You are on page 1of 6

« Pemeriksaan Fisik Umum Bagi Petugas Kesehatan Bag II

Pemeriksaan Fisik Umum bagi Petugas Kesehatan…. bag IV »

Panduan Pemeriksaan Fisik Umum Bagi Petugas


Kesehatan Bag….III
Agustus 20, 2008 oleh agungrakhmawan

Lanjutan …… Bag III

B. DENYUT NADI
Denyut nadi (pulse) adalah getaran/ denyut darah didalam pembuluh darah arteri akibat
kontraksi ventrikel kiri jantung. Denyut ini dapat dirasakan dengan palpasi yaitu dengan
menggunakan ujung jari tangan disepanjang jalannya pembuluh darah arteri, terutama pada
tempat- tempat tonjolan tulang dengan sedikit menekan diatas pembuluh darah arteri. Pada
umumnya ada 9 tempat untuk merasakan denyut nadi yaitu temporalis, karotid, apikal,
brankialis, femoralis, radialis, poplitea, dorsalis pedis dan tibialis posterior, namun yang paling
sering dilakukan yaitu :
1. Arteri radialis
Terletak sepanjang tulang radialis, lebih mudah teraba diatas pergelangan tangan pada sisi ibu
jari. Relatif mudah dan sering dipakai secara rutin
2. Arteri Brankialis
Terletak di dalam otot biceps dari lengan atau medial di lipatan siku (fossa antekubital).
Digunakan untuk mengukur tekanan darah dan kasus cardiac arrest pada infant
3. Arteri Karotid
Terletak dileher dibawah lobus telinga, dimana terdapat arteri karotid berjalan diantara trakea
dan otot sternokleidomastoideus. Sering digunakan untuk bayi, kasus cardiac arrest dan
untuk memantau sirkulasi darah ke otak
Frekuensi denyut nadi manusia bervariasi, tergantung dari banyak faktor yang
mempengaruhinya, pada saat aktifitas normal :
Normal : 60 – 100 x / menit,
Bradikardi : < 60 x / menit
Takhikardi : > 100. x / menit
Denyut nadi pada saat tidur yaitu :
a. Bayi baru lahir 100 – 180 x/menit
b. Usia 1 minggu – 3 bulan 100 – 220 x/ menit
c. Usia 3 bulan – 2 tahun 80 – 150 x/menit
d. usia 10 –21 tahun 60 – 90 x/menit
e. Usia lebih dari 21 tahun 69 – 100 x/menit
Berdasarkan kuat dan lemahnya denyut arteri diklasifikasikan :
i. Tidak teraba denyut : 0
ii. Ada denyut tetapi sulit teraba : +1,
iii. Denyut normal teraba dengan mudah dan tidak mudah hilang : +2
iv. Denyut kuat, mudah teraba seakan- akan memantul terhadap ujung jari serta tidak mudah
hilang : + 3
1. PEMERIKSAAN FREKUENSI NADI
pemeriksaan frekuensi nadi yang umum dilakukan adalah sebagai berikut :
a. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI RADIALIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman .
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. minta pasien untuk menyingsingkan baju yang menutupi lengan bawah
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri radialis dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
,lakukan palpasi sepanjang lekuk radial pada pergelangan tangan
5. Rasakan denyut arteri radialis dan irama yang teratur
6. Hitung denyut tersebut selama satu menit ,
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku.
b. PEMERIKSAAN FREKUENSI DENYUT ARTERI BRAKIALIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien perlunya pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Buatlah pasien rilek dan nyaman
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa
2. Menyingsingkan lengan baju pasien yang menutupi lengan atas
3. Pada posisi duduk, tangan diletakkan pada paha dan lengan ekstensi. Pada posisi tidur
terlentang, kedua lengan ekstensi dan menghadap atas.
4. Lakukan palpasi ringan arteri dengan menggunakan jari telunjuk dan jari tengah pada fossa
kubiti (lekuk antara otot bisep dan trisep diatas siku)
5. Rasakan denyut arteri brankialis dan irama yang teratur
6. Hitung jumlah denyut selama satu menit
7. Informasikan ke pasien dan catat hasil pemeriksaan pada buku
c. PEMERIKSAAN FREKWENSI DENYUT ARTERI KAROTIS
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam tangan dengan jarum detik, stop watch)
2. Buku catatan nadi ( kartu status )
3. Alat tulis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pada pasien tentang perlunya pemeriksaan ini.
2. Buatlah pasien serilek dan senyaman mungkin
3). Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan pemeriksa dengan air bersih
2. minta pasien melepaskan baju sehingga bagian leher terlihat jelas
3. pasien duduk dengan posisi tangan diistirahatkan diatas paha
4. Inspeksi kedua sisi leher untuk melihat denyut arteri karotis
5. Mintalah pasien untuk memalingkan kepala pada sisi arah yang berlawanan dengan yang
akan diperiksa
6. Kemudian lakukan palpasi dengan lembut, jangan terlalu keras untuk menghindari
rangsangan sinus karotid
7. Dengan menggunakan jari tengah dan telunjuk palpasi sekitar otot sternokleidomastoideus
bagian medial
8. Perhatikan perubahan denyut pada saat menarik atau menghembuskan napas
