Professional Documents
Culture Documents
014|1
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
014|2
3. Praktikan wajib menjaga sopan, santun dalam bertutur kata dan berperilaku baik sesama
praktikan maupun kepada asisten.
4. Ketidakhadiran
a. Tidak mengikuti praktikum salah satu modul atau lebih, maka praktikan berhak
mengikuti praktikum susulan (jadwal pelaksanaan akan menyusul). Apabila
praktikan tidak mengikuti praktikum susulan dengan alasan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan maka berhak mengulang keseluruhan praktikum di
tahun berikutnya.
b. Jika praktikan berhalangan hadir dikarenakan sakit, maka diwajibkan
menyerahkan surat keterangan dokter maksimal dua hari setelah praktikum.
6. Penjadwalan
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
014|3
a. Registrasi
Input Jadwal dilaksanakan satu kali oleh perwakilan anggota tiap kelompok
dan dilakukan secara online melalui Web ie-
labwork.bie.telkomuniversity.ac.id
Jadwal shift praktikum berlaku hingga Praktikum Perancangan Tata Letak
dan Fasilitas berakhir.
Jadwal shift praktikum yang dipilih sesuai dengan kelas masing-masing
kelompok.
Apabila ada kelompok yang tidak input jadwal pada waktu yang telah
ditentukan, maka asisten laboratorium berhak menentukan jadwal
praktikum dari kelompok tersebut.
b. Tukar jadwal
a. Praktikum susulan maksimal 1 modul dari 4 modul pertama dan 1 modul dari
4 modul terakhir, lebih dari dua modul dinyatakan tidak lulus.
9. Pakaian
10. Segala pengumuman yang berkaitan dengan Praktikum Perancangan Tata Letak dan
Fasilitas 2013/2014 hanya dapat dilihat di mading atau web Laboratorium PFT.
11. Laboratorium PFT tidak mentolerir segala bentuk kecurangan. Apabila praktikan
terbukti berbuat curang, maka nilai praktikum PFT 2013/2014 dipastikan untuk
mendapat nilai E.
12. Kepentingan mahasiswa secara resmi dapat dilayani oleh Laboratorium PFT pada jam
kerja sampai dengan pukul 07.00 - 19.00 WLPFT (Waktu Laboratorium PFT).
13. Hal-hal yang belum tercantum dalam peraturan ini ditentukan kemudian.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
014|5
Penilaian Praktikum
IX - 40% - 60%
2. Progress Report
a. Progress report dikumpulkan kepada asisten Lab PFT dalam waktu 3 x 24 jam
setelah jadwal praktikum.
b. Keterlambatan pengumpulan progress report dikenakan sanksi sebagai berikut :
Terlambat 1 - 15 menit : Nilai progress report dipotong 25%
Terlambat 15 – 30 menit : Nilai progress report dipotong 50%
Terlambat 30 – 60 menit : Nilai progress report dipotong 75%
Terlambat > 60 menit : Nilai progress report dipotong 100%
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
014|6
Perencanaan tata letak (layout) secara umum banyak dibahas dalam beberapa literatur antara
lain pada facilities planning (perencanaan fasilitas). Facilities planning adalah berkaitan
dengan desain, tata letak (layout), lokasi, dan akomodasi orang, mesin, dan kegiatan dari
sistem atau manufaktur/jasa yang menyangkut lingkungan atau tempat yang bersifat fisik.
Pada tahapan ini menentukan tujuan dari perencanaan fasilitas. Apakah akan
membuat rancangan fasilitas baru atau mendesaign ulang rancangan yang sudah ada.
Memilih rancangan fasilitas yang paling memiliki sedikit backtracking serta biaya
penyusutan yang paling rendah.
Tata letak fasilitas (facility Layout) adalah susunan mesin, proses, departemen, tempat kerja,
area penyimpanan, gang dan fasilitas umum yang ada. Sedangkan tata letak (layout) adalah
susunan departemen, tempat kerja, dan peralatan, dengan perhatian utama pada gerakan
kerja (pelanggan atau material) melalui sistem: tata letak tetap (fixed-position layouts), tata
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
014|8
letak proses (process layouts), tata letak produk (product layouts), atau tata letak kombinasi
(combination layouts).
Tata letak yang baik dari segala fasilitas produksi dalam suatu pabrik adalah dasar untuk
membuat kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Secara umum tujuan dan manfaat dari
adanya perancangan tata letak fasilitas adalah sebagai berikut :
tersebut. perbaikan atau penambahan fasilitas atau bangunan baru tidak serta merta akan
mengubah atau mengganti seluruh susunan yang telah ada.
5. Memberi kemudahan, keamanan dan kenyaman bagi karyawan.
Untuk maemberi kemudahan, keamanan dan kenyamanan bagi para karyawan, maka
yang perlu diperhatikan dalam proses perancangan tata letak adalah bagaimana mengatur
lingkungan kerja seperti pencahayaan atau penerangan, sirkulasi udara, temperatur,
pembuangan limbah dan sebagainya. Penempatan mesin-mesin dan peralatan lainnya
harus dilakukan dengan memperhatikan keselamatan dari para karyawan.
Dalam mendesain tata letak pabrik, berdasarkan literatur ada beberapa algoritma yang dapat
digunakan dalam mengatur letak tiap departemen, algoritma tersebut terdiri dari algoritma
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 10
konstruksi dan algoritma perbaikan. Berikut merupakan penjelasan dari kedua algoritma
tersebut beserta contohnya :
Algoritma Konstruksi
Algoritma konstruksi terdiri dari penyeleksian dan penempatan fasilitas atau departemen
secara berturut-turut sehingga diperoleh suatu tata letak yang baik. Algoritma ini
digunakan untuk mengembangkan tata letak yang baru atau awal. Maksud dari algoritma
dengan metode ini bekerja dari keadaan belum adanya susunan tata letak dan membentuk
susunan tata letak dengan cara menempatkan departemen-departemen yang disediakan
sehingga terbentuk susunan yang baik.
CORELAP
CORELAP (Computerized Relationship Layout Technique) merupakan suatu
algoritma konstruksi yang menentukan penyusunan tata letak, prinsip kerjanya
menggunakan hasil perhitungan Total Closeness Rating (TCR) dari setiap
departemen. TCR merupakan jumlah dari nilai-nilai numerik yang menyatakan
hubungan kedekatan antar departemen. Hubungan tersebut ditunjukkan melalui
huruf-huruf yang masing-masing telah diberi bobot.
Adapun bobot kedekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
A = 6 (Mutlak harus didekatkan)
B = 5 (Sangat penting didekatkan) I
= 4 (Penting didekatkan)
O = 3 (Dapat didekatkan)
U = 2 (Tidak penting didekatkan) X
= 1 (Dihindari untuk didekatkan)
ALDEP
Algoritma ALDEP (Automated Layout Design Program) termasuk dalam metode
konstruksi dengan data yang digunakan adalah data kualitatif. Algoritma ini
pertama kali dikembangkan oleh Seehof dan Evans pada tahun 1967.
Pengembangan berikutnya dilakukan oleh perusahaan di IBM. Prinsip kerja
ALDEP berdasarkan prefensif hubungan aktivitas seperti algoritma CORELAP.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 11
Perbedaan dasar dengan CORELAP terletak pada jumlah AAD yang dihasilkan.
CORELAP menghasilkan satu AAD terbaik, sedangkan ALDEP menghasilkan
beberapa kemungkinan AAD yang evaluasinya diserahkan kepada perancang.
ALDEP menggunakan nilai pada setiap bentuk tingkat hubungan dalam bentuk
angka. Nilai-nilai tersebut adalah:
A = 64 (Mutlak harus didekatkan)
B = 16 (Sangat penting didekatkan)
I = 4 (Penting didekatkan)
O = 1 (Dapat didekatkan)
U = 0 (Tidak penting didekatkan)
X = -1024 (Dihindari untuk didekatkan)
Nilai untuk alternatif yang dihasilkan diperoleh dengan menjumlahkan nilai-nilai
departemen yang saling berdampingan. ALDEP dapat melayani sampai 63
departemen atau aktivitas, dapat juga diterapkan dalam bangunan tiga lantai
dengan mempertimbangkan lokasi-lokasi yang sudah diterapkan terlebih dahulu
seperti lorong, tangga dan lain sebagainya.
