You are on page 1of 21

DISKUSI KELOMPOK

NEONATAL HIPERBILIRUBINEMIA

Disusun oleh :
Kelompok 5
Hans Abdillah (4151101051)
Eka Fittra Rahmanizar (4151101078)
Masganjar Nugraha (4151101043)
Irfan Herdiansyah (4151101044)
Marogi Al Ansoriani (4151101050)
Novia Dewi Angela (4151101053)
Revi Restu Putri N (4151101057)
Maryati (4151101135)
Andhika W.U (4151101073)

Dokter Pembimbing :
Ina Setiyowati, dr., SpA.

LABORATORIUM ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNJANI/RS DUSTIRA
CIMAHI
2011
2

KETERANGAN UMUM
Nama : Bayi Wasilah 1
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, Tanggal Lahir : Cimahi, 10 Agustus 2011 pukul 12.25 WIB
Umur : 10 hari
Anak Ke : 1 dari 2 bersaudara
Partus Jenis : Spontan
Dengan Pertolongan : Bidan
BB dan PB Lahir : 1750 gr dan 42 cm
Tanggal Dirawat : 10 Agustus 2011
Tanggal Pemeriksaan : 20 Agustus 2011
Nama Ayah : Tn. Wagio
Umur : 29 tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan / Jabatan : Karyawan
Penghasilan : 1.500.000,- /bulan
Alamat :
Nama ibu : Ny. Wasilah
Umur : 22 tahun
Pendidikan :
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan :-
Alamat :

2
3

ANAMNESIS
(Alloanamnesis didapatkan dari Ibu pasien pada tanggal 20 Agustus 2011)

KELUHAN UTAMA : Bayi Tampak Kuning

ANAMNESIS KHUSUS :
Sejak usia 4 hari bayi tampak kuning. Keluhan kuning tampak dari daerah kepala
dan leher sampai badan atas.

ANAMNESIS UMUM :
Keluhan badan kuning tidak disertai dengan bayi tampak mengantuk, menangis
lemah, tampak pucat, dan malas menetek
Keluhan kuning juga tidak disertai dengan panas badan, kejang dan penurunan
kesadaran.
BAB tidak tampak seperti dempul dan BAK tidak tampak berwarna seperti teh
pekat.
Sejak lahir bayi dilakukan perawatan di NICU, karena bayi lahir dengan berat lahir
rendah dan tanpa asfiksia.

RIWAYAT KEHAMILAN
Selama kehamilan berat badan ibu naik seberat 5 kg dengan berat badan ibu
sebelum hamil 47 Kg dan berat badan selama hamil 52 Kg. Selam hamil ibu rutin
memeriksakan kehamilannya pada bidan secara teratur sebanyak 12 kali dan
kontrol ke dokter spesialis kandungan sebanyak 4 kali.
Riwayat kehamilan sebelumnya ibu tidak pernah mengalami abortus.
Riwayat Ibu terinfeksi TORCH dan memelihara kucing tidak ada.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tambahan selain yang diberikan oleh dokter
tidak ada.
Golongan darah ibu O dan golongan darah ayah

3
4

RIWAYAT PERSALINAN
Bayi lahir pada tanggal 10 Agustus 2011 pada pukul 12.25 WIB dari seorang ibu
dengan G1P0A0 dengan HPHT tanggal 15 Januari 2011 pukul 12.25. lahir secara
spontan ditolong oleh bidan, bayi langsung menangis dan tali pusat langsung
dipotong. Berat badan lahir 1900 gram dan panjang badan 42 cm. Apgar score 7-9.
Riwayat kebiruan pada saat persalinan tidak ada. Setelah lahir, bayi langsung
mendapatkan ASI dari ibunya dan bayi tidak tampak menjadi kuning.

RIWAYAT PERAWATAN :
Pasien masuk ke ruang perawatan pada tanggal 10 Agustus 2011, pukul
12.50. Berat badan saat pasien masuk ruang perawatan adalah 1900 gram.
Golongan darah pasien bayi belum diketahui.

