Professional Documents
Culture Documents
Assalamua’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan izin
dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “ANTI
ANTELMENTIK”. Dalam Makalah ini membahas mengenai ANTI
ANTELMENTIK yang dipelajari dalam Farmakologi dan Toksikologi II.
Terakhir kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar, karena berkat tugas
yang diberikan ini dapat menambah wawasan dan ilmu tentang ANTI
ANTELMENTIK. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Atas bantuan dari pihak yang
terkait, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang
direncanakan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
1
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
BAB I
PENDAHULUAN
2
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
1.2 Tujuan Umum dan Khusus
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Farmakologi dan
Taksikologi II
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Anti
Antelmentik yang tergolong Parasit
2) Mahasiswa dapat mengetahui Struktur Organismenya
3) Mahasiswa dapat mengetahui Siklus
pertumbuhaannya/perkembangbiakan
4) Mahasiswa dapat mengetahui Penyakit-penyakit penyebab
infeksinya
5) Mahasiswa dapat mengetahui penggolongan obatnya (nama
obat,nama golongan,bentuk sediaan,mekanisme
kerja,farmakologinya,interaksi obat,resiko dan efek samping).
3
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Istilah parasit banyak di temukan dalam bidang biologi. Istilah ini merujuk
pada organisme-organisme yang hidup dengan cara menempel dan menghisap
nutrisi dari inangnya. Istilah parasit kemudian di adopsi ke dalam bahasa
sehari-hari sebagai istilah untuk menyebut segala sesuatu yang memiliki pola
hidup seperti parasit. Seperti misalnya, manusia yang hidup dengan
menumpang tinggal dan menumpang makan pada orang lain maka akan di
sebut parasit. Ataupun orang pemalas yang menggantungkan hidup pada
orang lain juga di sebut parasit. Secara bahasa, istilah parasit mempunyai
konotasi yang buruk. Dalam ilmu kesehatan, parasit identik dengan
organisme penyebab penyakit. Sebagian besar penyakit yang menyerang
manusia di sebabkan oleh parasit yang hidup dan berkembang biak dalam
tubuhnya.
4
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
2.2 Penggolongan Parasit
2.2.1 Berdasarkan Cara Hidup
Berdasarkan cara hidupnya, parasit terbagi menjadi 2 yaitu :
1) Ektoparasit (ectozoa)
Yaitu parasit yang hidup di luar tubuh hospes atau liang-liang kulit
yang masih mempunyai hubungan dengan dunia luar. Misal : di kulit,
rambut, rongga telinga luar. Contoh nyamuk dan lalat.
2) Endoparasit (entozoa)
Yaitu parasit yang hidup di dalam tubuh hospes. Misal : di dalam
darah, rongga tubuh, usus, dan organ tubuh lainnya. Contoh di dalam
hati : Fasciola hepatica(sapi).
5
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
3. Parasit Insidentil
Parasit insidentil atau parasit sporadis adalah suatu parasit yang
karena sesuatu sebab berada pada hospes yang tidak sewajarnya.
Contoh : Gongylonema scutum, cacing nematoda pada mulut sapi---
mulut manusia.
4. Parasit Eratika
Parasit eratika adalah parasit yang terdapat pada hospes yang wajar
tetapi lokasinya pada daerah yang tidak sewajarnya. Contoh : Ascaris
lumbricoides, nematoda duodenum manusia dan babi---akibat
kelaparan/gerakan antiperistaltik dinding usus---masuk ke lambung
atau kantung empedu.
5. Parasit Spuriosa
Parasit yang masuk ke dalam tubuh hospes tanpa menimbulkan
keluhan/penyakit pada hospes dan keluar dari tubuh hospes tanpa
perubahan apapun. Terjadi saat diagnose pascamati, misal sebelum
mati anjing makan feses sapi mengandung telur cacing Moniezia
expansa.
6
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
2.4 Pengertian dan Penggolongan Antiparasit
Antiparasitics adalah kelas obat yang diindikasikan untuk pengobatan
penyakit parasit seperti nematoda, cestodes, trematoda, infeksi protozoa,
dan amuba. Obat yang digunakan untuk membasmi mikroba,penyebab
infeksi pada manusia,ditentukan harus memiliki sifat toksisitas
selektif setnggi mungkin. Artinya,abat harus bersifat sangat toksik umtuk
mikroba,tetapi relatif tidak toksik untuk hospes. Sifat tokosisitas selektif
yang absolute belum atau mungkin tidak diperoleh.
