You are on page 1of 19

STANDAR ASUHAN KEPERAWATAN

HALUSINASI

A. Pengertian
Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari panca indera tanpa adanya
rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2013; Laraia, 2009).
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
Caroline , Keliat dan Sabri (2008) meneliti bahwa dengan pelaksanaan
standar asuhan keperawatan (SAK) halusinasi, maka kemampuan kognitif klien
meningkat 47%, psikomotor meningkat 48%. Pelaksanaan standar asuhan
keperawatan SAK halusinasi juga menurunkan tanda dan gejala halusinasi
sebesar 14%.

B. Macam-Macam Halusinasi
1. Halusinasi pendengaran
2. Halusinasi penglihatan
3. Halusinasi penciuman
4. Halusinasi pengecapan
5. Halusinasi perabaan
6. Halusinasi kinestik
7. Halusinasi hipnogogik
8. Halusinasi hipnopompik
9. Halusinasi histerik
10. Halusinasi autoskopi

C. Tanda Dan Gejala


Tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil observasi terhadap pasien
serta ungkapan pasien. Tanda dan gejala pasien halusinasi adalah sebagai
berikut:
1. Data Obyektif
a. Bicara atau tertawa sendiri.

1
b. Marah-marah tanpa sebab.
c. Memalingkan muka ke arah telinga seperti mendengar sesuatu
d. Menutup telinga.
e. Menunjuk-nunjuk ke arah tertentu.
f. Ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.
g. Mencium sesuatu seperti sedang membaui bau-bauan tertentu.
h. Menutup hidung.
i. Sering meludah.
j. Muntah.
k. Menggaruk-garuk permukaan kulit.
2. Data Subyektif
a. Mendengar suara-suara atau kegaduhan.
b. Mendengar suara yang mengajak bercakap-cakap.
c. Mendengar suara menyuruh melakukan sesuatu yang berbahaya.
d. Melihat bayangan, sinar, bentuk geometris, bentuk kartun, melihat hantu
atau monster.
e. Mencium bau-bauan seperti bau darah, urin, feses, kadang-kadang bau
itu menyenangkan.
f. Merasakan rasa seperti darah, urin atau feses
g. Merasa takut atau senang
h. Mengatakan sering mendengar sesuatu pada waktu tertentu saat sedang
sendirian.
i. Mengatakan sering mengikuti isi perintah halusinasi

D. Diagnosa Keperawatan
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Isolasisosial

2
E. Pohon Masalah
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan Akibat

Perubahan persepsi sensori : Halusinasi. Core problem

Isolasi sosial : Manarik diri Penyebab

F. Masalah Keperawatan yang Perlu dikaji


1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
b. Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata
c. Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus
d. Klien merasa makan sesuat
e. Klien merasa ada sesuatu pada kulitnya
f. Klien takut pada suara/bunyi/gambar yang dilihat dan didengar
g. Klien ingin memukul/melempar barang-barang
Data Objektif :
a. Klien berbicara dan tertawa sendiri
b. Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu
c. Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu
d. Disorientasi
2. Isolasisosial :menarikdiri
Data Subyektif :
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.

3
Data Obyektif:
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi
sedih, Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada
saat tidur, Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

G. RencanadanTindakan Keperawatan
Diagnosa I : Perubahan sensori persepsi halusinasi
Tujuan umum : Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Tujuan khusus :
1. Mengenali halusinasi yang dialaminya: isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
pencetus, perasaan, respon. Mengontrol halusinasi dengan cara
menghardik.
2. Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
3. Mengontrol halusinasi dengan cara menggunakan obat.
4. Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas.
Tindakan Keperawatan
1. SP 1 Pasien : Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi
dengan cara pertama: menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau penerapan
cara ini, dan menguatkan perilaku pasien.
2. SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua :
bercakap-cakap dengan orang lain.
3. SP 3 Pasien : Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan cara
mendapat obat/ berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6
benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontinuitas minum obat).

