You are on page 1of 8

ANALISIS KUAT LENTUR SISTEM LANTAI CURVED TILE SEMI PRACETAK

Mustainul Murtadho1), Ismeddiyanto 2), Enno Yuniarko2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya J. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : mustainul.murtadho@student.unri.ac.id

Abstract

Semi-precast slab uses the combination of cast-in-place concrete and precast concrete. The
use of conventional firmwirk to buid a building was not support for cinstraction method and
it’s very expensive for constraction. Some advantages of precast system are related to its time,
cost, predictability, reliability, productivity, health, safety, environment, coordination,
innovation, reusability also relocability. The research aimed to analyse flexure behaviour of
semi precast curved tile concrete slab using finite element software and its comparison to
slices method. The analysis model was done in three element of structure, such as support
beam, curved tile and cast in place concrete. The model was made in finite element analysis
(FEA) program. Simulation done with two location of point load to get pure bending strength
of slab. The result analysis has relation to the effect of load towards element bending, flexural
moment and crack scheme on model. From the analysis maximum number of load (P) on semi
precast slab system with slices method had higher number compared to finite element
analysis (Abaqus). Slices method result had maximum number of Pmaks 56.99 kN, while finite
element software method had maximum number of P maks 47.6 Kn. On semi precast concrete
slab, the type of crack that occurred was flexural crack right on the area of highest number of
flexural moment an show the crack pattern in the same direction of stirrups on the tensile side
of slab.
Keywords: slab, support beam, curved tile, semi-precast, cast-in-place, finite element analysis
software.

A. PENDAHULUAN
Perkembangan konstruksi sudah sangat
Salah satu cara yang telah dilakukan dalam
mengurangi penggunaan kayu hutan untuk proses
pembangunan gedung antara lain dengan
mengaplikasikan beton pracetak. Beberapa
keuntungan system precast antara lain terkait Gambar 1 Sistem lantai curved tile semi pracetak
dengan waktu, biaya, kualitas, predictability,
keandalan, produktivitas, kesehatan, Proses pembuatan pelat lantai dengan
keselamatan, lingkungan, koordinasi, inovasi, sistem semi pracetak cukup mudah, yaitu dengan
reusability, serta relocability (Gibb, 1999). memasang curved tile diatas support beam
kemudian merangkai tulangan diatasnya.
Beton pracetak biasanya digunakan pada Selanjutnya dilakukan pengecoran di tempat
elemen bangunan yang bersifat tipikal seperti untuk membuat pelat tang diinginkan. Pengerjaan
kolom dan balok beton, dinding penahan tanah, sistem ini tidak memerlukan bekisting karena
dan pelat lantai. Dalam sistem ini digunakan curved tile sudah berfungsi sebagai bekisting,
untuk lantai yang terdiri dari support beam, sehingga diharapkan beton cast in place dapat
curved tile, dan beton cast in place di bagian menyatu dengan beton pracetak menjadi satu
atasnya, sebagaimana pada Gambar 1. kesatuan dalam sistem struktur.

