Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
OLDY R. PAINGY
D511 16 309
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang digunakanuntuk
menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan, keselamatan, kemudian
kominikasi dan mobilitas dalam bangunan.
Dalam bidang arsitektur, utilitas adalah hal-hal yang menyebabkan bangunan dapat
digunakan atau berfungsi sebagaimana mestinya. Utilitas merupakan hal yang sangat vital
pada suatu bangunan. Dengan adanya penerapan sistem utilitas yang benar dan tepat maka
bangunan tersebut dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Sebaliknya, apabila penerapan
sistem utilitas kurang baik, maka fungsi bangunan akan terhambat.
Penggunaan utilitas bukan hanya diperhatikan dari sisi bangunan saja, tetapi peggunaan
dan fungsi utilitas juga harus diperhatikan secara menyeluruh dan kompleks contohnya saja
utilitas di dalam suatu Kawasan pesisir yang sedang di survey saat ini yaitu Pulau Lakkang
Salah satu kawasan pesisir di Indonesia, yakni Pulau Lakkang. Pulau Lakkang adalah
sebuah perkampungan yang terletak di antara Sungai Tallo dan Sungai Pampang. Pulau
Lakkang yang memiliki luas sekitar 300 hektar ini diapit oleh tiga sungai, yakni Sungai Tallo,
Sungai Pampang, dan Sungai Universitas Hasanuddin (Unhas). Untuk sampai di Pulau
Lakkang, pengunjung bisa memilih memulai perjalanan di beberapa dermaga, yaitu dermaga
belakang kampus Unhas, dermaga samping Tol IR Sutami, dermaga di Kelurahan Pampang
dan dermaga di Kelurahan Tallo.
Lama tempuh perjalanan adalah 15 menit-30 menit menelusuri sungai besar dengan hutan-
hutan bakau dan nipa-nipa. Setibanya di Pulau Lakkang yang sudah dinyatakan sebagai
kelurahan di Kecamatan Tallo.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air Bersih
Air adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya, tanpa air tidak akan ada kehidupan di bumi ini. Sedangkan yang
dimaksud air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari – hari dan akan menjadi
air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang dimaksud
adalah persyaratan dari segi kualitas fisik, kimia, biologi, dan radiologis sehingga apabila
dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. Air merupakan suatu sarana utama untuk
meningkatkan kesehatan. Fungsi terpenting dari sistem penyediaan air bersih adalah
pencegahan penyebaran penyakit melalui air. Tujuan sistem penyediaan air bersih adalah agar
dapat menyalurkan/mensuplai air bersih kepada konsumen dalam jumlah yang cukup. Bagian
terpenting dalam sistem penyediaan air bersih adalah sumber air baku.
a. Pemilihan
b. Pengumpulan
c. Pengangkutan
d. Pengolahan
e. Pemrosesan akhir sampah
2.4 Drainase
Drainase atau pengatusan adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari
permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat dilakukan dengan
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Irigasi dan drainase merupakan
bagian penting dalam penataan sistem penyediaan air di bidang pertanian maupun tata ruang.
Saluran drainase sering kali dirujuk sebagai drainase saja karena secara teknis hampir
semua drainase terkait dengan pembuatan saluran. Saluran drainase permukaan biasanya
berupa parit , sementara untuk bawah tanah disebut gorong-gorong di bawah tanah.
