You are on page 1of 15

TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX

INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

Tema
“Meningkatkan Kehandalan Auxiliary Boiler Untuk Menekan
Kehilangan Produksi Pabrik Ammonia”

PKM KINESIS
Tgl Pembentukan 21 Mei 2013 Prosentase Kehadiran 80%
Jumlah pertemuan 12 kali Lama pertemuan 90 menit
SUSUNAN ANGGOTA NPK UNIT KERJA
Fasilisator Rochmad Tri Fadiyanto 8201012 Ops Ammonia Pabrik-2
Ketua Armijono 8302100 Ops Ammonia Pabrik-2
Sekretaris M. Ambas Syahid Amd 1104055 Ops Ammonia Pabrik-2
Anggota H. Akbar Azis 8402033 Harlap Pabrik-2
H. Sabari 8502560 Pipe Shop
Darmawan Amd 1104066 Inspeksi Teknik-2
Iuskus Kiadi M Amd 1104065 Harlap Pabrik-2
Tri Santoso 0803825 Mesin Shop
Cakra Wijaya 1204150 Ops Ammonia Pabrik-2

Pendahuluan
Ammonia Pabrik-2 dibangun pada tahun 1982 dengan kapasitas 1500 ton/hari. Pada tahun 1992
bagian back end di revamp menjadi kapasitas 1800 ton/hari dan pada tahun 1999 bagian front end di-
rettrofit mampu memproses gas synthesa setara dengan 2000 ton/hari sedangkan kapasitas back end
tetap 1800 ton/hari. Pada tahun 2013 target produksi yang harus dicapai 610.200 ton/tahun. Dengan
demikian Auxiliary Boiler menanggung beban yang semakin besar.
Pabrik Ammonia mengolah bahan baku uap, gas alam dan udara menjadi syn gas (hydrogen dan
nitrogen). Syn gas dikompresi dengan kompresor 103-J yang digerakan oleh turbin uap 103-JT
dialirkan ke Ammonia Converter 105-D untuk direaksikan menjadi Ammonia. Turbin uap
2
menggunakan uap tekanan 108 kg/cm yang dihasilkan dari 101-C, 103-C, HP Coil dan Auxiliary
Boiler. Seiring dengan bertambah besarnya target produksi, pembangkit uap yang sering bermasalah
adalah Auxiliary Boiler. Permasalahan pada Auxiliary Boiler 101-B terjadi pada Swirl Burner
diakibatkan oleh bearing macet dan nozzle distributor patah sehingga gas alam tidak terbakar dengan
2 2
sempurna dan produksi uap tekanan 107,9 kg/cm turun menjadi 104,7 kg/cm . Swirl adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mendistribusikan fuel gas dengan udara agar pembakaran terjadi dengan
sempurna di ruang bakar Auxiliary boiler. Kejadian-kejadian rusaknya Swirl Burner Auxiliary Boiler :
 Pada awal tahun 2012 Swirl Burner nomer 2 putarannya macet.
 Pada tanggal 8 Mei 2013 berselang 3 bulan setelah penggantian Swirl Burner pada TA bulan
Maret 2013 nozzle burner nomer 3 patah.
 Pada tanggal 13 Mei 2013 Swirl Burner no 2 putarannya macet.

1
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

PEMANAS
SYN GAS
LANJUT

TURBIN
103-JT 103-J
UAP

KOMPRESOR
BFW SYN GAS

STEAM DRUM
101-F
Area masalah 101-C 103-C
AMMONIA
AUX. 101-B
CONVERTER
BOILER HP. COIL
105-D

Usaha yang pernah dilakukan adalah injeksi udara ke Swirl Burner yang macet dengan mengunakan
tubing, karena tidak ada perubahan di sisi produksi maka gugus Kinesis mengganti tubing biasa
dengan tubing modifikasi ternyata usaha tersebut juga tidak menbuahkan hasil.

