Professional Documents
Culture Documents
Skripsi
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
ADRIAN YUDHA RAMADHANA
NIM: 1113111000045
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
NIM : 1113111000045
ORANG (JPO)………………………………………………………………..........
……………………………………………………………………………………...
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi Pembimbing
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
SKRIPSI
Oleh
Adrian Yudha Ramadhan
1113111000045
Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29
Agustus 2018. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Sosiologi.
Ketua, Sekretaris
Penguji I Penguji II
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rezeki dan nikmat serta rahmat yang
dilimpahkanNya, begitu juga tidak lupa shalawat kepada Nabi Muhammad SAW
dan sahabat beserta keturunanNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan berjudul Persepsi Masyarakat Tentang JPO di Pondok Pinang, Jakarta
Selatan.
Kemudian peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Zulkifli, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik UIN Syarif Hidayatullah.
2. Ibu Dr. Cucu Nurhayati selaku ketua Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik.
3. Ibu Dr. Joharatul Jamilah, M.Si selaku sekertaris Program Studi Sosiologi
akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
4. Ibu Dra. Vinita Susanti, M.Si sebagai Dosen pembimbing dalam menyelesaikan
skripsi.
5. Para Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik khususnya Jurusan Sosiologi
yang telah memberikan & menurunkan ilmu pengetahuannya kepada saya
selama masa kuliah.
6. Semua yang terkait dibagian informasi, tatausaha dan administrasi akademik.
7. Kedua Orangtua yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materil.
Sehingga dapat tersusunnya skripsi ini.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK...………………………………………………………………………v
KATA PENGANTAR……………………………………………………………vi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………….ix
DAFTAR TABEL………………………………………………………………...ix
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………………….x
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………1
A. Pernyataan Masalah……………………………………………...…....1
B. Pertanyaan Penelitian………………………………………………….5
D. Penelitian Relevan..……………………………………………………6
E. Kerangka Teoritis……………………………………………………..10
F. Kerangka Berpikir…………………………………………………….14
G. Definisi Konseptual………………………………………………….. 14
H. Metode Penelitian……………………………………………………..16
I. Sistematika Penulisan…………………………………………………26
vii
A. Kondisi JPO.......................................………….................……….....36
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………51
A. Kesimpulan…………………………………………………………...51
B. Saran………………………………………………………………….51
Daftar Pustaka……………………………………………………………………53
Lampiran...............................................................................................................xi
viii
DAFTAR BAGAN
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
KM : Kilometer
PU : Pekerjaan Umum
SK : Surat Keputusan
UU : Undang-Undang
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pernyataan Masalah
dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, terlebih lagi pada era modern seperti
saat ini. Dimana tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidup sangat tinggi.
Disamping itu permasalahan lain yang terjadi saat ini adalah sulitnya mencari
Qatar, Uni Emirat Arab, Denmark dan Austria. Sementara Indonesia berada di
tersebut menjadi dasar bahwa kejahatan atau tindak kriminal yang terjadi di
1
Redian Syah Putra. JOM FISIP Vol. 3 No. 1 – Februari 2016.
2
www.liputan6.com/ diunduh pada tanggal 1 September 2018.
1
Kota Jakarta merupakan salah satu kawasan Metropolitan terbesar di dunia dan
penduduk mencapai lebih dari 20 juta jiwa pada tahun 2007.3 Pernyataan
tersebut menggambarkan kondisi kota Jakarta yang padat sebagai dampak dari
beberapa fungsi yang dibebankan kepadanya seperti sebagai ibu kota Negara,
Indonesia.
kesehatan.4 Diantara semua fasilitas umum yang tersedi di kota Jakarta, sarana
menyebabkan kecelakaan.
3
Arrauda Vioya. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 21 No. 3, Desember 2010, hlm 215 –
226.
4
Muhammad Adib Widhianto. TEMU ILMIAH IPLBI 2016
5
Siti Aminah. Jurusan Ilmu Politik FISIP, Universitas Airlangga.
2
Kecelakaan lalu lintas adalah suatu hal yang tentunya ingin selalu
dihindari oleh setiap penggunan jalan, namun terkadang kecelakaan lalu lintas
ini terjadi secara tiba-tiba karena prasarana jalan yang buruk ataupun karena
kelalaian dari pengguna jalan itu sendiri.6 Salah satu prasarana yang
salah satu kebutuhan manusia dalam menyeberang jalur lalu lintas karena
menyeberangi jalan di lokasi dengan kepadatan lalu lintas yang tinggi agar
pilihan utama bagi pengguna jalan untuk menyeberang. Beberapa alasan yang
anak tangga yang terlalu tinggi, tindak kejahatan yang pernah terjadi dan tidak
adanya atap maupun penerangan yang memadai pada JPO di wilayah Pondok
Pinang.
6
Cahaya Eka Putri. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Vol. 2, No. 1, Maret 2014
7
Fakhrul Rozi Yamali, Jurnal Civronlit Universitas Batanghari Vol.3 No.1 April 2018, hal. 11
3
keamanan dan hambatan.8 Apabila pemerintah ingin pejalan kaki
tetapmenggunakan JPO. Maka hal yang wajib diperhatikan adalah kondisi JPO
pengguna JPO, desain JPO yang tidak melelahkan, jaminan keamanan dengan
mengganggu.
membuat penggunaan JPO menjadi sepi dan semakin dijadikan lokasi untuk
JPO. Selain itu kelengkapan pendukung untuk JPO juga menambah persepsi
buruk bagi pengguna seperti tidak adanya kanopi, tidak adanya lampu untuk
penerangan di malam hari, tidak adanya tempat sampah dan tidak adanya
CCTV yang membuat lokasi JPO tidak mendapatkan pengawasan dengan baik.
tersebut dapat mengurangi kecelakaan lalu lintas dan menertibkan lalu lintas di
8
Kinanti Wijaya, Asri Lubis dan Ruri Aditya Sari. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
Hal. 4
4
wilayah tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pada JPO dengan
sudah dijebol dengan alasan ingin lebih mudah melewati daripada menaiki atau
mendaki tangga JPO yang terlalu curam serta terhindar dari tindakan kriminal
B. Pertanyaan Penelitian
adalah :
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
5
a. Bagi penulis
b. Bagi akademik
c. Bagi Praktisi
D. Penelitian Relevan
6
Tabel I.E.1 Matriks Tinjauan Pustaka
7
dari pada mengetahui berpeluang
melalui jalan. cara menyebabka
Sedangkan menyampaika n kecelakaan.
pada waktu n sudut
sore hari pandang.
perilaku
penyeberang
melalui
jembatan
lebih sedikit
dari pada
melalui jalan.
