Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
Fakultas Teknik
1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
2
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Panas mengalir secara konduksi ke seluruh bagian batu kapur. Laju kalsinasi
batu kapur memiliki persamaan dengan reaksi yang dikendalikan oleh difusi.
Dengan ukuran dan bentuk butiran yang sama, semakin tinggi temperatur semakin
cepat proses dekomposisi. Waktu yang diperlukan dalam proses kalsinasi
bergantung pada ukuran dan bentuk dari butiran batu kapur. Dengan temperatur
Fakultas Teknik
3 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
4
yang sama semakin kecil ukuran semakin cepat proses kalsinasi, bentuk yang
bulat akan mempercepat proses kalsinasi.
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
5
Dari suatu padatan batu kapur (CaCO3) dihasilkan suatu padatan oksida kapur
bakar (CaO) dan gas karbondioksida. Dalam keadaan kesetimbangan didapatkan
suatu ketetapan kesetimbangan:
K=
CaOCO2 ......................................................................................(3)
CaCO3
dimisalkan aktifitas dari padatan adalah satu ( a = 1). Maka persamaan menjadi,
K = CO2 , gas dinyatakan dalam bentuk tekanan
K= PCO , jadi tetapan kesetimbangan dari reaksi kalsinasi batu kapur adalah PCO .
2 2
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
6
Panas tidak hanya bergerak kepermukaan tetapi juga berdifusi kedalam batu
kapur. Laju dari kalsinasi batu kapur sangat bergantung pada bentuk dan ukuran
dari butiran batu kapur serta temperatur dan lama pemanasan yang digunakan.
Semakin bulat bentuk butiran maka proses pemanasan akan semakin efektif
karena panas dapat berdifusi secara bebas dari segala sudut permukaan butir
sehingga distribusi panas merata dan reaksi kalsinasi dapat maksimal. Semakin
tinggi suhu maka waktu yang diperlukan untuk reaksi dekomposisi semakin cepat.
Arah difusi
d= 2 cm
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
7
ro r 3
3
ro
3
..............................................................................................(5)
r3
R 1 3
ro ......................................................................................................(6)
r ro 1 R 3 ........................................................................................... (7)
1
1 1 R 3
1 2kC
t
ro .............................................................. .........................(8)
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
8
BAB III
METODE PERCOBAAN
Data Literatur
Pembahasan
Pembahasan
Kesimpulan
Fakultas Teknik
8 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
9
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Hasil Kalsinasi Batu Kapur pada Temperatur 900OC selama 15 menit.
Berat (Gram)
Sampel PCO2
Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan
Bola
16,5 15 1,044
Kubus
30 29 1,044
Balok
4.2 Pembahasan
Dari ketiga data di atas, dapat dilihat bahwa terjadi kehilangan berat sampel
beberapa gram, itu dikarenakan senyawa air kristal dan karbondioksida yang
berikatan dengan kapur mengalami pemisahan dengan senyawa kapur.
Dalam kinetika reaksi kalsinasi dijelaskan bahwa, kalsinasi bergantung pada
ukuran, bentuk butiran batu kapur, waktu pemanasan dan temperatur pemanasan.
Panas yang dihasilkan oleh furnace mengalir secara konduksi ke seluruh
permukaan batu kapur, panas tersebut mempengaruhi ikatan atom-atom air kristal
yang berikatan dengan CaCO3. Semakin bulat bentuk butiran maka proses
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
10
11
pemanasan akan semakin efektif karena panas dapat berdifusi secara bebas dari
segala sudut permukaan butir sehingga distribusi panas merata dan reaksi
kalsinasi dapat maksimal. Semakin tinggi suhu maka waktu yang diperlukan
untuk reaksi dekomposisi semakin cepat.
Dengan adanya panas maka ikatan antar molekul dan senyawa menjadi
renggang akibat atom-atom yang menjadi aktif bergerak, ikatan kimia air kristal
batu kapur akan terlepas pada saat temperatur mencapai kritisnya. Menurut aspek
termodinamikanya, nilai PCO2 hanya bergantung pada variabel temperatur dan
berbanding lurus. Dengan bentuk butiran yang sama, semakin tinggi temperatur
semakin cepat proses dekomposisi. Semakin tinggi suhu maka waktu yang
diperlukan untuk reaksi dekomposisi semakin cepat.
