You are on page 1of 60

22-03-2013

1
2

MELAKUKAN
PENGENDALIAN HAMA
PENYAKIT
Tahun 2018

Oleh : Muhammad Taufiqur R


3

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini
peserta mampu melakukan
pengendalian hama dan penyakit
tanaman karet dengan benar
4

Hama ?
adalah setiap organisme
yang menyerang tanaman
sehingga pertumbuhan
dan perkembangannya
terganggu.
KONSEP PENGENDALIAN HAMA DAN
PENYAKIT

Pengenalan dan pemahaman siklus


hidupnya

Pengetahuan bagian terlemah dari


siklus hidup tersebut

Monitoring perkembangan hama dan


penyakit

Pemilihan metode dan waktu


pengendalian yang tepat
6
TEKNIK PENGENDALIAN HAMA
TANAMAN KARET
Teknik
Pengendalian
secara Mekanis

Teknik
Teknik
Pengendalian
Pengendalian
Hama Terpadu secara Kultur
Teknis

Teknik
Pengendalian
secara Kimiawi
Lanjutan... 7

Berburu

Perangkap
Teknik
Pengendalian
secara Mekanis
Gropyokan

Pagar/ Parit
Lanjutan... 8

Teknik ini dapat digunakan untuk mengendalikan hama :

1. Gropyokan (Tikus)
2. Diburu (Babi, Rusa, Kijang, dan Tapir)
3. Perangkap (Babi, Rusa, Kijang, Tapir dan Tikus)
4. Pemagaran (Babi, Rusa, Kijang)
5. Sementara Gajah mesti berkerjasama dengan pihak
pemerintah mengingat besarnya resiko yang timbul
dalam pengendaliannya.
Lanajutan... 9

Pengolahan
lahan

cth. uret, tikus, rayap,


siput
Teknik
Pengendalian Tanaman
secara Kultur barier
Teknis
cth. Hama babi

Sanitasi

cth. babi, rusa, kijang,


tapir, tikus
Lanjutan... 10

Pestisida nabati
Teknik
Pengendalian
secara Kimiawi
Pestisida Kimia
11
Lanjutan...

4. Teknik
Pengendalian
Hama Terpadu

Teknik Pengendalian Hama Terpadu adalah


Suatu Teknik Pengendalian yang
menggabungkan berbagai jenis teknik
pengendalian hama.
CONTOH HAMA YANG MENYERANG
KARET DAN PENGENDALIANNYA
1. Rayap
2. Babi hutan
3. Uret
4. Kutu Lak (Laccifer greeni)
5. Mealy bugs (Planococcus sp)
6. Belalang
7. Kera (beruk)

12
Rayap

 Penyebab : Captotermes curvignathus


 Siklus hidup : Telur-nimfa-imago
Siklus Hidup Rayap Captotermes curvignathus
 Gejala Serangan :
adanya terowongan yang berliku-
liku tempat sarang rayap

 Cara menyerang :
 di pembibitan karet bisa menggerek
batang dari ujung stum sampai
akar, sehingga mata okulasi tidak
bisa tumbuh lagi.

 memakan akar sehingga


pertumbuhan tanaman merana dan
akhirnya mati.
PENGENDALIAN

1. CARA KULTUR TEKNIS


Membersihkan kebun dari
tunggul dan sisa-sisa akar.

Membongkar sarang rayap

Ujung stum sampai sedikit di


atas mata okulasi dibungkus/
ditutup dengan plastik agar
rayap tidak bisa menggerek
ujung stum yang sudah kering.
2. CARA MEKANIS

 Rayap dikendalikan dengan dipancing atau diumpan


agar keluar dari stum.
 Umpan yang digunakan adalah batang ubi kayu
(singkong) atau kayu sungkai.
 Umpan dipasang 20 – 30 cm dari stum sebanyak 2 – 3
batang.
 Rayap lebih tertarik pada kayu umpan karena kayunya
lebih lembut dari stum karet.
 Atau mengumpan rayap dengan serbuk gergaji yang
sudah diberi racun.
3. CARA KIMIAWI
 Menebarkan Furadan 3G di sekitar batang karet,
dengan dosis 5 – 10 gr per batang.
 Jika sudah menyerang tanaman, pengendalian atau
pemberantasannya adalah dengan menggunakan
insektisida
Hama Babi Hutan