4
4. SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:
Melaksanakan aktivitas terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktifitas,
menyusun jadual aktifitas sehari-hari sesuai dengan jadual yang telah
dilatih, memantau jadual pelaksanaan kegiatan, memberikan
reinforcement.
Tindakan Keperawatan Halusinasi (Keluarga)
1. Tujuan keluarga mampu :
a. Mengenal masalah merawat pasien di rumah.
b. Menjelaskan halusinasi (pengertian, jenis, tanda dan gejala halusinasi
dan proses terjadinya).
c. Merawat pasien dengan halusinasi.
d. Menciptakan lingkungan yang nyaman untuk klien dengan halusinasi
e. Mengenal tanda dan gejala kambuh ulang.
f. Memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk follow-up pasien dengan
halusinasi.
2. Tindakan keperawatan
a. SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.
b. SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehadan tentang pengertian halusinasi,
jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan
cara-cara merawat pasien halusinasi, proses terjadinya halusinasi
c. SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien yang
mengalami halusinasi. Jelaskan dan latih cara merawat anggota
keluarga yang mengalami halusinasi : menghardik, minum obat,
bercakap-cakap, melakukan aktivitas.
d. SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjut.

5
Diagnosa 2 : Isolasi sosial
Tujuan Umum : Klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi
Tujuan Khusus :
TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya
Intervensi
1. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri,
jelaskan tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat
kesepakatan dengan jelas tentang topik, tempat dan waktu.
2. Beri perhatian dan penghaargaan : temani klien walau tidak menjawab.
3. Dengarkan dengan empati : beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,
tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab
menarik diri atau mau bergaul
3. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
4. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya
TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang
lain dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.
Intervensi
1. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan
dengan orang lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang
lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain
2. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan
orang lain

6
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan
orang lain
b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan
orang lain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan
perasaan tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain
TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Intervensi
1. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain
2. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain
3. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai
4. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan
5. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi
waktu
6. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan
7. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan
TUK IV :Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan
dengan orang lain
Intervensi
1. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan
dengan orang lain
2. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan
dengan orang lain
3. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan
perasaan manfaat berhubungan dengan orang lain

7
H. Strategi Pelaksanaan
1. Strategi Pelaksanaan (Pasien)
SP 1 Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-
cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien
mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik
halusinasi

ORIENTASI:
Salam terapeutik
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa STIKES KENDAL yang akan merawat
bapak, Nama Saya Khitmatul Ila, senang dipanggil Ila, Nama bapak siapa?
Bapak Senang dipanggil apa”
Validasi
”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini”
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
”Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini
bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu?
Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”

KERJA
”Apakah bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya?Apa yang dikatakan suara
itu?”
”Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling
sering dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara
itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”
”Apa yang bapak rasakan pada saat mendengar suara itu?”
”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu
suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah
suara-suara itu muncul?
”Bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama,
dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain. Ketiga, melakukan kegiadan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat
minum obat dengan teratur.”

8
”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”.
”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak bilang,
pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu.
Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak
peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak sudah bisa”

TERMINASI
Evaluasi
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara
itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal
latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan
latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien).
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu lagi besok untuk belajar dan latihan
mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa
pak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih? Dimana
tempatnya?”
”Baiklah, sampai jumpa.”

SP 2 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua:


bercakap-cakap dengan orang lain
ORIENTASI:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila dari STIKES
KENDAL pak.
Validasi
Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih? Berkurang kan suara-
suaranya? Bagus.

9
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita kemarin saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit.
Mau di mana? Di sini saja?

KERJA:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan
bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-
suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol
dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo
ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri, anak bapak
katakan: bu, ayo ngobrol dengan saya, karena saya sedang dengar suara-suara.
Begitu mas Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus!
Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya!”

TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara
yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara
ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan
dalam jadwal kegiadan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap?
Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul!
RTL
Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga
yaitu membahas cara minum obat yang baik serta guna obat.Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana? Di sini lagi? Sampai besok ya.
Selamat pagi”

10
SP 3 Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
Orientasi:
Salam terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila dari STIKES
KENDAL pak.
Validasi
Bagaimana perasaan mas hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul?
Apakah sudah dipakai 2 cara yang telah kita latih?bagus!!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan
tendang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya pak?”