Setelah ketiga sample tersebut selesai didinginkan dari muffle furnace
kemudian ditimbang dan dibandingkan selisih berat sample sebelum dan sesudah
pemanasan. Hal terakhir yang harus diamati yaitu ketiga sample tersebut dibelah
dengan menggunakan palu, kemudian terlihat butir – butir kristal yang
terperangkap di dalam sample tersebut.
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
12
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktikum Kalsinasi di Laboratorium Metalurgi I didapat
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sampel berbentuk bola lebih mudah bereaksi dibandingkan dengan sampel
berbentuk kubus atau prisma, hal ini ditunjukkan dengan nilai fraksi yang
bereaksi pada sampel bentuk bola memiliki nilai yang paling tinggi, dengan
catatan bahwa temperatur dan waktu proses kalsinasi dibuat sama untuk
semua jenis bentuk sampel.
2. Perbandingan pengurangan berat sampel terhadap berat awal memiliki nilai
paling besar pada sampel bentuk bola yaitu sebesar sehingga dapat dikatakan
bentuk bola lebih mudah bereaksi dibandingkan sampel dengan bentuk kubus
ataupun balok.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan untuk praktikum kalsinasi pada kesempatan
selanjutnya, yaitu membuat bentuk sampel batu kapur dengan benar sehingga
ukuran geometrinya dapat diukur dengan teliti dan menggunakan variasi waktu
agar praktikan dapat mengetahui pengaruhnya terhadap kehilangan berat setelah
proses kalsinasi. Untuk lebih memahami pemahaman tentang kalsinasi, maka
dapat juga dilakukan praktikum kalsinasi dengan jenis sampel yang berbeda,
selain batu kapur untuk menghilangkan kandungan karbonat, misalnya dengan
menggunakan sampel yang mengandung air kristal (hidrat) sehingga dapat
diketahui sampel jenis apa yang lebih cepat bereaksi dengan proses kalsinasi
dengan waktu dan temperatur tertentu.
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
12
13
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
13
14
LAMPIRAN
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
14
15
Bentuk bola,
Wo = Berat CaCO3 = 16,5 g
W = Berat CaO = 15 g
Wo W
R
Wo
R = 0,09
Wo W
R
Wo
R = 0,09
Wo W
R
Wo
R = 0,03
Wo W
R
Wo
R = 0,095
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
16
T = 900oC = 1173K
GTo 40.250 34,4T Kal mol
G o
PCO2 exp
RT
101,2
PCO2 exp PCO2 1.045atm
(1,987 )(1173)
3. Plot PCO2 terhadap temperatur?
Jawab :
Tabel 2. Data Plot Temperatur terhadap PCO2
Temperatur (oC) PCO2
900 1,044
900 1,044
900 1,044
1000
900
800
Temperature oC
700
600
500
400
300
200
100
0
SAMPLE 1 SAMPLE 2 SAMPLE 3
PCO2
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
17
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
18
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
19
K=
CaOCO2 ,dimisalkan aktifitas dari padatan adalah satu ( a = 1).
CaCO3
Maka persamaan menjadi :
K = CO2 , gas dinyatakan dalam bentuk tekanan
K= PCO , jadi tetapan kesetimbangan dari reaksi kalsinasi batu kapur
2
adalah PCO . 2
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
20
C. Kalsinasi
Kalsinasi adalah proses penghilangan air, karbon dioksida atau gas
lain yang mempunyai ikatan kimia dengan bijih sehingga akan didapat
produk yang bernama kalsin (CaO). Kalsinasi adalah thermal
treatment yang dilakukan terhadap bijih dalam hal ini batu kapur agar
terjadi dekomposisi dan juga untuk mengeleminasi senyawa yang
berikatan secara kimia dengan batu kapur yaitu karbon dioksida dan
air.
D. Roasting
Pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan
pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih).
Kegunaan Roasting adalah :
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
21
3. Tidak semua unsur yang ada di Alam terdapat dalam bentuk Oksida atau
Senyawa Murni. Ada juga membentuk Ikatan dengan Air Kristal. Hal ini
tidak diinginkan dalam industri karena akan membentukkan energi dan
biaya lebih besar lagi.Oleh karena itu, untuk menghilangkan Ikatan Air
Kristal pada Senyawa Karbonat dan Hidrat diadakan Proses Kalsinasi.
Contoh: MgCO3, CaCO3, MnCO3, FeCO3, Mg(OH)2.
Fakultas Teknik
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa