You are on page 1of 2

BAB 4

Model Kontemporer Pembangunan dan Keterbelakangan

Pada bab ini dijelaskan mengenai beberapa teori baru yang


berpengaruh dalam model ekonomi pembangunan. Meskipun kesuksesan
model dalam mecapai pembangunan sulit dicapai yang dikarenakan
banyaknya hambatan diluar perkiraan, tetapi model baru ini dapat
membantu memperbaiki perumusan strategi pembangunan yang lebih baik.
Teori pertumbuhan baru menganalisis secara terus-menerus
pertumbuhan pendapatan nasional yang ditentukan dalam sistem bukan
kekuatan eksternal seperti yang dikatakan oleh teori neo-klasik yang
mengatakan bahwa sebagian besar sumber pertumbuhan ekonomi merupakan
faktor eksogen atau proses yang sama sekali independen dari kemajuan
teknologi.
Meski begitu, dalam teori pertumbuhan baru juga masih menyimpan
kelemahan, bahwa teori ini tetap tergantung pada sejumlah asumsi neo-
klasik yang sering tidak cocok dengan perekonomian negara berkembang.

Keterbelakangan sebagai Akibat Kegagalan Koordinasi


Awal abad ke-21 konsep komplementaris sebagai salah saru syarat
bagi keberhasilan pembangunan selalu dikedepankan. Teori ini
mengatakan bahwa beberapa hal harus berjalan dengan cukup baik, pada
saat yang bersamaan, agar pembangunan yang berkelanjutan dapat
berlangsung.
Kegagalan koordinasi dapat dikatakan sebagai sebuah kondisi
dimana berbagai lembaga (agents) tidak mampu mengkoordinasikan
perilaku atau tidakannya (pilihannya) akan memberikan hasil
(equilibrium) yang mengakibatkan lembaga-lembaga tersebut menuju ke
dalam kondisi yang semakin buruk dibandingkan situasi alternatif lain
yang merupakan sebuah equilibrium.
Masalah dalam koordinasi ini selanjutnya dapat
menyebabkan perekonomian tejebak dalam ekuilibrium yang buruk, yaitu
tingkat pendapatan rata-rata yang rendah atau tingkat pertumbuhan
yang rendah, bahkan juga penduduk yang berada dalam kondisi yang
sangat miskin.

Equilibrium Jamak
Prinsip dasar dalam ekuilibrium jamak adalah manfaat yang
diterima oleh sebuah lembaga yang mengambil suatu tindakan bergantung
secara positif pada seberapa banyak lembaga lain yang diharapkan akan
melakukan tindakan yang sama. Contohnya, harga produk yang dihasilkan
oleh petani bergantung pada jumlah pedagang perantara, dan bisa saja
bergantung pada banyaknya petani yang menghasilkan barang serupa.
Dalam kelompok ukuran kecil, koordinasi bukan menjadi
permasalahan karena pihak-pihak yang terkait saling mengetahui satu
sama lain dan mempunyai kepentingan yang sama. Sebaliknya, untuk
masalah yang lebih kompleks maka penyelesaian masalah koorodinasi
akan menjadi semakin rumit.
Titik keseimbangan pada ekuilibrium jamak terjadi ketika jumlah
yang diharapakan untuk melakukan sesuatu sama dengan jumlah nyata
yang melakukan tindakan tersebut.
Contohnya dalam masalah pembangunan ekonomi adalah ketika
tingkat pengembalian dari suatu investasi bergantung pada keberadaan
investasi lain. Penyelesaiannya akal jadi lebih mudah jika terdapat
banyak investor, namun pasar tidak akan bisa dengan sendirinya menuju
kondisi tersebut tanpa peran dari pihak pemerintah.

Memulai Pembangunan Ekonomi: Model Dorongan Besar


Model dorongan besar merupakan model yang menunjukkan bagaimana
kegagalan pasar dapat menimbulkan kebutuhan akan perekonomian yang
terencana dan juga kebutuhan akan berbagai upaya yang dicetuskan oleh
kebijakan publik, agar proses pembangunan ekonomi yang panjang dapat
berjalan atau dipercepat.
Singkatnya, masalah kegagalan koordinasi akan menghambat
keberhasilan industrialisasi dan merupakan kendala bagi dorongan
pembangunan.

Teori Pembangunan Ekonomi Cincin-O dari Kremer


Teori ini mengatakan bahwa pembangunan modern
mensyaratkan bahwa berbagai kegiatan ekonomi harus dilakukan dengan
baik dan bersama-sama, agar proses produksi dapat menghasilkan nilai
yang tinggi. Karena, hal ini merupakan dasar dari spesialisasi dan
pembagian tenaga kerja.

Dalam suatu kegiatan ekonomi, jika tingkat keterampilannya


semakin tinggi maka produk yang dihasilkan akan semakin baik pula.
Para pekerja yang berketerampilan tinggi akan bekerja bersama dan
pekerja yang berketerampilan rendah pun juga akan bekerja bersama.
Jenis pencocokan seperti ini akan membuat produk yang bernilai tinggi
akan terkonsentrasi di negara-negara yang mempunyai pekerja dengan
keterampilan tinggi. Dengan begitu, upah yang diterima secara
langsung akan cenderung lebih tinggi.

You might also like