Pada puncak
pagi rata-rata
penyeberang
jalan
menghambat 2
kendaraan
selama 1.37
detik
sedangkan
puncak sore
menghambat 1
kendaraan
selama 1 detik.
4 Achmad Efektivitas Dan JPO tersebut Hasil Lokasi
Nadjam, Kepuasan tidak efektif analisis penelitian di
Mohamad Pengguna namus tingkat volume pasar Kramat
Ferdiansyah Jembatan pelayanan penyeberang, Jati.
dan Hendrik Penyeberangan termasuk Jembatan
Jonathan Orang (JPO) Di kategori A. Penyeberanga
Sitorus (2018). Pasar Induk Berdasarkan n Orang di
Kramat Jati. analisis Pasar Induk
kepuasan Kramat Jati
pengguna, tidak efektif.
sebanyak 59%
puas dan
sangat puas
menggunakan
JPO dengan
klasifikasirenta
ng usia 21-30
tahun,
pendidikan
mayoritas
8
SMA,
pekerjaan
terbanyak
wiraswasta,
penghasilan
perbulan 1-3
juta, frekuensi
pekerjaan
pemakaian <
2x perhari, asal
tujuan ke
pertokoan/pasa
r dengan
maksud
bekerja.
5 Eka Agus Tingkat Masukan bagi Metode yang Lokasi
Sugito, Pemanfaatan Dan kalangan digunakan penelitian di
Syafaruddin Faktor Yang pemerintah bersifat kota
As, Siti Mempengaruhi Kota Pontianak kualitatif Pontianak.
Nurlaily Pemakaian dan kalangan deskriptif dan
(2011). Jembatan akademisi yang minimnya
Penyeberangan terkait penggunaan
Orang tingkat JPO.
Di Depan Mega pemanfaatan
Mall Jalan dan faktor yang
Ahmad Yani Kota mempengaruhi
Pontianak pemakaian
jembatan
penyeberangan
orang di depan
Mega
Mall Jalan
A.Yani Kota
Pontianak.
bab selanjutnya. Diantara lima peneliti, terdapat tiga penelitian yang memiliki
persamaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fathien Azmy &
penelitian yang digunakan yaitu pengamatan di lapangan dan pada metode yang
Pontianak dan kelurahan Kramat Jati. Selain itu terdapat hasil penelitian yang
menyebabkan kecelakaan.
E. Kerangka Teoritis
adalah teori persepsi. Persepsi adalah dimana kita memilih, mengatur, dan
berarti.9
pendapat untuk dikemukakan kepada orang lain tentang suatu obyek. Pendapat
tersebut dapat dianggap sebagai informasi yang bermanfaat dalam penelitian ini
9
Kotler, Philip., Keller, Kevin L. 2013. Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Jakarta: Erlangga
10
sebagai data. Sehingga peneliti dapat mendeskripsikan hasil penelitiannya.
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah JPO di wilayah Pondok Pinang.
penelitian ini adalah wilayah Pondok Pinang karena setiap hari mereka melalui
lokasi tersebut. Sehingga melalui informasi dari mereka yang diperoleh dari
1. Jenis-Jenis Persepsi
10
Slameto. 2010. Balajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
11
b. Self Perseption, yaitu persepsi yang terjadi karena datangnya rangsang
Persepsi eksternal adalah hasil pikiran yang dipengaruhi oleh orang lain atau
menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang dirasa.
Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam
dari adanya rangsangan dari luar. Rangsangan dalam penelitian ini adalah
11
Sunaryo. 2004. Psikologi Untuk Pendidikan. Jakarta: EGC.
12
Bimo Walgito. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi.
12
terkait anggapan mereka tentang adanya jembatan penyeberangan orang
(JPO).
stimulasi alat indera dan ditafsirkan. Seperti obyek yang dipersepsi, alat
yang digunakan dalam penelitian ini adalah mata para partisipan untuk
pengalaman.14
13
Ibid.
14
Miftah Toha. 2003. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.
13
pekerjaannya. Sementara informasi dan pengalaman menjadikan sudut
F. Kerangka Berpikir
Jenis-jenis
Persepsi
Proses Persepsi
Jembatan
Persepsi Penyeberangan
Orang
Syarat Persepsi
Faktor Penyebab
Persepsi
G. Definisi Konseptual
1. Fasilitas Penyeberangan
2 macam yaitu :
14
Syarat dalam pemilihan zebra cross adalah dipersimpangan jalan
2) Penyeberangan Pelican
1) Elevated/Jembatan
jembatan ini adalah jenis yang tidak memerlukan zebra cross, apabila
2) Underground/Terowongan.
15
2. Jembatan Penyeberangan Orang (JPO)
sebuah jalan yang berakibat kedua pada ujung jalan adanya terhalang atau
terhambat seperti sungai, saluran perairan, selat, lembah, serta jalan raya,
jalan tol dan jalan rel kereta api. Letak JPO biasanya berseberangan dengan
jalan raya atau jalur kereta api. Kedua objek tersebut hanya disediakan
untuk pejalan kaki yang menyeberangi jalan atau jalur kereta api.