Penyebab : Sub barbatus, Sus scrofa vittatus

Gejala serangan :
- Perakaran rusak, daun menjadi layu dan
kering
- Tanaman muda tiba-tiba tumbang
- Daun tanaman karet yang masih muda tidak
berbentuk, bahkan bisa terjadi pohon tanpa
daun.
- Kulit dan batang tanaman muda tampak
terkerat serta tanah di sekitarnya terbongkar.
Pengendalian
dilakukan secara serentak dan terpadu dengan
cara diusir, dibuat pembatas, ditangkap, atau
diracun.
Kebun dipagar dengan kayu atau bambu setinggi
1,5 m, atau membuat parit mengelilingi kebun, lebar
bagaian atas 2 m dan dasarnya 1,5 m
Dapat dilakukan dengan cara menakutinya, yaitu
memukul kentongan atau kaleng di areal kebun.
Membersihkan kebun dari semak belukar
Memburunya sampai ke hutan-hutan dekat kebun
Diberi umpan racun , misalnya dicampurkan pada
ubi kayu
Hama Kera atau Beruk
 Penyebab : Kera Macaca
fascicularis) dan beruk (Macaca
memestina).

 Gejala: Pohon karet yang masih


muda tampak tidak berdaun
muda. Cabang dan batangnya
tampak seperti digigit atau
digerogoti binatang.
Pengendalian
 Tanaman pagar
menanam tanaman pagar seperti salak,
Menaburkan kotoran ayam
 Diusir :
Anjing sering dipakai dalam memburu kera.
Dengan dentuman suara (bedil)
 Ditangkap
dengan jerat kawat atau jerat tali yang diletakkan atau
dipasang berdekatan dengan umpan
 Dengan kimiawi
ditaburkan kapur barus di sekeliling kebun terutama
kebun yang dekat dengan hutan

:
Hama Tikus
 Penyebabnya : Rattus-rattus
argentiventer, Rattus
revicaudatus dan Rattus
exulans yang hidup di hutan
atau semak belukar

 Gejala serangan :
Biji, kecambah, dan daun
bibit dimakan habis. Kulit
tanaman muda terkelupas
dan tampak ada bekas
gerekan.
Pengendalian
 Kultur Teknis
Kebun karet dibersihkan dari semak belukar.
 Cara Mekanis
Sarang tikus dibongkar dan tikusnya ditangkap dengan
bantuan perangkap mekanis berumpan atau dengan
perekat Dimarat.
 Cara Biologi .
Dengan membuat rumah untuk burung hantu ( jenis Tito
Alba
 Cara Kimiawi
Tikus diracun dengan Racumin, Warfarin, atau Tomorin
sebanyak 1 gr/15 gr umpan.
Umpan yang biasa digunakan beras, ubi kayu, jagung,
ikan asin, minyak kelapa.
Hama Uret

GEJALA SERANGAN :
Tanaman yang terserang menjadi layu,
berwarna kuning bahkan mati akibat tidak
berakar lagi.

PENYEBAB :
Uret tanah Helotrichia serrata, H. sufoflava,
H. fessa, Anomala varians, Leucophalis sp
dan Exopholis sp
 Warna uretnya putih hingga kuning
pucat
 Dewasanya memiliki moncong atau
tanduk
 Termasuk hama serangga
berbahaya pada tanaman karet
 Hama ini memakan bagian
tanaman yang ada di dalam tanah,
 Terutama menyerang tanaman
karet yang masih berada di
pembibitan, dimana serangan bisa
mencapai 30 – 50 %.
PENGENDALIAN

1. Cara Mekanis
larvanya dikumpulkan dan dibunuh agar tidak bisa
lagi berkembang biak

2. Cara Kimiawi
Di Areal kebun Insektisida tersebut bisa juga
ditaburkan di atas tanah pada saat penyiapan areal
pembibitan.