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 1


Penggunaan beton pracetak sebagai dan kolom). Selain itu finishing dapat
alternatif dalam pembangunan infrastruktur dilakukan dengan lebih cepat, karena
merupakan inovasi yang sangat baik, mengingat permukaan beton sudah cukup bagus.
banyaknya keuntungan yang diperoleh dari 4. Tidak memerlukan tempat penimbunan
sistem pracetak. Berdasarkan hal tersebut, maka bahan bangunan di sekitar lokasi proyek.
penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
B.2 Sistem Beton Semi Pracetak
kekuatan maks (beban maksimal, momen
maksimal), lendutan ijin, pola retak dan pola Beton semi pracetak atau hybrid concrete
keruntuhan secara analisis menggunakan construction adalah sistem struktur yang elemen-
software elemen hingga. elemennya merupakan perpaduan dari beton
pracetak dan beton cetak di tempat atau cast in
B. TINJAUAN PUSTAKA place.
B.1 Sistem Beton Pracetak Ada dua hal penting yang harus
diperhatikan dalam menganalisa dan
Sistem beton precast adalah suatu metode merencanakan beton semi pracetak ini, yaitu:
percetakan komponen secara mekanisasi dalam 1. Perencanaan elemen-elemen
pabrik atau workshop dengan memberi waktu pracetak. Elemen-elemen pracetak harus
pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum direncanakan terhadap kondisi-kondisi yang
dipasang. Komponen beton precast dibuat dialami mulai dari proses fabrikasi sampai
terlebih dahulu pada suatu tempat lalu dibawa pada saat kondisi beban layan, termasuk
kelapangan/lokasi proyek lalu dirangkai didalamnya pengangkutan dari cetakan,
membentuk suatu sistem bangunan. Pada penyimpanan, transportasi, dan ereksi.
perencanaan beton precast, semua komponen 2. Perencanaan sambungan ( joint ) elemen-
diperhitungkan terhadap beban yang akan terjadi elemen pracetak. Sifat natural dari elemen
sejak proses produksi (pre-pabrikasi), pracetak yang digabungkan menjadi
pengangkutan, pemasangan (ereksi), sampai saat kesatuan struktur, menyebabkan struktur
beban pemakaian (beban service dan ultimate) beton pracetak tidak dapat mencapai kondisi
selama masa pemakaian (Siddiq, 1995). monolit, seperti bila beton dicor di tempat.
Beberapa prinsip yang dipercaya dapat Untuk itu perlu diperhatikan pendetailan
memberikan manfaat lebih dari teknologi beton titik kumpul atau joint pada elemen-elemen
pracetak ini antara lain terkait dengan waktu, ini sehingga mencapai kondisi sama seperti
biaya, kualitas, predictability, keandalan, monolit (monolithic emulation).
produktivitas, kesehatan, keselamatan, B.3 Pelat Precast dan Pendukung Pelat
lingkungan, koordinasi, inovasi, reusability, serta
relocatability (Gibb, 1999). Panel pelat lantai direncanakan ditumpu
jepit di kedua sisi sebagai pendekatan kondisi
Secara umum, dalam Sulistyo (2005), tumpuan menerus di atas balok dan bebas di
penggunaan beton pracetak untuk bangunan kedua sisi yang lain. Penulangan pelat pracetak
memiliki beberapa keuntungan, diantaranya sbb: direncakan untuk menahan momen positif dua
1. Peningkatan kualitas produk bangunan, arah sebagai pengganti penulangan positif pelat
dikarenakan elemen-elemen pracetak cip. Pembebanan yang dilakukan berupa beban
dibuat di pabrik dengan kontrol kualitas terpusat statis ditengah antara dua balok dan di
dan kondisi kerja yang lebih baik daerah tepi (di dekat balok).
daripada di lapangan. Selain itu juga,
elemen-elemen dapat dibuat dalam Pendukung pelat diperlukan untuk
jumlah banyak dengan presisi produk mengurangi lendutan sehingga tidak terjadi
yang tinggi. runtuh sebelum dibebani. Pelat konvensional
2. Penghematan biaya bangunan, masih monolit (balok dan pelat menyatu) dengan
dikarenakan penghematan dalam persaingan antar kontraktor semakin berkembang
pemakaian acuan dan perancah, serta mengakibatkan berdampak pada waktu dan
waktu konstruksi yang lebih cepat. biaya. Maka para kontraktor mulai beralih ke
3. Penghematan waktu konstruksi, sistem precast salah satu yang berkembang untuk
dikarenakan elemen-elemen struktur pendukung plat sekaligus bagian dari plat adalah
dapat diproduksi secara bersamaan untuk support beam.
jenis elemen yang berbeda (pelat, balok,