JPO juga dapat dimaknai sebagai sarana bagi pejalan kaki agar dapat
menyeberangi jalan yang ramai dan lebar, menyeberangi jalan tol atau jalur
kereta api. Sehingga mobilitas pejalan kaki dan kendaraan dipisahkan secara
masyarakat pun akan sejahtera dan angka kecelakaan serta kemacetan lalu
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
bersifat deskriptif kualitatif. Karena penelitian ini hanya mengolah data dan
16
Penelitian ini mengkhususkan pada deskripsi data yang berupa kalimat-
di sebuah lokasi yang sering terjadi tindakan kejahatan dan marak dalam
keterangan empiris yang detail dan aktual dari kasus yang kemudian
17
berada di kelurahan Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Latar belakang peneliti
sebagainya, melintasi JPO tersebut. Selain itu, lokasi JPO Pondok Pinang
dekat dengan pembatas jalan atau pagar yang sudah dijebol oleh warga.
Sehingga pejalan kaki yang melintasi daerah tersebut, lebih memilih untuk
3. Partisipan
benar tahu dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah
bermanfaat untuk mengali informasi yang menjadi dasar dan rancangan dari
teori yang dibangun. Partisipan dalam penelitian ini adalah para pejalan kaki
adalah:
Pinang, Jakarta Selatan. Namun biasa Rahma melintasi jalur terebut, tak
kumuh, dan terlalu curam, hingga rawan dan sepi. pandangan Rahmah
18
dengan kondisi JPO tak layak dipakai kurang adanya pemeliharaannya
oleh secara totalitas. “saya mah, kalau melintasi karena gaada jalur
alternatif lain, abis satu-satunya lintasan cuman ini saja. Dan JPOnya
jadi intinya Rahma ini untuk melalui jalur JPOnya beralasan karena ada
urgensinya saja.
Selatan. Menurut beliau lokasi JPO tidak terpelihara atau terawat dan
jalur JPOnya ngeri, takut pernah ada kasus pemerkosaan juga terus
kurang dikelola sama pemerintah karena kurang dana, iya sudah” ibu
Lestari tuturnya.
melintasi jalur JPO. Akan tetapi jika Pak Gito tidak ingin melewati jalur
JPOnya saja sudah tidak memadai untuk dilalui karena beralasan bahaya
dan gelap bila malam hari dilewati karena kurang adanya perawatan
bagi khusus wilayah Pemda khususnya, serta dampak buruk bagi wanita
khususnya jika melintasi JPOnya. Menurut ungkapan Pak Gito “ya, kalo
untuk melintasi JPOnya kurang layak karena tinggi dan curam orang
19
d) Simin, merupakan berprofesi sebagai pedagang pinggiran yang berumur
juga pernah menggunakan fasilitas JPO, akan tetapi jika ada keperluan
korbannya waktu sore balik habis nonton konser Iwan Fals, cuma udh
melintasi JPOnya.
pengguna jalan yang tidak berkendaraan atau pejalan kaki yang tidak
tangga JPO yang bisa menimbulkan efek lelah dan lebih lama sampainya.
20
JPOnya langsung memang kurang memadai serta rawan jalur tersebut
dilintasi.
toko yang dekat dengan JPO di Pondok Pinang, sehingga beliau sering
menggunakan JPO. Hanya sesekali saja dan itu sangat jarang dalam
menggunakan JPO. Hal tersebut karena bagi bapak Rulis JPO di jalan
kaki namun ia tidak selalu rutin melintasi jalur JPO, Beliau hanya
mau menggunakan JPO dengan alasan takut pernah ada kejadian kasus
21
Kartini, Pondok Pinang, namun jika ada pelaku tindakan kriminal, beliau
langsung dari tabel diatas, maka peneliti ini akan memaparkan berbagai
tergolong secara mikro dalam masa atau waktu tertentu. Sehingga proses
22
analisisnya. Adapun untuk mendapatkan data tersebut digunakan dengan
1) Observasi Partisipan
mutlak dalam melakukan penelitian, tetapi hal yang tak jauh lebih
2) Wawancara
b. Penelitian Historis-Komparatif
secara masa lampau atau kajian yang akan didatakan yang sudah pernah
23
partisipan tentang adanya JPO. Prosedur membandingkan JPO dilakukan
setelah semua data terkumpul dan diolah kemudian data tersebut dianalisa.
Dalam hal ini dipergunakan analisa kualitatif, artinya bahwa data yang
Jakarta Selatan. Analisis data dalam penelitian ini meliputi tiga komponen
analisis yaitu:
24
a. Reduksi data
kasar yang muncul dari data-data tertulis di lapangan. Selain itu, reduksi
kesimpulan dan diverifikasi, cara yang dipakai adalah reduksi data dapat
data lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif
yang valid.
25
I. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Sistematika Penulisan.
informan.
pengguna JPO.
Bab IV Penutup
Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dari penulisan ini dengan
26
BAB II
Jakarta No.1815/1989 adalah 145,37 km2 atau 22,41% dari luas seluruh
golongan ekonomi atas dan warga asing untuk bermukim. Hal tersebut
Town Square, Pejaten Village, Blok M Plaza, Pondok Indah Mall dan
28
juga menimbulkan dampak negatif, seperti narkoba, kemacetan transportasi,
dan sebagainya.
Jakarta Selatan pada tahun 2016 mencapai nilai 84. Seperti diperlihatkan
Gambar II.A.2
IPM Kota Administratif Jakarta Selatan
29
Provinsi DKI yang membutuhkan transportasi dan sarana prasarana
ekonomi. Berikut ini adalah jumlah sebaran JPO di provinsi DKI Jakarta:
JPO untuk pejalan kaki yang dirancang agar tercipta rasa aman, nyaman
dan kelancaran lalu lintas. Melihat sebaran JPO yang tersedia saat ini, JPO
fenomena pejalan kaki, lebih memilih untuk melintasi ruas jalan raya
30
daripada melintasi JPO yang telah difasilitasi oleh Pemda DKI Jakarta.