PLANET
PLANET (Plant Layout Analysis and Evaluation Technique) pada awalnya
merupakan pengembangan model oleh J.M. Devis terhadap riset yang dilakukan
oleh A.J. Gani pada tahun 1965 di Institut Teknologi Georgia yang berjudul
Evaluation of Alternative Material Handling Flow, kemudian oleh K.M. Kleim
model yang telah dikembangkan tersebut dibuat program komputrnya. PLANET
dalam pembentukan tata letak mempunyai kelebihan karena mampu untuk
menerima tiga jenis input data dan mempunyai tiga metode seleksi departemen
yang akan ditempatkan. Ketiga jenis input ini adalah:
a. Extended part list
b. From to chart
c. Penalty chart
Selain input tersebut, PLANET juga membutuhkan prioritas penempatan untuk
setiap departemen. Prioritas tertinggi adalah 1 dan prioritas terendah adalah 9.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 12
Algoritma Perbaikan
Algoritma dengan metode perbaikan (Improvement Method) digunakan untuk
mengalokasikan kembali tata letak fasilitas dari suatu susunan yang sudah ada dengan
cara melakukan pertukaran lokasi departemen yang sudah ada. Selain dapat digunakan
untuk re-allocation, algoritma perbaikan juga dapat digunakan untuk merencanakan tata
letak. Perencanaan tata letak dengan algoritma perbaikan dilakukan dengan cara
membuat tata letak awal, kemudian dilakukan pertukaran tata letak sampai diperoleh
hasil akhir.
COFAD
Algoritma COFAD (Computerized Facilities Design) pada dasarnya merupakan
modifikasi dari CRAFT yang mempertimbangkan ongkos dari setiap alternatif
penggunaan berbagai peralatan penanganan material yang sesuai agar diperoleh
ongkos sekecil mungkin. Data masukan yang dibutuhkan COFAD adalah sebagai
berikut:
1. Alternatif-alternatif peralatan material handling.
2. Ongkos operasi masing-masing alternatif.
3. From To Chart untuk masing-masing peralatan material handling.
4. Tata letak awal (sekarang).
CRAFT
Sejak tahun 1983 teknik CRAFT (Computerized Relative Allocation of Facilities
Techniques) bertujuan untuk meminimumkan biaya perpindahan material, dimana
biaya perpindahan material didefenisikan sebagai aliran produk, jarak dan biaya
unit pengangkutan. CRAFT awalnya dipresentasikan oleh Armour dan Bufa.
CRAFT merupakan contoh program tipe teknik Heuristic yang berdasarkan pada
interpretasi Quadratic Assignment dari program proses layout, yaitu mempunyai
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 13
CRAFT memerlukan input yang berupa biaya perpindahan material. Input biaya
perpindahan berupa biaya per satuan perpindahan per satuan jarak (ongkos
material handling per satuan jarak/OMH per satuan jarak). Asumsi-asumsi biaya
perpindahan material adalah sebagai berikut:
1. Biaya perpindahan tidak tergantung (bebas) terhadap utilisasi peralatan.
2. Biaya perpindahan adalah linier terhadap panjang perpindahan.
3. algoritma CRAFT melakukan pertukaran dua atau tiga departemen sekaligus.
Untuk setiap pertukaran, CRAFT menghitung ongkos transportasinya.
Pertukaran yang menghasilkan ongkos terbesar akan dipilih atau dicetak dalam
tata letak. Prosedur ini berlanjut sampai tidak ada lagi pertukaran lokasi yang
menghasilkan ongkos lebih kecil dari ongkos tata letak saat ini. CRAFT hanya
dapat melayani pertukaran sampai 40 departemen.
Input yang diperlukan untuk algoritma CRAFT (Francis R., L., and White J., A.)
adalah:
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 14
CRAFT membangun sebuah tata letak akhir dengan perbaikan bagian dari tata
letak awal melalui beberapa iterasi sampai pada layout terakhir, dan tata letak
akhir ini diperoleh tergantung pada tata letak awal. Departemen dummy adalah
departemen yang tidak mempunyai aliran terhadap departemen lain tetapi
meliputi sebuah area spesifik. Departemen dummy antara lain dapat digunakan
untuk hal-hal sebagai berikut:
▪ Mengisi bangunan yang bersifat umum atau tidak beraturan.
MODUL I
PENENTUAN TATA LETAK PUSAT FASILITAS
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan penentuan lokasi
fasilitas/pabrik.
2. Praktikan mampu memahami alternatif pemilihan lokasi pabrik menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif.
3. Praktikan mampu menganalisis dan memilih alternatif tempat yang optimal untuk
penempatan peletakkan pusat fasilitas.
REFERENSI
1. Wignjosoebroto, Ir. Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Surabaya : Guna
Widya. Edisi ketiga.
2. Slide Manajemen Transportasi dan Logistik Universitas Brawijaya
3. PFT Laboratory. 2013.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas Telekomunikasi.
Bandung.
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 17
LANDASAN TEORI
Tata letak pabrik atau tata letak fasilitas dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan
fasilitas-fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi (Wignjosoebroto,
1996). Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas ruang untuk penempatan mesin-mesin,
fasilitas produksi, kelancaran aliran material, penyimpanan material baik yang bersifat
sementara ataupun permanen. Secara skematis hirarki dari perencanaan fasilitas pabrik
dapat digambarkan sebagai berikut :
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa Hirarki Perencanaan Fasilitas dibagi menjadi dua
tahap, yaitu tahap Facilities Location dan tahap Facilities Design. Pada modul ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai tahap Facilities Location, dan untuk tahap Facilities Design
akan dibahas pada modul selanjutnya.
Persoalan dimana suatu pabrik akan didirikan bukanlah hal yang mudah untuk
dipecahkan. Pada umumnya ada beberapa alasan dalam penentuan lokasi pabrik, yaitu :
Perluasan pabrik (expansion)
Pemecahan pabrik ke dalam sentral-sentral unit kerja (decentralization)
Faktor-faktor ekonomis (perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dan lain lain)
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 18
Selanjutnya beberapa kondisi yang perlu diperhatikan saat proses penentuan lokasi
pabrik, yaitu :
a. Lokasi di kota besar (city location)
Tenaga kerja yang terampil lebih mudah didapat
Proses produksi sangat tergantung pada fasilitas-fasilitas yang umumnya
hanya terdapat dikota besar saja seperti listrik, gas dan lain-lain
Kontak dengan supplier dekat dan cepat
Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan
b. Lokasi di pinggir kota (sub urban location)
Tenaga kerja Semi-skilled mudah diperoleh
Menghindari pajak yang berat seperti halnya kalau lokasi terletak di kota
besar
Tenaga kerja dapat tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik
Rencana ekspansi pabrik akan mudah dibuat
Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak
timbul
c. Lokasi jauh diluar kota (Country location)
Lahan yang luas mudah didapat
Pajak terendah bisa diperoleh
Banyak tenaga kerja tidak terampil
Mudah mendapatkan upah buruh yang lebih rendah
Baik untuk proses manufaktur produk-produk yang berbahaya
Berikut ini merupakan alternatif pilihan dalam menentukan sebuah lokasi antara lain :
a. Tidak pindah, akan tetapi MELUASKAN fasilitas yang telah ada.
b. MEMPERTAHANKAN lokasi yang sekarang dan menambah fasilitas lain
ditempat lain.
c. MENUTUP fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 19
BUSINESS SUCCESS OFTEN IS BEING “IN THE RIGHT PLACE AT THE RIGHT TIME”
Dari data disamping, koordinat x dan y sentral dihitung dengan rumus Metode COG
diatas, sehingga didapatkan koordinat sentral sbb:
X = 222511 / 61799 = 3.6
Y = 205286 / 75759 = 2.7
Dari sel yang ada, maka alternative letak sentral pada koordinat (3.6 ; 2.7) berada
pada sel C2,D2,C3,D3. Berdasarkan peta yang telah dibuat grid untuk perhitungan di
atas 4 alternatif sel tersebut adalah
1) COG = (3,2) 3) COG = (4,2)
2) COG = (3,3) 4) COG = (4,3)
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 23
Contoh :
Median = 270,5
Pertemuan dari kedua garis tersebut merupakan lokasi teoritis dari sentral. Dalam
realisasinya lokasi tersebut ini masih perlu diteliti dan dipertimbangkan, dengan
memperhatikan daerah disekitar titik temu tersebut maka di dapatkan beberapa alternatif
lokasi yakni B2,C2,B3,C3. kemudian pilih alternatif terbaik dengan pembobotan.
a) Tentukan faktor yang akan menjadi pertimbangan dari pemilihan lokasi dan
tentukan pula daerah mana saja yang akan dibandingkan. Faktor yang digunakan
dalam meranking dapat berupa hal – hal yang menyangkut tersedianya tanah pada
lokasi, harga tanah, indeks pembangunan manusia, gaji karyawan, biaya
transportasi, serta kedekatan dengan suplier
b) Tentukan beberapa data yang menjadi pertimbangan dari setiap lokasi yang
dibandingkan.