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 2


B.4 Kekakuan a. Membuat persamaan hubungan antara
Kekakuan didefinisikan sebagai gaya yang tegangan dan regangan yang dapat
diperlukan untuk menghasilkan suatu lendutan, mewakili hasil pengujian.
menurut Gere dan Timoshenko, 1987. Kekakuan b. Membuat kurva momen kelengkungan (M-
kolom merupakan salah satu faktor penting untuk ), dengan cara :
menjaga agar kolom tetap kokoh. Pembatasan 1) Tentukan satu nilai  dan sembarang
kekakuan berguna, antara lain untuk menjaga nilai c (0<c<d)
agar struktur atau non struktur tidak terdefleksi 2) Menghitung nilai s dengan persamaan
melampaui defleksi yang disyaratkan dalam s = (d-c), selanjutnya nilai fs dicari
peraturan. Kekakuan dapat dinyatakan dalam dengan persamaan :
persamaan berikut : K
P a) Bila s < y maka fs = sEs
 b) Bila y < s < sh maka fs = fy
c) Bila sh < s < su maka
dimana:
K = Kekakuan (kN/m)  mp  2 p(60  m) 
fs  f y   
 60 p  2
P = Gaya kolom (kN) 2n 
 = Lendutan kolom (m) 3) Menghitung nilai s’ dengan persamaan
s’ = (c-d), selanjutnya nilai fs dicari
B.5 Konsep Dasar Balok Tampang T
dengan persamaan :
Balok tampang T ini adalah balok bukan a) Bila s’< y maka fs = sEs
segi empat yang paling sering digunakan. Ini b) Bila y < s’ < sh maka fs = fy
disebabkan karena flens yang dicor monolit c) Bila sh < s’ < su maka
dengan balok memberi konstribusi kekuatan dan
kekakuan pada balok.  mp  2 p(60  m) 
fs  f y   
Persyaratan daktilitas balok T sama  60 p  2 2n 
dengan yang disyaratkan bagi balok persegi 4) Membagi diagram regangan beton di
dimana rasio tulangan maksimum tidak boleh bagian tekan menjadi beberapa pias (n)
lebih besar dari 0,75 min bentuk balok T dengan nomor pias (i) terkecil adalah
memberikan daerah tekan khusus yang pias paling bawah,
cenderung lebih luas. Untuk proses analisis harus 5) Menghitung regangan beton (c) tiap
diketahui terlebih dahulu bentuk blok tegangan pias dengan persamaan
tekan. Seperti halnya pada analisis balok persegi. ci = yi
Dengan demikian terdapat dua kemungkinan Dimana : yi = (c/n)(i-0,5)
keadaan yang akan terjadi blok tegangan tekan 6) Menghitung besarnya tegangan tekan
seluruhnya masuk di dalam daerah flens yang beton masing-masing pias dengan
disebut analisis balok T persegi dengan lebar persamaan
flens efektif bf dilakukan analisis sama seperti a) Bila c < cr maka fc = fc’xEc
balok persegi dengan lebar bf (lebar flens), atau b) Bila cr < c < 0 maka
blok tekan meliputi seluruh daerah flens
ditambah sebagaian lagi masuk di web yang  2    2 
disebut analisis balok T murni dengan f c  f  c   c  
''

  0   0  
c
memperhitungkan blok tegangan tekan mencakup
daerah kerja berbentuk T (Dipohusodo, 1996). 7) Menghitung besarnya gaya tarik yang
terjadi pada baja tulangan tarik dengan
B.6 Analisa Momen-Kelengkungan Balok persamaan Ts = Asfs,
dengan Metode Pias 8) Menghitung besarnya gaya tekan yang
Analisis kuat lentur balok secara teoritis terjadi pada baja tekan dengan
dapat dihitung berdasarkan metode pias dengan persamaan Cs = As’fs’
bantuan software microsoft excel. Adapun 9) Menyeimbangkan gaya-gaya yang
langkah-langkah pembuatan kurva teoritis adalah terjadi (Ts – Cs – Cci = 0)
sebagai berikut : 10) Menghitung momen tahanan dalam
total (M) dengan persamaan

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 3


n a) Proses awal (preprocessing)
 C ci  yi 
Pada bagian ini akan menampilkan model
dengan z c 
i 1