Beberapa sebaran JPO masih tergolong sepi dari pejalan kaki. Terdapat
iklan atau reklame dan sebagainya serta sering terjadi tindak kriminal.
Gambar II.A.3 Salah Satu Kondisi JPO di Pondok Pinang, Jakarta Selatan
b) Anak tangga JPO yang terbuat semen itu sudah mulai rusak, bahkan
sebagian anak tangga sudah pecah serta anak tangga yang agak tinggi
fungsi pada sisi jembatan. Kondisi ini tidak sesuai dengan Peraturan
31
Menteri Pekerjaan Umum No.19/PRT/M/2011, yang menyebutkan bahwa
JPO merupakan salah satu sarana lalu lintas dan berguna untuk
pengguna jalan.15
yang rentan terhadap tindak kriminal. Pejalan kaki yang menyeberangi jalan di
melewati JPO yang tersedia. Sementara itu pejalan kaki di wilayah Lenteng
jalan tol yang membuat pejalan kaki yang akan menyeberangi jalan terpaksa
menggunakan JPO meskipun merasa cemas dan tidak nyaman. JPO di lima
wilayah yang disebutkan di atas tidak hanya dilewati oleh pejalan kaki
melainkan juga pengendara sepeda motor yang ingin menempuh jalan pintas
bagi pejalan kaki yang menggunakan JPO. Disamping itu, ketika musim hujan
15
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.19/PRT/M/2011diakses dari www.pu.go.id/
uploads/services/infopublik20130415165931.pdf
32
lokasi JPO. Sehingga menyulitkan pejalan kaki yang ingin menyeberangi jalan
melalui JPO.
1. Penyeberang Difabel
2. Penyeberang anak
3. Penyeberang Lansia
33
d. kondisi fisik yang sudah rentan.
Penyeberangan
16
Mashuri dan Sigit Widodo, Tingkat Pemanfaatan Dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhi
Pemakaian JPO di Depan Mall Tatura Kota Palu, Majalah Ilmiah Mektek, Tahun XIV No. 1,
Januari 2012, hal. 28 – 36.
34
Untuk memenuhi harapan masyarakat tersebut, maka fasilitas untuk
1. Lokasi parkir.
6. Jalur sepeda.
17
https://www.desacilembu.com/2016/10/fungsi-dan-fasilitas-pedestrian.html
35
BAB III
JAKARTA SELATAN
A. Kondisi JPO
warna cat yang kusam, terdapat beberapa bagian yang berkarat bahkan rusak,
dan kurang aman. Namun kondisi fisik JPO secara umum yang menjadi obyek
terhadap beberapa pengguna JPO pada hari Senin, 16 April 2018 lalu, yakni;
“Kalo saya ditanya tentang minat dan kesetiaanya saya menggunakan JPO,
yah, saya bukan pengguna setia JPO, saya tau konsekuensi menyeberang jalan
tidak menggunakan JPO sangatlah tinggi, tetapi saya merasa malas untuk
menggunakan JPO karena harus naik turun tangga. Apalagi kebanyakan JPO
di Pondok Pinang kondisinya memprihatinkan”18
pengguna JPO merasa kelelahan dan gangguan para pelaku kriminal seperti
18
Wawancara dengan ibu Rahma, Senin, 16 April 2018
19
Wawancara dengan bapak Gito, Minggu, 14 April 2018
36
preman yang hendak melakukan tindak kejahatan kepada para pengguna JPO.
pengguna JPO. Hal ini sesuai dengan pernyataan ibu Lestari (partisipan
keempat), seorang ibu rumah tangga ketika ingin menyeberangi jalan untuk
“Hehehehehe setia sih tidak, tapi pernah saja menggunakannya ketika bareng
temen-temen kadang saya menggunakannya, tapi ketika’ sendirian tidak
berani. Takut di jambret. Apalagi baru-baru ini ada pemerkosaan”20
Kondisi JPO yang tidak aman dan tidak nyaman menjadi alasan sebagian
Pinang. Selain itu juga ketinggian tangga pada JPO Pondok Pinang membuat
jalan sebagai fasilitas untuk menyeberangi jalan dari satu sudut ke sudut
37
lainnya. Tujuannya adalah agar kelancaran dari mobilitas masyarakat dan lalu
berjalan kaki. Namun, JPO sebagai fasilitas untuk menyeberangi jalan menjadi
dengan berbagai alasan terkait dengan penggunaan JPO diberbagai titik di DKI
Hal ini sesuai dengan pernyataan Ibu Pratiwi (partisipan kelima) sebagai
berikut:
“Adanya JPO (JPO) sangat memberi akses penyeberangan yang aman dan
nyaman, walaupun juga masih banyak pejalan kaki yang tidak menggunakan
JPO termasuk saya, lagian juga bikin capek harus naik tangga setinggi itu.
Dan juga JPO tidak ada atapnya jadi terasa lebih panas. Selain itu takut. Gak
aman”21
21
Wawancara dengan Ibu Pratiwi, tanggal 18 April 2018.
22
Wawancara dengan Bapak Rulis, tanggal 18 April 2018.
38
Maka pembuatan JPO sebagai sarana penyeberangan yang aman bagi
dengan hak pejalan kaki. Hak pejalan kaki mengharuskan pemerintah untuk
menyeberangi jalan.
yang tepat dari pemerintah dengan bekerja sama dengan pihak kepolisian dan
dinas perhubungan untuk menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pejalan
kaki. Selain itu diharapkan adanya aturan dan tindakan yang dapat membuat
takut dan jera para pelaku kejahatan di atas JPO. Sehingga penggunaan JPO
JPO sebagai sarana menyeberang bagi pejalan kaki adalah untuk menghindari
raya. Namun masih ada hal-hal yang mengakibatkan pejalan kaki tidak selalu
melintas di JPO.