TUBING
BIASA

TUBING
MODIFIKASI

Dengan problem 2 Swirl Burner Auxiliary Boiler yang macet tersebut tidak akan mungkin untuk
mencapai target produksi tahunan karena produksi pabrik Ammonia kurang dari 1800 ton/hari. Melihat
kondisi yang memprihatinkan tersebut maka dipandang perlu untuk mempelajari agar Swirl Burner
Auxiliary Boiler dapat dilakukan perbaikan tanpa harus men shutdown kan pabrik.

Rencana dan Realisasi Kegiatan.27 Mei s/d 31 Juli 2013


2013
NO LANGKAH
MEI JUNI JULI
1. Menentukan Tema Dan Sasaran

1 Plan 2. Mencari Penyebab Masalah


3. Mencari Penyebab Dominan
4. Membuat Rencana Perbaikan
2 Do 5. Melaksanakan Perbaikan
3 Check 6. Meneliti Hasil Perbaikan
7. Menentukan Standarisasi
4 Action 8. Menentukan Langkah Berikutnya

: Rencana : Realisasi

2
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

1. LANGKAH I MENENTUKAN TEMA DAN SASARAN (27 Mei s/d 1


Juni 2013)
1.1. Menentukan Tema (Lampiran 1 dan 2)
Berikut adalah data kehilangan produk Ammonia :
1. Swirl Burner rusak.
Sebelum kejadian Swirl Burner macet Setelah kejadian
Produksi Produksi Produksi Produksi
No 2013 No 2013
Ton/hari Ton/shift Ton/hari Ton/shift
1 24 April 1818 606 1 27 Mei 1732 577,33
2 25 April 1813 604,33 2 28 Mei 1767 589
3 26 April 1814 604,67 3 29 Mei 1766 588,67
4 27 April 1817 605,67 4 30 Mei 1721 573,67
5 28 April 1814 604,67 5 31 Mei 1710 570
Rata-rata 1815,2 605,07 Rata-rata 1739,2 579,73
Kehilangan produk Ammonia akibat Swirl Burner macet 605,07 – 579,73 = 25,34 Ton per shift

2. HP Coil bocor.
Sebelum Kejadian HP Coil bocor Setelah Kejadian
Produksi Produksi Produksi Produksi
No 2013
Ton/shift
No 2013
Ton/shift
Ton/hari Ton/hari
1 24 Januari 1810 603,33 1 23 Februari 1786 595,33
2 25 Januari 1806 602 2 24 Februari 1779 593
3 26 Januari 1811 603,67 3 25 Februari 1781 593,67
4 27 Januari 1802 600,67 4 26 Februari 1784 594,67
5 28 Januari 1805 601,67 5 27 Februari 1782 594
Rata-rata 1806,8 602,27 Rata-rata 1782,4 594,13
Kehilangan produk Ammonia akibat HP Coil bocor 602,27 – 594,13 = 8,14 Ton per shift

3. SKG trip.
Sebelum Kejadian SKG Trip Sesudah Kejadian
10/4/2013 (Night) 10/4/2013 (Day)
626 625
Kehilangan produk Ammonia akibat SKG trip 626 – 625 = 1 Ton per shift

Dari data diatas didapatkan diagram Perbandingan Lost Product Ammonia Per Shift
Ton Kumulatif
pareto sbb : Ketiga kejadian masalah 97,10% 100,00%
ia 100%
tersebut yang paling berpengaruh n
o 30
m 73,49% 80%
terhadap kehilangan produk m25
A
t
c 60%
Ammonia adalah masalah Swirl u 20
d
o
r 15
Burner Auxiliay Boiler rusak. p 40%
n 25,34
a 10
Berdasarkan Quality Objektif Kepala g
n
la 20%
i 5 8,14
Bagian Ammonia Pabrik-2 serta h
e 1
K 0 0%
permasalahan yang ada maka gugus SWILR HP-COIL SKG TRIP
menentukan tema : Jenis masalah

“Meningkatkan Kehandalan Auxiliary Boiler Untuk Menekan Kehilangan


Produksi Pabrik Ammonia.”