Contoh :
Faktor Cikarang Kediri Bandung Cilegon Semarang
Rp Rp Rp Rp Rp
Harga tanah (per m2) 3.000.000 9.253.473 1.250.000 5.670.891 8.714.286
Indeks pembangunan
manusia 73.39 72.28 74.43 75.52 77.42
Ketersediaan transportasi 5 3 4 1 2
Rp Rp Rp Rp Rp
Gaji karyawan(per bulan) 2.002.000 1.089.950 1.396.399 2.200.000 1.051.000
Kedekatan dengan suplier 4 3 5 1 2
c) Tentukan bobot dari setiap faktor, kemudian tentukan nilai perkalian antara
bobot dengan nilai tiap-tiap faktor.
Contoh :
d) Kemudian tentukan jumlah dari hasil perkalian pada point c, dan pilih daerah
yang memiliki poin terbesar.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 25
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
Keterangan : Data peta berdasarkan data peramalan demand telah disiapkan oleh asisten
MODUL II
PENENTUAN ALIRAN PRODUK PADA PEMBUATAN SEPATU
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu menganalisis aliran proses produksi dengan menggunakan OPC
dan Precendence Diagram
2. Praktikam mampu menganalisis produk menggunakan Bill of material
REFERENSI
1. http://etc-jxzzjc.hrbeu.edu.cn/Analysis and implementation of the BOM of a tree-
type structure in MRPII
2. Apple, James M.Tata letak pabrik dan pemindahan bahan : ITB: Bandung
3. http://teknikmanajemenindustri.wordpress.com/2010/10/26/routing-sheet/
4. PFT Laboratory. 2011.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas
Telekomunikasi. Bandung.
5. Ariestyandi, Ramadian. 2011. TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN SIMULASI
TATA LETAK FASILITAS PABRIK UNTUK MENGOPTIMALKAN MATERIAL
HANDLING DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA CRAFT PADA PT.
PINDAD.Bandung
6. Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik Dan Pengendalian Bahan : Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November, 1996
7. http://library.binus.ac.id/eColls/eThesis/Bab2/2006-2-01103-TI-Bab%202.pdf
8. Baroto, Teguh. Perencanaan dan Pengendalian Produksi : Jakarta : Ghalia Indonesia,
2002
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 27
LANDASAN TEORI
Pahami dan kuasai terlebih dahulu sistem aplikasi perusahaan sebelum anda melakukan
pembuatan bill of material dan pelajari fungsi-fungsi dalam sistem aplikasi perusahaan.
Kumpulkan semua data-data pendukung atau referensi yang akan diimplementasikan nanti
ke dalam bill of material, perhatikan dengan teliti setiap informasi yang dibutuhkan agar
sesuai dengan yang diharapkan.
Sebelum memulai pembuatan bill of material, pastikan semua part nomor sudah terdaftar ke
dalam sistem, setiap part nomor mewakili satu barang atau komponen. Pastikan bahwa part
nomor tersebut telah memiliki atributnya dengan lengkap, seperti : part nomor tersebut
dibeli atau tidak , memiliki proses atau tidak memiliki proses, harga barang atau komponen,
kode vendor atau suplier dan lain-lain. Semua informasi itu dibutuhkan sebelum kita
melakukannya. Atribut informasi tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-
masing perusahaan.
Setelah data-data lengkap part nomor sudah dibuat, mulailah merangkai satu per satu part
nomor tersebut , untuk mempermudah mulailah dari level yang paling atas. Biasanya BOM
baru dibuat dengan pembuatan 1 set dari suatu level BOM, yang mana setiap terdiri dari
parent item dan children item. Informasi dari struktur dapat berupa nomor produk, nomor
level, nomor lokasi dan nomor lokasi dari item parent. Dan untuk membuat BOM, harus
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 29
A
B
(c,d)
2 1
3 4
2. Material yang akan diproses diletakkan di atas garis horizontal, untuk me-
nunjukkan bahwa material tersebut masuk ke dalam proses.
3. Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, yang menunjukkan
terjadi- nya perubahan proses.
4. Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan, sesuai
dengan urutan operasi yang dibutuhkan untuk pembuatan produk tersebut,
atau sesuai dengan proses yang terjadi.
5. Penomoran terhadap suatu kegiatan inspeksi diberikan secara tersendiri dan
prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
6. Pada bagian bawah OPC dibuat ringkasan yang memuat informasi: jumlah
operasi, jumlah inspeksi, serta jumlah waktu yang diperlukan.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 32
NAMA : SEPATU
NO PETA :1
DIPETAKAN OLEH : PFT LABORATORY
TANGGAL PEMETAAN : 03-11-2013
SEKARANG USULAN
Sponge
5' Dipotong
1.8' Dibentuk 5' Ditempel & 5,5' Dipotong & O -1
& Inspeksi O- Inspeksi Inspeksi Cutting
O-8 7 O-6 Machine
4%
I-5 I-4 I-3
Meja Mesin Mesin
Dipola
0% Outsole 4% Molding 4% Molding 1,5'
O -2 Meja Cutting
Dies
3%
Lem
Inspeksi
5' Assembly 1'
O -9 I-1
Meja Meja
0% Assembly 1 0% Inspeksi 1
Pembentukan
5' kontur
O -4
Meja Laste
0%
Pengepressan
1.8'
O -5
Toelas- Healast
0%
Lem
Assembly
10'
O- 10
Meja Assembly 2
Kegiatan Jumlah Waktu (menit) 0%
Diperiksa
6 28,3 1.8'
I-7
Meja
3 3,8 Inspeksi 3
0%
4 24,3
S-1
14 56.4
Operasi
Simbol:
Pemeriksaan/Inspeksi
Simbol:
Aktivitas Gabungan
Simbol:
Simbol:
5'
10'
O-6
O-10 Finish
PHYLON
Start
RUBBERSHOLE
5' 5'
O-7 O-9
RUBBER 2
2'
O-8
MODUL III
DETERMINING MACHINE NEEDS FOR FACTORY LAYOUT PLANNING
ON MAKING SHOES
PRACTICUM OBJECTIVES
REFERENCE
1. Apple, James M.Tata letak pabrik dan pemindahan bahan : ITB: Bandung
2. http://teknikmanajemenindustri.wordpress.com/2010/10/26/routing-sheet/
3. PFT Laboratory. 2011.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas
Telekomunikasi. Bandung.
4. Ariestyandi, Ramadian. 2011. TUGAS AKHIR PERANCANGAN DAN
SIMULASI TATA LETAK FASILITAS PABRIK UNTUK
MENGOPTIMALKAN MATERIAL HANDLING DENGAN MENGGUNAKAN
ALGORITMA CRAFT PADA PT. PINDAD.Bandung
5. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=15808
PRACTICUM TOOL
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 38
Theoretical Basic
III.1 ROUTING SHEET
Routing table calculation sheet is material or raw material needs as well as the
number of machines needed to make a number of specific products, and in units of
time. Meanwhile, according to James (1977), Routing Sheet is a chart that shows the
need for materials, engine capacity, efficient use of machinery and others in an
attempt to obtain a finished product desired.