Cs awal yang menjadi masalah fisik yang adan


diinput datanta pada program, misalnya
11) Menggambar kurva M- dari nilai-nilai bentuk baluk, bentuk kolom, bentuk shell
M dan  yang diperoleh kemudian pipa, dan lain-lain.
dicari persamaan garisnya dengan b) Simulasi
bantuan fasilitas “add trendline” pada
software Microsoft Excel. Pada proses simulasi ini adalah proses untuk
melakukan, mendata dengan data numerik.
B.7 Finite Element Analysis Sebagai contoh, output dari analisis
Analisis element hingga (FEA) atau yeng perpindahan dan gaya untuk running data
dikenal dengan metode element hingga (FEM) dapat dilakukan dengan cepat.
adalah sebuah metode untuk solusi numerik dari c) Proses akhir (post processing)
masalah yang biasa dijumpai di lapangan. Suatu
masalah dilapangan umumnya mengharuskan Pada proses akhir dapat diambil
kita untuk menyelesaikan satu atau lebih variebel kesimpulan yang sudah komplit pada
yang ada. perpindahan (displacement), stresses
(gaya) pada setiap variable yang sudah
Secara umum metode elemen hingga dikalkulasikan.
memiliki beberapa kelebihan, diantaranya:
C. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode elemen hingga dapat digunakan
pada berbagai masalah, contohnya : C.1 Pemodelan lantai curved tile
perpindahan panas, analisa tegangan, Pemodelan dilakukan terhadap tiga elemen
analisa medan magnet dan masih banyak struktur, yakni support beam, curved tile, dan
lagi. beton cast in place.
2. Metode elemen hingga tidak membatasi Secara rinci model yang akan dibuat
geometri dari benda, banda apapun dapat meliputi:
dimodelkan. Tabel 1 Spesifikasi Support Beam Pracetak
3. Kondisi batas dan pembebanan yang Spesifikasi Ukuran
dilakukan juga tidak dibatasi. Dimensi Support Beam (mm) 100 x 60
Panjang (mm) 3000
4. Data meterial yang yang didefinisikan pada Mutu beton (MPa) 20
elemen juga tidak dibatasi, sehingga pada Diameter Tulangan
elemen tersebut dapat diubah-ubah data Longitudinal (mm) 12
materialnya sesuai kebutuhan. Jumlah Tulangan Longitudinal 3
5. Dapat menggabungkan beberapa tipe Tabel 2 Spesifikasi curved tile Pracetak
elemen, contohnya pada beton bertulang. Spesifikasi Ukuran
B.8 Program ABAQUS 6.12 Dimensi curved tile (mm) 530 x 20
Panjang (mm) 3000
Abaqus adalah paket program simulasi
Mutu beton (MPa) 20
rekayasa yang kuat, didasarkan pada metode
elemen hingga yang dapat memecahakan masalah Tabel 3 Spesifikasi beton cast in place
mulai dari model material yang dapat Spesifikasi Ukuran
mensimulasikan prilaku sebagian besar bagan 120 diatas
rekayasa, termasuk logam, karet, polimer, Tebal cast in place (mm)
beam
komposit, beton bertulang, busa yang lentur dan Panjang (mm) 3000
kuat, dan bahan geoteknik seperti tanah dan Mutu beton (MPa) 20
batuan. Wire Mesh M6-150 WM 6-150
Untuk program abaqus yang komplit
biasanya melalui tiga proses yaitu; proses awal, C.2 Input data property
simulasi, dan proses akhir. Input data property dilakukan dengan
memasukkan data berupa sifat-sifat mekanik

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 4


material. Material beton pada penelitian ini
dimodelkan dengan tipe solid, homogeneous
sedangkan tulangan dimodelkan dengan tipe
truss. Material baja yang digunakan dalam
pemodelan memiliki karateristik sebagai berikut.
a. Mass density = 7850 kg/m3
b. Young’s modulus = 200000 MPa Gambar 1 Tampilan Hasil Running Software
c. Poisson’s ratio = 0,3 Elemen Hingga
Material beton didefinisikan sebagai
concrete damage plasticity yang akan mengalami D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
kerusakan akibat tegangan dan regangan plastis.
Material beton yang digunakan dalam penilitian D.1 Grafik hubungan beban-displacement
ini adalah 20 mpa. Berdasarkan hasil uji numerik Berdasarkan
C.3 Assembly dan meshing hasil uji numerik pemodelan sistem lantai semi
Tulangan akan dirakit menjadi suatu pracetak, menggunakan analisis metode pias dan
rangkaian tulangan dengan tulangan software elemen hingga pada sistem lantai semi
longitudional beserta tulangan sengkangnya. pracetak, diperoleh kurva hubungan beban dan
Suppord bean dan lantai akan disatukan menjadi lendutan (displacement) (P vs Δ), sebagaimana
strukstur plat lantai. Rangkaian tulangan yang ditunjukkan pada Gambar 2, di bawah ini.
selanjutnya akan diberi interaksi embedded 60
region sehingga model sambungan lantai dengan 50
model tulangan akan menjadi satu kesatuan.
Beban (kN)

