You are on page 1of 4

LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 1

Absorption
Audhina, R. P., Farhan, M. H. C., dan Tambunan, A.
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

Abstrak—Absorbsi adalah proses yang penting dalam industri Praktikum bertujuan untuk mengetahui apakah alat sesuai
kimia. Unit operation yang sering digunakan adalah packed untuk kapasitas yang diinginkan dan menghitung desain
column. Dalam percobaan ini, dilihat apakah alat yang ada setelah di scale-up.
sesuai dengan kapasitas aliran gas 1 m3 (stp)/jam. Praktikum
bertujuan untuk mengetahui apakah alat sesuai untuk kapasitas D. Manfaat
tersebut dan menghitung desain apabila diperlukan scale-up.
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan laporan
Metodologi percobaan adalah sebagai berikut. Untuk
praktikum flooding velocity, membuat larutan NaOH 2% serta praktikum ini adalah:
mengukur dimensi alat. Setelah menyalakan pompa, 1) Dapat mengetahui hubungan flowrate terhadap
melakukan dry-run dengan gas udara untuk variabel 20 dan 40 pressure drop dan flooding velocity
L/min. Kemudian, melakukan percobaan dengan kombinasi 2) Dapat menghitung mass-transfer coefficient dari
flowrate gas 20 dan 40 L/min serta flowrate liquid 0,2; 0,4; 0,6; pengukuran konsentrasi solute di keluaran liquid
dan 0,8 L/min. Untuk semua percobaan tersebut, mengamati
3) Dapat melakukan scale-up alat
nilai pressure drop dan melihat dimana flooding velocity. Untuk
praktikum mass-transfer coefficient, mengetes sampel NaOH
dari kombinasi flowrate tersebut untuk kadar CO2 melalui II. TINJAUAN PUSTAKA
titrasi. Dari kedua praktikum tersebut akan didapatkan
flooding velocity dan mass-transfer coefficient. A. Absorbsi
Proses perpindahan massa suatu solute pada peristiwa
Kata Kunci—Absorbsi, flooding velocity, mass-transfer
kontak antara fasa gas ke fasa cair dimana gas tersebut dapat
coefficient, packed column
larut dalam fasa cairnya disebut dengan absorbsi. Contoh
peristiwa ini adalah absorbsi NH3 dalam udara dengan air.
I. PENDAHULUAN Sedangkan perpindahan massa suatu solute pada liquid non-
volatil ke suatu steam disebut stripping.[1]
ABSORPTION merupakan proses mass separation yang
umum dijumpai di proses-proses teknik kimia. Proses ini
misalnya kerap ditemukan dalam proses pembersihan gas
buang. Unit operation yang biasa digunakan dalam proses ini
salah satunya adalah packed column. Desain packed column
untuk kapasitas tertentu harus memperhatikan efisiensi.
Tinggi dan diameter kolom yang sesuai tidak lepas dari
pengetahuan mengenai flooding velocity dan mass-transfer
coefficient. Dalam praktikum ini, spesifikasi packed column
akan dilihat kesesuaiannya untuk aliran gas 1 m3. Untuk itu
akan dibahas mengenai absorption terutama dalam kaitannya
dengan flooding velocity dan mass-transfer coefficient agar
Gambar II.1. Neraca massa untuk countercurrent absorption packed column
dapat didesain packed column yang optimal untuk kapasitas
tersebut. Dari Gambar 1, dapat dibuat neraca pada daerah garis
A. Rumusan Masalah putus-putus.
𝑥 𝑦1 𝑥1 𝑦
Rumusan masalah dalam percobaan absorption adalah 𝐿′ ( ) + 𝑉′ ( ) = 𝐿′ ( ) + 𝑉′ ( ) (1)
1−𝑥 1−𝑦1 1−𝑥1 1−𝑦
sebagai berikut: untuk L’ dan V’ adalah berturut-turut inert di fasa liquid dan
1) Apakah alat packed column dapat bekerja dengan fasa gas.[1]
kapasitas aliran gas 1 m3 (stp) /jam?
2) Bagaimanakah harus dilakukan scale-up apabila alat B. Flooding velocity dan loading point
tidak mampu bekerja pada kapasitas tersebut? Flooding velocity adalah batas atas dari laju alir gas. Di
B. Batasan Masalah atas kecepatan ini, kolom tidak dapat beroperasi. Pada
kecepatan gas rendah, liquid mengalir turun tanpa adanya
Batasan masalah dalam percobaan absorption adalah
gangguan dari aliran gas ke atas. Ketika laju gas meningkat
sebagai berikut:
pada rentang kecepatan yang rendah, pressure drop
1) Praktikum melihat kapan terjadinya flooding velocity
berbanding lurus dengan pangkat 1,8 dari laju alir. Pada
2) Mass-transfer coefficient yang dihitung merupakan
loading point, gas mulai menghambat aliran turun liquid
koefisien overall berdasarkan fase gas
sehingga muncul akumulasi liquid. Pressure drop mulai
C. Tujuan meningkat dengan laju yang lebih tinggi. Saat flooding point,
Tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah: liquid benar-benar tidak bisa turun.[1]
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 2