The required data in making Routing Sheet is the sequence of operation process of
each component (as knows well as Operation Process Chart or OPC), names or types
of facilities are used, the production capacity, the amount of defective, the efficiency
of the machine and the production process of material.
Routing Sheet made to streamline and simplify the way production, but in particular
the Routing Sheet has a purpose as follows:
As a workflow guidance of a complete component (from preparation till
packing).
As a process time guidance of component for each machine.
Facilitate the operations of the production process.
Discipline/familiarise operators to work regularly and quickly according
to what has been planned.
The function of the Routing Sheet is as follows:Menghitung jumlah mesin yang
diperlukan
Calculate the number of parts that must be prepared to produce a number of
the desired finished product.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAKFASILITAS 2 0 1 3 / 2 0 1 4 | 39
Description:
A : Operation name for each process
B : Machine that used for each process
C : Time that needs of a machine for doing process
D : Average product generated by a machine in one day
E : Skill level or measure success of a machine to produce a product
F : The actual machine capacity
G : Process failure and cannot be used again (defective) or residual materials (scrap)
H : Units produced per day
I : Number of products that are prepared after the defective
J : The number of machines required to meet the theoretical production capacity
K : According to the conditions of existing companies
PRACTICUM STEPS :
MODUL IV
PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS AREA DALAM PEMBUATAN
PRODUK SEPATU
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu menganalisa dan menghitung kebutuhan luas lantai
produksi.
2. Praktikan mampu mengenal sistem material handling dan material handling
equipment secara umum.
3. Praktikan mampu mengetahui aliran barang dan mengetahui keterkaitan antar
departemen.
4. Praktikan mampu menghitung berat masing-masing part yang digunakan
dalam pembuatan produk.
REFERENSI
1. Apple, James M.Tata letak pabrik dan pemindahan bahan : ITB: Bandung.
2. Sunderesh S., Heragu. Facilities Design. United States of Amerika : CRC
Press. 2008.
3. Wignjosoebroto, Ir. Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan
Bahan. Surabaya : Guna Widya. 2003.
4. PFT Laboratory. 2011.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas
Telekomunikasi. Bandung.
5. FTI ITENAS. 2011.Modul Pelaksanaan Studio Perancangan Tata Letak
Fasilitas. Bandung.
6. http://en.wikipedia.org/wiki/Material_handling_equipment
7. http://taiyo.trustpass.alibaba.com/product/122568011101742155/mesh_pallet
_box_steel.html
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 42
LANDASAN TEORI
Perhitungan luas lantai produksi digunakan untuk mengetahui luas area yang
dibutuhkan untuk produksi yang menyangkut area penempatan kelompok mesin
produksi. Terdapat beberapa istilah yang digunakan dalam perhitungan luas lantai
produksi, salah satunya adalah allowance. Allowance merupakan ruang keleluasan
dari mesin dan kelonggaran gang yang merupakan besarnya gang yang diperlukan
agar lalu lintas material maupun pekerja dapat berjalan dengan lancar.
Adapun allowance yang harus diperhatikan dalam penentuan perhitungan luas lantai
produksi adalah sebagai berikut.
1) Allowance operator
2) Allowance material
3) Allowance area tambahan bagi keperluan pemindahan material
Berikut adalah tabel yang digunakan untuk perhitungan kebutuhan luas area lantai
produksi.
(7) (8)
(4) (5) (6)
(1) (2) (3) Dimensi (m) Luas dan Allowance (m²) Luas Sub Sub Total Total Luas
No Fasilitas Jumlah Total X 150 % Yang
(mesin) Allowance Allowance Allowance Dibutuhkan
(m²)
Panjang Lebar Luas Karyawan Material (m²) (m2)
A Cutting Machine 16 1.00 0.50 0.50 1 1.458 2.96 4.44 70.99
B Meja Cutting Die 6 0.80 0.40 0.32 1 1.458 2.78 4.17 25.00
C Meja Inspeksi 1 3 0.80 0.40 0.32 1 1.458 2.78 4.17 12.50
D Stitching Machin 32 0.60 0.25 0.15 1 1.458 2.61 3.91 125.18
E Meja Laste 13 0.80 0.40 0.32 1 1.458 2.78 4.17 54.17
F Toelas-Healast 6 1.00 2.00 2.00 1 1.458 4.46 6.69 40.12
Keterangan :
Kolom 1 : Nomor urutan sesuai dengan langkah operasi yang digunakan
Kolom 2 : Nama Fasilitas atau mesin yang digunakan
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 43
Tujuan utama perancangan sistem material handling pada dasarnya adalah untuk
meningkatkan efisiensi perpindahan material dari satu departemen ke departemen
lainnya. Keputusan mengenai sistem dan peralatan material handling harus
berdasarkan pertimbangan - pertimbangan sebagai berikut :
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 44
a. Karakteristik Material
Karakteristik material antara lain dapat dikategorikan berdasarkan hal- hal
berikut.
Sifat fisik : Dapat berupa benda padat, cair, atau gas.
Ukuran : Berhubungan dengan volume material.
Berat : Per buah, per kotak, atau per unit volume.
Bentuk : Berupa plat panjang, persegi, bulat, dans ebagainya.
Kondisi : Dalam keadaan panas, dingin, kering, basah, dsb.
Resiko keamanan : Apakah mudah meledak, beracun, mudah pecah,
mudah patah, dan sebagainya.
b. Tingkat Aliran Material
Perencanaan sistem material handling harus memperhatikan aspek kuantitas
atau jumlah barang yang dipindahkan dan jarak perpindahan material.
Pertimbangan aliran material dalam perencanaan sistem material handling
dapat digambarkan sebagai berikut :
Aliran
Material
Conveyor,
tinggi conveyor
AGV Train
Powered Truck,
rendah Hand truck
Unit load AGV
Untuk jenis material handling equipment yang digunakan untuk praktikum ini adalah
mesh pallet box dengan menggunakan roda, yang mana mempunyai spesifikasi lebar
1,215 m dan allowance material sebesar 1,458 m. Berikut adalah beberapa
keuntungan dari pemakaian Mesh Pallet Box.
1. Mesh pallet box merupakan salah satu MHE yang dapat dilipat, sehingga apabila
tidak digunakan dapat disimpan dengan rapi tanpa membutuhkan ruang
penyimpanan yang besar
2. Mesh pallet box dapat dioperasikan dengan mudah untuk pemakaian bersama
dengan forklift atau pallet jack
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 49
Di dalam praktikum modul IV ini, praktikan akan menghitung total kebutuhan luas
area lantai produksi dan menghitung total berat dari material yang akan diproses.
Terdapat 2 macam tabel yang akan dihitung dalam praktikum modul IV yaitu :
Tabel 1 digunakan untuk menghitung total kebutuhan luas area lantai produksi
Tabel 2 digunakan untuk menghitung total berat dari material yang akan diproses.
Langkah 1
Tabel ini digunakan untuk menghitung luas yang dibutuhkan untuk tiap mesin yang
dipakai dalam proses produksi sepatu, dengan formula sebagai berikut.
Dimensi (meter)
Jumlah
No Fasilitas
(mesin)
Panjang Lebar Luas
Langkah 2
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 50
Tabel ini digunakan untuk menghitung luas sub total dari kebutuhan dimensi mesin
dengan allowance karyawan serta allowance material, dengan formula sebagai
berikut.
Langkah 3
Tabel ini digunakan untuk menghitung total luas yang dibutuhkan pabrik sesuai
dengan kuantitas tiap mesin yang dibutuhkan, dengan formula sebagai berikut.
Untuk tabel kedua yang akan dihitung pada praktikum modul IV ini adalah tabel
mengenai penghitungan berat dari material yang akan diproses. Untuk itu diperlukan
tabel pendukung yang berisi tentang berat tiap material yang dibutuhkan.
I Leather 90 120,69
II Benang (1ball) 10 13,41
III Phylon 100 128,4
IV Rubbersole 60 77,04
V Sponge 14 17,976
VI Rubber2 150 184,8
VII Lem 1 1,341
Total 543,657
Langkah 1
Tabel ini digunakan untuk menghitung total berat dari tiap material berdasarkan
urutan proses yang dilaluinya. Dengan cara menambahkan berat tiap material sesuai
urutan prosesnya.
