You are on page 1of 2

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)

INFORMED CONCENT TINDAKAN MEDIS

PEMERINTAH NOMOR SPO :


KABUPATEN TANGGAL PEMBUATAN :
NUNUKAN TANGGAL REVISI :
TANGGAL EFEKTIF :
Direktur RSUD Nunukan

DISAHKAN OLEH
dr. Dulman L, M.Kes,Sp.OG
NIP : 197406232003121004

UNIT KERJA
NAMA SPO INFORMED CONCENT
RSUD NUNUKAN

PENGERTIAN Informed concent tindakan medis adalah suatu penjelasan kepada


pasien dan keluarganya yang akan dilakukan tindakan medis, dimana
penjelasan diberikan oleh petugas rumah sakit.
TUJUAN Sebagai acuan dalam langkah-langkah memberikan informasi
penjelasan kepada pasien sebagai bukti kekuatan hukum.
KEBIJAKAN Semua proses penjelasan terhadap pasien yang akan dilakukan
tindakan medis harus melalui prosedur informed concent yang
ditetapkan oleh SK direktur no.....
PROSEDUR 1. Setelah pasien diperiksa status kesehatannya oleh dokter,bila
diperlukan suatu tindakan medis maka dokter yang memeriksa
harus memberikan informasi selengkap-lengkapnya, kecuali
bila dokter menilai bahwa informasi tersebut dapat merugikan
kepentingan kesehatan pasien.
2. Pada saat dokter memberikan penjelasan kepada pasien maka
dokter harus menjelaskan mwengenai :
a. Diagnosi penyakitnya.
b. Sifat dan luas tindakan medis yang dilakukan.
c. Manfaat dan urgencynya dilakukan tindakan medis
tersebut.
d. Resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi.
e. Alternatif prosedur atau cara lain tindakan medis yang
dapat dilakukan.
f. Konsekuensinya apabila tidak dilakukan tindakan
medis tersebut.
g. Prognosis penyakit apabila tindakan medis tersebut atau
tidak dilakukan.
h. Hari depan dari akibat penyakit dari tindakan medis
tersebut.
i. Keberhasilan / ketidak berhasilan tindakan medis
tersebut.
3. Pelaksanaan informed concent tersebut dianggap benar bila
persetujuan atau penolan tindakan medis :
a. Diberikan tanpa paksaan.
b. Diberikan setelah dapat informasi penjelasn diperlukan
c. Dilakukan oleh pasien dewasa yang sehat mental ( >21
tahun).
d. Bagi pasien <21 tahun dan tidak mempunyai orang tua/
wali atau orang tua / wali berhalangan hadir, maka
persetujuan diberikan oleh keluarga terdekat atau induk
semang dengan menandatangani pormat yang
disediakan.
4. Persetujuan tindakan medis ini diperlukan untuk tindakan
medis bedah yang menggunakan narcose umum, tindakan
medis yang berisiko tinggi, tindakan medis pada pasien gawat
darurat yang tidak sadar.
5. Bila pasien menolak dilakukan tindakan medis setelah diberi
penjelasan yang cukup , maka pasien harus menandatangani
surat penolakan medis.
6. Pada tindakan beresiko tinggi, dan tindakan medis bedah,
informed consent harus ditandatangani oleh pasien itu sendiri,
dokter yang bertanggung jawab dan dua orang saksi.
7. Dalam hal pasien tidak sadar serta tidak didampingi oleh
keluarga terdekat dan secara medis berada dalam keadaan
gawat darurat yang perlu tindakan medis segera untuk
kepentingannnya, maka lembar persetujuan dapat
ditandatangani oleh dua orang dokter yang menangani pasien
tersebut atas sepengetahuan direktur Rumah Sakit.
8. Perluasan tindakan medis/ operasi selain tindakan medis yang
telah disetujui, tidak dibenarkan dilakukan dengan alasan
apapun juga kecuali apabila perluasan tindakan medis tersebut
dilakukan untuk menyelamatkan jiwa pasien.
9. Setelah perluasan tindakn medis / operasi sebagai mana
tersebut diatas dilakukan, dokter harus memberikan informasi
kepada pasien atau keluarga.
10. Dokter yang akan melakukan tindakan medis mempunyai
tanggung jawab untuk memberikan informasi dan penjelasan
yang diperlukan , apabila berhalangan maka informasi dan
penjaelasan yang harus diberikan dapat diwakilkan kepada
dokter lain dengan sepengetahuan dokter yang bersangkutan.
11. Dalam hal tindakan medis yang bukan bedah ( operasi) dan
tindakan non invasif lainnya maka informasi dapat diberikan
dokter lain atau perawat dengan sepengetahuan atau petunjuk
dokter yang bertanggung jawab.

UNIT TERKAIT 1. Direktur Rumah Sakit


2. Dokter
3. Perawat

DOKUMEN 1. Surat pernyataan persetujuan Tindakan medis.


TERKAIT 2. Surat pernyataan penolakan Tindakan medis.

You might also like