9. Hitung frekuensi nadi dengan alat pengukur waktu untuk 30 detik, kemudian hasilnya
dikalikan 2. Bila irama tidak teratur hitung selama 1 menit
C. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari pengkuran pada sirkulasi arteri. Aliran darah akibat
pemompaan jantung menimbulkan gelombang yaitu gelombang tinggi yang disebut tekanan
systole dan gelombang pada titik terendah yang disebut tekanan diastole. Perbedaan antara
systole dan diastole disebut pulse pressure. Satuan Tekanan darah dinyatakan dalam millimeter
air raksa (mm hg).
Hindari penempatan manset pada lengan yang terpasang infus, terpasang shunt arterivena, graft,
operasi payudara, ketiak serta pengangkatan limfe, lengan/ tangan yang mengalami fistula,
trauma dan tertutup gip atau balutan keras
1). Persiapan alat
1. sphygmomanometer air raksa lengkap dengan manset.
2. stetoscope
3. antiseptik
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan kepada pasien tentang perlunya pemeriksaan tekanan darah
2. Jelaskan bahwa lengan akan dipasangi manset yang bila dipompa akan menekan, sehingga
terasa tidak enak/ kesemutan .
3). Cara pemeriksaan
1. pemeriksa mencuci tangan
2. mintalah pasien untuk membuka bagian lengan atas yang akan diperiksa, sehingga tidak
ada penekanan pada a. brachialis.
3. posisi pasien bisa berbaring, setengah duduk atau duduk yang nyaman dengan lengan
bagian volar diatas.
4. Gunakan manset yang sesuai dengan ukuran lengan pasien
5. pasanglah manset melingkar pada lengan tempat pemeriksaan setinggi jantung, dengan
bagian bawah manset 2 – 3 cm diatas fossa kubiti dan bagian balon karet yg menekan
tepat diatas arteri brachialis.
6. pastikan pipa karet tidak terlipat atau terjepit manset.
7. Istirahatkan pasien sedikitnya 5 menit sebelum pengukuran. Dan pastikan pasien merasa
santai dan nyaman.
8. hubungkan manset dengan sphymomanometer air raksa , posisi tegak dan level air raksa
setinggi jantung
1. raba denyut a. brachialis pada fossa kubiti dan a. radialis dengan jari telunjuk dan jari
tengah ( untuk memastikan tidak ada penekanan )
2. pastikan mata pemeriksa harus sejajar dengan permukaan air raksa ( agar pembacaan hasil
pengukuran tepat )
3. tutup katup pengontrol pada pompa manset
4. pastikan stetoskop masuk tepat kedalam telinga pemeriksa, raba denyut a. brachialis
5. pompa manset sampai denyut a brachialis tak teraba lagi
6. kemudian pompa lagi sampai 20 – 30 mm Hg ( jangan lebih tinggi, sebab akan
menimbulkan rasa sakit pada pasien, rasa sakit akan meningkatkan tensi )
7. letakkan kepala stetoskop diatas a brachialis
8. Lepaskan katup pengontrol secara pelan-pelan sehingga air raksa turun dengan kecepatan
2 – 3 mm Hg per detik atau 1 skala perdetik
9. Pastikan tinggi air raksa saat terdengar detakan pertama arteri brachialis ( Korotkoff I ) 
ini adalah tekanan sistolik
10. pastikan tinggi air raksa pada saat terjadi perubahan suara yang tiba-tiba melemah (
Korotkoff IV )  tekanan diastolik
11. lepaskan stetoskop dari telinga pemeriksa dan manset dari lengan pasien.
12. Bersihkan earpiece dan diafragma stestokop dengan disinfektan
13. Apabila ingin diulang tunggu minimal 30 detik
14. informasikan pada pasien hasil pemeriksaan dan Catat pada kartu status
Tabel tekanan darah
No USIA Tekanan Tekanan
Sistole (mm Hg ) Diastole (mm Hg )
1 Bayi 65 – 115 42 – 80
2 Anak 7 - < 10 th 87 – 117 48 – 64
3 10 - < 19 th 124 – 136 77 – 84
4 Laki- laki 124 – 127 63 – 74
5 Perempuan 120 80
Usia tengah 140 – 160 80 – 90
Usia lanjut
D. PEMERIKSAAN FREKUENSI PERNAPASAN
Seseorang dikatakan bernapas bila menghirup oksigen (O2) dan mengeluarkan karbon
dioksida (CO2) melalui sistim pernapasan. Bernapas dapat dalam dan dapat pula dangkal.
Pernapasan yang dalam akan mempunyai volume udara yang besar, baik pada waktu tarik napas/
inspirasi/ inhalasi atau pada waktu mengeluarkan napas/ ekspirasi/ekshalasi. Sedangkan pada
pernapasan dangkal maka volume udara akan mengecil.
INSPIRASI EKSPIRASI
Diafragma Kontraksi ( tampak datar ) Relaksasi ( melengkung keatas )
Tulang iga ( costae ) bergerak keatas & keluar bergerak kebawah & kedalam
Tulang dada Bergerak keluar Bergerak kedalam
Rongga dada membesar mengecil
Paru-paru mengembang mengempis
Frekuensi napas normal tergantung umur :
Usia baru lahir sekitar 35 – 50 x/menit
Usia < 2 tahun 25 – 35 x/menit
usia 2-12 tahun 18 – 26 x/menit
dewasa 16 – 20 x/menit.
Takhipnea :Bila pada dewasa pernapasan lebih dari 24 x/menit
Bradipnea : Bila kurang dari 10 x/menit disebut
Apnea : Bila tidak bernapas .
1). Persiapan alat
1. Alat pengukur waktu (jam, stopwatch)
2. Buku pencatat
3. Alat pencatat (pensil, pena)
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring, kecuali dalam kondisi tertentu.
3). Cara pemeriksaan

