You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam fisika, kimia, dan teknik, fenomena perpindahan adalah salah satu dari
berbagai mekanisme dimana partikel atau kuantitas fisik berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tiga contoh umum fenomena perpindahan adalah difusi,konveksi,
dan radiasi. Tiga jenis utama fenomena perpindahan adalah perpindahan panas,
perpindahan massa, dan perpindahan momentum (dinamika fluida). Kejadian fisis
akan selalu dibarengi oleh berpindahnya satu atau lebih dari tiga besaran yang berikut:
massa, momentum dan energy (panas). Peristiwa perpindahan ini akan dijumpai dalam
semua operasi teknik kimia. Cabang ilmu yang disebut “peristiwa perpindahan”
mempelajari kejadian-kejadian fisis yang berlangsung selama suatu proses terjadi, dan
mencari suatu model matematis, yang dapat menggambarkan perubahan-perubahan
yang berlangsung dalam peristiwa itu.
Dengan menggunakan matematika diusahakan supaya perubahan-perubahan dalam
suatu peristiwa dapat dinyatakan dengan persamaan matematis. Usaha ini selalu di
awali dengan membuat suatu neraca, yaitu neraca massa,neraca momentum atau neraca
panas.
1.2. Rumusan Masalah
- Apa pengertia peristiwa perpindahan?
- Apa yang dimaksud dengan perpindahan panas, perpindahan massa dan
perpindahan momentum?
- Alat-alat apa saja yang berhubungan dengan perpindahan panas, perpindahan
massa dan perpindahan momentum?
1.3. Tujuan
- Mengetahui pengertian peristiwa perpindahan
- Mengetahui apa yang dimaksud dengan perpindahan panas, perpindahan massa
dan perpindahan momentum
- Mengetahui alat-alat apa saja yang berhubungan dengan perpindahan panas,
perpindahan massa dan perpindahan momentum

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Peristiwa Perpindahan


Dalam menghadapi perancangan alat proses, orang ingin mendapat gambaran
sejelas mungkin dari kejadian yang akan berlangsung dalam alat itu. Analisis system
teknik kimia akan mendapatkan gambaran atau perkiraan itu ia dapat memperoleh
keterangan-keterangan kualitatif dan semi-kuantitatif tentang proses itu. Keterangan-
keterangan ini akan berguna sekali dalam perancangan alat tadi.
Kejadian fisis akan selalu dibarengi oleh berpindahnya satu atau lebih dari tiga
besaran yang berikut : massa, momentum dan energy (panas). Peristiwa perpindahan ini
akan dijumpai dalam semua operasi teknik kimia. Cabang ilmu yang disebut “peristiwa
perpindahan” mempelajari kejadian-kejadian fisis yang berlangsung selama suatu
proses terjadi, dan mencari suatu model matematis, yang dapat menggambarkan
perubahan-perubahan yang berlangsung dalam peristiwa itu.
Dengan menggunakan matematika diusahakan supaya perubahan-perubahan
dalam suatu peristiwa dapat dinyatakan dengan persamaan matematis. Usaha ini selalu
di awali dengan membuat suatu neraca, yaitu neraca massa,neraca momentum atau
neraca panas. Neraca-neraca itu didasarkan atas ketiga hukum kekekalan:
“Bahwa massa,momentum dan energi (panas) tidak dapat musnah,
akan tetapi hanya berubah bentuk.”

Semua peristiwa menunjukkan adanya perubahan. Juga peristiwa perpindahan


memperlihatkan berubahnya besaran dan sifat fisis. Perubahan itu dinyatakan dengan
perbandingan diferensial sesuai dengan ilmu hitung diferensial. Dengan menggunakan
segala alat bantu, yang diuraikan diatas, maka ilmu “peristiwa perpindahan” bertujuan
menemukan fungsi matematis yang dapat menyatakan perubahan-perubahan dalam
peristiwa itu sebaik mungkin.
2.2. Perpindahan Proses
Dalam fisika, kimia, dan teknik, fenomena perpindahan adalah salah satu dari
berbagai mekanisme dimana partikel atau kuantitas fisik berpindah dari satu tempat ke
tempat lain. Tiga contoh umum fenomena perpindahan adalah difusi,konveksi, dan

2
radiasi. Tiga jenis utama fenomena perpindahan adalah perpindahan panas, perpindahan
massa, dan perpindahan momentum (dinamika fluida). Satu prinsip penting dalam
fenomena perpindahan adalah adanya analogi antar tiap fenomena. Sebagai contoh,
massa, energi, dan momentum semua dapat mengalami perpindahan secara difusi:
- Penyebaran atau disipasi bau di udara merupakan contoh difusi massa
- Konduksi panas pada bahan padat adalah contoh difusi panas
- Seretan (drag) yang dialami butiran hujan sewaktu jatuh dalam atmosfer adalah
contoh dari difusi momentum (butiran hujan kehilangan momentumnya ke udara
sekitar melalui tegangan kental, viscous stress, dan berkurang kecepatannya)
Perpindahan massa, energi, dan momentum juga dipengaruhi faktor-faktor luar:
- Disipasi atau pelesapan bau menjadi lebih lambat jika sumber bau tetap ada
- Laju pendinginan suatu zat padat yang menghantarkan panas tergantung pada apakah
sumber panas ada
- Gaya gravitasi yang bekerja terhadap butiran hujan melawan seretan yang
disebabkan udara sekitar
Semua pengaruh ini dijelaskan oleh persamaan perpindahan skalar generik.
Persamaan yang sama yang mengatur konveksi pada perpindahan panas dapat
diterapkan pada konveksi pada perpindahan massa. Sewaktu mempelajari problem
fenomena perpindahan yang kompleks, seseorang harus menggunakan mekanika
malaran (continuum mechanics) dan kalkulus tensor dan seringkali permasalahan
tersebut dapat dijelaskan dengan persamaan diferensial parsial.
Ada beberapa kesamaan pada persamaan perpindahan panas, momentum, dan massa
semuanya dapat dipindahkan dengan difusi:
- Massa: tersebarnya bau di udara merupakan contoh difusi massa.
- Panas: konduksi panas pada material padat merupakan contoh difusi panas.
- Momentum: drag yang dialami oleh tetesan air hujan di atmosfer merupakan
contoh difusi momentum.