ANAMNESIS MAKANAN
Hari
ASI PASI BAK BAB
Ke-
0
- -
(NICU)
1 SF 8cc (tidak efektif = bayi
- 6x 4x
(NICU) muntah)
SF 3cc x 3
2
- Dan 6x 2x
(NICU)
2cc x3 (NGT)
SF 6,5 cc x 1
3 1x (on demand,
7,5 cc x 1 5x 3x
(NICU) refleks hisap kuat
4 cc x 1
10 x on demand
4
(@10-15 menit SF 8cc 5x 3x
(NICU)
hisap kuat)

4
5

On Demand 12 x
5 @ 10-20 menit
- 4x 6x
(NICU) (refleks hisap
kuat)
6
10 x (5-6 sendok) - 8x -
(NICU)
7 6x
On Demand 4x SF 4x 7x
(NICU)
On Demand 6x
8
@20 menit
(NICU) SF - 12x 7x
(refleks hisap
kuat)
On Demand 4x
9 SF 6x 15cc + Infus D5 200cc 8x 2x
@15 menit
( NICU)
10
(NICU)

RIWAYAT IMUNISASI
Bayi belum pernah di berikan imunisasi.

I. PEMERIKSAAN FISIK (20 Agustus 2011)


Keadaan Umum
Kesadaran : Alert, menangis kuat
Kesan sakit : Tampak tampak sakit sedang
Penampilan umum : Ikterik (Kramer II)

Tanda Vital
Denyut Jantung : 112x/menit
Respirasi : 42x/menit, regular, tipe abdominothorakal
Suhu : 36 oC
Tekanan Darah : sulit dinilai

5
6

Pengukuran
Umur : 10 hari
Berat badan : 1700 gram
Panjang badan : 43,5 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Lingkar dada : 25 cm

Kepala
Bentuk : Simetris Normocephal, Cephal Hematom (-), Ubun-ubun
besar belum menutup
Muka : Ikterik (+)
Mata : Sklera : Ikterik -/-
Conjungtiva : Anemis -/-
Hidung : PCH (-), Rhinorrhoea (-)
Telinga : Bentuk sempurna, membalik seketika
Mulut : Sianosis (-), Lidah basah bersih, mukosa basah
Frenulum linguae ikterik sulit dinilai
Gigi : (-)
Leher : Tonus otot baik, kulit ikterik (+)

Thoraks
Inspeksi : Bentuk dan gerak simetris, kulit ikterik (+), retraksi (-),
aerola lebih jelas, tonjolan 3-4 mm.
Palpasi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Auskultasi : VBS kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

6
7

Auskultasi : BJ I - BJ II murni reguler


Abdomen
Inspeksi : Ikterik (+), mengelupas, tampak vena, tali pusat terawat
Auskultasi : BU (+) Normal
Palpasi : Lembut, Hepar & Lien tidak teraba
Perkusi : Timpani

Genitalia
Jenis kelamin : Laki-laki

Anus
Atresia ani : (-)

Ektremitas : Akral hangat


Sianosis : (-)
Lipatan plantar : 2/3 anterior
Edema ; (-)

Kulit
Warna : Daerah pucat retak-retak,vena jarang
Lanugo : Menipis
Ikterik : Ikterik (+), kramer II

Neurologi
Refleks moro : (+)
Refleks hisap : (+) cukup kuat
Refleks rooting : (+)
Refleks genggam : (+) kuat

7
8

II. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


1. Pemeriksaan Darah Rutin :
Hb : 15,7 g/dl (N:18-23,7)
Leukosit : 9 x 10³/ul (N:10-26)
Trombosit : 287x10³/ul (N:150-450)
Hematokrit : 47,3% (N:47-75)