Tabel 4.6 Perhitungan total berat masing-masing part sesuai urutan proses
Berat/unit
Part Urutan Proses
(gr)
A-B-C-D-E-F-K-
1 Leather L 426
2 Phlyon G-I-J-K-L 326
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 52
Langkah 2
Tabel ini digunakan untuk menghitung banyaknya produksi material tersebut tiap
harinya. Dengan cara mengambil data dari sheet pada file microsoft excel yang diberi
nama routing sheet, pada kolom jumlah yang disiapkan.
Langkah 3
Tabel ini digunakan untuk menghitung berat total material dalam satuan kilogram
dengan formula sebagai berikut.
(Berat/unit x produksi/hari)/1000
Tabel 4.7 Perhitungan total berat masing-masing part yang diproduksi per hari
MODUL V
PENENTUAN ONGKOS MATERIAL HANDLING DALAM PEMBUATAN
SEPATU
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu menghitung ongkos material handling yang digunakan
dalam melakukan perpindahan material.
2. Praktikan mampu menganalisa tingkat efisiensi aliran barang selama proses
produksi
REFERENSI
1. Apple, James M.Tata letak pabrik dan pemindahan bahan. ITB: Bandung.
2. Sunderesh S., Heragu. Facilities Design. United States of Amerika : CRC
Press. 2008.
3. Wignjosoebroto, Ir. Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Surabaya : Guna Widya. 2003.
2. PFT Laboratory. 2011.Modul Praktikum Perancangan Fasilitas
Telekomunikasi. Bandung.
3. FTI ITENAS. 2011.Modul Pelaksanaan Studio Perancangan Tata Letak
Fasilitas. Bandung.
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 54
LANDASAN TEORI
Menurut Wignjosoebroto (2003), material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu
yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan
(packaging), penyimpanan (storing) sekaligus pengendalian (controlling) dari bahan
atau material dengan segala bentuknya.
Besarnya Ongkos Material Handling (OMH) tergantung pada beberapa faktor, yaitu :
Jenis alat angkut
Jenis alat angkut ini ditentukan oleh beban yang dibawa. Untuk efisiensi, selama
bisa ditangani oleh manusia maka material dapat diangkut oleh manusia. Apabila
material yang diangkut melebihi beban yang bisa diangkut oleh manusia maka
dapat digunakan alat bantu mesin. Namun, perlu diperhatikan bahwa biaya
penggunaan mesin lebih mahal daripada biaya tenaga manusia.
Berat benda yang dipindahkan
Berat material yang harus dipindahkan akan menentukan penggunaan suatu jenis
alat angkut. Makin berat beban, alat yang digunakan semakin besar daya
angkutnya dan tentunya akan mempunyai ongkos yang lebih besar pula.
Jarak perpindahan
Jika sudah mengetahui alat angkut apa yang harus digunakan maka faktor berikut
yang berpengaruh adalah jarak perpindahan. Semakin jauh jarak yang digunakan
maka ongkos yang dibutuhkan akan semakin besar.
Ditinjau dari segi biaya, suatu pabrik yang memiliki total ongkos material handling
yang minimum dapat dikatakan bahwa pabrik tersebut memiliki tata letak yang baik.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 55
Meskipun biaya bukan merupakan satu – satunya faktor yang menentukan bahwa tata
letak suatu pabrik itu baik tetapi menurut Tompkins dan White (2000) bahwa 20-50%
dari total biaya operasi manufaktur berasal dari Ongkos Material Handling (OMH)
dan ongkos yang berhubungan dengan tata letak. Jika material handling minimal
maka secara tidak langsung akan menyebabkan peningkatan kapasitas dan efisiensi
serta pengurangan biaya produksi dan kemacetan pada proses produksi.
Terdapat beberapa cara untuk meminimasi biaya material handling tersebut antara
lain sebagai berikut :
Rumus :
a) Jarak Euclidean
Merupakan jarak yang diukur lurus antara pusat fasilitas satu dengan pusat fasilitas
lainnya. Formula yang digunakan dalam pengukuran jarak euclidien yaitu:
c) Jarak Rectilinear
Merupakan jarak yang diukur mengikuti jalur tegak lurus dari satu titik pusat fasilitas
ke titik pusat fasilitas lainnya. Formula yang digunakan dalam pengukuran jarak
rectilinear yaitu:
d) Tchebychev
Pengukuran ini biasanya diapliasikan pada permasalahan system picking, dimana
dimensi yang dipakai adalah tiga dimensi, sehingga formulasinya yaitu:
dij = max (|Xi-Xj|, |Yi-Yj|, |Zi-Zj|) ....................................................... (V.4)
e) Aisle Distance
Pengukuran jarak secara aktual, dengan mengukur jarak sepanjang lintasan yang
dilalui alat pengangkut bahan atau material handling.
a Dept K
Dept 1 Dept 2 Dept 3
c Dept L a d h
b
c f
b e g
d Dept M
Dept 4 Dept 5 Dept 6
(a) (b)
Contoh : DK-L = a + b + c
D1-6 = a+c+f+g
f) Adjacency
K
dik = d kj = 1 J
dij = 0
I
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 59
g) Shortest Path
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
MODUL VI
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu mengetahui aliran barang dan mengetahui keterkaitan antar
departemen menggunakan FTC dan MPPC
2. Praktikan mampu memahami dan menerapkan prinsip-prinsip pembuatan
Skala Prioritas
REFERENSI
1. Apple , James M. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan : ITB. Bandung
2. Wignjosoebroto, Ir.Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Surabaya : Guna Widya. 2003.
3. PFT Laboratory. 2013. Modul Praktikum Perancangan Fasilitas
Telekomunikasi. Bandung
4. FTI ITENAS. 2011.Modul Pelaksanaan Studio Perancangan Tata Letak
Fasilitas. Bandung.
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 61
LANDASAN TEORI
Multi Product Process Chart adalah suatu diagram yang menunjukkan urut-urutan
proses untuk masing-masing komponen yang akan diproduksi (Apple, 1990). Multi
Product Process Chart termasuk dalam peta untuk menganalisis dan merencanakan
aliran barang dalam pabrik yang sudah berdiri maupun bagi perencanaan proyek baru,
erat kaitannya dengan proses operasi. Peta ini terutama berguna untuk menunjukkan
keterkaitan produksi dengan komponen. Tujuan dari membuat Multi Product Process
Chart ini yaitu :
1. Menganalisa efisiensi lintasan dengan menilai ada tidaknya arus balik pada tiap
lintasan
2. Untuk meningkatkan efisiensi lintasan dengan meminimumkan backtracking
3. Memahami aliran proses tiap jenis komponen dan mengetahui jumlah mesin
teoritis yang dibutuhkan untuk tiap jenis komponen
4. Mengetahui total jumlah mesin yang akan digunakan
Berikut merupakan contoh Multi Product Process Chart dalam pembuatan sepatu :
a. Routing sheet
b. Peta Proses Operasi (OPC)
Menurut Wignjosoebroto (2003), From to Chart kadang disebut pula sebagai trip
frekuensi chart atau travel chart yaitu suatu teknik konvesional yang umum
digunakan untuk perencanaan tata letak pabrik dan pemindahan bahan dalam suatu
proses produksi. Teknik ini sangat berguna untuk kondisi-kondisi dimana banyak
item yang mengalir melalui suatu area seperti job shop, bengkel permesinan, kantor
dan lain-lain.
From to Chart (FTC) merupakan penggambaran tentang beberapa total OMH dari
suatu bagian aktivitas dalam departemen menuju departemen lainnya. Sehingga dari
peta ini dapat dilihat ongkos material handling secara keseluruhan, mulai dari gudang
bahan baku (receiving) menuju pabrikasi, assembling dan terakhir yaitu gudang
barang jadi (shipping). Tabel ini berbentuk matriks dengan baris menunjukkan asal
material dan kolom menunjukkan tujuan material. Jadi, suatu cell Xij berisi nilai
(ongkos) perpindahan material dari lokasi i ke lokasi j.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 63
Perhatikan total ongkos dari tabel OMH, kemudian masukan nilai total ongkos
tersebut disesuaikan dengan pengangkutan bahan dari satu tempat ke tempat
lainnya.