Meshing adalah pedefinisian elemen 40


pada model material beton bertulang. Semakin 30 Metode Pias
banyak elemen yang diberikan maka hasil
perhitungan akan semakin akurat. 20
Analisis Elemen
10 Hingga
C.4 Pendefinisian kondisi benda uji
0
Setelah tahap meshing selesai, ada
0 20 40 60
beberapa kondisi yang harus diberikan pada
Lendutan (mm)
benda uji.
a. Pemberian perletakan (restraint) Gambar 2 Grafik Beban Lateral-Lendutan
Dalam penelitan digunakan jenis perletakan
sendi dan rool, untuk didapatkan kuat lentur Gambar 2 menunjukkan hasil metode pias
murni. lebih besar dari hasil analisis menggunakan
b. Pemberian beban software elemen hingga. Berdasarkan hasil analisis
Pembebanan yang diaplikasikan pada model metode pias Pmaks untuk sistem lantai semi pracetak
berupa beban aksial secara kontiniue sebesat sebesar 56.99 kN, sedangkan analisis
0.05 M. menggunakan software elemen hingga sebesar
c. Penentuan titik displacement 47.60 kN. Nilai hasil perbandingan beban lateral
Penentuan lokasi displacement pada node dan lendutan keseluruhan secara rinci dapat dilihat
dapat dipilih sesuai yang diinginkan. dalam Tabel 4, berikut ini.
Tabel 4. Perbandingan Nilai Beban Maksimum
C.5 Running dan output dan Lendutan Maksimum
Setelah semua proses input data selesai
diberikan kepada model lantai, maka tahap Model Lantai Curved Pmaks Lendutan
selanjutnya adalah running. Data yang sudah tile (kN) (mm)
selesai running akan memunculkan plot kontur
akibat stress (beban) dengan menampilkan Analisis Metode Pias 56.99 47.60
perpindahan gaya seperti yang terlihat dalam Software Elemen 47.60 51.80
Gambar 1. Hingga

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 5


D.2 Hubungan Momen dan Kelengkungan 5,00

Kekakuan (kN/mm)
Lendutan pada sistem lantai semi pracetak 4,91
akan menyebabkan terjadinya peningkatan
momen. Lendutan yang terjadi pada sistem lantai 4,80
semi pracetak menghasilkan kelengkungan jari-
jari kelengkungan sampai titik temu antara ujung 4,58
bentang yang satu dengan yang lain. 4,60
Perbandingan momen dan kelengkungan pada
sistem lantai semi pracetak dapat dilihat pada 4,40
gambar 3 berikut ini. Analisis Metode Software Elemen
30 Pias Hingga (Abaqus)
25
Momen (kNm)

