Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelas : X RPL 1
No. Absen : 13
BAB 2
A.STRUKTUR ATOM
B. SISTEM PERIODIK UNSUR
C. HUBUNGAN SISTEM PERIODIK DENGAN KONFIGURASI
ELEKTRON
D.SIFAT – SIFAT PERIODIK UNSUR
Teori Tentang Atom
1) Democritus (500 SM)
Filsuf dari Yunani ini percaya bahwa semua materi (zat)
tersusun dari partikel yang sangat kecil dan tidak dapat dibagi
lagi yang disebut dengan atomos (tidak dapat dibagi)
2) John Dalton (1766 - 1844)
Seorang guru juga ilmuwan Inggris ini mendefinisikan
bahwa benda terkecil penyusun materi yang tidak dapat dibagi
lagi sebagai "atom". Ia membuat hipotesis yang menjadi dasar
berkembangnya kimia modern. Berikut hipotesis yang telah
dibuatnya :
a. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil dan
tidak dapat dibagi lagi yang disebut dengan atom
b. Atom-atom yang menyusun suatu unsur adalah
identik, baik massa, ukuran dan sifatnya sama.
Sedangkan atom dari unsur yang berbeda mempunyai
massa, ukuran dan sifat yang beda
c. Senyawa tersusun dari atom-atom yang terdiri dari
dua unsur atau lebih dengan perbandingan tetap dan
tertentu
d. Atom tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan.
A. STRUKTUR ATOM
Sampai sekarang tak ada alat yang mampu untuk melihat bagaimana bentuk dan susunan atom.
Penyelidikan dilakukan dengan mengamati fenomena yang ditimbulkannya. Setelah diamati ternyata
atom mempunyai sifat listrik. Atom tersusun dari partikel-partikel penyusun yang terdiri dari Elektron,
Proton dan Neutron.
1. Elektron
Bermula dengan ditemukannya tabung sinar katode oleh Karl Ferdinand Braun. Ia mengamati
aliran radiasi dari kutub negatif (katode) menuju kutub positif (anode) yang disebut sinar katode.
Sifat sinar katode ini disempurnakan oleh Sir William Crookes. Kemudian penelitian sinar
katode disempurnakan oleh Joseph John Thomson. J.J Thomson menemukan muatan elektron
yaitu sebesar 1,76 x 1018 coulomb/gram. Penyelidikan lebih lanjut dilakukan Robert A.Milikan
dengan percobaan tetes minyak. Milikan menyebutkan bahwa muatan 1 elektron adalah 1,6022
x 10-19 C J.J Thomson kemudian menyebutkan atom merupakan bola pejal yang bermuatan
positif dan di dalamnya tersebar muatan negatif elektron. Teori ini dikenal dengan teori roti
kismis.
2. Inti Atom dan Proton
Tahun 1886, Eugene Goldstein memodifikasi tabung sinar katode dengan melubangi
lempeng katodenya. Ia menemukan sinar yang menembus lubang katodenya yang disebut sinar
kanal. Selanjutnya, Wilhelm Wien menyebutkan bahwa sinar kanal tersebut disebut proton.
Untuk mengetahui kedudukan partikel-partikel tersebut, Ernest Rutherford melakukan
percobaan dengan hamburan sinar alfa terhadap lempeng tipis emas. Rutherford menyimpulkan
bahwa atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh
elektron yang bermuatan negatif.
3. Neutron
Tahun 1932, James Chadwick menemukan kejanggalan pada penelitian Rutherford.
Penelitiannya menunjukkan kesalahan pada perbandingan massa atom hidrogen dan massa
atom helium. Chadwick melakukan percobaan hamburan partikel alfa terhadap boron dan
parafin . Apabila partikel alfa ditembakkan pada lapisan logam boron, ternyata logam tersebut
memancarkan sinar yang serupa dengan gelombang elektromagnetik berenergi tinggi. Sinar
tersebut tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Percobaan selanjutnya
menunjukkan bahwa sinar tersebut merupakan partikel netral yang mempunyai massa sedikit
lebih besar daripada massa proton. Partikel ini diberi nama neutron.
Tanda Atom
Nomor atom (Z), adalah jumlah proton terdapat dalam inti atom
Nomor Massa (A), adalah jumlah proton dan neutron.
secara umum :
A = nomor massa
= jumlah proton ( p ) + jumlah neutron ( n )
A = p+n=Z+n
1) ISOTOP
Adalah atom-atom dari unsur yang sama (mempunyai nomor atom yang sama) tetapi berbeda
nomor massanya.
2) ISOBAR
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi mempunyai
nomor massa yang sama.
3) ISOTON
Adalah atom-atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda) tetapi
mempunyai jumlah neutron yang sama.
Perkembangan Teori Atom
1) Model Atom Dalton
a) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil.
b) Atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dipecah lagi.
c) Atom suatu unsur sama memiliki sifat yang sama
d) Senyawa terbentuk jika atom bergabung satu sama lain.
e) Reaksi kimia hanyalah reorganisasi dari atom-atom
2) Model Atom Thomson
Setelah ditemukannya elektron oleh J.J Thomson, disusunlah model atom Thomson yang
merupakan penyempurnaan dari model atom Dalton. Menurut Thomson :
a) Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron (bagaikan
kismis dalam roti kismis)
b) Atom bersifat netral, yaitu muatan positif dan muatan negatif jumlahnya sama
3) Model Atom Rutherford
a) Rutherford menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan positif,
berukuran lebih kecil daripada ukuran atom tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari
massa intinya.
b) Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif dan berada pada pusat atom serta elektron
bergerak melintasi inti (seperti planet dalam tata surya).
c) Atom bersifat netral.
d) Jari-jari inti atom dan jari-jari atom sudah dapat ditentukan.