3
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

1.2. Menentukan Sasaran (Lampiran 3, 4 dan 5)


Kejadian- kejadian Swirl Burner Aux. Boiler :
Tahun Swirl Tahun Swirl
No Masalah No Masalah
2012 Burner 2013 Burner
Nozzle
Awal tahun Putarannya 8 Mei
1 No. 2 1 No. 3
distributor
2012 macet. 2013
patah
13 Mei Putarannya
Tahun 2012 1 X kejadian 2 No. 2
2013 macet.
Tahun 2013 2 X kejadian

Berikut adalah data produksi dampak dari kerusakan Swirl Burner Auxiliary Boiler
% Rate Sebelum P erbaikan Ton/hari Produk Am m onia Sebelum Perbaikan
100
1790

98 1760 1767 1766


98,16 98,13

96 1730
96,20 94,99 1732
95,59 1721
1710
94 1700
27 M ei 28 M ei 29 M ei 30 M ei 31 M ei 27 M ei 28 M ei 29 M ei 30 M ei 31 M ei
Tahun 2013 Tahun 2013

°C TI-1007 Sebelum Perbaikan Rate rata-rata 96,61 % dengan produksi


1000 Ammonia rata-rata 1739,2 Ton/hari dan
994,8
960 temperatur gas sisa pembakaran Auxiliary
958,5 O
949,0 947,8 Boiler (TI-1007) rata-rata 955,4 C. Pabrik
920 926,8 Ammonia dengan kondisi tersebut tidak
880 mungkin untuk mencapai target produksi
27 Mei 28 Mei 29 Mei 30 Mei 31 Mei
Ammonia 610.200 ton/tahun.
Tahun 2013

1.3. Peta resiko yang timbul jika Swirl Burner Aux. Boiler tidak diperbaiki
Apabila Swirl Burner Aux. Boiler tidak diperbaiki maka akan timbul resiko :
A = Api Swirl Burner menyambar mengenai operator ,dengan score 9 termasuk High Risk.
B = Temperatur sisa gas pembakaran lebih panas dan berwarna kehitaman, dengan score 25
termasuk Extreme Risk.

RISK MATRIX

Likelihood
Consequence 1 2 3 4 5
Rare Unlikely Possible Likely Almost Certain
5. Catastrophic 5 10 15 20 25 B
4. Major 4 8 12 16 20
3. Moderate 3 6 9 A 12 15
2. Minor 2 4 6 8 10
1. Negligible 1 2 3 4 5

Keterangan :

4
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

1-3 Low Risk 8 - 12 High Risk

4-6 Moderate Risk 15 - 25 Extreme Risk

Berdasarkan quality objektif ,data produksi dan analisa peta resiko, maka gugus menentukan sasaran :
“Meningkatkan Kehandalan Auxiliary Boiler Untuk Menaikan Produksi Pabrik
Ammonia Ke rate 100%.”

1.4. Dampak Negatif Ditinjau dari QCDS(E)M bila masalah ini tidak
diselesaikan (Lampiran 1 dan 4)
Q ( Quality ) Produk Ammonia turun menjadi rata-rata 1739.2 ton/hari.

C ( cost ) Kehilangan produksi ammonia 25,34 ton per shift atau 76 ton per hari.

D ( Delievery ) Hanya mampu mendukung pabrik pada rate produksi rata-rata 96.61 %.
Gas tidak terdistribusi dengan baik sehingga api menyambar keluar berpotensi
S ( Safety ) membahayakan operator p a d a s a a t melakukan pengaturan damper.
o
E ( Environment ) Temperatur gas buang pembakaran diatas normal, rata-rata 955 C.
M ( Moral ) Beban psikologis operator, karena lingkungan kerja tidak aman.