Gambar 4. Nilai kekakuan sistem lantai


20
Analisis elemen Tabel 6. Nilai kekakuan sistem lantai
15
hingga (Abaqus)
10 Model Lantai Kekakuan Rata-Rata
Analisis metode
5 Curved tile (kN/mm) (kN/mm)
pias
0
0,00000 0,00005 0,00010 0,00015 Analisis Metode Pias 4.58
Kelengkungn (1/mm)
4.74
Gambar 3. Hubungan Momen- Kelengkungan Software Elemen
4.91
Hingga (Abaqus)
Grafik ini memunculkan data dari
beberapa analisis, yaitu analisis metode pias, dan
analisis software elemen hingga (Abaqus). Nilai kekakuan pada Table 6. didasarkan
Berdasarkan hasil analisis metode pias Mmaks untuk pada beban retak (P crack) dan lendutan retak (crack)
sistem lantai semi pracetak sebesar 28.49 kNm, dengan menggunakan dua buah titik dengan jarak
sedangkan analisis menggunakan software elemen 1/3 panjang bentang lantai. Berdasarkan hasil
analisis metode pias kekakuan untuk sistem lantai
hingga sebesar 23.80 kNm. Nilai hasil
semi pracetak sebesar 4.58 kN/mm, sedangkan
perbandingan momen dan kelengkungan analisis menggunakan software elemen hingga
keseluruhan secara rinci dapat dilihat dalam Tabel sebesar 4.91 kN/mm. nilai rata-rata kekakuan dari
5 berikut ini. analisis metode pias dan elemen hingga didapat 4.74
kN/mm.
Tabel 5. Perbandingan Nilai Momen Maksimum
dan Kelengkungan D.4 Evaluasi Pola Retak
Model Lantai Mmaks Kelengkungan
Hasil kekakuan menggunakan analisis
Curved tile (kNm) (1/mm) metode pias untuk sistem lantai semi pracetak
Analisis Metode 28.49 0.000127 sebesar 4.58 kN/mm, dan analisis menggunakan
Pias software elemen hingga sebesar 4.91 kN/mm.
Software Elemen 23.80 0.000138 Sedangkan nilai rata-rata kekakuan dari analisis
Hingga metode pias dan elemen hingga didapat 4.74
kN/mm. Retak pertama yang terjadi pada sistem
D.3 Kekakuan lantai semi pracetak berupa retak searah
Kekakuan merupakan perbandingan memanjang tulangan sengkang yang berada di
antara beban retak (P crack) dan lendutan retak daerah tarik. Seiring dengan penambahan
(crack), yang terjadi pada sistem lantai semi beban dapat dilihat terjadi retak pada daerah
pracetak. Beban dan lendutan retak dapat samping lantai kearah memanjang lantai, retakan
ditentukan dari hubungan beban dan lendutan selanjutnya merupakan perpanjangan retak
hasil dari analisis sofwere elemen hingga dan sebelumnya dan seiring dengan pertambahan
analisis metode pias. Nilai kekakuan secara rinci beban semakin melebar dan menambah retakan
dapat dilihat dalam gambar 4 berikut ini. baru berupa retak lentur pada daerah bawah
lantai. Pola penjalaran retak pada bagian sistem
lantai semi pracetak dapat dilihat pada Gambar