39
B. Persepsi Masyarakat Tentang JPO di Pondok Pinang
telah dilakukan terhadap partisipan. Berikut ini adalah petikan hasil wawancara
“Latar belakang di buat JPO ini mungkin karena jalan disini begitu padat,
kemudian disini kan pusat perbelanjaan dan bisnis, otomatis bakal banyak
manusia dan kendaraan jadi JPO ini penting di buat.”23
yang tinggi oleh para pengguna jalan. Pusat perbelanjaan tersebut diantaranya
adalah Carrefour Lebak Bulus, Mall Pondok Indah dan Poins Square Lebak
Bulus.
bahwa latar belakang pembuatan JPO adalah wilayah obyek penelitian yang
kendaraan umum yang melintasi wilayah Pondok Pinang. Pondok Pinang juga
menjadi akses bagi pengguna jalan yang hendak melakukan perniagaan baik di
23
Wawancara dengan Bapak Gito, Sabtu, 14 April 2018
40
Partisipan kedua adalah Bapak Rulis seorang pemilik toko di Pondok
pembangunan tersebut.
24
Wawancara dengan bapak Rulis, Sabtu, 14 April 2018
25
Ibid.
41
partisipan melalui lembar pengamatan yang dijabarkan pada bab pendahuluan
untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang JPO yang diwakili oleh delapan
pandang dari dalam diri sendiri), proses persepsi terjadi akibat adanya pertanyaan
42
dari peneliti melalui wawancara, syarat terjadinya persepsi adalah adanya topic
tentang JPO yang telah dilihat oleh partisipan dan dikomentari. Selanjutnya faktor
yang mempengaruhi persepsi masyarakat pondok pinang tentang JPO adalah usia,
JPO adalah salah satu sarana penyeberangan bagi pejalan kaki. Bagi
berikut ini:
26
Wawanccara Ibu Lestari, tanggal 16 April 2018
27
Wawancara dengan Rahma tanggal 16 April 2018
43
JPO dianggap masih menjadi alternatif penyeberangan bagi sebagian
pejalan kaki. JPO masih memiliki manfaat bagi sebagian pejalan kaki. Seperti
mengurangi resiko kecelakaan lalu lintas. Sementara itu sebagian orang merasa
kaki. Mengingat fakta bahwa menyeberangi jalan secara langsung di jalan raya
lintas, penyebab kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas di jalan raya. Hal
“Kalau kelebihan yang lainnya, JPO dapat membantu pejalan kaki dalam
menyeberang agar tidak terjadi kecelakaan lalu lintas, oh iyaaa ada para
Preman dan katanya banyak jambret juga”.28
seringkali malas untuk menaiki tangga JPO untuk menyeberangi jalan dan
memilih menyeberang langsung di jalan raya. Dengan alasan dapat lebih cepat
dengan pendapat Ibu Kholifah, hari Minggu 16 April 2018 sebagai berikut:
“Mungkin malas dan takut, karena menyeberang jalan jauh lebih cepat ,
meskipun resiko kecelakaannya tinggi.”29
28
Wawamcara dengan Bapak Gito, tanggal 15 April 2018
29
Wawancara dengan Ibu Cholifah, tanggal 16 April 2018
44
Pejalan kaki adalah mereka yang memiliki hak untuk dilindungi oleh
Angkutan Darat dan Jalan. Dalam pasal 131 ayat (1) ditegaskan bahwa pejalan
kaki berhak atas ketersediaan fasilitas pendukung yang berupa trotoar, tempat
pejalan kaki yang lebih suka menyeberangi jalan secara langsung dapat
JPO sebagai sarana untuk menyeberangi jalan. Fakta tersebut terlihat dari
Ibu Rahma;
30
Wawancara dengan Rahma, tanggal 16 April 2018
45
Ibu Lestari:
Bapak Gito:
“kelebihan JPO itu sendiri menurut saya adalah sebuah fasilitas yang
disediakan pemerintah untuk keamanan pejalan kaki dari kecelakaan lalu
lintas dalam menyeberangi jalan”32
yang tidak membuat nyaman masyarakat pejalan kaki. Beberapa faktor dari
menjadi pertimbangan bagi pejalan kaki untuk menaiki tangga JPO sebagai
31
Wawancara dengan Ibu Lestari, tanggal 16 April 2018
32
Wawancara dengan Bapak Gito, tanggal 15 April 2018
33
Wawancara dengan Informan Rahma, tanggal 16 April 2018
34
Wawancara dengan Bapak Gito, tanggal 15 April 2018
46
Kelemahan JPO yang digunakan sebagai sarana penyeberangan jalan
pemasangan iklan. Hal ini sesuai dengan pernyataan partisipan di atas. JPO
menjadi wilayah pemasangan berbagai iklan atau reklame dari produk tertentu
area JPO sebagai sarana penyeberangan jalan. Disamping itu, JPO seringkali
Keberadaan JPO yang juga dialih fungsikan untuk area pemasangan iklan
mendapat kecaman dari pejalan kaki. JPO menjadi terasa lebih pengap dan
seperti mencopet dan melakukan hipnotis. Ini sesuai dengan pernyataan Ibu
“Tangganya mungkin, itu kan curam banget, sama iklan- iklan di atas itu
dilepas saja. Dan seharusnya pemerintah menjamin juga
keamanannya.”35
Salah satunya adalah anak tangga jembatan yang curam dan tidak aman bagi
wanita yang menggunakan rok. Namun bangunan JPO masih menuai kritik dari
pejalan kaki. Ada yang beranggapan bahwa bangunan JPO sudah kokoh dan
kuat. Namun ada pula anggapan bahwa JPO memiliki anak tangga yang tidak
35
Wawancara dengan Ibu Lestari tanggal 16 April 2018
47
sesuai untuk dilalui terutama oleh wanita. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibu
pemerintah untuk menyeberangi jalan bagi pejalan kaki memang dirasa belum
maksimal. Berikut ini beberapa kelemahan JPO dan beberapa hal yang perlu
Tindakan kriminal juga menjadi faktor yang menyebabkan pejalan kaki enggan
masyarakat. Apabila area JPO aman dan bersih dari Preman, maka pejalan kaki
demikian, etika berlalu lintas yang baik akan tercipta, pejalan kaki dan
36
Wawancara dengan Ibu Cholifah, tanggal 16 April 2018
37
Wawancara dengan Ibu Rahma, tanggal 16 april 2018
48
pengguna jalan lainnya akan merasakan dampak positif dari adanya Undang-
radio, media cetak dan reklame. Sosialisasi pemakaian JPO juga membutuhkan
kerja sama dengan pihak kepolisian. Apabila diperlukan, maka sanksi dapat
seharusnya. Hal tersebut diharapkan dapat menimbulkan efek jera dari pejalan
kaki yang sering lalai dalam menyeberang jalan melalui JPO atau sarana lainnya
yang disediakan.