Komentar Atasan
Kabag. Ammonia Pabrik-2 :

Manager Operasi Pabrik-2 :

Manager Harmekal-1 :

Bontang, 01 Juni 2013

5
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

Mengetahui Menyetujui PKM Kinesis

Manager Operasi Pabrik-2 Manager Harmekal-1 Fasilisator Ketua


Teguh Ismartono ST. Ir. Haryudi Wibowo Rochmad Tri Fadiyanto Armijono

2. LANGKAH II MENCARI PENYEBAB MASALAH (2 s/d 8 Juni


2013)
Dari diskusi angota gugus dihasilkan diagram tulang ikan dibawah ini : (Lampiran 6)

BAHAN ALAT LINGKUNGAN

Castable Kondisi operasi pada


Mengenai swirl Vibrasi tinggi rate maksimum & temperatur tinggi
Bearing rusak Lokasi Swirl Burner
Castable
rontok Pelumasan jelek ada di ruang bakar
Gease kering

SWIRL
AUXILIARY
BOILER
Tidak ada RUSAK
Preventive maintenance Tidak melakukan
Kontinyu runing Tunggu Pabrik shutdown Preventive Maintenance
Tidak ada Swirl Burner Tidak ada akses & Tidak ada akses &
Cadangan (redundent) SOP Prev. Maintenance SOP Prev. Maintenance
saat produksi saat produksi

METODE MANUSIA

3. LANGKAH III MENCARI PENYEBAB DOMINAN (9 s/d 14 Juni


2013)
3.1. Identifikasi dan analisa akar penyebab masalah (Lampiran 7)
AKAR
KESIM-
NO PENYEBAB STANDAR FAKTA KETERANGAN
PULAN
MASALAH
Swirl Burner Kondisi ruang bakar Tidak dilakukan
Lokasi Swirl beroperasi di ruang Aux. Boiler masih Tidak perbaikan karena
1 Burner ada di bakar pada dalam batas ber- temperatur lokasi Swirl
ruang bakar temperatur operasi temperatur yang pengaruh Burner masih dalam
O O
tinggi 820 C diijinkan < 850 C batas yang diijinkan
Grease mampu Dilakukan perbaikan
Grease menjadi kering
Greasing melumasi bearing Ber- dengan mengganti
2 dan tidak mampu
kering pada temperatur pengaruh grese yang sesuai
melumasi bearing
operasional temperatur operasional
Vibrasi Swirl Vibrasi Swirl Burner Tidak Vibrasi Swirl Burner
Castable
3 Burner normal tidak besar merontokkan ber- besar karena bearing
rontok
merontokkan Costable pengaruh rusak bukan karena

6
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

castable castable rontok

Swirl Burner di Dilihat dari tataletak


Tidak ada Swirl Bila bearing tidak ada
design tanpa yang ada tidak Tidak
Burner masalah, Swirl Burner
4 cadangan mampu memungkinkan untuk ber-
cadangan berjalan normal selama
beroperasi dari TA dipasang Swirl Burner pengaruh
(redundent) beroperasi
ke TA berikutnya cadangan
Dibuatkan prosedur
Tidak ada Swirl Burner
Selama Swirl khusus agar dapat
akses & SOP bermasalah dan
Burner beroperasi Ber- dilakukan perbaikan
5 Prev. memerlukan perbaikan
tidak diperlukan pengaruh ditengah
Maintenance ditengah perjalanan
Prev. Maintenance berlangsungnya
saat produksi beroperasi.
operasi
Dari idetifikasi dan analisa akar penyebab masalah yang berpengaruh terhadap Swirl Burner Auxiliary
Boiler rusak adalah : 1. Greasing kering
2. Tidak ada akses & SOP Prev. Maintenance saat produksi

4. LANGKAH IV MEMBUAT RENCANA PERBAIKAN (15 s/d 20


Juni 2013)
4.1. Pola Pikir
Dengan melihat kondisi saat ini, agar bisa memberikan nilai tambah dan keuntungan bagi
perusahaan, penyelesaian proyek dilakukan dengan pola pikir sebagai berikut :