3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Perpindahan Momentum


Pada perpindahan momentum transfer, fluida dibayangkan sebagai objek yang
terdistribusi kontinyu. Studi mengenai perpindahan momentum atau mekanika fluida
dapat dibedakan menjadi 2 cabang: statika fluida (fluida diam) dan dinamika fluida
(fluida bergerak).
Macam-macam aliran fluida :
- Aliran Laminar : bagian – bagian fluida bergerak melalui jalur – jalur yang sejajar
satu dengan yang lain dan tetap mengikuti alir
- Aliran Turbulen : terdapat banyak aliran bergolar ke samping meninggalkan arah alir
3.1.1 Dasar hukum perpindahan Momentum
Momentum merupakan produk dari adanya massa dan kecepatan dari sebuah
objek (dasar jika benda tidak memiliki kecepatan maka benda itu tidak memiliki
momentum). Untuk permasalahan transfer momentum bisa kita lihat pada sebuah aliran
di antara dua plat sejajar, dimana jarak antar plat adalah Y. plat terbawah digerakkan
dengan kecepatan V. pada saat fluida bergerak akan timbul momentum dengan arah
tegak lurus aliran, serta pada saat steady, distribusi kecepatan digambarkan sebagai
berikut :

Gambar 3.1 Distribusi kecepatan


Untuk yang biasanya digunakan pada textbook biasanya diganti F/A = τyx dimana
persamaan ini didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada arah x pada area tegak lurus
arah y (lebih mudah disebut dengan fluks momentum y ke arah x).lebih jauh lagi, untuk
V/Y juga diganti dengan –dvx/dy (kenapa bisa siganti begitu: ingat makna dari dvx/dy
adalah perubahan kecepatan searah dengan x (delta x) tiap y satuan (delta y).

4
Persamaan ini menyatakan bahwa shearing force per unit area (F/A) itu sebanding
dengan negative velocity gradient yang juga familiar dikenal sebagai Hukum Newton
untuk viskositas. Hukum newton untuk viskositas ini akan mendasari kita dalam
pengerjaan berbagai persoalan transfer momentum. Di dalam fluida yang mengalir ada
2 jenis perpindahan momentum :
- Perpindahan momentum secara molekuler. Perpindahan momentum yang
ditimbulkan karena gaya tarik menarik antar – molekul
- Perpindahan momentum secara konveksi. Perpindahan momentum karena aliran
massa
Ketika fluida bergerak pada arah x paralel dengan permukaan solid, fluida
tersebut memiliki momentum pada arah-x dengan konsentrasi υxρ. Dengan difusi acak
molekul maka ada perpindahan molekul pada arah-z. Maka momentum pada arah-x
berpindah ke arah-z dari lapisan yang bergerak lebih cepat ke lapisan yang bergerak
lebih lambat. Persamaan perpindahan momentum menurut Hukum Newton tentang
Viskositas dapat ditulis sebagai berikut:

3.2. Perpindahan Energi Panas


Transfer energi panas biasanya terjadi pada banyak proses kimia dan proses
lainnya. Transfer panas seringkali terjadi dalam bentuk kombinasi diantara berbagai unit
operasi, seperti pengeringan kayu atau makanan, pembakaran bahan bakar, dan
evaporasi. Transfer energi terjadi karena perbedaan temperatur dan aliran panas dari
temperatur yang tinggi ke yang rendah.
Dalam termodinamika, panas didefinisikan sebagai energi yang terkandung
dalam batasan sistem, dan energi tersebut mengalir karena perbedaan temperatur anatara
siatem dengan lingkungan. Hukum kedua termodinamika panas selalu mengalir
melewati batasan sistem menuju temperatur yang lebih rendah. Akan tetapi
termodinamika tidak menjelaskan bagaimana energi panas tersebut ditransfer. Ini adalah
tugas dari perpindahan panas untuk menjelaskannya. Terdapat tiga macam jenis
perpindahan panas, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
A. Perpindahan energi panas konduksi

5
Perpindahan ini dapat terjadi pada benda padat, cair, maupun gas. Laju
perpindahan kalor melalui konduksi dapat dihitung secara makroskopik berdasarkan
Hukum Fourier.
Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari misalnya, ketika kita membuat kopi atau
minuman panas, lalu kita mencelupkan sendok untuk mengaduk gulanya. Biarkan
beberapa menit, maka sendok tersebut akan ikut panas. Panas dari air mengalir ke
seluruh bagian sendok. Atau contoh lain misalnya saat kita membakar besi logam dan
sejenisnya. Walau hanya salah satu ujung dari besi logam tersebut yang dipanaskan,
namun panasnya akan menyebar ke seluruh bagian logam sampai ke ujung logam yang
tidak ikut dipanasi. Hal ini menunjukkan panas berpindah dengan perantara besi logam
tersebut.
B. Perpindahan energi panas radiasi
Perpindahan panas radiasi adalah pengetahuan mengenai transfer energi dalam
bentuk gelombang elektromagnetik. Tidak seperti perpindahan konduksi, gelombang
elektromagnetik tidak memerlukan medium untuk perambatan energinya. Oleh karena
kemampuannya merambat di ruangan vakum, radiasi panas menjadi dominan pada
transfer panas di ruang hampa dan di luar angkasa
Sebagai contoh, ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan
merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun,
kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung.
Dalam kedua peristiwa di atas, terjadi perpindahan panas yang dipancarkan oleh asal
panas tersebut sehingga disebut dengan Radiasi.
C. Perpindahan energi panas konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena perpindahan zat. Peristiwa konveksi
(aliran zat) terjadi pada perubahan suhu suatu zat. Zat cair atau gas yang terkena panas
molekul-molekulnya bertambah besar dan beratnya tetap, sehingga akan bergerak ke
atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti oleh gerakan zat lain secara terus-menerus
sehingga terjadi aliran zat karena panas. Dari peristiwa aliran inilah, maka panas dapat
merambat secara konveksi.
Contoh ketika kita memanaskan air menggunakan kompor, kalor mengalir dari
nyala api (suhu lebih tinggi) menuju dasar wadah (suhu lebih rendah). Karena mendapat
tambahan kalor, maka suhu dasar wadah meningkat. Ingat ya, yang bersentuhan dengan