Menaburkan carbofuran misal Furadan 3G, atau


Diazinon 10G atau Basudin 10G di sekitar batang
karet, dengan dosis 5 – 10 gr per batang.
Hama Kutu
Penyebab : Laccifer greeni, Laccifer lacca
Ferrisiana virgata, Planococcus citri

-
Gejala serangan :
 Bagian pucuk batang dan daun muda
berwarna kuning, mengering, dan akhirnya
mati.
 Kutu ini menghisap daun karet, ranting muda,
dan pucuk tanaman.

 Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang


mengundang semut, sehingga gejala
serangannya diketahui dari berkerumunnya
semut-semut di bagian tanaman yang
diserang.
 Cairan manis tersebut juga memacu
tumbuhnya jamur jelaga yang berwarna hitam.
Pengendalian
 Cara mekanis
Kutu-kutu diambil dan dibuang dari bagian tanaman
yang diserang, dijaga jangan sampai ada daun,
pucuk, atau batang yang rusak karenanya.

 Cara biologis
Di kebun, dilepas musuh alami kutu, antara lain
Coccinella sp.

 Cara kimiawi
Memberantas kutu dengan menyemprotkan
insektisida
Tungau
Penyebab : Hemitarsonemus sp., Paratetranychus sp.

Gejala Serangan :
- Daun tanaman berbentuk tidak normal, kerdil,
menguning, dan akhirnya gugur.
- Biasanya menyerang pada musim kemarau
Pengendalian
Cara Mekanis
Tungau yang ada di kebun dimatikan secara manual

Cara Kimiawi
- Menyemprotkan akarisida berbahan aktif dikofol atau
piridaben.,
- Penyemprotan langsung ditujukan kepucuk serta
permukaan bawah daun
- Penyemprotan dilakukan dengan selang waktu 5 hari
- Untuk menekan perkembanganbiakan tungau, dapat
digunakan gas belerang dengan cara dihembuskan.
Dosis 5-10 kg/ha dengan metode blowing.
Belalang
Penyebab : sexava negricornis.

Gejala serangan :
- Tanaman tidak berdaun lagi, karena
habis dimakan belalang
- Bila daun muda habis, maka daun
tua yang dimakan belalang.

Pengendalian
- Menyemprotkan insektisida kimia
- Penyemprotan dilakukan 1 – 2
minggu sekali, tergantung intensitas
serangan
35

PENGENDALIAN PENYAKIT
PENTING TANAMAN KARET
36 22-03-2017

PENYAKIT
adalah suatu proses fisiologi tumbuhan
yang abnormal dan merugikan, yang
disebabkan oleh faktor primer (biotik
atau abiotik).
Penyebab JAP:

Rigidoforus lignosis

37
Lanjutan…..

Gejala :

a. Tajuk berwarna pucat, kusam,


kering, ujung rantingnya mati
dan akhirnya gugur.
b. Biasanya karet berbuah
dan berbunga lebih awal

38
39 Lanjutan…..

c. Pada pangkal batang terdapat


benang berwarna putih.

d. Pada fase lanjut badan


basidiospora akan kelihatan,
dan kulit batang mulai
membusuk.
Lanjutan…..
40 Lanjutan…..

CARA BERTAHANNYA
JAP

JAP mempertahankan diri pada


sisa-sisa kayu dan akar
dalam tanah
41 Lanjutan…..

PENULARAN DAN PENYEBARAN


PENYAKIT DAPAT TERJADI
KARENA :
a. Kontak langsung antara akar
sakit dengan akar sehat
b. Perantaraan risomorf dalam
tanah
c. Penggunaan bibit yang telah
terinfeksi JAP
42
PENGENDALIAN JAP
PADA AREAL PERTANAMAN
BARU DAN PEREMAJAAN
a. Kultur Teknis
1) Menghilangkan tunggul-tunggul
atau sisa tanaman, terutama saat
persiapan lahan.

