You are on page 1of 1

Di dunia asuransi ada dua istilah yang sangat berbahaya yang wajib diketahui oleh agen asuransi

dan juga penting untuk dimengerti oleh nasabah, yaitu twisting dan churning.

Definisi twisting menurut kode etik Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia adalah tindakan Tenaga
Pemasar yang membujuk dan/atau mempengaruhi pemegang polis untuk merubah spesifikasi
polis yang ada atau mengganti polis yang ada dengan polis yang baru pada Perusahan Asuransi
Jiwa lainnya, dan/atau membeli polis baru dengan menggunakan dana yang berasal dari polis
yang masih aktif pada suatu Perusahaan Asuransi Jiwa lainnya dalam waktu 6 (enam) bulan
sebelum dan sesudah tanggal polis baru di Perusahaan Asuransi Jiwa lain diterbitkan.

Sementara churning itu mirip twisting namun terjadi dalam perusahaan asuransi yang sama.
Misalnya, agen melakukan perubahan dengan mengganti polis lama dengan polis yang baru di
perusahaan yang sama.

Tenaga Pemasar dilarang melakukan dua kegiatan tersebut, karena hal ini berdampak pada
potensi kerugian pada nasabah, dimana proses ini akan menurunkan cash value dari polis
eksisting, yang mengakibatkan polis asuransi tersebut tidak memberikan manfaat yang berarti.

Pada beberapa kasus, proses ini akan membuat polis eksisting tidak bernilai. Ketika polis
tersebut tidak bernilai, maka tidak tersedia dana tambahan untuk membayar polis baru, sehingga
polis baru pun akan hilang. Pada akhirnya, proses ini mengakibatkan pemegang polis hanya
mempunyai sedikit dana ataupun tidak sama sekali untuk ditinggalkan bagi para ahli waris
mereka.

Tidak hanya nasabah saja, nama baik perusahaan dan Tenaga Pemasar pun bisa tercemar. Maka
dari itu AAJI memberlakukan sanksi yang tegas terhadap tenaga pemasar yang melakukan
pelanggran tersebut

You might also like