Professional Documents
Culture Documents
SIFAT BAHAN
1.1 Klorin
limbah industri, air kolam renang dan air minum di Negara-negara berkembang,
karena sebagai desinfektan, biayanya relatif lebih murah, mudah dan efektif.
Senyawa-senyawa klor yang umum digunakan dalam proses klorinasi, antara lain gas
Klor pada pH 2 berada dalam bentuk klorin (Cl2), pada pH 2-7 klor kebanyak
terdapat dalam bentuk HOCl, sedangkan pada pH 7,4 klor tidak hanya terdapat dalam
bentuk HOCl tetapi juga dalam bentuk ion klorida (Cl-) dan hipoklorit (HOCl), atau
terdisosiasi menjadi H+ dan OCl-. Selain bereaksi dengan air klorin juga bereaksi
N-kloramides dan senyawa nitrogen berklor lainnya. Klor yang berikatan dengan
senyawa kimia lain dikenal sebagai klorin terikat, sedangkan klorin bebas adalah ion
klorida dan ion hipoklorit yang tidak berikatan dengan senyawa lain (Effendi, 2003).
yang murah. Spektrum jenis miroorganisme yang dapat dimatikan luas, meliputi
bakteri gram positif maupun negatif dan spora bakteri. Disenfektan ini juga mudah
penggunaanya dan tetap aktif digunakan dalam air yang sadah. Kelemahan dari
desinfektan ini adalah dapat menyebabkan korosi pada pH yang rendah diperlukan
untuk mencapai aktivitas optimumnya. Mekanisme cara kerja klorin dapat mematikan
bakteri belum sepenuhnya diketahui, namun diduga asam hipoklorit (HOCl), yang
merupakan senyawa klorin paling aktif akan menghambat oksidasi glukosa dalam sel
4. dapat mengontrol perkembangan alga dan organism pembentuk lumut yang dapat
meredam gigi tiruan resin akrilik karena berfungsi sebagai desinfektan dan bahannya
pun mudah didapatkan. Waktu perendaman hipoklorin 0,5% sebagai disenfektan yang
yang tinggi karena sangat aktif pada semua bakteri, virus, fungi, parasit dan beberapa
spora. Disenfektan ini merupakan larutan yang mengandung klorin. Klorin selaian
sebagai desinfektan juga dapat diapaki sebagai bahan pemutih pakaian dan untuk
bahan yang dalam larutan berupa larutan putih tanpa bau dan tidak mudah menguap.
NaOH tidak mudah terbakar, tetapi bersifat sangat reaktif. Bahan ini juga
bereaksi hebat dengan air dan banyak ditemukan pada bahan-bahan yang lain, dapat
dengan air yang dapat membantu pemadatan, sehingga menghasilkan kerapatan yang
lebih tinggi. NaOH juga bereaksi sangat efektif dengan tanah yang kaya akan
34,60%, dengan rincian perhitungan ulang menjadi K2O dan dengan 52,15% fosfor,
lalu ditung kembali menjadi P2O5. Dalam kondisi normal, KH2PO4 adalah bahan yang
stabil, tidak beracun dan tidak mudah terbakar. Bahan ini tidak hanya digunakan
sebagai komponen pupuk mineral atau pupuk majemuk lainnya, tetapi juga dalam
bidang industri makanan sebagai zat aditif (Jancaitiene dan Slinksiene, 2016).
1.4 Ninhidrin
kadar asam amino secara kuantitatif. Pada pemanasan zat pengoksidasi ninhidrin
(triketohidrinden hidrat) dengan asam amino akan terbentuk warna ungu sampai biru.
Khusus untuk asam amino prolin dan hidroksiprolin akan terbentuk warna kuning.
Reaksi berjalan sempurna pada pH 5-7. Reaksi terjadi dalam dua tahap, yaitu reaksi
berwarna. Produk yang berwarna ini terbentuk dari hidrindantin dan amoniak dengan
diperlakukan dengan pereaksi ninhidrin dan warna yang terbentuk diukur dengan
2.1 Prosedur
2.1.1 NaOCl 2%
menggunakan pipet tetes dengan volume 1 mL. Ditambahkan akuades hingga tanda
0,8 gram NaOH dimasukkan ke dalam gelas kimia dan ditimbang menggunakan
neraca analitik, kemudian dilarutkan dengan akuades dalam labu ukur 100 mL hingga
semuanya larut.
2.1.3.1 Ninhidrin 2%
akuades.
dinyalakan. Gelas kimia diletakkan di atas pinggan neraca analitik. Padatan ninhidrin
dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas kimia dengan menggunakan sendok
tanduk sambil ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 0,05 gram. Setelah
itu dilarutkan dengan akuades dalam gelas kimia hingga volume 50 mL sambil
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Setelah semua ninhidrin larut, larutan
dinyalakan. Gelas kimia diletakkan di atas pinggan neraca analitik. Padatan KH2PO4
dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam gelas kimia dengan menggunakan sendok
tanduk sambil ditimbang menggunakan neraca analitik sebanyak 13,6 gram. Setelah
itu dilarutkan dengan akuades dalam gelas kimia hingga volume 500 mL sambil
diaduk dengan menggunakan batang pengaduk. Setelah semua KH2PO4 larut, larutan
2.2 Perhitungan
2.2.1 NaOCl 2%
Dik: M1 = 100%
M2 = 2%
V2 = 50 mL
Dit: V1 = … ?
Penyelesaian:
MIVI = M2V2
100% x V1 = 2% x 50 mL
100% x V1 = 100%.mL
VI = 1 mL
mol
M=
V
gram/Mr
M=
V
gram
M=
V × Mr
m NaOH = V × M × Mr
2.2.3 Ninhidrin 2%
b massa ninhidrin
%= ×100%
v volume larutan
massa ninhidrin
2%= ×100%
50 mL
massa ninhidrin
2%= ×100%
50 mL
mol
M=
V
gram/Mr
M=
V
gram
M=
V × Mr
massa K2HPO4 = M × V × Mr
= 17,4 gram
V larutan = 50 mL
Dit: Ninhidrin = ?
Penyelesaian:
m ninhidrin
%= × 100%
V larutan
m ninhidrin
0,1% = × 100%
50 mL
0.1 % × 50 mL
m ninhidrin = = 0,05 gram
100 %
Dit: KH2PO4 = ?
Penyelesaian :
m KH2PO4 = V × M × Mr
David dan Munadzir, E., 2005, Perubahan Warna Lempeng Resin Akrilik yang
direndam dalam Larutan Desinfektan Sodium Hipoklorit dan Klorhexidin,
Jurnal Maj. Ked. Gigi, 38(1): 36-40.
Effendi, H., 2003, Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan, Kanisius, Yogyakarta.
Jancaitiene, K., dan Slinksiene, R., 2016, KH2PO4 Crystallisation from Pottasium
chloride and Ammonium dihydrogen phosphate, Polish Journal of Chemical
Technology, 18(1): 1-8.
Olaniyan, O. S., Olaoye, R. A., Okeyinka, O. M., dan Olaniyan, D. B., 2011, Soil
Stabilization Tachniques Using Sodium Hydroxide Additives, International
Journal of Civil & Engineering IJCEE-IJENS, 11(6): 9-22.
Sumardjo, D., 2006, Pengantar Kimia: Buku Paduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta, EGC, Jakarta.
Lampiran 1. Bagan Kerja
NaOCl 2%
Klorin
pipet skala
- dihomegenkan
Hasil
NaOH 2 M
NaOH 8 gram
neraca analitik
semuanya larut
Hasil
Ninhidrin 2%
Ninhidrin
1 gram2%
Ninhidrin
Hasil
K2HPO4 0,2 M
Hasil
Ninhidrin 0,1%
Ninhidrin 0,1%
0,05 gram
dimasukkan ke dalam gelas kimia diatas neraca analitik
sempurna.
Hasil
KH2PO4 0,2 M
KH2PO4 0,2 M
sempurna.
Hasil
Lampiran 2. Foto Percobaan