KONDISI SAAT INI KONDISI


SUBYEK OBYEK METODE
DIINGINKAN
- Rate pabrik turun PKM - Pabrik - Uji coba injeksi
ke 96,61 % KINESIS - Repair Swilr
Ammonia udara dengan Burner
- Produksi pabrik tubing Modifikasi
- Swilr Auxiliary Boiler
Ammonia turun
Burner - Dibuatkan akses tanpa men
rata-rata 1739,2
Aux.Boiler untuk repair Swirl shutdown kan
Ton/hari
Burner tanpa men pabrik.
- Temperatur gas shutdown kan - Produksi
sisa pembakaran pabrik harian minimal
Auxiliary Boiler (TI-
1800 Ton/hari
1007) rata-rata
O
955,4 C SASARAN
- Belum pernah - Pabrik Ammonia 2 beroperasi
dilakukan rate 100 %
perbaikan swilr PERBAIKAN
- Peningkatan benefit/keuntungan
burner pada saat & INOVASI
- Kehandalan peralatan produksi
pabrik beroperasi - Peningkatan moral pekerja

7
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

4.2. Perencanaan Strategi


Analisa SWOT

STRENGHT (S) WEAKNESS (W)


INTERNAL 1. SDM yang handal. 1. Belum ada alat bantu untuk
2. Material tersedia. repair swirl burner tanpa men
shutdown kan pabrik.
2. Repair swirl burner Aux.Boiler
belum pernah dilakukan saat
EKSTERNAL pabrik beroperasi.

OPPORTUNITY (O) STRATEGY (S – O) SRATEGY (W-O)


1. Peluang/kemungkinan 1. SDM yang berpengalaman dan 1. Membuat prosedur perbaikan
modifikasi. kreatif sehingga bisa tanpa men shutdown kan
2. Tersedia bahan baku melakukan perbaikan swirl pabrik.
dan penunjang. burner tanpa men shutdown 2. Membuat alat bantu untuk dapat
kan pabrik. melakukan perbaikan Swirl
Burner tanpa men shutdown kan
pabrik.

THREAT (T) STRATEGY (S-T) STRATEGY (W-T)


1. Vakum Aux.Boiler 1. Lakukan repair swirl buner 1. Perencanaan perbaikan yang
Drop. Aux.Boiler tanpa Shutdown, tepat.
2. Api Aux.Boiler Secara bertahap dan seksama. 2. Pengaturan mode operasi
menyambar keluar. 2. Membuat JSA untuk dilakukan dengan tepat.
miminimalkan potensi bahaya. 3. Melakukan koordinasi yang
3. Lakukan koordinasi yang baik. baik.

Dari analisa swot repair swirl burner Auxiliary Boiler dapat dilakukan tanpa men shutdown kan pabrik
dengan menbuat prosedur perbaikan dan membuat alat bantu.

4.3. Berdasarkan hasil analisis pada langkah sebelumnya, maka Gugus


Kinesis merencanakan perbaikan dengan menggunakan (5 W + 2H)
Where
How
NO Masalah What Why When How
Much
Who
- Lepas pagar, grating dan support
Auxiliary Boiler Swirl Burmer
- Matikan Swirl Burner yang akan
Meng-
Juni 2013 diperbaiki.
ganti Agar
- Pengamanan Sistem (lepas flexibel
grease bearing
H. Sabari hose Main Burner & Pilot Burner
pada terlumasi
Auxiliary Boiler).
bearing dengan
Armijono - Lepas Swirl Burner dengan
Greasing baru baik
1 Ambas menggunakan alat bantu. 100 %
kering dengan sehingga
Cakra - Repair Swirl Burner : Mengganti
grease swirl
bearing dan mengganti grease
yang burner
Akbar Azis pada bearing baru dengan grease
lebih tidak
Iuskus Kiadi untuk kondisi temperatur tinggi
tahan macet
sebelum dipasang.
panas
Tri Santoso - Pasang Kembali Swilr Burner.
Darmawan - Pasang Kembali Flexibel Hose Main
Burner Dan Pilot Burner.