7
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
tinggi kejadiannya di Indonesia. Penyebabnya hewan parasit berukuran mikro
yang mengambil makanan dari usus yang berisi banyak sari makanan.Cacing
masuk ke tubuh dalam fase larva merupakan penyakit endemis dan kronis
yang bisa meningkat tajam pada waktu musim hujan dan banjir. Larva cacing
biasanya menyebar ke berbagai tempat untuk menginvasi tubuh
manusia.Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni mulut saat makan
makanan yang tidak dicuci bersih dan dimasak setelah terkontaminasi lalat
yang membawa larva cacing, serta lewat pori-pori saat anak tak memakai alas
kaki ketika berjalan di tanah.
Lewat cara ini larva masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang
memungkinkan perkembangannya seperti di usus, paru-paru, hati dan
sebagainya. Perkembangannya membutuhkan waktu 1-3 minggu di tubuh
manusia.Tahapan selanjutnya penderita biasanya kondisi gizi menurun
sehingga kesehatan mereka terganggu.Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat,
tubuh makin kurus serta perut membuncit karena kekurangan protein.Pada
kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan pada paru yang
ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah
dan perforasi usus.Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara
optimal.Cacingan banyak didapati pada daerah dimana kondisi kebersihannya
dibawah standar.
Cacing penyebab penyakit ini antara lain cacing gelang banyak ditemukan di
daerah tropis berkelembaban tinggi. Cacing ini hidup di usus halus dan hanya
hidup dalam tubuh manusia.Selain cacing gelang ada juga cacing cambuk
yang banyak ditemukan di daerah tropis.Perbedaannya adalah tempat hidup
yang lebih sering di usus besar dan sering dikaitkan dengan penyakit usus
buntu pada anak. Jenis lainnya cacing tambang sebagai jenis terbanyak
ditemukan penyebarannya di seluruh dunia, biasanya masuk melalui pori-pori
lewat tanah yang dipijak, kemudian cacing kremi sering menimbulkan gatal
di daerah anus serta cacing pita yang siklus hidupnya sedikit berbeda karena
8
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
biasanya hidup di tubuh hewan seperti sapi atau babi dan menyebar lewat
konsumsi daging yang tidak dimasak dengan benar.
Toxocara Canis
4. Hookworm
5. Strongyloides Stercolaris
6. Enterobius Vermicularis / Cacing Kremi
7. Trichinella spiralis
8. Wuchereria Bancrofti and Brugia Species (Lymphatic Filariasis)
9. Loa Loa (Loiasis)
10. Onchocerca volvulus (onchocerciasis atau River Blindness)
9
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
B. Cacing Pipih/Cestodes
Taenia saginata
Taenia solium
Diphyllobothrium Latum
Hymenolepis Nana
Echinococcus Spesies
C. Trematodes (Flukes)
Schistosoma Haematobium, mansoni Schistosoma, Japonicum
Schistosoma
Paragonimus westermani dan Paragonimus Spesies Lainnya
Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverrini, Opisthorchis felineus
10
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
BAB III
PEMBAHASAN
11
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
contoh Trematoda adalah Fasciola (cacing hati), Clonorchis,
dan Schistosoma.
Kelas Cestoda memiliki kulit yang dilapisi kitin sehingga tidak
tercemar oleh enzim di usus inang. Cacing ini merupakan
parasit pada hewan, contohnya adalah Taenia solium dan T.
saginata. Spesies ini menggunakan skoleks untuk menempel
pada usus inang. Taenia bereproduksi dengan menggunakan
telur yang telah dibuahi dan di dalamnya terkandung larva
yang disebut onkosfer.
12
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
menempel di dinding usus) -> sampai dewasa di manusia -> keluar
bersama feces
13
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Cara Penularannya:
Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan,
terulanglah siklus ini
14
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Cacing Gelang : (Ascaris lumbricoides)
Warna : Merah muda atau putih
Besarnya : 20 - 30 cm
Hidup di : Usus kecil
Cara Penularannya:
Telur cacing masuk melalui mulut
Menetas di usus kecil menjadi larva
Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui hati
Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan,mereka masuk ke
dalam usus kecil dan menjadi dewasa di sana Cacing gelang dapat
mengisap 0,14 gr karbohidrat setiap hari.
- Toxocara Canis
3.4.1.3 Hookworm
- Necator americanus & Ancylostoma duodenale
15
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Cacing Tambang : (Ancylostomiasis)
Warna : Merah
Besarnya : 8 - 13 mm
Cara Penularannya:
Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk mengisap darah
16
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Gambar 5. Siklus Cacing Tambang
Spesies cacing tambang menginfeksi 740 juta orang. Americanus N adalah cacing
tambang dominan di seluruh dunia, sedangkan A. duodenale focally endemik di
Mesir, India, dan Cina.
