Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S2
Diajukan oleh :
Akhmad Sujai
NIM: 09/293218/PKU/10751
KEPADA
PROGRAM PASCA SARJANA FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Naskah Publikasi
Diajukan Oleh:
Akhmad Sujai
NIM: 09/293218/PKU/10751
Disetujui Oleh:
Pembimbing Utama
HUBUNGAN KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DAN STATUS GIZI
DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
DI KOTA YOGYAKARTA
ABSTRACT
Background: Poverty and lack of income will cause inability of the family to
provide enough and nutritious food for all the family members. Fulfillment of
nutritious food will bring direct impact to nutrition status of children. Malnutrition
will affect brain development and intelligence that in the long run disrupts
academic achievement.
Method: The study was observational with cross sectional design. Samples were
students of grade V of elementary school at Subdistrict of Gedongtengen,
Yogyakarta Municipality. Data of food security of the house were obtained
through interview based on questionnaire of Radimer/Cornell; data of nutrition
status were obtained through assessment and academic achievement through
secondary data, i.e. original score of final semester examination.
Conclusion: There was association between food security of the household and
nutrition status. There was association between food security of the household
and achievement in Mathematics; but not in Bahasa Indonesia and Science.
There was association between nutrition status in height for age and academic
achievement of students.
PENDAHULUAN
Tingkat pendapatan sangat menentukan status ketahanan pangan
rumah tangga, dan akan mempengaruhi pola penyediaan pangan. Rumah
tangga yang tahan pangan tergambar dari kemampuannya untuk
memenuhi kebutuhan pangan yang cukup dan bergizi bagi seluruh
keluarga. Ketersediaan pangan dalam keluarga akan mempengaruhi
asupan zat gizi bagi setiap anggota keluarga (1)
Asupan zat gizi dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk
menyediakan energi, pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh serta
mengatur proses kehidupan dalam tubuh. Manifestasi dari penggunaan
zat gizi oleh tubuh terlihat dalam penampilan fisiologis yang disebut
dengan status gizi (2)
Ketahanan pangan dan status gizi yang baik merupakan syarat
dasar bagi pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas. Rumah
tangga dengan ketahanan pangan dan status gizi yang baik akan
menghasilkan anak dengan kualitas fisik dan kecerdasan yag optimal, dan
bila didukung oleh faktor lingkungan yang memadai akan mampu meraih
prestasi pada proses pendidikan yang dilaluinya (3).
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross
sectional (potong lintang). Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
Gedongtengen, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
dari bulan Februari sampai dengan April 2011.
Subjek penelitian adalah siswa kelas 5 sekolah dasar berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan, yaitu kriteria inklusi: berumur 10-11 tahun,
tinggal dengan orang tua kandung, dan sudah tinggal selama 2 tahun di
Kecamatan Gedongtengen. Kriteria eksklusi yaitu apabila siswa menderita
penyakit infeksi kronis atau kelainan bawaan. Jumlah populasi sebanyak
141 siswa dari 6 sekolah dasar. Pengambilan sampel dilakukan secara
sampling sistematis dengan jumlah sampel sebanyak 105 orang.
Data karakteristik subjek penelitian diperoleh dengan cara meminta
Kepala Sekolah mengisi format yang berisi: nama, umur, jenis kelamin,
nama orang tua, alamat, nilai asli semester terakhir mata pelajaran
matematika, Bahasa Indonesia dan Ilmu Pengetahuan Alam. Data
Ketahanan pangan rumah tangga diperoleh melalui wawancara dengan
ibu dari sampel terpilih dengan menggunakan kuesioner Radimer/Cornell.
Sedangkan data berat badan dan tinggi badan diperoleh melalui
pengukuran.
Data status gizi diolah menggunakan software anthroplus
berdasarkan parameter TB/U dengan rujukan WHO 2007. Data ketahanan
pangan rumah tangga dikategorikan menjadi 2 yaitu rumah tangga tahan
pangan dan tidak tahan pangan. Sedangkan data prestasi belajar
dikategorikan menjadi baik dan kurang. Penyajian data dengan analisis
univariat untuk melihat distribusi frekuensi karakteristik subjek penelitian,
variabel bebas, dan terikat. Untuk mengetahui hubungan antar variabel
digunakan uji chi square dan Fisher’s Exact.
3
HASIL
Karakteristik Subjek Penelitian
Dari jumlah sampel sebanyak 105 orang variabel jenis kelamin dan
umur hampir sebanding, yaitu jenis kelamin laki-laki 53 orang (50,5%)
perempuan 52 orang (49,5%) dan usia 10 tahun sebanyak 53 orang
(50,5%) dan 11 tahun sebanyak 52 orang (49,5%).
Tingkat pendapatan keluarga sebagian besar sampel tidak miskin
yaitu sebanyak 73 orang (69,5%), tingkat pendidikan ayah sebagian besar
rendah sebanyak 55 orang (52,4%), tingkat pendidikan ibu sebagian
besar rendah sebanyak 54 orang (51,4%). Sebagian besar orang tua
siswa bekerja, yaitu ayah bekerja 103 orang (98,1%) dan ibu bekerja
sebanyak 56 orang (53,3%).
Berdasarkan variabel presensi siswa dan ketahanan pangan,
sebanyak 69 orang (65,7%) pernah absen selama 1 semester, dan
sebanyak 34 siswa (32,4%) mempunyai status ketahanan pangan rumah
tangga food secure (tahan pangan) Berdasarkan status gizi parameter
TB/U sebanyak 91 orang (86,7%) status gizi siswa normal. Pada variabel
prestasi, sebagian besar siswa mempunyai nilai kurang pada pelajaran
matematika yaitu sebanyak 55 orang (52,4%), sedangkan pada pelajaran
Bahasa Indonesia dan IPA sebagian besar siswa mempunyai nilai baik
yaitu masing-masing 81 orang (77,1%) dan 66 orang (62,9%). Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.