2) Satu tahun sebelum penanaman,


lahan harus ditanami tanaman
penutup tanah seperti
Calopogonium mucunoides
43 Lanjutan…..

b. MEKANIS

1) Bagian akar lain yang sudah terinfeksi tapi


belum busuk dibersihkan/dikikis dari rizomorf.
Dioles dengan ‘ter’ misalnya TB 192.

2) Setelah 1 tahun, leher akar diperiksa lagi apakah


masih ada infeksi. Apabila masih ditemukan
rizomorf segera dibersihkan dan ditaburi lagi
dengan belerang seperti cara tersebut di atas.
44 Lanjutan…..
c. BIOLOGIS
1) Pemberian belerang selain dapat membunuh
langsung terhadap JAP (bersifat fungistatik),
belerang juga merangsang perkembangan
Trichoderma koningii yang antagonis terhadap
JAP.

2) Sebelum penanaman bibit di lapangan sebaiknya


setiap lobang tanam diberi serbuk belerang
sebanyak 100 gr.
45 Lanjutan…..

3) Dapat juga menggunakan


Trichoderma koningii sebagai
agen pengendali biologis.
Penggunaan dapat dilakukan
dengan menabur langsung di
sekeliling leher akar
tananaman sakit.
46

PENGENDALIAN JAP
DIAREAL PERTANAMAN
a. Kultur Teknis
Pemupukan yang seimbang
dan sesuai dengan dosis
anjuran, pengendalian gulma
serta perbaikan drainase
kebun.
47 Lanjutan…..
b. Mekanis/Eradikasi
1) Membongkar pohon karet
yang terserang
berat/tumbang, bagian
tunggul dan akar tanaman
dibongkar dan dibakar.

2) Diantara pohon sakit dan


pohon sehat diberi parit
isolasi. Dalamnya parit isolasi
tergantung dari tipe tanah
dan perakaran karet,
bervariasi antara 60 – 90 cm
dengan lebar 30 cm.
48 Lanjutan…..

3) akar sakit yang terpotong


di parit isolasi, akar ini
harus digali ke arah
ujungnya, sehingga
daerah yang tidak
terisolasi bebas dari JAP.

4) Parit isolasi harus selalu


diperbarui/diperdalam
agar akar tanaman sakit
tidak bersentuhan dengan
akar tanaman yang sehat.
49 Lanjutan…..

c. Kimiawi
Tanaman yang terserang ringan
sampai sedang dapat dikendalikan
dengan penyiraman atau
pengolesan fungisida yang sudah
direkomendasikan.
PENYAKIT BIDANG SADAPAN (MOULDY ROT)

Penyakit bidang sadap mengakibatkan kekeringan


alur sadap sehingga tidak mengalirkan lateks
Jika serangan berat dan tidak dirawat tanamannya ,
batang tidak dapat disadap lagi
Penyebab
penyadapan yang terlalu sering, terlebih jika disertai
dengan penggunaan bahan perangsang lateks
ethepon

Disebabkan jamur phytophtora palmivora


Lanjutan…..
Gejala serangan :

- Adanya selaput tipis berwarna putih kelabu apabila


dikerok diatas irisan sadap akan tampak garis-garis
tegak, berwarna coklat atau hitam

- garis-garis ini berkembang dan berpadu satu sama


lain membentuk jalur hitam yang terlihat seperti retak-
retak membujur pada kulit pulihan

- terdapat benjolan-benjolan atau cekungan-


cekungan pada bekas bidang sadap lama sehingga
sangat mempersulit penyadapan berikutnya

- gejala lanjut lateks yang keluar berwarna coklat dan


berbau busuk.
Lanjutan…..
Pengendalian :