1. tempatkan satu telapak tangan pasien diatas dada


2. Rasakan gerakan napas dengan memegang tangan pasien atau dengan melihat gerakan
dada/ tangan yang naik turun. Gerakan naik (inhalasi) dan turun (ekhalasi) dihitung 1
frekuensi napas
3. Hitung frekuensi napas selama satu menit
4. informasikan hasil pemeriksaan dan catat pada status

E. PEMERIKSAAN BERAT BADAN


1). Persiapan alat
1. timbangan badan
2. alat pencatat
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan timbangan badan berfungsi baik dan stel penunjuk pada titik nol.
2. pastikan tidak ada beban ditubuh pasien yang mempengaruhi penimbangan.
3. pasien diminta naik keatas timbangan atau bila bayi baringkan diatasnya.
4. perhatikan angka tempat penunjuk berhenti
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status
F. PEMERIKSAAN TINGGI BADAN
1). Persiapan alat
1. meteran pengukur tinggi badan
2. penggaris atau sejenis
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan proses dan pentingnya pemeriksaan yang akan dilakukan
3). Cara pemeriksaan
1. pastikan meteran pengukur berfungsi baik ( tergantung macam )
2. minta pasien berdiri tegak sejajar pengukur
3. pemeriksan menggunakan penggaris atau sejenis menaruh di ubun-ubun pasien sejajar
dengan tempat pijakan
4. perhatikan angka yang ditunjuk oleh penggaris ( centimeter / inchi )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status.
E. PEMERIKSAAN ELASTISITAS KULIT
Elastisitas kulit atau turgor menggambarkan keadaan keseimbangan cairan tubuh . secara
sederhana dengan melakukan pemeriksaan turgor kulit . dapat diketahui derajat kekurangan
cairan tubuh ( dehidrasi ).
1). Persiapan alat
1. stop watch
2. tissue
2). Persiapan pasien
1. Jelaskan pentingnya pemeriksaan frekuensi napas
2. Posisi pasien berbaring, atau duduk.
2) cara pemeriksaan
1. pastikan bagian ( lengan / perut ) yang akan diperiksa terbuka
2. bersihkan kulit yang akan diperiksa dengan tissue
3. pemeriksa menjepitkan ibu jari dan telunjuk pada kulit,
4. lepaskan jepitan dan perhatikan waktu yang diperlukan kulit untuk kembali seperti semula
( dalam detik )
5. informasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan catat pada status
Bersambung …………. Pemeriksaan Kepala
About these ads

You might also like