“JPO ini perlu dipertahankan agar wanita dan anak aman dari
kecelakaan lalu lintas, kemudian pemerintah juga memberikan
kenyamanan melalui kebijakannya untuk membersihkan JPO ini dari
tindak kriminalitas.”39
Keberadaan JPO ditujukan bagi pejalan kaki, terutama anak- anak dan
wanita. Karena anak- anak dan wanita sering mengalami kesulitan ketika
hendak menyeberangi jalan. Resiko kecelakaan jauh lebih tinggi ketika mereka
38
Wawancara dengan Ibu Lestari, tanggal 16 April 2018
39
Wawancara dengan Ibu Pratiwi, tanggal 18 April 2018.
49
telah memberikan amanat kepada pemerintah untuk menyediakan fasilitas
ini dapat dijadikan sebagai realisasi salah satu program kerja pemerintah.
aman dan nyaman kepada masyarakat terhadap setiap hasil pembangunan yang
50
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
persepsi masyarakat adalah self perception (sudut pandang dari dalam diri
sendiri), proses persepsi terjadi akibat adanya pertanyaan dari peneliti melalui
wawancara, syarat terjadinya persepsi adalah adanya topic tentang JPO yang
Pondok Pinang dinilai kurang nyaman, anak tangga terlalu curam, tidak
kejahatan, bahkan kalau siang hari terjadi alih fungsi menjadi tempat
B. Saran
Adapun saran yang bisa peneliti berikan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
51
penempatan JPO.
kejahatan.
diutamakan.
3. Bagi Masyarakat
52
DAFTAR PUSTAKA
53
Wagito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Andi.
Wicaksono, Ridho, Nugroho, Untoro dan Narendra, Alfa. 2016. Perilaku
Penyeberang Pejalan Kaki Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Lalu
Lintas.
Widhianto, Muhammad Adib. 2016. Kriteria Rancangan Fasilitas Umum
Berdasarkan Karakteristik Penggunan. TEMU ILMIAH IPLBI 2016
Wijaya, Kinanti, Lubis, Asri dan Sari, Ruri Aditya. 2016. Identifikasi Rendahnya
Minat Masyarakat Menggunakan Jembatan Penyeberangan Dengan
Metode Fault Tree Analysis. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan.
4.
Yamali, Fakhrul Rozi. 2018. Kajian Azaz Manfaat Jembatan Penyeberangan
Orang (JPO) di Jalan Sultan Thaha Kota Jambi. Jurnal Civronlit
Universitas Batanghari. 3. (1). 9-19.
54
LAMPIRAN
xi
D. Apa tujuan mereka untuk melakukan sebuah tindak pidana
kriminalitas di fasilitas JPO?
E. Apakah dengan adanya fasilitas jembatan penyeberangan orang ini
sangat membantu buat kepentingan masyarakat umum?
F. Bagaimana perasaan anda jika melangka tangga JPO untuk
melakukan menyeberangi jembatan penyeberangan tersebut?
G. Apa anda termasuk pengguna setia untuk melakukan menyeberang
fasilitas JPO di Jalan RA Kartini?
H. Bagaimana solusi anda untuk menciptakan keamanan dan
kententraman terhadap sarana fasilitas Jembatan Penyeberangan
Orang(JPO) khususnya di jalan R.A. Kartini?
xii
Peneliti : ehm, kalo boleh tahu mba Kapan waktu kejadian tindakan
kriminal pada orang melakukan penyeberangan di Fasilitas JPO ?
Rahma : wah, kalo itu saya gak inget mah, yang jelas kejadiannya sekitar
tahun 2015.
Peneliti : Jika mba merasa JPO membantu, bagaimana perasaan mba kalau
melangkah & menaiki tangga JPO guna melakukan menyeberangi
jembatan penyeberangan tersebut?
Peneliti : ehm, mba rahma, apa anda termasuk pengguna setia untuk
menggunakan fasilitas JPO di Jalan RA Kartini?
Rahma : Kalo saya ditanya tentang minat dan kesetiaan saya menggunakan
JPO, yah, saya bukan pengguna setia JPO, tapi saya tau konsekuensi
menyeberang jalan raya sangatlah tinggi bila tidak menggunakan
JPO, tetapi saya merasa malas untuk menggunakan JPO karena
harus naik turun tangga. Apalagi kebanyakan JPO di Jalan RA
Kartini kondisinya memprihatinkan dan tidak nyaman. Jadi saya
bukan pengguna setianya namun pernah menggunakannya.
xiii
Peneliti : Bagaimana solusi mba rahma untuk menciptakan kenyamanan dan
ketentraman terhadap sarana fasilitas Jembatan Penyeberangan
Orang(JPO) khususnya di jalan R.A. Kartini?