2. Pemeriksaan Kimia :
Bilirubin Total : 10,45 mg/dl (N:< 11,7)
Bilirubin Direk : 0,45 mg/dl (N:< 1,2)
Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feces : Tidak dilakukan pemeriksaan

RESUME
Dari keterangan umum didapatkan :
Sejak usia 4 hari bayi tampak kuning. Keluhan kuning tampak dari daerah kepala
dan leher sampai badan atas. Keluhan badan kuning tidak disertai dengan bayi
tampak mengantuk, menangis lemah, tampak pucat, dan malas menetek. Keluhan
kuning juga tidak disertai dengan panas badan, kejang dan penurunan kesadaran.
BAB tidak tampak seperti dempul dan BAK tidak tampak berwarna seperti teh
pekat.

Sejak lahir bayi dilakukan perawatan di NICU, karena bayi lahir dengan berat lahir
rendah dan tanpa asfiksia. Selama kehamilan berat badan ibu naik seberat 5 kg
dengan berat badan ibu sebelum hamil 47 Kg dan berat badan selama hamil 52 Kg.
Selam hamil ibu rutin memeriksakan kehamilannya pada bidan secara teratur
sebanyak 12 kali dan kontrol ke dokter spesialis kandungan sebanyak 4 kali.

8
9

Riwayat kehamilan sebelumnya ibu tidak pernah mengalami abortus. Riwayat Ibu
terinfeksi TORCH dan memelihara kucing tidak ada. Riwayat mengkonsumsi obat-
obatan tambahan selain yang diberikan oleh dokter tidak ada. Golongan darah ibu
O dan golongan darah ayah

Bayi lahir pada tanggal 10 Agustus 2011 pada pukul 12.25 WIB dari seorang ibu
dengan G1P0A0 dengan HPHT tanggal 15 Januari 2011 pukul 12.25. lahir secara
spontan ditolong oleh bidan, bayi langsung menangis dan tali pusat langsung
dipotong. Berat badan lahir 1900 gram dan panjang badan 42 cm. Apgar score 7-9.
Riwayat kebiruan pada saat persalinan tidak ada. Setelah lahir, bayi langsung
mendapatkan ASI dari ibunya dan bayi tidak tampak menjadi kuning.

Pasien masuk ke ruang perawatan pada tanggal 10 Agustus 2011, pukul 12.50.
Berat badan saat pasien masuk ruang perawatan adalah 1900 gram. Golongan darah
pasien bayi belum diketahui.

Pada Pemeriksaan Fisik didapatkan :


Keadaan Umum
Kesadaran : Alert, menangis kuat
Tanda Vital
Denyut Jantung : 112x/menit
Respirasi : 42x/menit, regular, tipe abdominothorakal
Suhu : 36 oC
Tekanan Darah : sulit dinilai
Pengukuran
Umur : 10 hari
Berat badan : 1700 gram
Panjang badan : 43,5 cm
Lingkar kepala : 31 cm
Lingkar dada : 25 cm

9
10

Pemeriksaan Fisik lainnya dalam batas normal


Total Ballard score = Kematangan fisis + Neuromuscular Maturity
= 22
Umur kehamilan : 27 minggu

PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan Darah Rutin :
Hb : Menurun
Leukosit : Menurun
Trombosit : Normal
Hematokrit : Menurun

2. Pemeriksaan Kimia :
Bilirubin Total : Meningkat
Bilirubin Direk : Normal
Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feces : Tidak dilakukan pemeriksaan

DIAGNOSIS BANDING
BBLR + BKB + KMK + Laki-laki + Gemeli+ Ikterus Neonatorum Fisiologis
BBLR + BKB + KMK + Laki-laki + Gemeli+ Ikterus Neonatorum Non Fisiologis

DIAGNOSIS KERJA
BBLR + BKB + KMK + Laki-laki + Gemeli+ Ikterus Neonatorum Fisiologis

USUL PEMERIKSAAN
- Pemeriksaan Kadar Bilirubin Total dan direk 3x24 jam

10
11

PENATALAKSANAAN
Terapi Umum : - Pencegahan Hipotermi
- ASI Sesering mungkin
Terapi Khusus : - Blue Light Therapy, ubah posisi dalam 24 jam, upayakan semua
permukaan tubuh bayi terkena sinar lampu.

PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam

11
12

DISKUSI

I. DISKUSI ANAMNESIS
Keluhan Utama : Bayi tampak kuning
Pada ikterik neonatorum keluhan utama yang sering menjadi alasan orang
tua membawa bayinya datang berobat ke dokter adalah karena kulit bayi tampak
kuning
Anamnesis Khusus :
Sejak usia 4 hari bayi tampak kuning.
Hal ini ditanyakan untuk menilai ikterus yang terjadi apakah fisiologis atau
patologis. Menurut buku pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD-RSHS, ikterus patologis terlihat dalam 24 jam post natal. Dimana
ikterik menetap pada bayi cukup bulan setelah 8 hari, dan bayi kurang bulan
setelah 14 hari. Dimana kadar bilirubin serum meningkat > 5 mg% dalam 24
jam. Sedangkan ikterus fisiologis terjadi setelah 24 jam post natal. Biasanya
mencapai puncak pada hari ke 3-5 post natal dengan kenaikan bilirubin serum
< 5 mg%.
Pada bayi ini, ikterik terjadi >24 jam post natal, maka termasuk ikterik
fisiologis .

Keluhan kuning tampak dari daerah kepala dan leher sampai badan
atas.
Hal ini dimaksudkan untuk melihat penyebaran ikterik, sehingga dapat
dilakukan penilaian derajat ikterik menurur Kramer (1969)
Derajat Gambaran Rata-rata Serum Rata-rata serum
Bilirubin Indirek Bilirubin Indirek
(mg%) (mmol/L)
Kuning tampak pada
I 5,85 100
daerah kepala sampai leher

12
13

Kuning meluas sampai


II 8,77 150
perut (umbilikus)
Kuning meluas sampai
III 11,7 200
lutut
Kuning meluas sampai
IV pergelangan tangan dan 14,62 250
kaki
Kuning meluas sampai
V >15 >250
telapak tangan dan kaki

Pada bayi ini terlihat gambaran Kramer II.

Keluhan badan kuning tidak disertai dengan bayi tampak mengantuk, menangis
lemah, tampak pucat, dan malas menetek. Keluhan kuning juga tidak disertai
dengan panas badan, kejang dan penurunan kesadaran.
Hal-hal ini ditanyakan untuk mencari gejala-gejala dari penyulit Kern Icterus
yaitu,
Satdium 1 : Refleks Moro jelek, hipotonia, letargi, poor feeding, vomitus, hight
pitched cry, kejang.
Stadium 2 : Opistotonus, kejang, panas, rigiditas, occulgyric crises, mata cenderung
deviasi keatas
Stadium 3 : Spastisitas
Stadium 4 : Gejala sisa lanjut --- spastisitas, atetosis, tuli parsial/komplit, retardasi
mental, paralisis bola mata ka atas, displasia dental.
(sumber : Menurut buku pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak FK
UNPAD-RSHS edisi ke-3, 2005)

Buang air kecil tidak berwarna seperti teh pekat dan buang air besar tidak
berwarna seperti dempul.
Hal ini ditanyakan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya penyebab
ikterik pada neonatus di intrahepatik dan posthepatik. Kemungkinan pada bayi
ini mengalami ikterik prehepatik. Dari anamnesis diatas tidak ditemukan

13
14

perubahan warna BAB dan BAK, maka pada penderita ini kemungkinan ikterus
yang terjadi prehepatik (peningkatan bilirubin indirek).

