Professional Documents
Culture Documents
Komponen wisata
- Home : komponen pariwisata yang merupakan tempat tinggal wisatawan, yang dapat
mempengaruhi terjadinya kegiatan pariwisata.
Toraja merupakan suku dan daerah yang cukup unik. Toraja memiliki budaya yang
sangat menghormati aluk todolo atau adat nenek moyang. Mulai dari tradisi rambu' solo, rambu'
tuka, ma'nene,kerajinan tau-tau hingga kegiatan menyirih. Dari keunikan tersebut, menjadikan
Toraja jadi magnet wisata yang wajib dikunjungi.
Berbicara mengenai kegiatan menyirih, orang Toraja memiliki wadah atau tempat untuk
menyimpan keperluan menyirih. Wadah tersebut berupa tas selempang dengan kain khas
Toraja. Sepu, nama tas tersebut. Dahulu, sepu digunakan sebagai wadah untuk menyimpan
kebutuhan menyirih bagi orang Toraja, tapi saat ini penggunaan sepu telah bergeser.
Walaupun orang-orang tua Toraja masih menjadikannya sebagai tempat menyirih, saat
ini sepu telah menjadi salah satu cinderamata yang diburu ketika berkunjung ke Toraja. Sepu
dijadikan sebagai pelengkap fashion, tempat menyimpan telepon seluler hingga dijadikan tempat
make-up bagi kaum perempuan.
Sepu tetuk menggunakan kain tenun khas Toraja, kain tersebut ditenun sendiri oleh para
pengrajin selama seminggu menggunakan alat tenun bukan mesin. Dan tetuk atau sudut sepu dan
tali selempang terbuat dari manik-manik. Sepu tetuk dikerjakan selama 3 hari dan dijual dengan
harga Rp130.000 per sepu.
Sedangkan sepu manik-manik adalah sepu yang terbuat dari manik-manik yang
dirangkai menyerupai sepu. Dibutuhkan waktu seminggu untuk menyelesaikan satu sepu manik-
manik. Harga jual dari sepu manik-manik adalah Rp150.000 hingga Rp170.000 per sepu. Sepu
karya kelompok Sikabe Tilanga di drop kebeberapa pusat penjualan oleh-oleh khas Toraja yang
ada di Kota Rantepao, Toraja Utara. Kelompok yang termasuk dalam binaan Dinas Koperasi
dan UMKM Tana Toraja ini mampu menyelesaikan minimal 42 sepu perbulannya.
Untuk bahan pembuatan sepu mereka menggunakan manik-manik dari Kalimantan yang
di rangkai menggunakan benang hingga berbentuk sepu. Sepu karya Sikabe Tilanga
menggunakan manik-manik berwarna hitam, putih, merah, kuning dan hijau. Corak sepu tetuk
berupa kain tenun polos dengan rangkaian manik-manik di sudut sepu. Warna kain yang
digunakan yaitu warna khas Toraja, hitam, kuning, dan merah. Sepu manik-manik sendiri
dominan menggunakan manik-manik berwarna hitam, sedangkan manik-manik warna putih,
kuning, merah dan hijau digunakan sebagai pola dari spu. Polanya dapat berupa bunga, kerbau
maupun tongkonan, rumah adat Toraja.
Sikabe Tilanga sering mengikuti pameran yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan
UMKM Tana Toraja sebagai ajang untuk mempromosikan spu karya mereka. "Ketika ada
pameran yang diadakan oleh Pemkab Tana Toraja maupun Pemkab Toraja Utara, mereka selalu
diundang untuk mengikuti pameran tersebut. Ya pameran tersebut juga jadi sarana promosi
mereka bahwa di Sarira, tepatnya di Tilanga, terdapat kelompok pengarajin sepu yaitu Sikabe
Tilanga.
Selain di drop ke beberapa pertokoan yang ada di Rantepao, mereka juga menjual sepu
ke para wisatawan yang berkunjung ke Sarira. Di Sarira ini tedapat beberapa objek wisata seperti
objek wisata Kolam Alam Tilanga dan Puncak Buntu Sarira harga yang ditawarkan ke
wisatawan yang berkunjung relatif murah dibanding ketika sepu di drop ke pertokoan yang ada
di Rantepao. Walau sepu telah bergeser penggunaannya yang tadinya tempat kebutuhan sirih,
sekarang telah menjadi oleh-oleh khas Toraja yang patut dimiliki. Dan kehadiran Sikabe Tilanga
turut berperan dalan melestarikan sepu sebagai indentitas Toraja. Dan sepu juga menjadi
pelengkap fashion etnik khas Toraja.
Nah, ketika berkunjung di Sarira jangan lupa membeli sepu buatan para ibu-ibu yang
tergabung dalam kelompok Sikabe Tilanga. Sembari menikmati suasan alam Sarira yang asri
dengan beberapa tongkonannya. Atau dapat menikmati keindahan Sarira dan Tana Toraja dari
ketinggian di Puncak Buntu Sarira, hingga merasakan kesegaran air di Kolam Alam Tilanga.