6
nyala api adalah bagian luar dasar wadah. Karena terdapat perbedaan suhu, maka kalor
mengalir dari bagian luar dasar wadah (yang bersentuhan dengan nyala api) menuju
bagian dalam dasar wadah (yang bersentuhan dengan air). Suhu bagian dalam dasar
wadah pun meningkat. Karena air yang berada di permukaan wadah memiliki suhu
yang lebih kecil, maka kalor mengalir dari dasar wadah (suhu lebih tinggi) menuju air
(suhu lebih rendah).
3.3. Perpindahan Massa
Perpindahan massa adalah perpindahan massa dari satu lokasi, biasanya berupa
aliran, fasa, fraksi, atau komponen, ke lokasi lainnya. Perpindahan massa muncul pada
banyak proses, seperti absorpsi, evaporasi, adsorpsi, pengeringan, presipitasi, filtrasi
membran, dan distilasi.
Perpindahan massa digunakan oleh berbagai ilmu sains untuk proses dan
mekanisme yang berbeda-beda, namun frasa ini banyak digunakan pada ilmu teknik
untuk proses fisika yang melibat kandifusi molekuler dan transport konveksi suatu
speses kimia dalam sistem.
Beberapa contoh sederhana proses perpindahan massa adalah evaporasi air ke
atmosfer, penjernihan darah pada ginjal dan liver, serta distilasi alkohol. Pada prose
industri, operasi perpindahan massa termasuk pemisahan komponen kimia pada
kolom distilasi, adsorber seperti scrubber, adsorber seperti activated carbon bed, dan
ekstraksi liquid-liquid. Perpindahan massa pada umumnya digabungkan dengan proses
perpindahan untuk penerapannya seperti pada menara pendingin industri. Ketika
sistem berisi 2 atau lebih komponen yang konsentrasinya berbeda-beda antar titik,
ada kecenderungan alami dari massa untuk berpindah, untuk meminimalkan perbedaan
konsentrasi dalam sistem. Perpindahan massa dalam sistem dijelaskan oleh Hukum
pertama Fick: 'Difusi fluks dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah berbanding
lurus dengan gradien konsentrasi substansi dan difusivitas substansi pada medium.'
Perpindahan massa dapat berlangsung karena ada perbedaan driving force. Beberapa
diantaranya adalah:
- Massa dapat berpindah akibat gradien tekanan (difusi tekanan)
- Difusi gata muncul akibat gerak beberapa gaya luar

7
- Difusi disebabkan oleh gradien temperatur (difusi termal) Dapat dibandingkan
dengan Hukum Fourier mengenai konduksi panas: dengan D adalah konstanta
difusivitas.

Macam- macam jenis transfer massa ( difusi ) pada campuran biner :


- Difusi Molekuler
- Difusi antar 2 fase satu film ( difusi dalam aliran turbulen)
- Difusi antar fase dua film
3.4. Contoh Alat yang Megalami Fenomena Perpindahan
A. Solar Dryer
Pengering tenaga surya (solar dryer) adalah cara pengeringan dengan
memanfaatkan energi matahari menggunakan kolektor sebagai penyerap panas yang
menjadikan penggunaan energi matahari yang lebih maksimal.
Sistem pengering tenaga surya terdiri dari dua bagian utama yaitu kolektor surya
dan ruang pengering. Kolektor matahari merupakan sebuah alat yang mampu menyerap
sinar radiasi matahari, sehingga dapat memanaskan udara yang ada di dalam ruang
kolektor tersebut. Panas di dalam ruang kolektor dapat digunakan untuk berbagai
keperluan salah satunya adalah untuk pengeringan di dalam bidang pertanian dan
lainya. Penyerapan energi radiasi surya memerlukan peralatan khusus yang terdiri dari
dua macam yaitu pengumpul pelat datar dan pengumpul konsentrator. Berdasarkan dari
media pembawa energi panas, kolektor dibagi menjadi kolektor fluida (air dan minyak)
dan kolektor udara.