Jumlah total ongkos setiap baris dan setaip kolom juga total ongkos secara
keseluruhan.
FTC berguna dalam kegiatan perencanaan tata letak dan pemindahan bahan di suatu
lokasi, dimana banyak aliran barang yang terlibat yaitu untuk melihat keterkaitan
antara seluruh kegiatan produksi.
Outflow chart digunakan untuk mencari koefisien ongkos yang keluar dari suatu
departemen ke departemen lainnya. Sedangkan inflow chart digunakan untuk mencari
koefisien ongkos yang masuk ke suatu departemen ke departemen lainnya.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 64
Outflow chart dan Inflow chart berguna untuk mengetahui lokasi kegiatan mana yang
harus direncanakan berdekatan agar ongkos material handling total menjadi
minimum. Referensi perhitungan outflow dan inflow yaitu dari OMH dan FTC, yaitu
ongkos yang dibutuhkan untuk material handling dari suatu mesin ke mesin lainnya
dan sebaliknya.
Outflow =
Inflow =
Tabel skala prioritas menunjukkan hubungan antar mesin dan gudang adalah skala
yang menunjukkan derajat kepentingan antar mesin-mesin produksi maupun antar
mesin dan gudang. Skala prioritas dibagi menjadi 2 macam yaitu :
Menurut Apple (1990), untuk membantu dalam menentukan kegiatan yang harus
diletakkan pada satu tempat maka digunakan derajat kedekatan sebagai berikut :
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 65
Pengisian derajat kedekatan pada table skala prioritas berdasarkan angka-angka atau
koefisien dari FTC inflow dan FTC outflow yang telah diurutkan berdasarkan range
yang sudah ditentukan. Kemudian dikelompokan untuk masuk kedalam hubungan A,
E, I, O, U. Yang menjadi prioritas utama yaitu ongkos dengan harga koefisien
terbesar dan seterusnya sampai harga koefisien terkecil dan jumlah prioritas
ditentukan berdasarkan banyaknya frekuensi yang masuk ke salah satu departemen.
Tujuan skala prioritas antara lain adalah :
a. Memperpendek jarak tempuh material handling
b. Meminimasi ongkos material handling
c. Memperbaiki tata letak produksi agar menjadi lebih optimal
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 66
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM :
MODUL VII
PENENTUAN KETERKAITAN ANTARA KEGIATAN DAN
PENENTUAN LETAK DEPARTEMEN
TUJUAN PRAKTIKUM
1. Praktikan mampu menganalisis keterkaitan antara setiap proses di suatu
perusahaan
2. Praktikan mampu menentukan letak setiap departemen sesuai dengan keterkaitan
antara kegiatan dan aliran materialnya
3. Praktikan mampu menenentukan letak departemen sesuai jumlah lantai yang
dibutuhkan dan jumlah lantai yang tersedia
4. Praktikan mampu untuk mempraktekan software WINQSB
5. Praktikan mampu merancang alternative tata letak pabrik dengan
mempertimbangkan batasan praktis dan pertimbangan modifikasi dalam
Systematic Layout Planning (SLP).
REFERENSI
1. Apple, James M.Tata letak pabrik dan pemindahan bahan : ITB: Bandung Activity
Relationship Diagram oleh Universitas Mercu Buana
2. http://www.docstoc.com/docs/9085082/ARD-(Activity-Relationship-
Diagram)-adalah-hubungan-antar
3. http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/362/jbptunikompp-gdl-wawanrusma-18064-
1-bab2.pdf
4. Heragu, S, 1997, Facilities Design, PSW Publishing Company, Boston
5. ftp.gunadarma.ac.id/handouts/S1_TEKNIK%20INDUSTRI/.../PTLP.doc
6. Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik Dan Pengendalian Bahan : Surabaya:
Institut Teknologi Sepuluh November, 1996
ALAT PRAKTIKUM
Microsoft Excel dan Software WINQSB
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 68
Activity Relationship Chart atau peta hubungan kerja kegiatan adalah aktivitas atau
kegiatan antara masing-masing bagian yang menggambarkan penting tidaknya
kedekatan ruangan. Activity Relationship Chart cenderung untuk mencari hubungan
aktifitas pemindahan material dari suatu fasilitas kerja ke fasilitas kerja yang lainnya.
Dalam suatu organisasi pabrik harus ada hubungan yang terikat antara suatu kegiatan
dengan kegiatan lainnya yang dianggap penting dan selalu berdekatan demi
kelancaran aktivitasnya. Oleh karena itu dibuatlah suatu peta hubungan aktivitas,
dimana akan dapat diketahui bagaimana hubungan yang terjadi dan harus dipenuhi
sesuai dengan tugas-tugas dan hubungan yang mendukung.
VII.2 TUJUAN
Secara umum peta hubungan kegiatan dapat didefinisikan sebagai berikut yaitu teknik
ideal untuk merencanakan keterkaitan antara setiap kelompok kegiatan yang saling
berkaitan. ARC ini akan berhubungan dengan struktur organisasi dan tabel-tabel
perhitungan luas lantai.
Tujuan utama ARC adalah dapat diketahui hubungan kedekatan dari setiap kelompok
kegiatan dalam hal ini organisasi pabrik.
Teknik untuk menganalisa hubungan antar aktivitas yang ada adalah dengan
menggunakan Activity Relationship Chart (ARC). Teknik ini dikemukakan oleh
Richard Muthe, adalah sebagai berikut :
Jika dua departemen mendapat nilai atau derajat keterkaitan A, maka dua departemen
tersebut mutlak untuk didekatkan agar proses operasi perusahaan berjalan dengan
baik. Tidak ada satu alasanpun yang digunakan untuk memisahkan departemen
tersebut. Sedangkan derajat keterkaitan E diberikan kepada dua departemen yang
dinilai sangat erat terkait, hanya saja keterkaitan hubungan dua departemen tidak
sepenting derajat keterkaitan A. Begitu pula dengan derajat keterkaitan I, dimana dua
departemen penting pula untuk didekatkan jika kondisi area memungkinkan.
Sedangkan nilai O diberikan kepada dua departemen yang kaitannya tidak terlalu
dekat. Khusus untuk nilai U dan X, sangat penting sekali membedakannya, dimana
nilai atau derajat keterkaitan U mengandung arti bahwa dua departemen tidak perlu
untuk didekatkan, hanya dalam keadaan tertentu masih dapat ditempatkan
berdampingan. Sedangkan derajat keterkaitan X mempunyai arti bahwa dua
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 70
departemen harus dipisahkan antara satu dengan lainnya, karena kemungkinan akan
mengganggu kelancaran proses operasi, baik pada masing-masing departemen, kedua
departemen sekaligus atau bahkan ada kemungkinan dapat mengganggu proses
operasi perusahaan secara keseluruhan.
Departemen A
E
Departemen B O
I O
Departemen C U U
O U U
Departemen D I U U
U I U U
Departemen E O I U U
U UIU U
Departemen F U U X U
E U U I
Departemen G I U I
E U A
Departemen H U U
U U
Departemen I E
A
Departemen J
Secara umum alasan keterkaitan dibagi menjadi tiga macam yaitu keterkaitan untuk
produksi, keterkaitan untuk pegawai dan aliran informasi (Apple. J.,M) :
A. Kriteria produksi
- Urutan aliran kerja
- Mempergunakan peralatan yang sama
- Menggunakan catatan yang sama
- Menggunakan ruangan yang sama
- Bising, debu, getaran, bau, dan lain-lain
- Memudahkan pemindahan bahan
B. Keterkaitan pegawai
- Menggunakan pegawai yang sama
- Pentingnya berhubungan
- Derajat hubungan kepegawaian
- Jalur perjalanan normal
- Kemudahan pengawasan
- Melaksanakan pekerjaan serupa
- Disenangi pegawai
- Perpindahan pegawai
- Gangguan pegawai
C. Aliran informasi
- Menggunakan catatan/berkas yang sama
- Derajat hubungan kertas kerja
- Menggunakan alat komunikasi yang sama
Normalisasi Activity Relationship Chart digunakan untuk merubah data kualitatif dari
perusahaan kedalam bentuk data kuantitatif agar dapat diperhitungkan dalam usulan
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 72
layout selanjutnya. Nilai dari normalisasi ini didapat dari perkiraan skala-skala setiap
grade agar disetiap permasalahan mempunyai pengali yang sama.