- Informan 2 :
a. Nama : Lestari
b. Usia : 28 tahun
c. Alamat : Manggarai
d. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
e. Tanggal wawancara : 16 April 2018
f. Lama Berwawancara : 2 Menit
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Kelurahan
Pondok Pinang, Jakarta Selatan
h. Jalannya wawancara :
xiv
Ibu Lestari : kayaknya pernah, cuman gak tahu persis.
Peneliti : Ehm, kalo boleh tahu bu, kapan kejadian kronologinya terhadap
tindakan kriminal pada saat hendak orang melakukan
penyebrangan di Fasilitas JPO?
Peneliti : Ehm, Apa tujuan mereka untuk melakukan sebuah tindak pidana
kriminalitas di fasilitas JPO?
xv
Ibu Lestari : Penting sih demi keamanan dan juga tidak mengganggu arus lalu
lintas kendaraan serta tentunya enak/ nyaman menyeberang jalannya
tanpa khawatir ketabrak mobil /motor.
Ibu Lestari : Tangganya mungkin yaa ? itu kan curam banget ! Begitu juga
sebaiknya iklan-iklan di atas itu dilepas saja, karena menghalangi
pandangan dari bawah keatas, sehingga dapat dimanfaatkan oleh
orang yang tidak bertanggung jawab / kriminal. Dan seharusnya
pemerintah membuat JPO juga disertai dengan memperhatikan
keamanan dan kenyamanannya.
Ibu Lestari : Setia sih nggak juga, kalo ada keperluan aja..
Ibu Lestari : Ya solusinya, pemerintah harus ada upaya dan dapat memberikan
keyakinan kepada masyarakat agar JPO bisa dimanfaatkan sebaik
mungkin dengan nyaman dan aman. Tentunya juga perlu
pengawasan, penerapan aturan yang tegas serta tidak kalah penting
didukung dengan kedisiplinan semua lapisan masyarakat.
xvi
- Informan 3 :
a. Nama : Gito
b. Usia : 25 tahun
c. Alamat : Lebak Bulus
d. Pekerjaan : Supir
e. Tanggal wawancara : 15 April 2018
f. Lama Berwawancara : 2 Menit.
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Kelurahan
Pondok Pinang, Jakarta Selatan.
Jalannya wawancara :
Peneliti : Mas...., apakah disini memang pernah ada kejadian kasus kriminal
di sekitar fasilitas JPO (Jembatan Penyeberangan orang) sepanjang
jalan RA Kartini?
Peneliti : ehm, kalo boleh tahu kapan mas kejadian kronologinya terhadap
tindakan kriminal tersebut ? apakah pada saat orang melakukan
penyebrangan di Fasilitas JPO?
Peneliti : Terus menurut Mas, Apa yang menyebabkan wanita yang menjadi
sasaran utama untuk dijadikan incaran korban kriminal bagi para
pelaku kejahatan tersebut?
xvii
Gito : ya, mungkin dianggapnya wanita itu lemah dan penakut, sehingga
yang menjadi incaran rata-rata wanita sih.
Peneliti : Ehm menurut Mas, apa tujuan mereka untuk melakukan sebuah
tindak pidana kriminalitas di fasilitas JPO?
Gito : ya, mungkin para pelaku melakukan kejahatan karena butuh uang
dan barangkali lokasi maupun kesempatan berbuat jahat / kriminal
di JPO menurut pelakunya lebih memungkinkan. Hahaha….
Peneliti : Menurut mas, bagaimana perasaan mas jika menaiki tangga JPO
untuk melakukan penyeberangan jembatan penyeberangan orang
tersebut ?
Gito : Iyaa curam ! Coba lihat orang yang mau nyeberang aja gak mau
Naik, coba bagaimana itu ?
xviii
- Informan 4 :
a. Nama : Simin
b. Usia : 30 tahun.
c. Alamat : Pondok Pinang
d . Pekerjaan : Pedagang pinggiran
e. Tanggal wawancara : 27 April 2018
f. Lama berwawancara : 54 Detik
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Pondok Pinang,
Kebayoran Lama – Jakarta Selatan.
h. Jalannya wawancara :
Peneliti : Pak, apakah disini memang pernah ada kejadian kasus kriminal di
sekitar fasilitas JPO (Jembatan Penyeberangan orang) sepanjang
jalan RA Kartini?
Pak Simin : Kalo gak salah waktu pas nyebrang, abis nonton konsert
Iwan Fals, waktu itu pas mau hujan, sore-sore udah mau gelap, saya
juga gak tahu persis, tau-tau ada kriminal pemerkosaan.
Pak Simin : Iya, bagi orang pejalan kaki, bahkan setiap hari Jumat sangat
membantu bagi orang-orang yang mau shalat Jumat, karena banyak
yang mau menyeberang.
xix
Peneliti : Menurut, mas bagaimana rasanya jika melangkah tangga keatas
untuk melakukan menyeberangi Jembatan penyeberangan ini?
Pak Simin : Iya, biasa saja sih cuman terlalu nanjak aja kalo mau naik,
paling motor biasa lewat atau juga sepeda.
Pak Simin : Ya, harus hati-hati ajalah dan juga pengguna JPO biar gimanapun
agar selalu sigap dan waspada.
- Informan 5 :
a. Nama : Sugiarto
b. Usia : 40 tahun
c. Alamat : Cilandak
d. Pekerjaan : PNS
e. Tanggal wawancara : 21 April 2018
f. Lama berwawancara : 2 Menit
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Pondok Pinang,
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan
h. Jalannya wawancara :
Peneliti : Pak, Apakah disini memang pernah ada kejadian kasus kriminal
di sekitar fasilits JPO (Jembatan Penyeberangan orang) sepanjang
jalan RA Kartini?
xx
Peneliti : Oh, kira-kira waktunya kapan pak kejadiannya pada saat
melakukan tindakan kriminal di fasilitas jembatan penyeberangan
(JPO) ?