Riwayat Kehamilan
Selama kehamilan berat badan ibu naik seberat 5 kg dengan berat badan ibu
sebelum hamil 47 Kg dan berat badan selama hamil 52 Kg. Selam hamil ibu rutin
memeriksakan kehamilannya pada bidan secara teratur sebanyak 12 kali dan
kontrol ke dokter spesialis kandungan sebanyak 4 kali.
Anamnesis antenatal care ini dilakukan untuk mengetahui keadaan kesehatan ibu
dan bayi sehat selama masa kehamilan, sehingga memperkecil resiko terjadinya
infeksi dan kelainan kongenital.

Riwayat kehamilan sebelumnya ibu tidak pernah mengalami abortus.


Riwayat Ibu terinfeksi TORCH dan memelihara kucing tidak ada.
Riwayat mengkonsumsi obat-obatan tambahan selain yang diberikan oleh dokter
tidak ada.
Anamnesis riwayat kehamilan untuk mencari faktor resiko dan faktor predisposisi
timbulnya ikterus.
Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada riwayat pemakaian obat-obatan
lain yang dapat menghambat daya ikat albumin dan daya kerja glukoronil
transferase, sehingga menyebabkan peningkatan bilirubin serum.

Golongan darah ibu adalah O rhesus (-), golongan darah ayah tidak diketahui.
Hal ini dimaksudkan untuk mencari, adakah etiologi dari ikterik yang terjadi akibat
ketidakcocokan golongan darah utama dan rhesus antara ibu dan bayi
(inkompabilitas ABO).

Berikut adalah berbagai etiologi Neonatal Hiperbilirubinemia


CAUSE OF NEONATAL HIPERBILIRUBINEMIA

14
15

Over production Undersecretion Mixed Uncertain


mechanism
Fetomaternal blood group Metabolic and Sepsis Chinese,
 Inkompatibility endocrine conditions Intrauterine japanese,
(e.c., Rh, ABO) Galactosemia infection korean,
Hereditary spherocytosis Familial non hemolylic Toxoplasmosis american indian
 Eliptocytosis, jaundice Rubella infants
somatocytosis  Types 1 and 2 CID Breast-milk
Nonspherocytic hemolytic (crigler-najjar Herpes simplex jaundice
anemias syndrome) Sypilis
G6PD deficiency and drugs Gilbert desease Hepatitis
Pyruvate-kinase deficiencies Hypotiroidism Respyratory
α – Thalasemia Tyrosinosis distress
δ – β Thalasemia Hypermethioninemia syndrome
aquired hemolysis due to Drugs and hormones Asphixia
vitamin K Novobiocine Infant of diabetic
 Nitrofurantonin, Pregnanideol mother
sulfonamides, Lucy-driscoll Severe
antimalarias, syndrome erytroblastosis
penicilin, oxytocin, Infants of diabetic fetalis
bupivacain, or mothers
infection Prematurity
Hypopituitarism and
anencephaly
Extravascular blood Obstructive disorders
Petechie Billiary atresia
Hematomas Dubin-jhonson and
Pulmonary, cerebral, or rotor syndrome
occulthemorrhage Choleodocal cyst
Polycitemia Cystic fibrosis
Fetomaternal or fetofetal (inpissated bile)
transfusion Tumor or band
Delayed clamping of the (extrinsic obstruction)
umbilcal cord α – 1 anti trypsin
Increased enterohepatik deficiency
production paraenteral nutrition
Pyloric stenosis
Intestinal atresia or stenosis
including annular pancreas
Hirsprung diseases
Meconium and/or meconium
plug syndrome
Fasting or hypoperistasisn
from other causes
Drug-induced paralytic ileus
(hexamethonium)
swallowed
(Sumber: Manual of Neonatal Care 6th ed.)

ANAMNESIS MAKANAN
(Tabel 1)

15
16

Anamnesis makanan ditanyakan untuk melihat kualitas dan kuantitas pemberian


makanan apakah telah memenuhi kebutuhan sesuai umurnya karena intake ASI
yang kurang dapat menyebabkan terjadinya ikterus pada bayi (breast feeding
jaundice) dan untuk mencari faktor penyebab terjadinya ikterus neonatorum yang
berhubungan dengan kandungan air susu ibu (breast milk jaundice).

II. DISKUSI PEMERIKSAAN FISIK


Keadaan Umum : Alert, menangis kuat
Karakteristik tangisan pasien kadang-kadang memberi petunjuk umum ke
arah diagnosis tertentu. Tangisan yang kuat dapat disebabkan karena pasien
memang merasa sakit, ketakutan atau memang sekedar mau menangis saja.
Tangisan yang kuat biasanya memberi petunjuk bahwa pasien tidak dalam
keadaan distres berat dan tidak dalam keadaan lemah.

Derajat Ikterik : Kramer II


Warna kuning terjadi secara sefalokaudal, timbul pertama di kepala,
kemudian menyebar ke bagian perut diatas pusar.

Pengukuran :
Kepala : normocephal, Cephal hematom (-), Caput suksedaneum (-)
Muka : Ikterik (+)
Mata : Sklera Ikterik +/+
Leher : Ikterik (+)
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris, Ikterik (+)
Abdomen : Datar lembut, BU (+) N, ikterik (+)
Ekstrimitas : Ikterik (+)
Kulit : Ikterik (+), Kramer II
Gambaran ini memperliatkan bahwa bayi mengalami hiperbilirubinemia.

16
17

III. DISKUSI LABORATORIUM


1. Pemeriksaan Darah Rutin
Hb : 15,7 g/dl (N:18-23,7)
Leukosit : 9 x 10³/ul (N:10-26)
Trombosit : 287x10³/ul (N:150-450)
Hematokrit : 47,3% (N:47-75)

2. Pemeriksaan Kimia :
Bilirubin Total : 10,45 mg/dl (N:< 11,7)
Bilirubin Direk : 0,45 mg/dl (N:< 1,2)
Urine : Tidak dilakukan pemeriksaan
Feces : Tidak dilakukan pemeriksaan
Berdasarkan hasil laboratorium pemeriksaan darah rutin menunjukkan peningkatan
bilirubin total yang cukup tinggi.

IV. DISKUSI DIAGNOSIS KERJA


BBLR + BKB + KMK + Laki-laki + Gemeli + Ikterus Neonatorum Non Fisiologis
e.c
Diagnosis ini didasarkan atas :
1. BBLC
Berat badan bayi 1900 gram menunjukkan berat badan lahir rendah (N =
2500 – 3999 gram)
2. BKB
Dilihat dari HPHT ibu, masa gestasi bayi adalah 38 minggu, sedangkan
hasil pemeriksaan New Ballard Score didapatkan masa gestasi 37 minggu.
3. KMK
Dari grafik Lubchenko (1967) didapatkan bahwa status gizi dengan masa
gestasi 27 minggu adalah Kurang masa kehamilan.
4. Laki-laki
Jenis kelamin bayi adalah perempuan.
5. Gemeli

17
18

Bayi lahir kembar


6. Ikterus Hiperbilirubinemia Fisiologis

 Terjadi setelah 24 jam post natal. Biasanya mencapai puncak pada hari ke-
3 sampai 5 post natal dengan kenaikan blirubin serum <0,5 mg%.
 Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI, kadar bilirubin puncak akan
mengalami kenaikan yang lebih tinggi (7 – 14 mg/dl) dan penurunan
terjadi lebih lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan
mencapai waktu 6 minggu.
 Pada bayi kurang bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami
peningkatan yang lebih tinggi dan lebih lama. Peningkatan sampai 10 – 12
mg/dl masih dalam kisaran fisiologis. Bahkan hingga 15 mg/dl tanpa
disertai kelainan metabolisme bilirubin.
 Tidak adanya tanda-tanda penyakit yang mendasari seperti muntah, apnea,
malas menetek, penurunan BB, suhu yang tidak stabil, dan letargis.