Untuk packed column, terdapat persamaan Channeling adalah keadaan dimana sebagian besar
∆𝑃𝑓𝑙𝑜𝑜𝑑 = 0,115𝐹𝑝0,7 (2) permukaan packing kering. Hal ini terutama terjadi pada flow
dengan ∆Pflood dalam inci H2O/ft tinggi packing dan Fp adalah rate liquid yang kecil. Ketika cairan mengalir turun dari atas,
packing factor dalam ft-1 (untuk Raschig ring 65-580).[1] idealnya cairan mengalir melapisi permukaan packing dalam
lapisan film tipis hingga ke bawah tower. Channeling terjadi
C. Mass-transfer coefficient lebih buruk pada tower dengan stacked packing daripada
Dua fase yang tidak saling-larut hadir bersama-sama tower dengan dumped packing. [3]
dengan sebuah interface di antaranya. Apabila solute A Pemilihan packing dilakukan dengan mempertimbangkan:
berdifusi dari fase gas G ke fase liquid L, solute harus 1) Luas permukaan terbasahi per unit volum besar
melewati fase G, melewati interface, lalu melewati fase L.[1] 2) Densitas kecil agar berat kolom kecil
3) Tahan korosi dan ekonomis
4) Ruang kosong besar sehingga pressure drop kecil
5) Karakteristik pembasahan baik[4]
E. Titrasi bikarbonat
Gas CO2 yang terkandung dalam udara dapat diabsorpsi
secara kimia oleh larutan NaOH mengikuti reaksi
CO2(g) + 2NaOH(aq)  Na2CO3(aq) + H2O(l) (4)
Untuk menghitung banyaknya CO2 yang terkandung dalam
larutan NaOH, dilakukan pengukuran kadar Na2CO3. Titrasi
Gambar II.2. Profil konsentrasi solute yang berdifusi melewati dua fasa
natrium bikarbonat dengan HCl melalui reaksi berikut.
Mengasumsikan aliran encer dan perilaku gas ideal, Na2CO3 + NaOH + HCl 
koefisien transfer massa dapat dihitung melalui NaCl + NaHCO3 + NaCl + H2O (5)
𝑃𝑁 𝑙𝑛(𝑃𝑖 ⁄𝑃𝑜 ) dan
𝐾𝑔 𝑎 = ( ) (3) NaHCO3 + HCl  NaC + H2CO3 (6)
𝐴𝑍𝑇 𝑃𝑖 −𝑃𝑜
dimana Dalam larutan dimana terdapat ion HCO3- dan CO32-, titrasi
Kga = koefisien transfer massa overall gas-based memiliki dua titik ekivalen, pertama dimana semua ion CO32-
P = tekanan total, atm berubah menjadi HCO3-. Fenolftalein (PP) digunakan untuk
N = mol komponen terabsorbsi/s mendeteksi titik ekivalen pertama dan metil oranye (MO)
ZT = tinggi kolom, m digunakan untuk mendeteksi titik ekivalen kedua.[5]
Pi = tekanan parsial di inlet, atm
Po = tekanan parsial di outlet, atm[1]
Ketika laju alir cairan semakin tinggi, fase gas dan fase
cairan akan mengalami kontak yang lebih baik. Akibatnya,
jumlah solute yang berpindah dari fase gas ke fase cairan juga
lebih banyak sehingga koefisien perpindahan massanya juga
lebih besar.[2]
D. Packed bed
Packed tower sering digunakan dalam operasi absorbsi
gas. Peralatan ini tersusun dari kolom tabung dengan inlet gas
dan liquid, outlet gas dan liquid, serta packing. Gas yang
mengandung solute (rich gas) masuk lewat bawah dan Gambar II.3. Ilustrasi titrasi larutan HCO3-/CO32- dengan HCl
mengalir ke atas melalui sela-sela packing, berlawanan arah
dengan aliran liquid. Packing dengan luas area yang besar Sebagai contoh, di Gambar II.3 dilakukan titrasi yang
menjadi tempat kontak antara kedua fasa.[3] membutuhkan 15 mL untuk mencapai titik ekivalensi
pertama dan 22 mL untuk mencapai titik ekivalensi kedua.
Jumlah ion HCO3- ditunjukkan oleh selisih dari kedua
volume[5].