8
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

- Aktifkan Kembali Swirl Burner


Auxiliary Boiler.
- Alternative 1 :
Menggunakan crane. Tidak bisa
dilakukan dikarenakan biaya yang
mahal dan akses moving crane
yang sempit.
-Alternative 2 :
Membuat Menggunakan OHT. Tidak bisa
Tidak ada
akses & Agar dapat Auxiliary Boiler dilakukan karena biaya
akses &
SOP melakukan pemasangan OHT baru mahal dan
SOP Prev.
Prev. perbaikan Juni 2013 perlu dilakukan perawatan berkala.
2 Maintenance 100 %
Mainte- tanpa men -Alternative 3:
saat
nance shutdown Darmawan Menggunakan monorel. Dapat
produksi
saat kan pabrik Sabari dilakukan karena biaya lebih murah
produksi dan lebih efisien.
- Siapkan material Mono rel (H Beam
dan I Beam)
- Pasang alat bantu Mono Rel pada
posisi atas Swirl Burner.
- Siapkan prosedur perbaikan tanpa
men shutdown kan pabrik.

4.4. Rencana Pelaksanaan Pekerjaan (Lampiran 8)


Berdasarkan pola pikir, analisa SWOT dan (5W + 2H) di atas perbaikan yang akan dilakukan adalah :
1. Greasing kering.
Mengganti grease bearing pada bearing baru (grease pabrikan diganti dengan grease untuk
temperatur yang lebih tinggi).
2. Tidak ada akses dan SOP Preventive Maintenance saat produksi.
- Dibuatkan alat bantu Mono Rel agar dapat melakukan perrbaikan tanpa harus men
shutdownkan pabrik. Mono Rel dipasang pada posisi atas dari ketiga Swirl Burner Auxiliary
Boiler yang digunakan untuk menahan swirl yang aktif dan alat bantu untuk menarik salah
satu dari 3 swirl yang akan diperbaiki.
- Siapkan prosedur perbaikan Swirl Burner tanpa men shutdown kan pabrik. Perbaikan
Swirl Burner kali ini merupakan hal baru di Ammonia Pabrik-2.

Sebelum melepas swirl burner, team menyusun JSA (Job Safety Analysis) study untuk
meminimalkan potensi bahaya agar pekerjaan melepas swirl burner berjalan dengan aman.
Target yang ditetapkan gugus adalah :
- Rate kembali menjadi 100%.
- Produksi pabrik Ammonia 1800 ton/hari.
O
- Temparatur gas sisa pembakaran maksimal 850 C.

9
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

Tanggapan Atasan
Kabag. Ammonia Pabrik-2 :

Manager Operasi Pabrik-2 :

Manager Harmekal -1:

Bontang, 18 Juni 2013


Mengetahui Menyetujui PKM Kinesis

Manager Operasi Pabrik-2 Manager Harmekal-1 Fasilitator Ketua


Teguh Ismartono ST. Ir. Haryudi Wibowo Rochmad Tri Fadiyanto Armijono.

5. LANGKAH V. MELAKSANAKAN PERBAIKAN (21 s/d 30 Juni


2013)

Uraian
N0 Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
Pekerjaan

Penanggung
Pasang Mono
1 Jawab
Rel Modifikasi
Sabari

MONO REL

10
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

Lepas Pagar,
Grating dan Penanggung
2 Support Swirl Jawab
Burmer Sabari
Auxiliary Boiler

Penanggung
Jawab
Mematikan
Armijono
3 Swirl Burner
Anggota
Auxiliary Boiler
1.Ambas
2.Cakra

Pengamanan
Penanggung
Sistem (Lepas
Jawab
Flexibel Hose
4 Akbar Aziz
Main Burner &
Anggota
Pilot Burner
Iuskus Kiadi
Auxiliary Boiler)

Lepas Swirl
Burner
Auxiliary Boiler Penanggung
dengan alat Jawab
5 bantu Mono Akbar Aziz
Rel dilakukan Anggota
tanpa men Iuskus
Shutdown kan
pabrik.