8
Solar Dryer

Cara kerja Solar Dryer adalah sebagai berikut:


Bahan yang ingin dikeringkan dimasukkan ke dalam bilik yang berada pada ketinggian
tertentu dari permukaan tanah. Udara sekitar masuk melalui saluran yang dibuat lebih
rendah daripada bilik pemanasan dan secara otomatis terpanaskan oleh sinar matahari
secara konveksi pada saat udara tersebut mengalir menuju bilik pemanasan. Udara yang
telah terpanaskan oleh sinar matahari kemudian masuk kedalam bilik pemanas dan
memanaskan bahan makanan. Pengeringan bahan makanan jadi lebih efektif karena
pemanasan yang terjadi berasal dari dua arah, yaitu dari sinar matahari secara langsung
(radiasi) dan aliran udara panas dari bawah.
Beberapa kekurangan dan kelebihan solar dryer dibandingkan dengan sun drying.
Kekurangan dari solar dryer adalah sebagai berikut:
- Solar dryer mahal pada investasi awal
- Solar dryer cenderung rumit untuk kalangan awam sehingga dibutuhkan training
untuk pemakaiannya
- Solar dryer tidak dibuat untuk jangka waktu pemakaian yang sangat lama
- Produsen umumnya mengurangi sedikit kualitas produknya dibandingkan harus
investasi mahal untuk peningkatan kualitas yang tidak terlalu besar.

9
Adapun kelebihan solar dryer dibandingkan sun dryer adalah sebagai berikut:
- Temperature pengeringan yang lebih tinggi
- Kelembapan yang rendah pada udara pengering dan aliran udara yang lebih baik
menghasilkan laju pengeringan yang lebih cepat
- Tertutup dari lingkungan sekitar jadi tidak terkontaminasi debu, serangga atau
pengganggu lainnya
- Temperatur tinggi memungkinkan untuk membunuh mikroorganisme
- Material untuk membuat solar dryer mudah untuk dicari
- Laju pengeringan yang cepat menghasilkan produksi yang lebih banyak.
B. Fluidized Bed Spray Dryer
1. Pengertian
Pengeringan hamparan terfluidisasi (Fluidized Bed Spray Drying) adalah
proses pengeringan dengan memanfaatkan aliran udara panas dengan
kecepatan tertentu yang dilewatkan menembus hamparan bahan sehingga
hamparan bahan tersebut memiliki sifat seperti fluida.
2. Prinsip Kerja
Metode pengeringan fluidisasi digunakan untuk mempercepat proses
pengeringan dan mempertahankan mutu bahan kering. Pengeringan ini banyak
digunakan untuk pengeringan bahan berbentuk partikel atau butiran, baik untuk
industri kimia, pangan, keramik, farmasi, pertanian, polimer dan limbah.
Proses pengeringan dipercepat dengan cara meningkatkan kecepatan aliran
udara panas sampai bahan terfluidisasi. Dalam kondisi ini terjadi
penghembusan bahan sehingga memperbesar luas kontak pengeringan,
peningkatan koefisien perpindahan kalor konveksi, dan peningkatan laju difusi
uap air. Kecepatan minimum fluidisasi adalah tingkat kecepatan aliran udara
terendah dimana bahan yang dikeringkan masih dapat terfluidisasi dengan baik,
sedangkan kecepatan udara maksimum adalah tingkat kecepatan tertinggi
dimana pada tingkat kecepatan ini bahan terhembus ke luar ruang pengering.

10
Gambar 2.1. Rangkaian Alat Fluidized Bed Spray Dryer
Fluidisasi tercapai apabila kecepatan aliran udara lebih besar dari kecepatan
minimum fluidisasi. Selama proses pengeringan apabila kecepatan aliran udara
ditingkatkan, tekanan static udara pengering meningkat dan bahan yang
dikeringkan akan terangkat sampai ketinggian tertentu dan menyebabkan bahan
terfluidisasi. Pada kondisi ini bahan teraduk secara merata dan bantalan udara
yang menyangga bahan pada ketinggian tertentu disebut dalam keadaan
fluidisasi minimum. Jika batas fluidisasi minimum terlampaui maka akan
terbentuk bantalan gelembung udara yang mengakibatkan terjadinya letupan-
letupan udara pada permukaan lapisan, hal ini terjadi terus menerus.
Kelembaban adalah suatu istilah yang berkenaan dengan kandungan air di
dalam udara. Udara dikatakan mempunyai kelembaban yang tinggi apabila uap
air yang dikandungnya tinggi, begitu juga sebaliknya. Secara matematis,
kelembaban dihubungkan sebagai rasio berat uap air di dalam suatu volume
udara dibandingkan dengan berat udara kering (udara tanpa uap air) di dalam
volume yang sama.
Proses perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena suhu bahan lebih
rendah daripada suhu udara pengering yang dialirkan di sekelilingnya. Udara
panas yang dialirkan ini akan meningkatkan suhu bahan dan menyebabkan
tekanan uap air bahan menjadi lebih tinggi daripada tekanan uap air di udara,
sehingga terjadi perpindahan massa uap air dari bahan ke udara.
Apabila tekanan parsial uap air dalam bahan ternyata lebih besar daripada
tekanan parsial udara sekitarnya, maka uap air akan mengalir dari dalam bahan.
Sebaliknya, apabila tekanan parsial uap air di luar bahan lebih tinggi, maka uap

