You are on page 1of 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

PENOLAKAN RESUSITASI

PEMERINTAH NOMOR SPO :


KABUPATEN TANGGAL PEMBUATAN :
NUNUKAN TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF :
Direktur RSUD Nunukan

DISAHKAN OLEH
dr. Dulman L, M.Kes,Sp.OG
NIP : 197406232003121004

UNIT KERJA
NAMA SPO PENOLAKAN RESUSITASI
RSUD NUNUKAN

PENGERTIAN Resusitasi:
Intervensi medis yang bertujuan untuk memulihkan aktivitas jantung
atau pernapasan, dan yang tercantum di sini:
1. Pacu jantung (penekanan dada)
2. Defibrilasi
3. Assisted ventilasi
4. Endotrakeal intubasi
5. Pemberian obat kardiotonik
DNR : Permintaan untuk tidak melakukan Resusitasi, merupakan
pesan untuk dokter dan perawat agar tidak melakukan atau
memberikan tindakan pertolongan berupa CPR (cardiopulmonary
resuscitation) atau Resusitasi Jantung Paru (RJP) jika terjadi
permasalahan darurat pada jantung pasien atau terjadinya henti napas
pada pasien. Sebuah permintaan DNR ditanggapi jika :
1. Terdapat bukti legal yang berisi permintaan pasien untuk tidak
melakukan resusitasi/ DNR.
2. Pasien memakai Medallion/gelang dengan penanda DNR.
3. Untuk pasien yang sedang berada dalam proses transfer ke
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, wajib memperhatikan
dokumen yang ditulis dalam catatan permanen medis pasien
yang berisi pernyataan :
a) "Jangan Resusitasi",
b) "Kode Tidak Resusitasi",
c) “Do Not Resuscitate (DNR)”, atau
d) "Tidak CPR", yang telah dilihat oleh tenaga medis RS
Unhas. Keaslian dokumen ini harus secara verbal
didokumentasikan oleh saksi dari fasilitas perawatan
kesehatan
TUJUAN 1. Menghormati permintaan/keputusan pasien untuk menolak
dilakukannya resusitasi (DNR).
2. Menetapkan kriteria yang jelas bagi tenaga kesehatan dalam
menahan tindakan resusitasi yang sesuai dengan persyaratan
perundang-undangan dan hak-hak pasien.
KEBIJAKAN 1. Dokter wajib menjelaskan resiko yang mungkin dialami pasien
ketika sewaktu-waktu dalam masa perawatannya terjadi henti
jantung dan henti nafas, dengan mempertimbangkan kondisi
pasien:
a) Prognosis buruk
b) Lanjut Usia
c) Gagal Multi Organ
d) Keganasan stadium akhir
e) Fungsi serebral yang tidak akan pulih
2. Dokter atau perawat tidak boleh melakukan resusitasi pada
pasien yang mempunyai permintaan DNR, kecuali permintaan
tersebut belum dibuktikan dengan keterangan yang jelas dan
legal.
PROSEDUR 1. Petugas mengevaluasi kondisi pasien.
2. Pasien dengan indikasi prognosis buruk, harus diinformasikan
mengenai resiko yang mungkin akan dialaminya. Ada
penjelasan dari dokter kepada keluarga pasien tentang resiko
pasien yang dalam keadaan darurat dapat terjadi henti jantung
dan henti nafas.
3. Meminta pertimbangan pasien/keluarga pasien untuk
melakukan resusitasi ataupun menolak dilakukannya resusitasi
(DNR), jika dalam keadaan darurat pasien membutuhkan
tindakan pertolongan CPR (cardiopulmonary resuscitation).
Jika pasien atau keluarga pasien meminta untuk menolak
dilaksanakan tindakan resusitasi (DNR), maka permintaan
pasien atau keluarga harus dihormati.
4. Dokter mengisi lengkap rekam medis pasien dan juga
memberikan form informed consent penolakan tindakan
resusitasi (MR.10/4) kepada pasien dan keluarganya yang
harus ditandatangani oleh dokter, pasien, dan saksi-saksi.
5. Petugas memberikan Medallion/gelang DNR sebagai penanda
bahwa pasien tersebut memiliki permintaan untuk tidak
melakukan resusitasi.
6. Sebuah permintaan penolakan resusitasi (DNR) dianggap batal
dan tidak berlaku, jika ada dari keadaan ini terjadi :
a) Pasien sadar dan menyatakan bahwa ia ingin di resusitasi.
b) Ada keberatan atau perselisihan dengan anggota keluarga
atau pengasuh.
c) Ada pertanyaan/ perselisihan mengenai keabsahan order
DNR
UNIT TERKAIT 1. UGD
2. Rawat Inap
3. ICU
4. OK
DOKUMEN 1. Form informed consent penolakan tindakan resusitasi
TERKAIT (MR.10/4)
2. Catatan Keperawatan

You might also like