 Secara kultur teknis, dengan


pengaturan jarak tanam agar
diperlebar, pembersihan gulma
disekitar batang, pemupukan
sesuai dosis
 Menghindari penyadapan yang
terlalu sering dan mengurangi
pemakaian Ethepon terutama pada
klon yang rentan terhadap kering
alur sadap yaitu BPM1, PB 235, PB
260, PB 330, PR 261 dan RRIC 100.
 Pohon yang mengalami kekeringan
alur sadap perlu diberikan pupuk
ekstra untuk mempercepat
pemulihan kulit.
53

SECARA KIMIA

 Fungisida dapat dioleskan pada bidang yang


terkenan penyakit
 Untuk mencegah penularan, pisau sadap yang
digunakan dicelupkan dengan larutan desinfektan
(misal IZAL 5%)
 Contoh fungisida yang biasa digunakan
54

Penyakit Gugur Daun Oidium /


embun tepung

 Jamur ini menyerang tanaman di persemaian, pembibitan, dan kebun


entres.
 Serangan berat terjadi bila keadaan cuaca kering diselang-selingi oleh
hujan yang singkat di malam hari atau kabut dipagi hari pada waktu
tanaman membentuk daun muda

Gejala serangan

 Daun yang terserang terlihat berwarna hitam, lemas mengeriput, dan


berlendir.
 Di bawah permukaan daun terdapat bercak putih seperti tepung halus
yang terdiri dari atas benang hifa dan spora jamur
 Pada serangan lanjut bagian ujung daun mati, daun melengkung dan
akhirnya gugur sehingga tinggal tangkainya saja
55

Pengendalian

 Klon-klon rentan sebaiknya tidak ditanam di daerah yang


rawan penyakit gugur daun oidium, seperti GT1, PR255, dan
WR101.
 Merangsang pembentukan daun baru lebih cepat dengan
pemberian pupuk nitrogen
 Melindungi tanaman dengan fungisida Bayfidan 250 EC,
Bayleton 250 EC, belerang atau Tilt 250 EC. Pengunaan
fungisida dilakukan seminggu sekali sebanyak 5 kali
 Monitoring perkembangan penyakit sangat diperlukan sekali
56

JAMUR UPAS

Penyebab :Corticium salmonicolor

Gejala:
- Adanya benang halus putih mirip dengan benang laba-laba pada bagian
terserang.
- jamur membentuk hifa dan dilanjutkan terbentuknya kerak berwarna
pingki.
- Gejala parah terjadi pembusukan kulit kayu pada bagian cabang
terserang penyakit jamur upas ini. Akibat pembusukan kulit cabang
akan kehitaman kering dan mengelupas.
57

PENGENDALIAN

 Melakukan penanaman klon yang relatif tahan


seperti klon PB 260, BPM 1 dan RRIC 100.
 Mengurangi kelembaban suatu areal
pertanaman dengan menanam karet
menggunakan jarak tanam normal .
 Cabang dan ranting yang sudah rapuh dan layu
akibat jamur upas ini harus dibuang dan
dimusnahkan.
 Melakukan pengobatan tanaman yang sudah
terserang penyakit jamur upas. Pengobatan
biasa dilakukan dengan cara mengoles cabang
tanaman yang terserang jamur menggunakan
obat seperti bubur bordo dan calixin. Kulit yang
sudah busuk harus dikupas terlebih dahulu,
baru kemudian dioles dengan calixin.
58

Penyakit Lainnya

 Penyakit gugur daun Colletroticum


 Penyakit gugur daun Corynespora

Gejala penyakit gugur daun a. Colletrotichum, b. Corynespora


59

KESIMPULAN

1. Pengendalian hama dan penyakit pada


tanaman karet bersifat preventif dan
kuratif.
2. Pengendalian yang dianjurkan adalah
teknik pengendalian hama tanaman
terpadu
3. JAP merupakan penyakit yang sering
menyerang tanaman karet, maka teknik
pengendalian untuk penyakit ini bisa
dikombinasikan
60

TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

You might also like