Repair Swirl
Burner
(mengganti
Penanggung
Bearing dan
Jawab
mengganti
Darmawan
6 Grease pada
Tri Santoso
Bearing baru
Akbar Aziz
dengan grease
Iuskus
yang tahan
temperatur
tinggi sebelum

11
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

dipasang)

Penanggung
Pasang
Jawab
Kembali Swilr
7 Akbar Aziz
Burner
Anggota
Auxiliary Boiler
Iuskus

Pasang
Kembali Penanggung
Flexibel Hose Jawab
8 Main Burner Akbar Aziz
Dan Pilot Anggota
Burner Iuskus
Auxiliary Boiler

Penanggung
Aktifkan Jawab
Kembali Swirl Armijono
9
Burner Anggota
Auxiliary Boiler 1. Ambas
2. Cakra

6. LANGKAH VI MENELITI HASIL PERBAIKAN (1 s/d 5 Juli 2013)

6.1. Meneliti hasil sebelum dan sesudah perbaikan (Lampiran 1, 9 dan 10)
Sebelum Perbaikan Swirl Burner Setelah Perbaikan Swirl Burner
Rate Produksi TI-1007 Rate Produksi TI-1007
No 2013 O No 2013 O
% Ton C % Ton C

12
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

1 27 Mei 96,20 1732 926,8 1 01 Juli 100,35 1806 792,4


2 28 Mei 98,16 1767 949,0 2 02 Juli 100,85 1815 791,3
3 29 Mei 98,13 1766 947,8 3 03 Juli 100,34 1806 794,8
4 30 Mei 95,59 1721 994,8 4 04 Juli 100,07 1801 794,0
5 31 Mei 94,99 1710 958,5 5 05 Juli 100,22 1804 793,6

6.2. Data rate, produk dan temperatur gas sisa pembakaran sebelum dan
sesudah perbaikan: (Lampiran 2 dan 3)

TEMPERATUR GAS SISA PEMBAKARAN


OC SEBELUM DAN SESUDAH PERBAIKAN - Perbaikan Swirl Burner Auxiliary Boiler bisa
1000
dilakukan pada saat pabrik normal operasi
800 tanpa ada kendala.
955 - Target produksi Ammonia yang ditetapkan
600 850 793
gugus tercapai 1806.4 : 1800 X 100 % =
400 100.35 %.
SEBELUM TARGET SETELAH
PERBAIKAN PERBAIKAN

6.3. Keuntungan yang didapatkan (penghematan) :


6.3.1. Biaya Pemasangan Mono Rel (lampiran 11)
Biaya pemasangan mono rel (A) = Rp 36.860.000,-
6.3.2. Biaya Repair Swirl Burner (lampiran 12)
Biaya Repair Swirl Burner (B) = Rp 79.986.275,-
6.3.3. Biaya Balancing Swirl Burner (lampiran 13)
Biaya Balancing Swirl Burner (C) = Rp 425.000,-
6.3.4. Biaya pengecatan (lampiran 11)
Biaya pengecatan (D) = Rp 3.750.000,-
6.3.5. Total Biaya (A+B+C+D) = Rp 121.021.275,-
6.3.6. Keuntungan Perbaikan Swirl Burner (10 hari produk kembali normal) (lampiran 14)
Keuntungan 10 hari perbaikan (E) = Rp 1.866.100.320,-
6.3.7. Keuntungan Perbaikan Swirl Burner tanpa shut down (Lampiran 15 dan 16)
Keuntungan Repair Swirl Tanpa Shut Down (F) = Rp 14.245.583.190,-
6.3.8. Total Keuntungan (E+F) = Rp 16.111.683.510,-

13
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

6.3.9. Penghematan = Total Keuntungan (A+B+C+D) - Total Biaya (E+F)


Rp 16.111.683.510,- - Rp 121.021.275,- = Rp 15.990.662.240,- (15.99 miliar).