KERJA
“pak, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara
berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak
dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang
bapak minum? (Perawat menyiapkan obat pasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3
kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali
sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara
sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan
dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk
mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter
untuk mendapatkan obat lagi. Bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-
obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu
obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain.
Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara
yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya bapak juga harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas
per hari”

11
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tendang obat? Sudah
berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus!
(jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal
kegiadan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau pada
keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah dadang.
RTL
Besok kita ketemu lagi untuk melakukan aktivitas terjadwal?Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 4 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:


melaksanakan aktivitas terjadwal
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi pak. Masih ingat dengan saya?? Iya betul saya Ila dari STIKES
KENDAL pak.
Validasi
Bagaimana perasaan hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah
sudah dipakai dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus!
Kontrak (waktu, topik, dan tempat)
Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah
halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik
kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit?
Baiklah.”

KERJA
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam
berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiadannya sampai malam). Wah
banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan
tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan
untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi
agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.

12
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk
mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 4 cara yang telah kita latih
untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali.Mari kita masukkan dalam jadwal
kegiadan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih
aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari
pagi sampai malam).
RTL
Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita ketemu untuk melihat
manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa?
Bagaimana kalau jam 12.00 pagi? Di ruang makan ya! Sampai jumpa.”

2. Strategi Pelaksanaan (Keluarga)


SP 1 keluarga : Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam
merawat pasien.

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu!. Saya Ila, perawat yang merawat Tn. S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan hari ini? Apa pendapat Ibu tentang Tn. S ?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tendang apa masalah yang bapak/ibu alami dalam
merawat Tn. S.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang menjadi masalah bapak/ibu dalam merawat Tn. S? ooh jadi ibu/bapak
tidak tau apa penyakit Tn. S sehingga ibu/bapak tidak tau bagaimana cara
merawat Tn. S. Ibu/bapak juga takut ketika melihat Tn. S bicara sendiri dan
tertawa sendiri.

13
“Jangan takut bupenyakit yang dialami Tn. S adalah penyakit halusinasi, yaitu
mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada benda nya atau tidak
nyata.”
TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi?”
RTL
“Baiklah besok kita akan bertemu lagi untuk membahas apa sebenarnya penyakit
halusinasi itu ya bu”. ”Jam berapa kita bertemu?”bagaimana jika jam 10.00.”
Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 2 Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis


halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi dan cara-cara merawat pasien halusinasi.

ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Ibu! Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Ila, perawat
yang merawat Tn. S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa itu halusinasi dan cara merawat
Tn.S.“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau di ruang tamu? Berapa lama
waktu Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
KERJA:
“Apa yang Ibu rasakan menjadi masalah dalam merawat pak? Apa yang Ibu
lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh pak itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar
atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak ada bendanya.
”tanda-tandanya bicara dan tertawa sendiri, atau marah-marah tanpa sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/IBu Sengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya
suara itu tidak ada.”

14
“Kalau pak mengatakan melihat bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu
tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya dengan beberapa cara. Ada
beberapa cara untuk membantu ibu agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-
cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan pak, jangan membantah
halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja Ibu percaya bahwa anak tersebut
memang mendengar suara atau melihat bayangan, tetapi Ibu sendiri tidak
mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarka pak, melamun dan sendiri, karena kalau melamun
halusinasi akan muncul lagi. Upayakan ada orang mau bercakap-cakap
dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan bersama, sholat bersama-
sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih pak untuk membuat jadwal kegiatan
sehari-hari. Tolong Ibu pantau pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia
lakukan!”
”Ketiga, bantu pak minum obat secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa
konsultasi. Terkait dengan obat ini, saya juga sudah melatih untuk minum obat
secara teratur. Jadi Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini
yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau
bayangan. Diminum 3X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam.
Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan
CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya menenangkan cara berpikir, jam
minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu selalu diminum untuk mencegah
kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi bapak
dengan cara menepuk punggung bapak. Kemudian suruhlah bapak menghardik
suara tersebut. Bapak sudah saya ajarkan cara menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi bapak. Sambil menepuk
punggung pak, katakan : bapak sedang apa kamu? bapak ingat kan apa yang
diajarkan perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, bapak Tutup
telinga bapak Dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang, pak”
”Sekarang coba Ibu praktekkan cara yang barusan saya ajarkan”

15
”Bagus Bu”

TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah kita berdiskusi dan latihan memutuskan
halusinasi Tn.S?“Sekarang coba Ibu sebutkan kembali tiga cara merawat
bapak?”Bagus sekali Bu.”
RTL
Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan Tn.S ”
”Jam berapa kita bertemu?”Baik, sampai Jumpa. Selamat pagi