11
air akan mengalir masuk ke dalam bahan, maka disinilah terjadinya
perpindahan
massa karena berkurangnya kandungan air di dalam bahan yang terbawa oleh
udara panas yang berada di sekeliling bahan. Dan apabila tekanan parsial uap
air di dalam bahan sama besarnya dengan tekanan parsial uap di luar bahan
maka dalam keadaan demikian tidak akan terjadi pergerakan uap air serta
dalam keadaan demikian ini terjadi “moisture equilibrium content” atau kadar
air yang seimbang. Pada saat berlangsungnya proses pengeringan, laju
perpindahan kalor dapat dihubungkan dengan laju perpindahan massa uap air
ke udara. Proses pengeringan tidak dapat berlangsung dalam suatu waktu
sekaligus, namun diperlukan adanya waktu istirahat (tempering time), yaitu
waktu yang dibutuhkan oleh seluruh air di dalam bahan untuk mencapai
keseimbangannya.
Bahan yang akan dimasukkan dalam Fluidized Bed Spray Drier harus
dihomogenisasikan terlebih dahulu agar ukuran droplet yang dihasilkan
seragam dan tidak terjadi penyumbatan atomizer. Homogenisasi dilakukan
dengan cara pengadukan, maka disinilah terjadinya perpindahan momentum,
selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa ring/wheel dengan
lubang-lubang kecil yang berputar. Atomization merupakan proses
pembentukan droplet, dimana bahan cair yang akan dikeringkan dirubah
ukurannya menjadi partikel (droplet) yang lebih halus. Tujuan dari atomizer ini
adalah untuk memperluas permukaan sehingga pengeringan dapat terjadi lebih
cepat. Pada Industri makanan, luas permukaan droplet setelah melalui atomizer
adalah mencapai 1-400 mikrometer.
3. Kelebihan dan kekurangan Fluidized Bed Spray Dryer
Kelebihan
- Aliran bahan yang menyerupai fluida mengakibatkan bahan bergerak
sehingga otomatis memudahkan operasinya.
- Pencampuran atau pengadukan bahan menyebabkan kondisi bahan hampir
mendekati isothermal.
- Pengering tipe fluidisasi cocok untuk skala besar.

12
- Laju perpindahan kalor dan laju perpindahan massa uap air antara udara
pengering dan bahan sangat tinggi dibandingkan dengan pengering metode
kontak yang lain.
Kekurangan
- Membutuhkan energi listrik yang besar disebabkan kecepatan udara yang
tinggi.
Terjadi fluidisasi heterogen, yaitu partikel-partikel padat tidak terpisah secara
sempurna.
C. Reaktor Nuklir
1. Pengertian
Reaktor nuklir merupakan tempat berlangsungnya reaksi fisi yang
235
dihasilkan dari interaksi neutron dengan 92U. Proses fisi diawali dari gerakan
neutron termal menumbuk inti 235
92U yang menyebabkan inti atom menjadi tidak

stabil dan kehilangan bentuknya, kemudian menjadi unsur-unsur yang lebih


kecil sambal melepaskan tenaga dalam bentuk panas dan membebaskan 2-3
neutron baru.
2. Prinsip kerja
Atom adalah unsur kimia terkecil yang merupakan komponen penyususn
berbagai benda yang ada di sekitar kita. Meskipun ukurannya sangat kecil dan
tidak dapat terlihat dengan mata namun atom menyimpan energi potensilan
yang sangat besar. Cara mengubah energi yang tersimpan di dalam atom
menjadi energi listrik yang dapat digunakan oleh manusia?. Agar dapat
mengubah energi yang tersimpan di dalam atom menjadi energi listrik maka
kita perlu membangun reaktor nuklir. Reaktor nuklir pada dasarnya terdiri dari
beberapa komponen inti yaitu Fuel bundle (bahan bakar), Control Rod (tangki
kontrol), dan Coolant (cairan pendingin). Mayoritas reaktor nuklir
dimanfaatkan sebagai pembangkit litrik yang menggunakan uranium sebagai
bahan bakar, uranium yang berasal dari pabrik pengolahan bisanya berbentuk
silinder yang ukurannya setara dengan ruas jari orang dewasa. Satu silinder
uranium ini memiliki energi potensial yang setara dengan 800 kg batu bara atau
560 liter minyak bumi. Silinder- silinder uranium yang disebut sebagai fule
pellets kemudian disusun menjadi Fuel Rod dan Fuel Rod disusun menjadi fuel

13
bundle. Fuel bundle inilah yang kemudian dimasukkan ke dalam reaktor.
Setelah reaktor reaktor terisi dengan Fuel Bundle maka tahap selanjutnya
adalah memulai reaksi nuklir dengan menembakkan neutron melalui neutron
generator. Neutron yang ditembakkan kemudian akan menabrak nukleus atau
inti atom uranium dan membuat uranium tersebut menjadi tidak stabil. Atom
uranium yang tidak stabil kemudian akan terbelah menjadi dua atom yang lebih
ringan. Terbelahnya nukleus atom disebut juga sebagai reaksi fisi. Selain
menghasilkan dua atom yang lebih ringan, reaksi fisi juga melepaskan 3
neutron bebas, energi panas, serta radiasi alpha, beta, dan gamma. 3 neutron
bebas yang dihasilkan dari reaksi awal akan menabrak atom-atom uranium
disekitarnya hingga akhirnya terjadilah reaksi nulklir berantai atau yang sering
disebut Nuclear Chain Reaction. Apabila tingkat reaksi fisi tidak diatur dan
Fuel Bundle tidak didinginkan maka dalam waktu sangat singkat inti reaktor
pun akan mencapai suhu yang amat sangat tinggi. Inilah kenapa pada inti
reaktor terdapat dua komponen penting selain Fuel Bundle yaitu Control Rod
dan Coolant. Control Rod berfungsi untuk mengatur jumlah reaksi nuklir yang
terjadi di dalam inti reaktor dengan cara menangkap neutron- neutron bebas
yang dihasilkan dari reaksi fisi. Semakin banyak neutron yang ditangkap oleh
Control Rod maka semakin sedikit juga reaksi fisi yang bisa terjadi. Sebaliknya
apabila Control Rod ditarik maksimal maka neutron-neutron hasil reaksi fisi
akan bebas bergerak dan jumlah reaksi nuklir pun akan meningkat. Sementara
itu, air yang berfungsi sebagai cairan pendingin akan mendinginkan Fuel
Bundle dan menjaga agar suhu reaktor tetap berada di tingkat yang aman.
Karena tingginya suhu di inti reaktor, air ini lama- kelamaan akan mendidih
dan menjadi uap bertekanan tinggi. Maka disinilah reaktor mulai berperan
dalam rangkaian produksi listrik. Air yang dipanaskan di dalam reaktor dan
berubah menjadi uap bertekanan tinggi kemudian disalurkan ke turbin.
Tekanan uap yang sangat tinggi akan menggerakkan turbin yang tersambung
generator. Perputaran generator inilah yang akhirnya menghasilkan energi
listrik, sementara itu uap yang keluar dari turbin akan masuk kedalam
kondensor dan mengembun kembali ke bentuk cair. Air yang terkumpul di
kondensor kemudian akan dipompa kemabli ke inti reaktor dan siklus ini akan

