You are on page 1of 4

1.

Pengertian Herbisida
Herbisida adalah bahan senyawa beracun yang dapat dimanfaatkan untuk
membunuh tumbuhan pengganggu yang disebut gulma. Kehadiran gulma dalam
lahan pertanian sangat tidak diharapkan karena akan menyaingi tanaman yang
ditanam dalam memperolah unsure hara, air dan matahari. Akibat dari serangan
gulma dapat menurunkan hasil panen yang cukup besar. Berdasarkan respon
terhadap herbisida di golongkan menjadi 4 bagian yaitu :
a. Gulma rerumputan (grasses weeds).
b. Gulma berdaun lebar (broad leaves)
c. Gulma golongan teki (sedges)
d. Gulma pakisan ( fern).
Pengendalian dengan menggunakan herbisida lebih banyak di gunakakan
pada jenis gulma rerumputan, berdaun lebar, dan jenis teki-tekian. Hal tersebut di
tinjau dari vegetasi lahan budidaya tanaman musiman. Gulma-gulma tersebut
muncul di karenakan adanyan pengolahan lahan sehingga pada lahan tersebut
lebih di dominasi jenis gulma musiman, sehingga perlu di kendalikan dengan
menggunakan senyawa beracun yang di sebut herbisida.
2. Pembagian Herbisida
Pembagian herbisida terbagi menjadi 3 bagian yaiu berdasarkan cara kerja,
berdasarkan tingkat selektivitasnya dan berdasarkan sifat kimiawinya. Berikut
adalah penjelasan daei beberapa jenis herbisida
a. Berdasarkan cara kerja Herbisida
Herbisida kontak adalah herbisida yang mematikan gulma dengan cara
kontak melalui absorbsi akar atau daun. Herbisida jenis ini akan merusak
bagian gulma yang terkena langsung oleh herbisida tersebut. Bagian gulma yang
tidak terkena langsung oleh herbisida ini tidak akan rusak karena kandungan
racun herbisida tidak ditranslokasikan ke bagian-bagian gulma lainnya.
Contohnya herbisida kontak adalah herbisida yang bahan aktifnya asam sulfat 70
%, besi sulfat 30 %, tembaga sulfat 40 % dan paraquat.
Herbisida sistemik yaitu herbisida yang mematikan gulma melalui
translokasi racun ke seluruh bagian-bagian gulma. Herbisida sistemik mematikan
gulma dengan berbagai cara yang antara lain:
 menghambat fotosisntesis, seperti herbisida berbahan aktif triazin dan
substitusi urea amida.
 menghambat pernafasan (respirasi), seperti herbisida berbahan aktif amitrol
dan arsen.
 menghambat perkecambahan, seperti herbisida berbahan aktif tiokarbamat dan
karbamat.
 menghambat pertumbuhan gulma, seperti herbisida berbahan aktif 2, 4 D,
dicamba, dan picloram.
b. Berdasarkan selektifitasnya
 Herbisida selektif
Herbisida selektif adalah herbisida yang jika diaplikasikan pada berbagai
jenis tumbuhan hanya akan mematikan species tertentu gulma dan relatif tidak
mengganggu tanaman yang dibudidayakan misalnya herbisida berbahan aktif asm
2, 4 D yang mematikan gulma daun lebar dan relatif tidak mengganggu tanaman
serelia.
 Herbisida non-selektif
Herbisida non-selektif adalah herbisida yang bila diaplikasikan pada
beberapa jenis tumbuhan melalui tanah atau daun dapat mematikan hampir semua
jenis tumbuhan termasuk tanaman yang dibudidayakan misalnya herbisida
berbahan aktif arsenikal, klorat dan karbon disulfida.
c. Berdasarkan sifat kimiawinya
 Herbisida anorganik
Herbisida organik adalah herbisida yang bahan aktifnya tersusun secara
anorganik, misalnya herbisida berbahan aktif amonium sulfanat, amonium sulfat,
amonium tiosianat, kalsium sianamida, tembaga sulfat-nitrat-ferosulfat, sodium
arsenat, sodium tetraborat, sodium klorat, sodium klorida-nitrat dan asam sulfurat.
 Herbisida anorganik
Herbisida anorganik adalah herbisida yang bahan aktifnya tersusun,
misalnya herbisida golongan nitrofenol+anilin, herbisida tipe hormon, herbisida
berbahan aktif asam benzoat+fenil asetat, amida, nitril, arilkarbamat, substitusi
urea, piridin, pirimidin-urasil, triazin, amitrol dan gugusan organoarsenat.
3. Mekanisme kerja herbisida
 Herbisida Kontak
Herbisida yang tidak bisa masuk mengikuti saluran makanan tanaman (jika
herbisida disemprot pada daun, maka akarnya tidak ikut mati).
Bahan aktif : parakuat.
 Herbisida Sistemik
Herbisida yang dapat masuk terserap ke dalam saluran makan tanaman.
Jika daun yang disemprot, maka akarnya juga bisa mati. Cara kerja herbisida
sistemik umumnya lebih lambat dan hasilnya lebih lama terlihat. Namun dapat
menghambat pertumbuhan rumput jauh lebih lama dibandingkan herbisida
kontak. Bahan aktif : glifosat, 2,4-D, metsulfuron metal.

 Herbisida Selektif
Racun khusus jika disemprotkan ke tanaman utama tidak mematikan, hanya
membunuh gulma saja. Bahan aktif : Atrazin, metolaklor, pendimetalin, simazin.

4. Mode Of Action
 Menghambat Sintesis Asam Amino
Metil metsulfuron pertama kali diperkenalkan pada tahun 1982. Herbisida
ini bersifat sistemik, diabsorbsi oleh akar dan daun serta ditranslokasikan secara
akropetal dan basipetal. Gulma yang peka akan berhenti tumbuh hampir segera
setelah aplikasi post-emergence dan akan mati dalam 7-21 hari. Herbisida ini
bersifat selektif untuk mengendalikan berbagai gulma pada padi sawah.
Cara kerja metil metsulfuron adalah menghambat kerja dari enzim
acetolactate synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan
menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-acetohydroxybutyrate dan
piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga mengakibatkan rantai cabang-cabang
asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan. Tanpa adanya asam
amino yang penting ini, maka protein tidak dapat terbentuk dan tanaman
mengalami kematian.
Cara kerja glifosat adalah menonaktifkan/ menghambat kerja enzim EPSP
(5-Enolpyruvyl Shikimate 3- Phosphate) yang berperan dalam biosintesa asam
aromatik penyusun protein yakni tryptophan, tyrosin, dan phenylalanin. Gejala
keracunan terlihat agak lambat, dimana daun akan terlihat layu menjadi coklat dan
akhirnya mati. Gejala akan terlihat 1-3 minggu setelah aplikasi.

You might also like