Professional Documents
Culture Documents
Menurut Mayo Clinic, 15 persen anak-anak masih mengompol pada usia 5 tahun tapi kurang dari
5 persen anak-anak masih suka mengompol di usia 8 hingga 11. Mengompol lebih sering terjadi
pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan. Meskipun hal ini mengesalkan, Anda harus
menyadari bahwa mereka melakukannya tanpa disengaja.
Penyebab anak mengompol bervariasi. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan anak-anak
mengompol saat tidur, yakni:
Sebagai cara mengatasi ngompol yang pertama, Anda perlu melatih anak untuk buang air kecil
sebelum tidur. Rasa ingin buang air kecil kadang muncul ketika Anda banyak minum
sebelumnya. Usahakan buat jarak antara 20 sampai 30 menit sebelum jam tidur bagi anak untuk
minum air. Setelah 30 menit berlalu setelah minum air, silakan Anda ajak anak untuk buang air
kecil. Ini dilakukan agar kantung kemih anak akan kosong saat ia tidur.
Banyak orangtua yang tidak menyadari, bila ada beberapa minuman yang anak konsumsi bisa
memicu kencing sebelum tidur. Coba hindari memberikan minuman pada anak seperti cokelat
hangat, susu coklat, dan teh sebelum tidur. Minuman tersebut adalah minuman berkafein, di
mana kafein mengandung diuretik yang bisa memicu Anda untuk buang air kecil.
Sembelit dan masalah ngompol ternyata ada kaitannya. Bila anak Anda sering buar air, siapa
tahu anak Anda juga punya masalah pada buang air besarnya. Menurut Cleveland Clinic,
sembelit bisa menyebabkan sering kencing pada anak.
Karena pada dasarnya posisi rektum(anus) berada di belakang kantung kemih. Ini bisa
memengaruhi siklus dan volume kencing beberapa anak. Maka dari itu, ada baiknya Anda
perhatikan juga siklus BAB anak, jika ditemukan indikasi sembelit ada baiknya Anda konsultasi
ke dokter.
Sebagai salah satu cara mengatasi ngompol, Anda bisa menerapkan jadwal rutin dan teratur pada
anak seperti berikut ini:
Minum lebih banyak di pagi dan sore hari dan kurangi di malam hari
Pergi ke kamar mandi secara teratur di siang hari
Pergi ke kamar mandi sebelum tidur
Lihat perkembangan ini dengan mencatat atau menulisnya di jurnal harian Anda. Jika belum
berhasil, ada baiknya Anda konsultasikan masalah anak ini ke dokter untuk diberi perawatan
lebih lanjut.