14
terus berjalan seiring dengan berjalannya reaksi nulkir di dalam inti reaktor dan
siklus ini akan terus berjalan seiring dengan berjalannya reaksi nuklir di dalam
inti reaktor.
3. Reaksi fisi
Reaksi fisi terjadi antara neutron dengan inti uranium sehingga terjadi fragmen
inti-inti atom disertai pembebasan energi. Energi pembelahan darin satu inti
atom adalah sekitar 200 MeV. Neutron-neutron baru hasil fisi mengalami
proses perlambatan dalam media moderator dan menjadi neutron termal.
Sebagian inti majemuk yang dihasilkan pada reaksi pembelahan bersifat tidak
stabil dan mengalami peluruhan radioaktif menuju inti yang lebih stabil.
Contoh reaksi fisi nuklir dan gambar reaksi fisi sebagai berikut:

Pada gambar berikut disajikan reaksi fisi:

Gambar 3.2 Reaksi Fisi


4. Reaksi fisi berantai
Proses yang terjadi pada reaksi fisi berantai adalah inti menangkap neutron
kemudian membelah menjadi inti baru sambil melepaskan energi dan 3 neutron
baru, neutron baru mengalami proses moderasi di dalam moderator menjadi
neutron termal. Neutron tersebut berdifusi dalam medium bahan bakar sebelum
mengalami kemungkinan bereaksi dengan inti lainnya.
Pada setiap reaksi fisi dihasilkan dua inti baru, dua atau tiga neutron baru dan
sejumlah energi panas. Inti-inti baru terbentuk besifat tidak stabil (radioaktif).
Untuk menjadi stabil inti-inti tersebut meluruh dengan memancarkan sinar-
sinar maupun partikel. Inti-inti baru yang muncul sebagai hasil fisi ini disebut
petilan fisi (fragmen fisi) dan biasanya mempunyai

15
5. Perpindahan kalor
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan dan
energi tidak dapat dimusnahkan. Energi hanya mengalami perubahan bentuk.
Sebagai contoh energi gerak yang dilakukan oleh sebuah motor dapat berubah
menjadi kalor, dan sebagainya. Dalam hal ini perpindahan kalor dapat melalui
3 cara, yaitu:ukuran tidak sama.
a. Pancaran (radiasi)
Pancaran (radiasi) adalah perpindahan kalor melalui gelombang dari suatu
zat ke zat yang lain. Semua benda memancarkan kalor. Keadaan ini baru
terbukti setelah suhu meningkat. Pada hakekatnya proses perpindahan ka1or
radiasi terjadi dengan perantaraan foton dan juga gelombang elektromagnet.
Pada radiasi panas, panas diubah menjadi gelombang elektromagnetik yang
merambat tanpa melalui ruang media penghantar. Jika gelombang tersebut
mengenai suatu benda, maka gelombang dapat mengalami transisi
(diteruskan), refleksi (dipantulkan), dan absorpsi (diserap) dan menjadi
kalor.
b. Hantaran (konduksi)
Konduksi thermal pada logam - logam padat terjadi akibat gerakan elektron
yang terikat dan konduksi thermal yang mempunyai hubungan dengan
konduktivitas listrik. Pemanasan pada logam berarti pengaktifan gerakan
molekul, sedangkan pendinginan berarti pengurangan gerakan molekul.
c. Aliran (konveksi)
Perpindahan panas secara konveksi adalah peristiwa berpindahnya kalor
dalam suatu medium yang disertai dengan perpindahan partikel mediumnya.
Sebagai contoh, suatu permukaan logam dengan fluida.
6. Bagian- bagian Reaktor Nulklir beserta Prinsip Kerja
Reaktor adalah suatu alat proses dimana terjadinya suatu reaksi berlangsung,
baik itu reaksi kimia ataupun reaksi nuklir yang terkendali. Reaktor terbagi
dalam dua jenis, yaitu reaktor nuklir fisi (pembelahan) dan reaksi fusi
(penggabungan). Semua proses reaksi akan berlangsung di dalam teras reaktor
yang merupakan tempat berlangsungnya reaksi nuklir.