Pak Sugiarto : udah lama sekali Mas, tapi memang ada kejadian tindakan
kriminal.
Pak Sugiarto : Iya.., memang korban yang diincar pelaku keseringannya wanita,
begitulah.
- Informan 6 :
a. Nama : Pratiwi
b. Usia : 33 tahun
c. Alamat : Senen
d. Pekerjaan : Wiraswasta
e. Tanggal wawancara :18 April 2018
f. Lama berwawancara : 1 Menit
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Kelurahan
Pondok Pinang, Jakarta Selatan
h. Jalannya wawancara :
Peneliti : mba numpang tanya, apakah disini benar ada kejadian kasus
kriminal di sekitar fasilitas JPO (Jembatan Penyeberangan orang)
sepanjang jalan RA Kartini?
Ibu Pratiwi : iya, dengar-dengar sih ada.
xxi
Peneliti : kalau ibu tahu/ingat kapan kejadian kasus kriminal di fasilitas JPO
tersebut?
Ibu Pratiwi : saya kurang paham soal kapan kejadian kriminalnya coba mas,
tanya ke orang sekitaran pedagang pinggiran yang dekat dengan
fasilitas JPOnya mungkin dia lebih tahu!
Ibu Pratiwi : Iya, karena pelaku wanita itu mudah ditakuti hingga dianinaya dengan
adanya pelaku kejahatan laki-laki sebab wanita juga tidak mengerti
dengan dihadangnya perlakuan kejahatan datang secara tiba-tiba.
Peneliti : dan tujuannya bu, untuk apa mereka melakukan sebuah tindak
kejahatan maupun kriminal di lokasi fasilitas JPO tersebut ?
Ibu Pratiwi : iya mungkin ingin mengambil barang berharga kali seperti hp,
dompet, dan lain-lain.
Peneliti : menurut tanggapan ibu Pratiwi ini, apakah adanya fasilitas JPO ini
sangat membantu?
xxii
Peneliti : hmm untuk solusi ibu sendiri, bagaimana untuk menciptakan
keamanan dan kententraman terhadap sarana fasilitas Jembatan
Penyeberangan Orang(JPO) khususnya di jalan R.A. Kartini?
Ibu Pratiwi : JPO ini perlu dipertahankan agar wanita dan anak aman dari
kecelakaan lalu lintas, kemudian pemerintah juga memberikan
kenyamanan melalui kebijakannya untuk membersihkan JPO ini
dari tindak kriminalitas.
- Informan 7
a. Nama : Kholifah
b. Usia : 19 tahun
c. Alamat : Lebak Bulus
d. Pekerja : Mahasiswa
e. Tanggal wawancara : 19 April 2018
f. Lama berwawancaraa : 1 Menit
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Kelurahan
Pondok Pinang, Jakarta Selatan
h. Jalannya wawancara :
Peneliti : Permisi mba numpang Tanya, apakah memang pernah ada kejadian
tindakan kriminal di lokasi fasilitas jembatan penyeberangan
orang(JPO) sepanjang Jalan R.A. Kartini?
Peneliti : ehm menurut pendapat mba, apa yang menyebabkan korban wanita
sering menjadi sasaran utama untuk dijadikan tujuan kriminal bagi
para pelaku kejahatan tersebut ?
xxiii
Kholifah : yaa karena kan perempuan tergolong lemah dan mudah untuk diincar
sehingga kaum perempuan juga tidak bisa ada daya untuk menghajar
komplotan kejahatan dihadapan laki-laki khususnya.
Kholifah : iya sangat membantu hingga efektif bagi pengguna pejalan kaki
masyarakat umumlah khususnya, cuman saya jarang melintasi
JPOnya dikarenakan kondisi kumuh dan kotor sehingga saya malas
dan takut untuk melintasinya jalur JPOnya
Peneliti : ok pendapat mba, apakah mba memang setia atau senang jika
hendak terpaksa atau mendesak perluan darurat untuk melintasi
lokasi JPO di jalan RA Kartini Pondok Pinang ini?
Kholifah : iya tergantung sihh jika saya ingin melintasi JPOnya dengan tujuan
tertentu mungkin saya bisa memberanikan diri dengan cara lari atau
harus dengan rombongan teman, namun jika dilihat kondisi
jembatan yang cukup curam, kotor, dan kurangnya lampu
penerangan pasti akan ngeri dan seram untuk melewati jalur JPOnya.
xxiv
- Informan 8
a. Nama :Rulis
b. Usia :35 tahun
c. Alamat :Tendean
d. Pekerja : Wiraswasta
e. Tanggal wawancara :19 April 2018
f. Lama berwawancara :1 menit
g. Lokasi : Jalan R.A. Kartini, Kelurahan
Pondok Pinang, Jakarta Selatan
h. Jalannya wawancara :
Pak Rulis : yaa, kondisinnya tentu mengesankan karena jika dilihat dari jauh
sudah kumuh dan kotor
Peneliti : hmm, ohh ya pak tapi di lokasi JPO kelurahan Pondok Pinang ini
pernah terjadi kasus Kriminal ya?
xxv
Peneliti : menurut Bapak mengapa perempuan menjadi sasaran utama untuk
menjadi korban kekerasan
Pak Rulis : karena perempuan jelas tidak bisa melawan dan takut terhadap
timbulnya kasus yang dilkakukan oleh pelaku kejahatan tersebut.
Dokumentasi Gambar
xxvi
Hasil Potret Gambar, 27 April 2018
xxvii
Hasil Potret Gambar , 28 April 2018
xxviii
Hasil Potret Gambar , 28 April 2018
xxix
Hasil Potret Gambar , 28 April 2018
xxxi
Hasil Potret Gambar, 21 Mei 2018
xxxiii
Hasil Potret Gambar, 15 Juli 2018
xxxiv
Hasil Potret Gambar, 15 Juli 2018
xxxv