III. METODOLOGI
Jangan lupa skema alat
Metodologi percobaan absorption adalah sebagai berikut.
A. Karakteristik flooding

Gambar II.3. Ilustrasi packed tower


LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 3

Mulai Membuat larutan Larutan basa Menggunakan


NaOH korosif glove dan goggle
Packed column
Mengukur Jatuh dari tangga Menambah
Membuat larutan NaOH 2% dimensi alat kehati-hatian
Menyalakan Udara tekanan Melakukan
Mengukur dimensi alat dan menyalakan pompa
kompresor tinggi pergantian
Melakukan dry-run dengan udara saja 20 dan 40 L/min variabel dengan
perlahan
Mencatat bacaan pressure drop
Melakukan dry- Udara tekanan Melakukan
A run tinggi pergantian
variabel dengan
A
perlahan
Melakukan Udara tekanan Memastikan
Mencatat bacaan pressure drop percobaan tinggi, larutan pekerjaan
tumoah dilakukan
dengan hati-hati
Melakukan percobaan dengan kombinasi flowrate gas 20 dan Melakukan Larutan HCl Menggunakan
40 L/min dan flowrate liquid 0,2; 0,4; 0,6; dan 0,8 L/min
titrasi asam glove dan goggle

Mencatat bacaan pressure drop B. Hazard Analysis


Bahaya Dampak Penanggulangan
Mencatat di flowrate gas berapa mulai terjadi Gas udara Pipa bocor Melakukan
flooding
tekanan tinggi pergantian
variabel dengan
Flooding velocity
perlahan
pH rendah titran Luka di kulit Menggunakan
Selesai HCl glove dan
goggles saat
B. Koefisien mass-transfer titrasi
Mulai pH tinggi larutan Iritasi kulit Menggunakan
NaOH glove dan
Sampel NaOH
goggles saat
Mengambil sampel NaOH keluaran untuk setiap titrasi, membawa
kombinasi flowrate liquid dan gas pengaduk yang
Melakukan titrasi dengan HCL 1 N panjang
Menghitung jumlah CO2 terabsorb
DAFTAR PUSTAKA
Menghitung koefisien mass-transfer
[1] C.J. Geankoplis, Transport Processes and Separation Process
Koefisien mass-transfer Principles 4th ed. Upper Saddle River, NJ: Pearson Education (2003)
[2] A.C. Kumoro & H. Hadiyanto. “Absorpsi Gas Karbondioksid Dengan
Selesai Larutan Soda Api Dalam Kolom Unggun Tetap”. In Forum Teknik.
Vol. 24 No. 2 (2000) 186-195. Yogyakarta: Biro Penerbit Universitas
Gadjah Mada
[3] R.H. Perry & D.W. Green, Chemical Engineering Handbook 6th ed.
IV. RISK ASSESSMENT PERALATAN Singapore: McGraw-Hill Book (1984)
[4] W.L. McCabe, J.C. Smith & P. Harriot. Unit Operations of Chemical
A. Pre-Job Risk Assessment Engineering. NY: McGraw-Hill (1993)
[5] L.F. Hamilton & S.G. Simpson, Calculations of Analytical Chemistry.
Prosedur Hazard Langkah NY: McGraw-Hill (1947)
Mengurangi
Hazard
LAPORAN RESMI LABORATORIUM TEKNIK KIMIA 4

You might also like