16
Gambar 2.3. Rangkaian Reaktor Nuklir
Semua reaktor atom tersebut memiliki lima komponen dasar yang sama, yaitu:
1. Elemen bahan bakar
2. Moderator netron
3. Batang kendali
4. Pendingindan
5. Perisai beton
6. Reflektor: untuk mengendalikan laju pembelahan
7. Perangkat bejana dan perisai reaktor
8. Perangkat penukar panas
Komponen No. 1 s/d 6 berada pada suatu lokasi yang disebut “Teras Reaktor”,
yaitu suatu tempat dimana reaksi berantai tersebut berlangsung
1. Bahan Bakar Nuklir
Terdapat dua jenis bahan bakar nuklir, yaitu:
a. Bahan Fisil: suatu unsur/atom yang langsung dapat memberikan reaksi
233 235
pembelahan apabila dirinya menangkap neutron. Contoh: 92U , 92U ,
239
94Pu , 94Pu241
b. Bahan Fertil: suatu unsur/atom yang setelah menangkap neutron tidak
dapat langsung membelah, tetapi membentuk bahan fisil.
2. Bahan Moderator
Syarat bahan moderator:
a. atom dengan nomor massa kecil.
b. memiliki tampang lintang serapan neutron yang kecil.
17
c. Memiliki tampang lintang hamburan yang besar.
d. Memiliki daya hantar panas yang baik.
e. Tidakkorosif. Contoh: H2O, D2O, grafit, berilium, dll.
3. Pendingin Reaktor
Pendingin reaktor berfungsi sebagai sarana pengambilan panas hasil fisi dari
dalam elemen bakar untuk dipindahkan/dibuang ke tempat lain/lingkungan
melalui perangkat penukar panas. Bahanyang baik sebagai pendingin adalah
fluida yang koefisien perpindahan panasnya sangat bagus, memiliki
tampang lintang serapan neutron yang kecil, dan tampang lintang hamburan
yang besar serta tidak korosif. Contoh: H2O, D2O, Na cair, gas He dll.
4. Batang Kendali Reaktor
Batang kendali berfungsi sebagai pengendali jalannya operasi reaktor agar
laju pembelahan/populasi neutron di dalam teras reaktor dapat diatur sesuai
dengan kondisi operasi yang dikehendaki. Selainitu, juga berfungsi untuk
memadamkan reaktor/menghentikan reaksi pembelahan. Bahan batang
kendali: Boron, Cadmium, Gadolinium, dll
5. Perangkat Detektor
Detektor adalah komponen penunjang yang mutlak diperlukan di dalam
reaktor nuklir. Semua informasi tentang kejadian fisis di dalam teras
reaktor, yang meliputi popularitas neutron, laju pembelahan, suhu dan lain-
lain hanya dapat dilihat melalui detektor yang dipasang di dalam teras.
6. Reflektor
Neutron yang keluar dari pembelahan bahan fisil, berjalan dengan
kecepatan ke segala arah. Karena tidak bermuatan listrik maka gerakan
neutron bebas menembus medium dan tidak berkurang bila tidak menembus
inti atom medium. Sebagian neutron tersebut dapat lolos keluar teras reactor
atau dari sistem. Kondisi demikian merugikan. Contoh berilium, grafit, H2O
dan D2O.
7. Bejana dan Perisai Reaktor
Bejana/tangki reaktor berfungsi untuk menampung fluida pendingin agar
teras reaktor selalu terendam didalamnya. Bejana tersebut harus kuat
menahan beban dan tidak korosif bila berinteraksi dengan pendingin atau

18
benda lain di dalam teras. Contoh bahan bejana reaktor: Aluminium dan
Stainless stell. Perisai reaktor berfungsi untuk
menahan/menghambat/menyerap radiasi yang lolos dari teras reaktor agar
tidak menerobos keluar sistem reaktor. Padaumumnyaperisaiyang
digunakanadalahlapisanbetonberat.
8. Perangkat Penukar Panas
Perangkat penukar panas (Heat Exchanger) merupakan komponen
penunjang yang berfungsi sebagai sarana pengalihan panas dari pendingin
primer, yang menerima panas dari elemen bakar, untuk diberikan pada
fluida pendingin yang lain (sekunder). Dengan sistem pengambilan panas
tesebut maka integritas komponen teras akan selalu terjamin. Pada jenis
reaktor tertentu, terutama PLTN heat exchanger juga berfungsi sebagai
fasilitas pembangkit uap.

19
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Peristiwa perpindahan meliputi tiga perpindahan yaitu :
1. Perpindahan momentum
2. Perpindahan energi panas
3. Perpindahan massa
Perpindahan momentum adalah semua kejadian yang menyangkut aliran atau
gerakan fluida.Transfer energi panas biasanya terjadi pada banyak proses kimia dan
proses lainnya. Transfer panas seringkali terjadi dalam bentuk kombinasi diantara
berbagai unit operasi, seperti pengeringan kayu atau makanan, pembakaran bahan
bakar, dan evaporasi. Transfer energi terjadi karena perbedaan temperatur dan aliran
panas dari temperatur yang tinggi ke yang rendah.
Perpindahan massa adalah perpindahan massa dari satu lokasi, biasanya berupa
aliran, fasa, fraksi, atau komponen, ke lokasi lainnya. Perpindahan massa muncul pada
banyak proses, seperti absorpsi, evaporasi, adsorpsi, pengeringan, presipitasi, filtrasi
membran, dan distilasi. Perpindahan massa digunakan oleh berbagai ilmu sains untuk
proses dan mekanisme yang berbeda-beda, namun frasa ini banyak digunakan pada ilmu
teknik proses fisika yang melibatkan difusi molekuler dan transport konveksi suatu
spesies kimia dalam sistem.
Pengering tenaga surya (solar dryer) adalah cara pengeringan dengan
memanfaatkan energi matahari menggunakan kolektor sebagai penyerap panas yang
menjadikan penggunaan energi matahari yang lebih maksimal.
Sistem pengering tenaga surya terdiri dari dua bagian utama yaitu kolektor surya
dan ruang pengering. Kolektor matahari merupakan sebuah alat yang mampu menyerap
sinar radiasi matahari, sehingga dapat memanaskan udara yang ada di dalam ruang
kolektor tersebut. Panas di dalam ruang kolektor dapat digunakan untuk berbagai
keperluan salah satunya adalah untuk pengeringan di dalam bidang pertanian dan
lainya. Penyerapan energi radiasi surya memerlukan peralatan khusus yang terdiri dari
dua macam yaitu pengumpul pelat datar dan pengumpul konsentrator. Berdasarkan dari