Dalam lingkup rekayasa sipil, drainase dibatasi sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan,
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal sesuai dengan kepentingan. Dalam tata ruang,
drainase berperan penting untuk mengatur pasokan air demi pencegahan banjir. Drainase juga
bagian dari usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini ialah data kualitatif berupa analisis-
deskriptif. Analisis merupakan sebuah aktivitas berfikir untuk menguraikan suatu
permasalahan secara menyeruluh dari data-data yang telah di kumpulkan sehingga dapat
ditarik menjadi sebuah informasi baru (berupa kesimpulan analisis). Sedangkan deskriptif
merupakan salah satu kaidah upaya pengolahan data menjadi sesuatu yang dapat di utarakan
secara jelas dan tepat dengan tujuan agar dapat di mengerti oleh orang lain yang tidak
langsung mengalaminya sendiri. Jadi metode penelitian analisis-deskriptif adalah sebuah
metode penelitian yang dilakukan dengan cara menguraikan dan menganalisa data dan fakta
yang telah di kumpulkan dan menerangkannya menjadi sebuah paragraf deskripsi agar
mudah dipahami dan di mengerti oleh orang lain. Adapun data kualitatif yang diperoleh
yakni berasal dari data primer yaitu observasi dan wawancara yang dilakukan di lokasi
survey yang bertempat di Kelurahan Pantai Bahari, Kecamatan Bangkala, Kabupaten
Jeneponto. Adapun pengumpulan data sekunder berupa literatur dari studi pustaka, baik
buku maupun internet yang berkaitan dengan utilitas bangunan di kawasan pesisir Pulau
Lakkang.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Air Bersih
4.1.1 Sumber Air Bersih
Untuk prasarana air bersih yang dimanfaatkan di kelurahan Lakkang terdapat
beberapa sumber yaitu,air hujan dan sumur gali. Berdasarkan SNI 03 1733 2004
sarana air bersih yang ada adalah : a) kebutuhan air bersih; b) jaringan air bersih;
c) kran umum; dan d) hidran kebakaran, Namun yang tersedia di lakkang
hanyalah sumber air,dengan model penggunaan on the spot tanpa jaringan.
Sumber air bersih yang diperoleh dari hasil penelitian terdapat 3 sumber air bersih
di Pulau Lakkang, yaitu:
a. PDAM
b. Sumur Bor
c. Air Hujan
4.3 Persampahan
Pada tahun 2010, system persampahan hanya mellaui rumah rumah warga dimana
disediakan tong sampah pada setiap rumah. Kemudian tong sampah tersebutlah
yang menjadi tempat pembuangan sampah warga.
Kemudian pada tahun 2012, system persampahan masih belum diproses dengan
baik sehingga jika terjadi penumpukan sampah maka sampah-sampah tersebut
akan dibakar atau dijadikan sebagai pupuk tanaman bagi sampah sampah yang
organik
Pada tahun 2014, karena tidak memiliki tempat pembuangan akhir untuk sampah,
warga mulai banyak yang membuang sampah di beberapa titik yang tidak jelas,
sehingga beberapa titik di pulau ini terdapat penumpukan sampah.
Prasarana persampahan yang ada di kelurahan Lakkang hanya berupa tong
sampah yang tersedia di setiap rumah warga. Ketersediaan TPS belum ada
dikarenakan volume sampah yang dihasilkan masyarakat setempat relative masih
kecil sehingga sampah umumnya dibakar, ditimbun atau dijadikan sebagai pupuk
bagi tanaman.
(Kondisi Persampahan)
4.4 Drainase
Drainase yang ada di desa Lakkkang umumnya masih bermaterialkan tanah. Hal
ini dikarenakan Limbah yang terdapat di desa Lakkang masih berupa limbah
rumah tangga yang tingkat pencemarannya masih di bawah ambang batas tingkat
pencemaran sehingga masih dapat meresap ke dalam tanah dan tidak mencemari
lingkungan, Maka dari itu di butuhkan perencanaan berbasiskan lingkungan. Saat
ini di butuhkan perencanaan drainase yang di sesuaikan dengan kebutuhan
berdasarkan konsep perencanaan dengan mempertimbangkan kondisi geografi
lakkang, untuk sarana pembuangan limbah tidak bisa di satukan dengan
drainase,limbah harus memiliki jaringan khusus
Pada tahun 2004, system drainase sudah cukup baik dan sudah dapat digunakan
oleh hamper semua warga pulau ini.
Kemudian pada tahun 2006, drainase terbuka dan ada pulau yang tertutup
Pada tahun 2008, system drainase berjalan dengan sangat baik dan hamper tidak
ada kendala dalam pelaksanaannya.
(Gambar Drainase)
BAB V
PENUTUP
4.5 Kesimpulan
Sistem utilitas (air bersih, air kotor, drainase, persampahan) pada pulau lakkang
dapat dikatakan sudah baik. Hanya perlu sedikit perbaikan di beberapa sektor agar
sistem utilitasnya lebih maksimal lagi dan lebih meminimalisir kemungkinan
negatif yang akan muncul.
5.2 Saran