4) Model Atom Niels Bohr
Model atomnya didasarkan pada teori kuantum untuk menjelaskan spektrum gas hidrogen.
Menurut Bohr, spektrum garis menunjukkan bahwa elektron hanya menempati tingkat-tingkat energi
tertentu dalam atom. Menurutnya :
a) Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan di sekitarnya beredar elektron-elektron
yang bermuatan negatif.
b) Elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu dengan gerakan stasioner
(tetap), selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama (kulit elektron) yang dinyatakan
dengan bilangan kuantum utama (n).
c) Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energinya akan tetap.
d) Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke lintasan
stasioner yang lebih tinggi jika menyerap energi. Sebaliknya, jika elektron berpindah dari
lintasan stasioner yang lebih tinggi ke rendah terjadi pelepasan energi.
Elektron-elektron yang mengelilingi inti pada lintasan-lintasan tertentu yang disebut
dengan kulit elektron atau tingkat energi.
Elektron menempati mulai dari kulit pertama K (dekat atom), kulit kedua disebut L,
kulit ketiga disebut M, dan seterusnya.
Tiap tiap kulit elektron hanya dapat ditempati oleh maksimum 2n2, dengan n adalah
nomor kulit
Jumlah elektron yang menempati kulit terluar disebut elektron valensi. Contoh
elektron valensi K adalah 1, elektron valensi P adalah 5
Untuk menentukan golongan unsur dalam sistem periodic berdasarkan konfigurasi elektron,
perlu dilihat pada jenis dan jumlah elektron terluar yang menempati kulit yang sama.
Golongan utama (Golongan A), pada golongan ini electron valensi menempati subkulit s
atau subkulit s dan p.
Golongan transisi (Golongan B), pada golongan ini electron valensi menempati
subkulit s dan d.
Untuk lantanida dan aktinida, elektron valensi menempati subkulit s dan f. Tapi
jumlahnya tidak menentukan golongan, karena lantanida dan aktinida tidak mempunyai
golongan
Jika pengamatan kalian pada kegiatan mandiri benar, maka akan diketahui adanya hubungan
antara konfigurasi electron atom unsur-unsur dengan sistem periodik, baik mengenai golongan
maupun periodenya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem periodik dapat digunakan untuk
meramalkan konfigurasi elektron atom unsur-unsur.
Tabel : Hubungan antara Elektron Valensi dan Golongan dalam Sistem Periodik
Berdasarkan kesamaan konfigurasi elektron, terluar dapat dikelompokan unsur-unsur tersebut dalam
blok berikut.
Blok s. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital s terletak pada
golongan IA dan IIA, kecuali unsure H dan He. Unsur-unsur ini merupakan logam yang
reaktif. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx, maka unsure tersebut terletak pada
golongan xA.
Blok p. Unsur yang mempunyai konfigurasi elektron terluar pada orbital p, terdapat dalam
golongan IIIA, IVA, VA, VIA, VIIA, dan VIII. Golongan unsur-unsur ini meliputi logam,
metaloid, dan non logam. Misal konfigurasi elektron terluar adalah npy, maka unsure tersebut
terletak pada golongan (2 + y)A.
Blok d. Konfigurasi elektron terluar d terdapat dalam unsurunsur transisi, yaitu golongan IIIB,
IVB, VB, VIB, VIIB, VIIIB, IB, dan IIB. Misal konfigurasi elektron terluar adalah nsx (nd)z,
maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + z)B. Jika:
a) x + z = 8, x + z = 9, dan x + z = 10, maka unsur terletak pada golongan VIIIB;
b) . x + z = 11, maka unsur terletak pada golongan IB;
c) c. x + z = 12, maka unsur terletak pada golongan IIB.
Blok f . Blok f merupakan golongan unsur lantanida dan aktinida. Golongan ini disebut juga
golongan transisi dalam.
1) Jumlah kulit elektron menunjukkan letak periode. Pada konfigurasi unsur-unsur periode ke-2
mempunyai jumlah kulit sebanyak 2 buah
Contoh :
9F :2,7 periode ke-2
12Mg :2,8,2 periode ke-3
31Ga : 2 , 8 , 18 , 3 periode ke-4
2) Jumlah elektron valensi suatu atom unsur menunjukkan golongan
Pada konfigurasi unsur-unsur golongan ke-2, elektron valensi golongan IIA mempunyai
elektron valensi sebanyak 2 elektron
Contoh : __
4 Be :22 |
12Mg :282 |----> golongan IIA
20Ca : 2 8 8 2 __|
2) Energi Ionisasi
Energi Ionisasi yaitu energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron terluar dari
suatu atom.
Sifat dalam satu golongan : semakin kecil (dari atas ke bawah).
Sifat dalam satu periode : semakin besar (dari kiri ke kanan).
3) Afinitas Elektron
Afinitas Elektron yaitu energi yang menyertai proses penambahan satu elektorn pada satu
atom netral dalam wujud gas, sehingga terbentuk ion bermuatan -1.
4) Kelektronegatifan
5) Sifat Logam
Sifat logam yaitu kecenderungan melepas elektron membentuk ion positif.
Sifat dalam satu golongan : sifat logam bertambah sedangkan non logam
berkurang.
Sifat dalam satu periode : sifat logam berkurang dan sifat non logam bertambah.
6) Kereaktifan
Kereaktifan yaitu skala yang dapat menjelaskan kecenderungan atom suatu unsur untuk
menarik elektron menuju kepada nya dalam suatu ikatan.