20
media pembawa energi panas, kolektor dibagi menjadi kolektor fluida (air dan minyak)
dan kolektor udara.
Contoh alat pertama yang mengalami ketiga perpindahan tersebut adalah
Fluidized Bed Spray Dryer dimana proses perpindahan kalor secara konveksi terjadi
karena suhu bahan lebih rendah daripada suhu udara pengering yang dialirkan di
sekelilingnya. Udara panas yang dialirkan ini akan meningkatkan suhu bahan dan
menyebabkan tekanan uap air bahan menjadi lebih tinggi daripada tekanan uap air di
udara, sehingga terjadi perpindahan massa uap air dari bahan ke udara. Apabila tekanan
parsial uap air dalam bahan ternyata lebih besar daripada tekanan parsial udara
sekitarnya, maka uap air akan mengalir dari dalam bahan. Sebaliknya, apabila tekanan
parsial uap air di luar bahan lebih tinggi, maka uap air akan mengalir masuk ke dalam
bahan, maka disinilah terjadinya perpindahan massa karena berkurangnya kandungan
air di dalam bahan yang terbawa oleh udara panas yang berada di sekeliling bahan.
Homogenisasi dilakukan dengan cara pengadukan, maka disinilah terjadinya
perpindahan momentum, selanjutnya bahan dialirkan kedalam atomizer berupa
ring/wheel dengan lubang-lubang kecil yang berputar.
Contoh alat kedua yang mengalami ketiga perpindahan tersebut adalah reaktor
nuklir, dimana neutron yang ditembakkan kemudian akan menabrak nukleus atau inti
atom uranium dan membuat uranium tersebut menjadi tidak stabil. Atom uranium yang
tidak stabil kemudian akan terbelah menjadi dua atom yang lebih ringan inilah yang
disebut perpindahan momentum, terbelahnya nukleus atom disebut juga sebagai reaksi
fisi. Selain menghasilkan dua atom yang lebih ringan, reaksi fisi juga melepaskan 3
neutron bebas, energi panas, serta radiasi alpha, beta, dan gamma disinilah terjadinya
perpindah panas secara koveksi dan radiasi, karena tingginya suhu di inti reaktor, air ini
lama- kelamaan akan mendidih dan menjadi uap bertekanan tinggi. Maka disinilah
reaktor mulai berperan dalam rangkaian produksi listrik. Air yang dipanaskan di dalam
reaktor dan berubah menjadi uap bertekanan tinggi kemudian disalurkan ke turbin
disinilah terjadinya perpindahan massa.

21
DAFTAR PUSTAKA

"Thomas, William J. "Introduction to Transport Phenomena." Prentice Hall: Upper


Saddle River, NJ, 2000.
Douglas, J.M.,1988,”Conceptual Design of Chemical Processes”
Jurnal Sudaryatno Sudirham dan Ning Utari, Mengenal sifat- sifat material
Sherwood, T.k., R.L. Pigrof dan C.R Wilke, “mass Transfer,” McGrow-hill, New York,
1975.
Singh, R. Paul., and Heldman ,D.R . 2001 . Introduction to food engineering 3 rd
edition. Academi press. California. USA
Welty, James R.; Wicks, Charles E.; Wilson, Robert Elliott (1976). Fundamentals of
momentum, heat, and mass transfer (2 ed.). Wiley.
Indriani, Irma., dkk. 2009. Pembuatan Fluidized Bed Dryer Untuk Pengeringan Benih
Pertanian Secara Semi Batch. Surakarta: Program Studi D3 Teknik Kimia
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Whitman, W.G.: Chem and Met Eng. 1923 Wilke ,C.R., dan P. Chang; AIChe J., 1955
http://mastugino.blogspot.co.id/2012/07/perpindahan-panas.html
http://profarizhidayat.blogspot.co.id/2013/05/newtons-law-of-viscosity-dasar-
hukum.html
http://nopput.blogspot.co.id/2012/10/panas-dan-hukum-pertama-termodinamika.html
http://www.pustakasekolah.com/hukum-kekekalan-energi.html#_
http://pembelajaranfisikauny.blogspot.co.id/2012/12/hukum-
kekekalanmomentum_4.html

22
PERTANYAAN DAN JAWABAN

Pertanyaan:
1. Bagaimana ciri-ciri feed yang dapat masuk ke alat Fluidized Bed Dryer?
2. Dimanakah terjadinya perpindahan momentum, panas dan massa pada Reaktor
Nuklir?
Jawaban:
1. Bahan yang dapat menjadi feed pada alat tersebut adalah granular basah yang kadar
airnya sedikit, karena alat ini tidak efektif untuk feed yang lengket, memiliki kadar
air tinggi dan abrasive.
2. Fenomena perpindahan tersebut terjadi dimana neutron yang ditembakkan kemudian
akan menabrak nukleus atau inti atom uranium dan membuat uranium tersebut
menjadi tidak stabil. Atom uranium yang tidak stabil kemudian akan terbelah
menjadi dua atom yang lebih ringan inilah yang disebut perpindahan momentum,
terbelahnya nukleus atom disebut juga sebagai reaksi fisi. Selain menghasilkan dua
atom yang lebih ringan, reaksi fisi juga melepaskan 3 neutron bebas, energi panas,
serta radiasi alpha, beta, dan gamma disinilah terjadinya perpindah panas secara
koveksi dan radiasi, karena tingginya suhu di inti reaktor, air ini lama- kelamaan
akan mendidih dan menjadi uap bertekanan tinggi. Maka disinilah reaktor mulai
berperan dalam rangkaian produksi listrik. Air yang dipanaskan di dalam reaktor dan
berubah menjadi uap bertekanan tinggi kemudian disalurkan ke turbin disinilah
terjadinya perpindahan massa.

23

You might also like