SP 3 Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung


dihadapan pasien
ORIENTASI:
Salam Terapeutik
“Selamat pagi”. Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Ila, perawat yang
merawat Tn.S.”
Validasi
“Bagaimana perasaan Ibu pagi ini?”Apakah Ibu/bapak Sasih ingat bagaimana
cara memutus halusinasi bapak yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
”Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan mempraktekkan
cara memutus halusinasi langsung dihadapan Tn.S. Mari kita datangi Tn.S”.
KERJA:
”Selamat pagi Tn.S, istri bapak sangat ingin membantu bapak mengendalikan
suara-suara yang sering Tn.S dengar. Untuk itu pagi ini istri Tn.S datang untuk
mempraktekkan cara memutus suara-suara yang Tn.S dengar. Nanti kalau sedang
dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri, maka Ibu akan
mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba ibu peragakan cara memutus
halusinasi yang sedang mas alami seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya.
Tepuk punggung bapak lalu suruh bapak mengusir suara dengan menutup telinga

16
dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang dilakukan
keluarga terhadap pasien) Bagus sekali! Bagaimana pak? Senang dibantu Ibu?
Nah Ibu ingin melihat jadwal harian bapak. (Pasien memperlihatkan dan dorong
istri/keluarga memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan ibu ke ruang
perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga

TERMINASI:
Evaluasi
“Bagaimana perasaan Ibu setelah mempraktekkan cara memutus halusinasi
langsung dihadapan bapak?”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya Bu. ibu dapat
melakukan cara itu bila bapak mengalami halusinasi”.
RTL
“Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan tentang
jadwal kegiatan harian bapak. Jam berapa Ibu bisa datang? Tempatnya di sini
ya. Sampai jumpa.”

SP 4 Keluarga : Menjelaskan perawatan lanjutan

ORIENTASI
Salam Terapeutik
“Selamat pagi Bu, Masih ingat kan dengan saya? Iya betul saya Ila perawat yang
merawat Tn.S.”
Kontrak (waktu, tempat, topik)
“Sesuai dengan janji kita kemarin dan sekarang ketemu untuk membicarakan
jadual selama dirumah”
“Nah sekarang kita bicarakan jadwal bapak di rumah? Mari kita duduk di ruang
tamu!“Berapa lama Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”

KERJA
“Ini jadwal kegiatan bapak yang telah disusun. Jadwal ini dapat dilanjutkan.
Coba Ibu lihat mungkinkah dilakukan. Siapa yang kira-kira akan memotivasi dan

17
mengingatkan?” Bu jadwal yang telah dibuat tolong dilanjutkan, baik jadwal
aktivitas maupun jadwal minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh bapak selama di rumah. Misalnya kalau mas terus menerus mendengar
suara-suara yang mengganggu dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak
minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal
ini terjadi segera bawa kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan ulang dan di
berikan tindakan”.
TERMINASI
Evaluasi
“Bagaimana Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan cara-cara
merawat bapak Bagus (jika ada yang lupa segera diingatkan oleh perawat. Ini
jadwalnya. Sampai jumpa”

18
DAFTAR PUSTAKA

Carolina, Keliat, BA, Sabri, L (2008). Pengaruh Penerapan Standar Asuhan


Keperawatan Halusinasi terhadap Kemampuan Klien Mengontrol
Halusinasi di RS Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta.

Gajali, Mustikasari dan Susanti,Y (2014). Pengaruh Family Psychoeducation


Theraphy Terhadap Kemampuan Keluarga Merawat Pasien Skizofrenia
dengan Halusinasi Di Kota Samarinda Kalimantan Timur. FIK UI :
Depok

Hastuti (2013). Efektivitas rational emotive behaviour therapy berdasarkan


profile multimodal therapy pada klien skizofrenia dengan masalah
keperawatan perilaku kekerasan dan halusinasi di RSMM Bogor. FIK UI :
Depok

Lelono, S.K., Keliat, B.A., Besral, (2011). Efektivitas Cognitive Behavioral


Therapy (CBT) dan Rational Emotive Behavioral Therapy (REBT)
Terhadap Klien Perilaku Kekerasan, Halusinasi dan Harga Diri Rendah
di RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. FIK UI : Depok

NANDA, (2012). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014.


Cetakan 2012. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Stuart, G.W. (2013). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. 8th edition.
Missouri: Mosby.

19

You might also like