Grade Nilai
A 1
E 0,8
I 0,6
O 0,4
U 0,2
X 0
Matriks Unit Flow Distribution nantinya akan menjadi data yang dimasukkan pada
algoritma CRAFT (WinQSB).
Pada tahap ini matriks untuk mendapatkan nilai Unit Flow Distribution kita dapat
mencarinya dengan cara
Area Allocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC, dimana ARC telah diketahui
kesimpulan dari tingkat kepentingan antar aktivitas. Maka dengan demikian berarti
ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas lainnya dan juga sebaliknya, atau
dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat kedekatan
antar tata letak aktivitas tersebut.
Area Allocation Diagram (AAD) merupakan template secara global, informasi yang
dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar visualisasinya secara
lengkap dapat dilihat pada template yang merupakan hasil akhir dari penganalisisan
dan perencanaan tata letak fasilitas dan pemindahan bahan. ARC dan AAD
merupakan jenis peta yang menggambarkan hubungan antar ruangan-ruangan akibat
dari alas an-alasan tertentu yang harus dipenuhi
5 8 7
(500) (200) (575)
9
6
(75)
(500)
10
(1750
4 2 3
(350) (125) (125)
1
(1.000)
Pada tahap ini, dibuat desain alternative layout dengan memperhatikan Area
Allocation Diagram dan melakukan modifikasi seperlunya berdasarkan pertimbangan
– pertimbangan khusus dan batasan praktis. Batasan praktis merupakan suatu batasan
masalah yang digunakan untuk mendesain alternative layout dengan memperhatikan
keadaan suatu pabrik. Misalnya adalah jika rancangan alternative layout yang telah
dibuat membutuhkan luas area yang lebih besar dari luas pabrik sebenarnya maka
alternative layout tersebut harus dimodifikasi agar rancangan alternative layout
tersebut memenuhi luas pabrik yang tersedia. Selain itu, pertimbangan modifikasi
juga dilakukan apabila suatu system kerja atau mesin membutuhkan keadaan tertentu
misalnya suhu, udara, atau cahaya agar sistem kerja atau mesin tersebut bisa bekerja
secara optimal. Perancangan alternative tata letak pabrik dapat menggunakan
software WinQSB.
SOFTWARE WinQSB
WinQSB adalah suatu software yang dibuat oleh developer berasal dari China yang
dibuat sebagai alat bantu penyelesaian perhitungan berbagai jenis permasalahan
kuantitatif. WinQSB biasanya digunaan untuk membantu menyelesaikan perhitungan
dengan skala yang besar dari permasalahan – permasalahan operasional, sistem
produksi, tata letak fasilitas, dan permasalahan kuantitatif lainnya. Pada praktikum
kali ini, kita akan menggunakan WinQSB sebagai alat bantu kita untuk menentukan
layout optimum pabrik sehingga dapat meminimasi ongkos material handling.
3. Kemudian pilih New Program, maka akan muncul kotak dialog seperti di
bawah ini
Untuk Problem Type pilih yang Functional Layout dan Objective Criterion
pilih yang Minimization.
Isi Problem Title dengan nama perusahaan.
Isi Number of Functional Departments dengan jumlah departemen yang akan
dibangun.
Isi Number of Row in Layout Area dengan jumlah baris yang digunakan pada
initial layout.
Isi Number of Columns in Layout Area dengan jumlah kolom yang digunakan
pada initial layout.
Setelah itu klik OK.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 77
Isi kolom Department Name sesuai dengan nama departemen pada initial
layout.
Isi kolom Location Fixed dengan Yes/NO/ Yes artinya departemen tidak dapat
dipindah – pindah. No artinya lokasi departemen dapat dipindah – pindah lagi.
Isi kolom To Dept. X dengan biaya perpindahan antar departemen yang dapat
dilihat pada Cost Matrix.
Isi kolom Initial Layout in Cell Location dengan koordinat initial layout yang
sudah dibuat di Microsoft Excel.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 78
5. Untuk dapat mengetahui total cost dari semua solusi dengan menggunakan
algoritma CRAFT adalah dengan mengklik gambar orang yang dapat dilihat
pada gambar dibawah ini :
Gambar VII.12 Tampilan kotak dialog solution option dan distance measure
Untuk solusi Option, ada beberapa pilihan yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Improve by Exchanging 2 departments, yaitu proses perbaikan layout
dengan melakukan pertukaran 2 departemen secara acak dari jumlah
keseluruhan departemen.
b. Improve by Exchanging 3 departments, yaitu proses perbaikan layout
dengan melakukan pertukaran 3 departemen secara acak dari jumlah
keseluruhan departemen.
c. Improve by Exchanging 2 then 3 departments, yaitu proses perbaikan
layout dengan melakukan pertukaran 2 departemen di awal secara acak,
kemudian dilakukan kembali pertukaran 3 departemen secara acak dari
keseluruhan departemen.
d. Improve by Exchanging 3 then 2 departments, yaitu proses perbaikan
layout dengan melakukan pertukaran 3 departeman di awal secara acak,
kemudian dilakukan kembali pertukaran 2 departemen secara acak dari
keseluruhan departemen.
e. Evaluate the initial layout only, yaitu evaluasi dari layout existing dari
keseluruhan departemen sebelum dilakukan usulan perbaikan layout.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 80
Untuk melihat matriks jarak dengan rectlinier distance dapat dilakukan dengan
mengklik tanda yang dilingkari pada gambar di bawah ini :
Maka akan muncul matriks jarak seperti pada gambar di bawah ini :
6. Untuk membuka layout yang sudah dibuat, klik file pilih menu Load
Program. Setelah itu pilih nama layout yang sudah disave. Lalu klik OK.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 81
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM
MODUL VIII
PERANCANGAN SISTEM MATERIAL HANDLING
TUJUAN PRAKTIKUM
REFERENSI
1. Tompkins, James A. and White John A. Facilities Planning. John Wiley &
Sons, 1984.
2. Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh November, 1996
3. Purnomo, Hari. Perencanaan dan Perancangan Tata Letak Fasilitas.
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2004.
4. Material handling Institute. The Ten Principles of Material handling. [
Journal ] Charlotte: Material handling Institute. http://www.mhia.org/. [27
Febuari 2012]
ALAT PRAKTIKUM
1. Microsoft Excel
2. Komputer
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 83
LANDASAN TEORI
VIII.1.1 DEFINISI
Material handling mempunyai arti penanganan material dalam jumlah yang tepat dari
material yang sesuai dalam kondisi yang baik pada tempat yang cocok, pada waktu
yang tepat dalam posisi yang benar, dalam urutan yang sesuai dan biaya yang murah
dengan menggunakan metode yang benar. Jika digunakan metode yang sesuai, maka
sistem material handling akan terjamin/aman dan bebas dari kerusakan.
Sistem Material handling lebih fokus membahas mengenai: Motion, Time, Quantity,
dan Space.
Unit Shape Annual Scope Eksternal Distance Transporting Load support Function Annual Area
Conveyin meth.
Bulk Column
Dimensions Max. Invent. Route Internal Frequency g Type indicated Max. Invent.
Spacing
Container
Liquid Temperature Per Delivery Load/Unload Rate Manuvering Desired Per Delivery
Clear
Level Items/ Characteristics
Gas Height
Perishability Per Move Load/Unload Speed Elevating Handling Unit Per Move
Wt./Unit Method Motion Motion Amount Aisle
Handl. Units/ Location
tot. quantity
Others Traffic Positioning Cost
Aisle
Environment Transfering Weight width
Number
Door
Transportation
Size(s)
Handling
Etc.