V. DISKUSI USUL PEMERIKSAAN


- Pemeriksaan kadar bilirubin total dan direk 3x24 jam
Dilakukan untuk mengetahui penyebab ikterik berasal dari prehepatik, hepatik atau
post hepatik. Selain itu pemeriksaan serial ini dilakukan untuk mengevaluasi hasil
terapi dan pencegahan terhadap terjadinya komplikasi.

VI. DISKUSI PENATALAKSANAAN


- Terapi umum : - Hidrasi ASI
- Thermoregulasi
- Rawat Tali Pusat
Terapi Umum :
1. Hidrasi (ASI on demand)
 Ibu harus menyusui bayinya setidaknya 8 sampai 12 kali setiap hari
untuk beberapa hari pertama

18
19

 pemberian ASI yang sesering mungkin dapat membuat bilirubin


akan banyak keluar bersama urin, sehingga kadar bilirubin dalam
darah akan turun
 Suplementasi dengan air atau air dekstrosa tidak akan mencegah atau
mengobati hiperbilirubinemia

2. Thermoregulasi
Pertahankan suhu 36,5 – 37,5 0C untuk mencegah terjadinya komplikasi karena
hipotermi, mencegah dehidrasi dan juga dengan
3. Rawat tali pusat
Dimaksudkan untuk menjaga higienitas dan mencegah infeksi sekunder oleh
bakteri lainnya.

Terapi Khusus : Blue Ligth Therapy


 Dimaksudkan untuk mengurangi kadar bilirubin yang terdapat dalam tubuh,
melalui permukaan kulit dengan cara proses isomerisasi. Fototerapi intensif
adalah fototerapi dengan menggunakan sinar blue green spectrum dengan
panjang gelombang 430 – 490 nm dengan kekuatan paling sedikit 30
µW/cm2. Bila konsentrasi bilirubin tidak menurun atau bahkan cenderung
naik, kemungkinan besar terjadi karena proses hemolisis. Penurunan kadar
bilirubin indirek dimaksudkan untuk mengurangi komplikasi kernikterus.

Komplikasi bermakna jarang sekali terjadi :

 Peningkatan insensible water loss dan dehidrasi pada bayi prematur

 Sindrom bronze-baby (bayi dengan ikterus kolestatik)

Penurunan bilirubin serum yang diharapkan terjadi dengan fototerapi :


 Kecepatan penurunan bergantung pada efektivitas fototerapi dan penyebab
yang mendasari ikterus.

19
20

 Dengan fototerapi intensif, penurunan awal dapat mencapai 0,5 sampai 1,0
mg/ dl/ jam pada 4 → 8 jam pertama, kemudian menjadi lebih lambat.

 Dengan fototerapi standard, penurunan yang diharapkan adalah 6% → 20%


dari kadar bilirubin awal pada 24 jam pertama.

VII. DISKUSI PROGNOSA


- Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Dari keadaan umum dan tanda vital semuanya dalam batas normal
- Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Menentukan prognosa berhubungan erat dengan fungsi organ tubuh yang
umumnya menyangkut maturitas system organ tersebut. Prognosa semakin
buruk bila terdapat komplikasi BBLR.

20
21

DAFTAR PUSTAKA

1. Sukadi, dkk. Diktat Kuliah Perinatologi. Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Anak


FKUP/RSHS. 2002. Bandung

2. Behrman, et al. Nelson Textbook of Pediatrics 17th Edition. 2004. Saunders.


Pennsylvania.

3. Setiowulan W. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP/RSHS Bandung,


Tatalaksana Kuning Pada Bayi, 2003. Bandung.

4. Bagian SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNPAD. Pedoman Diagnosis dan


Terapi Ilmu Kesehatan Anak edisi ketiga. 2005. Bandung.

5. Cloherty, JP., Eichenwald, EC., Stark, AR., Manual of Neonatal Care 6th ed.
2008. Lippincot Williams and Wilkins: Philadelphia.

21

You might also like