengalami
penurunan permintaam dikarenakan kondisi pasar. Bisnis jasa perhotelan,
seperti bisnis lain pada umumnya, tentu pernah menemui fluktuasi dalam
hal permintaan pasar yang menurun. Saat-saat seperti ini dinamakan
sebagai low season. Hotel-hotel pada umumnya biasanya menurunkan
harga kamar mereka hanya untuk memenuhi okupansi kamar yang ada.
Tindakan ini tentunya akan membawa kerugian pada segi pendapatan
masing-masing hotel. Menurunkan harga tidak menjamin bahwa permintaan
konsumen terhadap kamar akan meningkat, terlebih akan meningkatkan
pendapatan. Hotel pada akhirnya tidak dapat menjual kamar yang cukup
untuk memenuhi pengurangan dalam pendapatan. Ada beberapa cara untuk
meningkatkan okupansi hotel saat low season:

a. Membuat paket special


Misalkan paket keluarga atau paket berdua dengan layanan
kamar dan fasilitas-fasilitas tambahan yang membuat konsumen
puas dan senang.

b. Memberikan diskon
Konsumen sangat suka dengan kata diskon. Bahkan mungkin
diskon merupakan salah satu pertimbangan konsumen dalam
memilih hotel.

c. Program loyalitas konsumen


Dengan program ini hotel dapat memberikan diskon kepada
pelanggan setia yang sering menginap di hotel.

d. Promosi pada perusahaan


Banyak perusahaan yang melakukan seminar atau meeting di
hotel.

e. Media social
Saat ini media social menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
kehidupan masyarakat. Pihak hotel dapat mengadakan kuis-kuis
pada media social dengan hadiah voucher untuk potongan harga
kamar.

f. Bisnis local
Pihak hotel sekiranya dapat mengetahui acara-acara local yang
ada di kota untuk melakukan pemasaran dan memberikan
potongan kepada mereka yang mendatangi acara tersebut.

You might also like