6.4. Manfaat ditinjau dari segi QCDS(E)M. (Lampiran 1, 9 dan 10)

Produk ammonia meningkat dari rata-rata 1739.2 Ton/hari menjadi rata-rata


Q ( Quality ) 1806.4 Ton/hari.
Kerusakan Swirl Burner di Auxiliary Boiler dapat segera diatasi dan
C ( cost ) mendukung untuk pencapaian target produksi 610.200 Ton/tahun.
D ( Delievery ) Auxiliary Boiler bisa mendukung pada rate maksimum rata-rata 100,3 %
Gas terdistribusi dengan baik, nyala api menjadi berwarna biru dan operator
S ( Safety ) dapat melakukan pengaturan damper dengan aman.
o
E ( Environment ) Temperatur gas sisa pembakaran turun menjadi 793 C.
Operator kembali semangat bekerja karena lingkungan kerja menjadi aman
M ( Moral ) kembali

7. LANGKAH VII STANDARISASI (6 s/d 22 Juli 2013)

7.1. STANDAR MASUKAN.


7.1.1. Rekomendasi Dept. Inspeksi Teknik-2 No: 422/IT-INSP-2/VI/13 tetang support (mono rel).
(Lampiran 17)
7.1.2. Job Safety Analysis (JSA) (lampiran 8)
7.1.3. Gambar mono rel (Lampiran 18)

7.2. STANDAR PROSEDUR.


7.2.1. MENONAKTIFKAN BURNER. (Lampiran 19)
7.2.2. MENGAKTIFKAN KEMBALI BURNER

7.3. PROSEDUR PERBAIKAN SWIRL 101-B (AUXILIARY BOILER) TANPA


SHUT DOWN PABRIK. (Lampiran 20)
7.3.1. PERSIAPAN :
7.3.2. PELAKSANAAN
7.3.3. PEMERIKSAAN
7.3.4. PEMERIKSAAN PENGUKURAN
7.3.5. PEMASANGAN

7.4. STANDAR HASIL.


7.4.1. Produksi Ammonia Pabrik-2 meningkat dari 1739.2 Ton/hari menjadi 1806,4 Ton/hari.
7.4.2. Penghematan biaya shut down dan start up sebesar Rp 14.245.583.190,- ( 14.24 miliar )

14
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015

8. LANGKAH VIII RENCANA BERIKUTNYA

8.1. Identifikasi Peremasalahan Shut down HRU-1 akibat Preventif Listrik Saat
TA ditinjau dari data Kehilangan produk Tahun 2013 dan 2014 :

Kehilangan Produk
Tahun 2013 Tahun 2014
107 jam produksi 70 jam produksi

Kesimpulan :
 Shut down HRU-1 yang terjadi pada TA 2013 dan 2014 karena factor eksternal, yaitu adanya
program preventif listrik.
 Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan maka gugus KINESIS berupaya agar tidak
terjadi shut down HRU-1 karena adanya preventif listrik. Dimana setiap kali TA dilakukan preventif
listrik HRU-1 harus di shut down kan. Berdasarkan ini maka PKM KINESIS menetapkan tema :
“Modifikasi Power HRU-1 Dari Power Emergency”

Rencana Kegiatan.
2014 2015 2016
NO LANGKAH
Jan s/d Des Jan s/d Des Jan Feb
1. Menentukan Tema Dan Judul
1 Plan 2. Mencari Penyebab Masalah
3. Mencari Penyebab Dominan
4. Membuat Rencana Perbaikan
2 Do 5. Melaksanakan Perbaikan
3 Check 6. Meneliti Hasil Perbaikan
7. Menentukan Standarisasi
4 Action
8. Menentukan Langkah Berikutnya
: Rencana : Realisasi

Mengetahui,

Rochmad Tri Fadiyanto


Fasilitator

15

You might also like