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 6


berikut. 1. Hasil beban maksimum (Pmaks) pada sistem
A lantai semi pracetak menggunakah analisis
metode pias lebih besar dibandingkan
B
menggunakan analisis element hingga
A
(Abaqus). hasil analisis metode pias Pmaks untuk
sistem lantai semi pracetak sebesar 56.99 kN,
sedangkan analisis menggunakan software
elemen hingga sebesar 47.60 kN.
2. Momen maksimum (Mmaks) pada sistem lantai
semi pracetak menggunakah analisis metode
pias lebih besar dibandingkan menggunakan
Gambar 5, Pola Penjalaran Retak Lantai Semi analisis element hingga (Abaqus). Berdasarkan
Pracetak hasil analisis metode pias Mmaks untuk sistem
lantai semi pracetak sebesar 28.49 kNm,
sedangkan analisis menggunakan software
elemen hingga sebesar 23.80 kNm.
3. Nilai kekakuan menggunakan analisis metode
pias untuk sistem lantai semi pracetak sebesar
4.58 kN/mm, dan analisis menggunakan
software elemen hingga sebesar 4.91 kN/mm.
Sedangkan nilai rata-rata kekakuan dari analisis
metode pias dan elemen hingga didapat 4.74
kN/mm.
Gambar 6, Pola Penjalaran Retak Lantai Semi 4. Retak pertama yang terjadi pada sistem
Pracetak ( Potongan A) struktur berupa retak searah memanjang
tulangan sengkang yang berada di daerah
tarik. Seiring dengan penambahan beban
dapat dilihat terjadi retak pada daerah samping
lantai kearah memanjang lantai, retakan
selanjutnya merupakan perpanjangan retak
sebelumnya dan seiring dengan pertambahan
beban, maka semakin melebar dan menambah
retakan baru berupa retak lentur pada daerah
bawah lantai.
5. Model keruntuhan pada sistem lantai semi
pracetak adalah pola keruntuhan lentur. Hal
Gambar 7, Pola Penjalaran Retak Lantai Semi
ini dapat dilihat bahwa retak pada lantai di
Pracetak ( Potongan B)
mulai dari tengah dan cenderung bergerak dari
Model keruntuhan pada sistem lantai semi sisi tarik lurus ke atas.
pracetak adalah pola keruntuhan lentur. Hal ini
E.2 Saran
dapat dilihat bahwa retak pada lantai di mulai
dari tengah dan cenderung bergerak dari sisi tarik 1. Penelitian ini hanya membandingkan
lurus ke atas, seperti yang terlihat pada Gambar beberapa metode untuk menganalisis kekuatan
diatas. pada sistem lantai curvved tile semi pracetak
akibat beban aksial. Oleh sebab itu disarankan
E. SIMPULAN DAN SARAN untuk studi selanjutnya analisis dilakukan
untuk kolom semi pracetak dan balok semi
E.1 Simpulan pracetak sehingga perilaku kekuatan stuktur
Berdasarkan hasil analisis yang gedung yang menggunakan sistem semi dapat
dilakukan menggunakan metode pias, analisis diketahui lebih detail.
element hingga dan penelitian terdahulu terhadap 2. Dalam penelitian ini analisis terbatas terhadap
sistem lastai curved tile yang ditinjau, maka perilaku kekuatan lentur lantai semi pracetak
beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah akibat akibat beban aksial, sehingga
sebagai berikut: diharapkan pada penilitian selanjutnya dapat
menganalisis kuat geser, torsi, dan lainnya.

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 7


3. Penelitian ini hanya menggunakn dua brban
aksial disepertiga panjang bentang, disatankan
mrncoba dengan analisis beban horizontal
atau bisa menggunakan beban merata
disepanjang bentang yang menerima beban.
DAFTAR PUSTAKA

Abduh, M. (2007). Inovasi Teknologi dan Sistem


Beton Pracetak di Indonesia: Sebuah
Analisa Rantai Nilai. Seminar dan
Pameran HAKI.
Dipohusodo, I. (1996). Struktur Beton Bertulang.
Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka
Utama.
Elliott, K. S. (2002). Precast Concrete
Structures. Great Britain: Antony Rowe
Ltd.
Gibb, A. G. F., 1999, Off site Fabrication, John
Willy and Son, New York, USA
Iskandar, W., 2008, Studi Penggunaan Balok
Semu Pada Pelat Lantai Beton
Bertulang Sebagai Pengganti Balok Anak,
http: // www. scribd.com/doc/ 15984796 /
Jurnal-Sjamsu-Rev
Mirawan, A.,2008, Perbandingan Kuat Lentur
Balok Berpenampang Persegi Dengan
Balok Berpenampang I,
http://rac.uii.ac.id/server/document/Public
/ Perbandingan Kuat Lentur Balok
Berpenampang Persegi Dengan Balok
Berpenampang I.pdf
Nurjaman, H. (2000). Sistem Bangunan
Pracetak untuk Rumah Susun dan Rumah
Sehat Sederhana. Pelatihan dan Sertifikasi
Pengawas Pekerjaan Bangunan Rumah
Susun yang Menggunakan Komponen dan
Sistem Pracetak, Pusat Pengembangan
Perumahan Kementrian Negara Perumahan
Rakyat.
Siddiq, S., 1995, Struktur Rangka Tahan Gempa
dengan Komponen Precast, Pusat Penelitian
dan Pengembangan Pemukiman
Departemen Pekerjaan Umum, Bandung.
Thedy, J., 2010. Analisa Pengaruh Penggunaan
Pengaku Vertikal Terhadap
Perilakutekuk Torsi Lateral Pada Balok
Baja Berbentuk H Di Bawah Pengaruh
Momen Kurvatur Ganda Dengan
Menggunakan Abaqus.

Jom FTEKNIK - Volume 4 No.1 Februari 2017 8

You might also like