4
2,340 yang berarti siswa dari rumah tangga tidak tahan pangan
mempunyai resiko 2,340 kali untuk memperoleh nilai kurang pada
pelajaran matematika. Hasil selengkapnya pada Tabel 3.
Tabel 3 Hubungan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dengan Prestasi
Matematika
Matematika
Ketahanan
Kurang Baik Jumlah p OR
Pangan
n % N % n % (CI)
Tdk Tahan
Pangan 42 59,2 29 40,8 71 100,0 0,045* 2,340
Tahan
Pangan 13 38,2 21 61,8 34 100,0 (1,012-5,409)
Jumlah 55 52,4 50 47,6 105 100,0
Ket. * Uji Chi Square
Pada pelajaran Bahasa Indonesia sebagian besar siswa
mempunyai prestasi baik yaitu sebanyak 81 orang (77,1%), masing-
masing sebanyak 51 orang (71,8%) berasal dari rumah tangga tidak tahan
pangan dan 30 orang (88,2%) berasal dari rumah tangga tahan pangan.
Setelah diuji statistik hubungan ketahanan pangan rumah tangga dengan
prestasi siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia diperoleh p = 0,061
dan OR sebesar 2,941. Hasil selengkapnya pada Tabel 4.
Prestasi Gabungan
Ketahanan OR
Pangan Kurang Baik Jumlah p
n % N % (CI)
Tdk Tahan
Pangan 52 73,2 19 26,8 71 100,0 0,136* 1,916
Tahan
Pangan 20 58,8 14 41,2 34 100,0 (0,809-4,535)
Jumlah 72 68,6 33 31,4 105 100,0
Ket. * Uji Chi Square
Matematika
Status Gizi Kurang Baik Jumlah p OR
n % n % n % (CI)
TB/U
Bahasa Indonesia
Status Gizi Kurang Baik Jumlah p OR
n % n % n % (CI)
TB/U
Pendek
(Stunted) 9 64,3 5 35,7 14 100,0 0.000** 9,120
IPA
Status Gizi Kurang Baik Jumlah p OR
n % n % n % (CI)
TB/U
Pendek
(Stunted) 5 35,7 9 64,3 14 100,0 0.905* 0,931
Normal 34 37,4 57 62,9 91 100,0 (0,288-3,009)
IPA
Status Gizi Kurang Baik Jumlah p
n % n % n %
TB/U
Pendek (Stunted) 14 100,0 0 0,0 14 100,0 0.004**
Normal 58 63,7 33 36,3 91 100,0
Jumlah 39 68,6 66 31,4 105 100,0
Ket. ** Uji Fisher’s Exact
BAHASAN
Hubungan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Dengan Status Gizi
TB/U
yang memadai akan mampu meraih prestasi pada proses pendidikan yang
dilaluinya (3).
Di samping faktor kesehatan fisik seperti pendengaran dan
penglihatan, prestasi juga dipengaruhi oleh faktor psikologis yaitu minat,
kecerdasan dan motivasi (10). Selain itu faktor keluarga, guru dan cara
mengajarnya, alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar,
perbedaan kurikulum dan program pendidikan dan lingkungan sangat
mempengaruhi prestasi belajar siswa (11-12).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
status ketahanan pangan rumah tangga dengan prestasi matematika
(p=0,045) dengan OR sebesar 2,340 (Tabel 3). Namun tidak demikian
dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan IPA. Hal ini mungkin karena
prestasi belajar matematika berhubungan dengan kemampuan spasial
anak. Kemampuan spasial adalah bagian dari aspek kognitif yang
berkaitan dengan pemahaman perspektif, kiri kanan, bentuk-bentuk
geometris, menghubungkan konsep spasial dengan bayangan visual.
Pada anak sekolah dasar kemampuan spasial ini erat hubungannya
dengan kecerdasan anak secara umum (13).
DAFTAR PUSTAKA
1. Matheson DM, Varady J, Varady A, Killen JD. Household food security
and nutritional status of Hispanic children in the fifth grade. Am J Clin
Nutr. 2002 Jul;76(1):210-7.
2. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama; 2009.
3. Suyamto, Indrasari SD, Hanarida I. Biofortifikasi dan Ketahanan
Pangan. Proseding Temu Ilmiah XIII PERSAGI. Jakarta: PERSAGI;
2005. p. 100-9.
4. Azwar S. Tes prestasi fungsi pengembangan prestasi belajar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2009.
5. Alaimo K, Olson CM, Frongillo EA, Jr. Food insufficiency and
American school-aged children's cognitive, academic, and
psychosocial development. Pediatrics. 2001 Jul;108(1):44-53.
6. Isanaka S, Mora-Plazas M, Lopez-Arana S, Baylin A, Villamor E. Food
insecurity is highly prevalent and predicts underweight but not
overweight in adults and school children from Bogota, Colombia. J
Nutr. 2007 Dec;137(12):2747-55.
7. Milman A, Frongillo EA, de Onis M, Hwang JY. Differential
improvement among countries in child stunting is associated with long-
term development and specific interventions. J Nutr. 2005
Jun;135(6):1415-22.
8. Berkman DS, Lescano AG, Gilman RH, Lopez SL, Black MM. Effects
of stunting, diarrhoeal disease, and parasitic infection during infancy
on cognition in late childhood: a follow-up study. Lancet. 2002 Feb
16;359(9306):564-71.
16