Sequence
Untuk melakukan analisis pada Material Handling, sebaiknya dilakukan analisis dari
berbagai faktor .Berdasarkan framework tersebut terdapat faktor-faktor untuk
menganalisis material handling yaitu Barang (Material), Pergerakan (Move) dan
Metode perpindahan (Method). Dari segi material dapat dilihat dari tipe, karakteristik
maupun kuantitasnya. Kemudian dari segi pergerakan (Move) dapat
mempertimbangkan source and destination, logistik, karakteristik dan tipenya.
Sedangkan dari segi metode dapat dilihat dari Handling Unit, Peralatan dan
Kuantitasnya. Dan yang terakhir adalah segi batas fisik (physical restriction) yang
dipengaruhi oleh lokasi, aisle, dan space.
Tujuan utama dari perencanaan material handling adalah untuk mengurangi biaya
produksi. Selain itu, material handling sangat berpengaruh terhadap operasi dan
perancangan fasilitas yang diimplementasikan.
a. Conveyor
Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan material
secara kontinyu dengan jalur yang tetap. Terdapat beberapa tipe conveyor
yang biasa dipergunakan, antara lain belt conveyor, roller conveyor, screw
conveyor, dll.
Keuntungan Conveyor :
- Kapasitas tinggi sehingga memungkinkan untuk memindahkan material
dalam jumlah besar.
- Kecepatan dapat disesuaikan.
- Penanganan dapat digabungkan dengan aktivitas lainnya seperti proses
dan inspeksi.
- Serba guna dan dapat ditaruh diatas lantai maupun diatas operator.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 87
Kerugian Conveyor :
- Mengikuti jalur yang tetap sehingga pengangkutan terbatas pada area
tersebut.
- Dimungkinkan terjadi bottle necks dalam sistem.
- Kerusakan pada salah satu bagian conveyor akan menghentikan aliran
proses.
- Conveyor ada pada tempat yang tetap, sehingga akan mengganggu
gerakan peralatan bermesin lainnya.
c. Trucks
Trucks yang digerakkan tangan atau mesin dapat memindahkan material
dengan berbagai macam jalur yang ada. Yang termasuk dalam kelompok
truck adalah fork lift trucks, hand trucks, fork trucks, automated guide
vehicles (AGV) dan sebagainya.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 89
Keuntungan Trucks :
- Perpindahan tidak menggunakan jalur yang tetap, oleh sebab itu dapat
digunakan dimana-mana selama ruangan dapat untuk dimasuki
trucks.
- Mampu untuk loading, unloading dan mengangkat kecuali
memindahkan material
- Karena gerakannya tidak terbatas, memungkinkan untuk melayani
tempat yang berbeda, truck dapat mencapai tingkat pemakaian yang
tinggi.
Kerugian Trucks :
- Tidak mampu menangani beban yang berat.
- Mempunyai kapasitas yang terbatas setiap pengangkutan.
- Memerlukan aisle/gang.
- Sebagian besar trucks harus dijalankan oleh operator.
- Trucks tidak bisa melakukan tugas ganda/gabungan yaitu proses dan
inspeksi seperti peralatan lainnya.
Ukuran kerja adalah penanganan aliran material (volume, berat atau menghitung
waktu per unit) dikalikan dengan jarak perpindahan. Konsep yang digunakan yaitu
menyederhanakan proses dengan mengurangi, menggabungkan, memperpendek atau
menghilangkan tanpa mengorbankan produktivitas dan level service yang dibutuhkan
untuk melakukan operasi.
Ergonomi adalah ilmu yang digunakan untuk menyesuaikan pekerjaan atau kondisi
kerja yang sesuai dengan kemampuan dari pekerja. Contohnya yaitu penanganan
bahan pada tempat kerja dan peralatan yang digunakan untuk membantu dalam
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 91
pekerjaan harus dirancang dengan baik sehingga dapat meningkatkan keamanan bagi
pekerja dan peralatan kerja.
Unit load merupakan sesuatu yang bisa disimpan atau dipindahkan dalam satu entitas
dengan sekali pemindahan atau angkut, seperti kontainer, pallet atau tote namun,
tanpa memperhatingkan masing-masing item yang menjadi beban tersebut. Unit Load
dan komposisinya dapat berubah sesuai dengan gerakan material dan produk yang
telah melalui tahapan dari proses manufaktur dan distribusi yang dihasilkan.
Ruang dalam material handling dapat dilihat dengan sisi tiga dimensi yang
tergambarkan secara kubik. Di suatu area kerja yang tidak beraturan beberapa hal
yang harus diperhatikan adalah ruang dan lorong yang kosong, pengaturan tata letak
daerah penyimpanan, dan jalur transportasi material.
Suatu sistem adalah kumpulan interaksi dalam proses produksi dan saling terkait
membentuk suatu kesatuan yang utuh. Arus informasi dan aliran material harus
diintegrasikan dan diseimbangkan dalam setiap kegiatan pada proses produksi. Salah
satunya adalah persyaratan pelanggan yaitu mengenai kuantitas, kualitas, dan
pengiriman tepat waktu yang harus dipenuhi.
Penanganan bahan operasi harus termekanik atau otomatis yang mana layak untuk
meningkatkan efisiensi operasional, meningkatkan respon dari sistem produksi,
meningkatkan konsistensi dan prediktabilitas. Semua item diharapkan akan ditangani
otomatis dan harus memiliki fitur yang mengakomodasi mekanik dan penanganan
otomatis.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 92
Life Cycle Cost mencakup semua arus kas yang ada antara waktu per biaya yaitu pada
periode awal yang dihabiskan untuk perencanaan atau pengadaan peralatan baru, atau
untuk pemberlakukan metode baru, hingga pergantian peralatan. Life Cycle Cost
mencakup investasi, instalasi, setup dan pemrograman peralatan, pelatihan, pengujian
sistem dan penerimaan, operasi (tenaga kerja, utilitas, dll), pemeliharaan dan
perbaikan, dan akhir pembuangan.
Unit Load menjelaskan bahwa material sebaiknya ditangani dengan segala sesuatu
yang paling efisien. Unit load memberikan pemahaman mengenai maksimal jumlah
unit dari produk yang diangkut/dibawa secara teknis, dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah perpindahan yang seharusnya tidak perlu dilakukan. Sebuah
pertanyaan logika yang tepat untuk Unit Load Principle ialah “ What is the right size
for a package or load?”. Berikut ini akan di jelaskan salah satu teknik dasar unit load
yaitu Unit Load dengan Platform Pallet. Pallet merupakan sarana untuk mengangkut
material supaya mampu mengangkat material untuk volume yang lumayan besar.
Biasanya diatas pallet diberi material yang jumlahnya sesuai dengan dimensi dan
kapasitas pallet itu sendiri. Terdapat 6 ukuran pallet yakni, 30x40 inc, 36x48 inc,
40x48 inc, 42x42 inc, 48x49 inc, dan 48x48 inc.
MODUL PRAKTIKUM PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS2013/2
0 1 4 | 93
a) Lebih banyak material yang ditangani pada saat yang sama dapat mengurangi
jumlah perjalanan yang diperlukan sehingga berpotensi mengurangi ongkos
material handling , mengurangi waktu bongkar muat dan mengurangi kerusakan
produk.
b) Memungkinkan untuk menggunakan material handling equipment yang standar.
Tata letak dilihat dari sudut pandang produksi didefinisikan sebagai susunan fasilitas-
fasilitas produksi untuk memperoleh efisiensi pada suatu produksi. Perancangan tata
letak juga harus menjamin kelancaran aliran bahan-bahan, penyimpanan bahan, baik
bahan baku, bahan setengah jadi maupun produk jadi.
terjadi bahwa perancangan tata letak dan material handling dilakukan terlebih dahulu,
sedangkan perancangan sistem fasilitas menyesuaikan dengan tata letak yang telah
dirancang. Untuk itu perancangan tata letak diusahakan sefleksibel mungkin. Jadi
salah satu tolak ukur dalam membuat sebuah tata letak yang efisien adalah tata letak
yang mampu meminimasi material handling yang disusun oleh perbandingan lurus
antara jarak antar mesin/aktivitas dan frekuensi perpindahan materialnya, oleh karena
itu diperlukan perhitungan material handling yang akan membandingkan antara tata
letak existing dan usulan nantinya.
LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM