Professional Documents
Culture Documents
Tema
“Meningkatkan Kehandalan Auxiliary Boiler Untuk Menekan
Kehilangan Produksi Pabrik Ammonia”
PKM KINESIS
Tgl Pembentukan 21 Mei 2013 Prosentase Kehadiran 80%
Jumlah pertemuan 12 kali Lama pertemuan 90 menit
SUSUNAN ANGGOTA NPK UNIT KERJA
Fasilisator Rochmad Tri Fadiyanto 8201012 Ops Ammonia Pabrik-2
Ketua Armijono 8302100 Ops Ammonia Pabrik-2
Sekretaris M. Ambas Syahid Amd 1104055 Ops Ammonia Pabrik-2
Anggota H. Akbar Azis 8402033 Harlap Pabrik-2
H. Sabari 8502560 Pipe Shop
Darmawan Amd 1104066 Inspeksi Teknik-2
Iuskus Kiadi M Amd 1104065 Harlap Pabrik-2
Tri Santoso 0803825 Mesin Shop
Cakra Wijaya 1204150 Ops Ammonia Pabrik-2
Pendahuluan
Ammonia Pabrik-2 dibangun pada tahun 1982 dengan kapasitas 1500 ton/hari. Pada tahun 1992
bagian back end di revamp menjadi kapasitas 1800 ton/hari dan pada tahun 1999 bagian front end di-
rettrofit mampu memproses gas synthesa setara dengan 2000 ton/hari sedangkan kapasitas back end
tetap 1800 ton/hari. Pada tahun 2013 target produksi yang harus dicapai 610.200 ton/tahun. Dengan
demikian Auxiliary Boiler menanggung beban yang semakin besar.
Pabrik Ammonia mengolah bahan baku uap, gas alam dan udara menjadi syn gas (hydrogen dan
nitrogen). Syn gas dikompresi dengan kompresor 103-J yang digerakan oleh turbin uap 103-JT
dialirkan ke Ammonia Converter 105-D untuk direaksikan menjadi Ammonia. Turbin uap
2
menggunakan uap tekanan 108 kg/cm yang dihasilkan dari 101-C, 103-C, HP Coil dan Auxiliary
Boiler. Seiring dengan bertambah besarnya target produksi, pembangkit uap yang sering bermasalah
adalah Auxiliary Boiler. Permasalahan pada Auxiliary Boiler 101-B terjadi pada Swirl Burner
diakibatkan oleh bearing macet dan nozzle distributor patah sehingga gas alam tidak terbakar dengan
2 2
sempurna dan produksi uap tekanan 107,9 kg/cm turun menjadi 104,7 kg/cm . Swirl adalah suatu alat
yang berfungsi untuk mendistribusikan fuel gas dengan udara agar pembakaran terjadi dengan
sempurna di ruang bakar Auxiliary boiler. Kejadian-kejadian rusaknya Swirl Burner Auxiliary Boiler :
Pada awal tahun 2012 Swirl Burner nomer 2 putarannya macet.
Pada tanggal 8 Mei 2013 berselang 3 bulan setelah penggantian Swirl Burner pada TA bulan
Maret 2013 nozzle burner nomer 3 patah.
Pada tanggal 13 Mei 2013 Swirl Burner no 2 putarannya macet.
1
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
PEMANAS
SYN GAS
LANJUT
TURBIN
103-JT 103-J
UAP
KOMPRESOR
BFW SYN GAS
STEAM DRUM
101-F
Area masalah 101-C 103-C
AMMONIA
AUX. 101-B
CONVERTER
BOILER HP. COIL
105-D
Usaha yang pernah dilakukan adalah injeksi udara ke Swirl Burner yang macet dengan mengunakan
tubing, karena tidak ada perubahan di sisi produksi maka gugus Kinesis mengganti tubing biasa
dengan tubing modifikasi ternyata usaha tersebut juga tidak menbuahkan hasil.
TUBING
BIASA
TUBING
MODIFIKASI
Dengan problem 2 Swirl Burner Auxiliary Boiler yang macet tersebut tidak akan mungkin untuk
mencapai target produksi tahunan karena produksi pabrik Ammonia kurang dari 1800 ton/hari. Melihat
kondisi yang memprihatinkan tersebut maka dipandang perlu untuk mempelajari agar Swirl Burner
Auxiliary Boiler dapat dilakukan perbaikan tanpa harus men shutdown kan pabrik.
: Rencana : Realisasi
2
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
2. HP Coil bocor.
Sebelum Kejadian HP Coil bocor Setelah Kejadian
Produksi Produksi Produksi Produksi
No 2013
Ton/shift
No 2013
Ton/shift
Ton/hari Ton/hari
1 24 Januari 1810 603,33 1 23 Februari 1786 595,33
2 25 Januari 1806 602 2 24 Februari 1779 593
3 26 Januari 1811 603,67 3 25 Februari 1781 593,67
4 27 Januari 1802 600,67 4 26 Februari 1784 594,67
5 28 Januari 1805 601,67 5 27 Februari 1782 594
Rata-rata 1806,8 602,27 Rata-rata 1782,4 594,13
Kehilangan produk Ammonia akibat HP Coil bocor 602,27 – 594,13 = 8,14 Ton per shift
3. SKG trip.
Sebelum Kejadian SKG Trip Sesudah Kejadian
10/4/2013 (Night) 10/4/2013 (Day)
626 625
Kehilangan produk Ammonia akibat SKG trip 626 – 625 = 1 Ton per shift
Dari data diatas didapatkan diagram Perbandingan Lost Product Ammonia Per Shift
Ton Kumulatif
pareto sbb : Ketiga kejadian masalah 97,10% 100,00%
ia 100%
tersebut yang paling berpengaruh n
o 30
m 73,49% 80%
terhadap kehilangan produk m25
A
t
c 60%
Ammonia adalah masalah Swirl u 20
d
o
r 15
Burner Auxiliay Boiler rusak. p 40%
n 25,34
a 10
Berdasarkan Quality Objektif Kepala g
n
la 20%
i 5 8,14
Bagian Ammonia Pabrik-2 serta h
e 1
K 0 0%
permasalahan yang ada maka gugus SWILR HP-COIL SKG TRIP
menentukan tema : Jenis masalah
3
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Berikut adalah data produksi dampak dari kerusakan Swirl Burner Auxiliary Boiler
% Rate Sebelum P erbaikan Ton/hari Produk Am m onia Sebelum Perbaikan
100
1790
96 1730
96,20 94,99 1732
95,59 1721
1710
94 1700
27 M ei 28 M ei 29 M ei 30 M ei 31 M ei 27 M ei 28 M ei 29 M ei 30 M ei 31 M ei
Tahun 2013 Tahun 2013
1.3. Peta resiko yang timbul jika Swirl Burner Aux. Boiler tidak diperbaiki
Apabila Swirl Burner Aux. Boiler tidak diperbaiki maka akan timbul resiko :
A = Api Swirl Burner menyambar mengenai operator ,dengan score 9 termasuk High Risk.
B = Temperatur sisa gas pembakaran lebih panas dan berwarna kehitaman, dengan score 25
termasuk Extreme Risk.
RISK MATRIX
Likelihood
Consequence 1 2 3 4 5
Rare Unlikely Possible Likely Almost Certain
5. Catastrophic 5 10 15 20 25 B
4. Major 4 8 12 16 20
3. Moderate 3 6 9 A 12 15
2. Minor 2 4 6 8 10
1. Negligible 1 2 3 4 5
Keterangan :
4
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Berdasarkan quality objektif ,data produksi dan analisa peta resiko, maka gugus menentukan sasaran :
“Meningkatkan Kehandalan Auxiliary Boiler Untuk Menaikan Produksi Pabrik
Ammonia Ke rate 100%.”
1.4. Dampak Negatif Ditinjau dari QCDS(E)M bila masalah ini tidak
diselesaikan (Lampiran 1 dan 4)
Q ( Quality ) Produk Ammonia turun menjadi rata-rata 1739.2 ton/hari.
C ( cost ) Kehilangan produksi ammonia 25,34 ton per shift atau 76 ton per hari.
D ( Delievery ) Hanya mampu mendukung pabrik pada rate produksi rata-rata 96.61 %.
Gas tidak terdistribusi dengan baik sehingga api menyambar keluar berpotensi
S ( Safety ) membahayakan operator p a d a s a a t melakukan pengaturan damper.
o
E ( Environment ) Temperatur gas buang pembakaran diatas normal, rata-rata 955 C.
M ( Moral ) Beban psikologis operator, karena lingkungan kerja tidak aman.
Komentar Atasan
Kabag. Ammonia Pabrik-2 :
Manager Harmekal-1 :
5
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
SWIRL
AUXILIARY
BOILER
Tidak ada RUSAK
Preventive maintenance Tidak melakukan
Kontinyu runing Tunggu Pabrik shutdown Preventive Maintenance
Tidak ada Swirl Burner Tidak ada akses & Tidak ada akses &
Cadangan (redundent) SOP Prev. Maintenance SOP Prev. Maintenance
saat produksi saat produksi
METODE MANUSIA
6
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
7
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Dari analisa swot repair swirl burner Auxiliary Boiler dapat dilakukan tanpa men shutdown kan pabrik
dengan menbuat prosedur perbaikan dan membuat alat bantu.
8
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Sebelum melepas swirl burner, team menyusun JSA (Job Safety Analysis) study untuk
meminimalkan potensi bahaya agar pekerjaan melepas swirl burner berjalan dengan aman.
Target yang ditetapkan gugus adalah :
- Rate kembali menjadi 100%.
- Produksi pabrik Ammonia 1800 ton/hari.
O
- Temparatur gas sisa pembakaran maksimal 850 C.
9
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Tanggapan Atasan
Kabag. Ammonia Pabrik-2 :
Uraian
N0 Sebelum Perbaikan Setelah Perbaikan Keterangan
Pekerjaan
Penanggung
Pasang Mono
1 Jawab
Rel Modifikasi
Sabari
MONO REL
10
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
Lepas Pagar,
Grating dan Penanggung
2 Support Swirl Jawab
Burmer Sabari
Auxiliary Boiler
Penanggung
Jawab
Mematikan
Armijono
3 Swirl Burner
Anggota
Auxiliary Boiler
1.Ambas
2.Cakra
Pengamanan
Penanggung
Sistem (Lepas
Jawab
Flexibel Hose
4 Akbar Aziz
Main Burner &
Anggota
Pilot Burner
Iuskus Kiadi
Auxiliary Boiler)
Lepas Swirl
Burner
Auxiliary Boiler Penanggung
dengan alat Jawab
5 bantu Mono Akbar Aziz
Rel dilakukan Anggota
tanpa men Iuskus
Shutdown kan
pabrik.
Repair Swirl
Burner
(mengganti
Penanggung
Bearing dan
Jawab
mengganti
Darmawan
6 Grease pada
Tri Santoso
Bearing baru
Akbar Aziz
dengan grease
Iuskus
yang tahan
temperatur
tinggi sebelum
11
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
dipasang)
Penanggung
Pasang
Jawab
Kembali Swilr
7 Akbar Aziz
Burner
Anggota
Auxiliary Boiler
Iuskus
Pasang
Kembali Penanggung
Flexibel Hose Jawab
8 Main Burner Akbar Aziz
Dan Pilot Anggota
Burner Iuskus
Auxiliary Boiler
Penanggung
Aktifkan Jawab
Kembali Swirl Armijono
9
Burner Anggota
Auxiliary Boiler 1. Ambas
2. Cakra
6.1. Meneliti hasil sebelum dan sesudah perbaikan (Lampiran 1, 9 dan 10)
Sebelum Perbaikan Swirl Burner Setelah Perbaikan Swirl Burner
Rate Produksi TI-1007 Rate Produksi TI-1007
No 2013 O No 2013 O
% Ton C % Ton C
12
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
6.2. Data rate, produk dan temperatur gas sisa pembakaran sebelum dan
sesudah perbaikan: (Lampiran 2 dan 3)
13
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
14
TEMU KARYA MUTU & PRODUKTIVITAS NASIONAL XIX
INTERNATIONAL QUALITY & PRODUCTIVITY CONVENTION 2015
8.1. Identifikasi Peremasalahan Shut down HRU-1 akibat Preventif Listrik Saat
TA ditinjau dari data Kehilangan produk Tahun 2013 dan 2014 :
Kehilangan Produk
Tahun 2013 Tahun 2014
107 jam produksi 70 jam produksi
Kesimpulan :
Shut down HRU-1 yang terjadi pada TA 2013 dan 2014 karena factor eksternal, yaitu adanya
program preventif listrik.
Berdasarkan data dan analisa yang telah dilakukan maka gugus KINESIS berupaya agar tidak
terjadi shut down HRU-1 karena adanya preventif listrik. Dimana setiap kali TA dilakukan preventif
listrik HRU-1 harus di shut down kan. Berdasarkan ini maka PKM KINESIS menetapkan tema :
“Modifikasi Power HRU-1 Dari Power Emergency”
Rencana Kegiatan.
2014 2015 2016
NO LANGKAH
Jan s/d Des Jan s/d Des Jan Feb
1. Menentukan Tema Dan Judul
1 Plan 2. Mencari Penyebab Masalah
3. Mencari Penyebab Dominan
4. Membuat Rencana Perbaikan
2 Do 5. Melaksanakan Perbaikan
3 Check 6. Meneliti Hasil Perbaikan
7. Menentukan Standarisasi
4 Action
8. Menentukan Langkah Berikutnya
: Rencana : Realisasi
Mengetahui,
15