Larva cacing tambang hidup di tanah dan menembus kulit jika terkena. Setelah
mencapai paru-paru,larva bermigrasi ke rongga mulut dan ditelan. Setelah melekat
pada mukosa jejunum, cacingdewasa akan makan dari darah host. Ada korelasi
langsung antara beban cacing tambang dankehilangan darah fecal. Tidak seperti
Ascaris berat dan infeksi Trichuris, yang terjadi terutamapada anak-anak, infeksi
cacing tambang berat juga terjadi pada orang dewasa.
17
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Appalachia dan juga ditemukan pada individu dilembagakan hidup dalam
kondisi sehat dan imigran, wisatawan, dan personil militer yang tinggal di
daerah endemik. larva infektif dalam tanah yang terkontaminasi menembus
kulit atau selaput lendir, berjalanan ke paru-paru, dan akhirnya menjadi cacing
dewasa di usus kecil, di mana mereka tinggal.
Warna : Putih
Besarnya : 1 cm
Hidup di : Usus besar
Cara Penularannya:
Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
18
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini
menyebar.
Melalui kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei,pakaian, telur cacing
keremi dibawa ke tempat lain.
Jika telur-telur ini termakan, terulanglah siklus ini.
Enterobius, mungkin infeksi cacing yang paling umum di daerah beriklim sedang,
biasanya menyebabkan gatal di daerah perianal dan perineum. Karena infeksi
yang mudah menyebar, klinisi harus memutuskan apakah akan memperlakukan
semua kontak dekat dan lebih dari satu program terapi mungkin diperlukan.
Cacing kremi dapat dilihat dengan mata telanjang pada anus penderita, terutama
dalam waktu 1-2 jam setelah anak tertidur pada malam hari.
Pengobatan
19
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Infeksi cacing kremi dapat disembuhkan melalui pemberian dosis tunggal obat
anti-parasit mebendazole, albendazole atau pirantel pamoat.
Seluruh anggota keluarga dalam satu rumah harus meminum obat tersebut
karena infeksi ulang bisa menyebar dari satu orang kepada yang lainnya
.Untuk mengurangi rasa gatal, bisa dioleskan krim atau salep anti gatal ke daerah
sekitar anus sebanyak 2-3 kali/hari. Meskipun telah diobati, sering
terjadi infeksi ulang karena telur yang masih hidup terus dibuang ke
dalam tinja selama seminggu setelah pengobatan.Pakaian, seprei dan mainan anak
sebaiknya sering dicuci untuk memusnahkan telur cacing yang tersisa. Langkah-
langkah umum yang dapat dilakukan untuk mengendalikan infeksi cacing kremi
adalah:
20
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Gambar 8. Cacing T. spiralis
21
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Di kebanyakan negara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
merekomendasikan tahunan gabungan terapi dengan Albendazole dan
diethylcarbamazine, yang membersihkan beredar mikrofilaria dari subjek
yang terinfeksi, sehingga mengurangi kemungkinan bahwa nyamuk akan
mengirimkan LF untuk orang lain.
22
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Loa L. adalah parasit filaria jaringan-bermigrasi ditemukan di daerah sungai
Tengah dan Afrika Barat. Cacing dewasa dalam jaringan subkutan biasanya
menyebabkan pembengkakan episodik dan reaksi alergi. Jarang, ensefalopati,
kardiomiopati, atau nefropati terjadi. Diethylcarbamazine adalah obat tunggal
terbaik untuk pengobatan loiasis, awalnya dalam dosis awal kecil untuk
mengurangi reaksi host yang dihasilkan dari perusakan mikrofilaria.
Glukokortikoid sering diminta untuk mengendalikan reaksi akut.
23
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Gambar 13. Siklus Onchocerca volvulus
Manusia adalah tuan rumah definitif untuk T. saginata, cacing pita daging
sapi. Cacing pita ini paling umum biasanya terdeteksi setelah berlalunya
proglottids dari usus.
24
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Ini adalah kosmopolitan, terjadi paling sering di sub-Sahara Afrika dan
Timur Tengah, di mana daging sapi matang dikonsumsi. Praziquantel
adalah obat pilihan untuk infeksi T. Saginata.
25
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
larva bentuk invasif menyebabkan sistiserkosis, infeksi sistemik lebih
berbahaya. Invasi otak (neurocysticercosis) dapat mengakibatkan epilepsi,
meningitis, dan \ tekanan intrakranial meningkat. Praziquantel lebih
disukai untuk infeksi usus dengan solium T., sedangkan Albendazole
merupakan obat pilihan untuk sistiserkosis. Kemoterapi adalah tepat hanya
apabila diarahkan pada cysticerci hidup menyebabkan patologi;
pretreatment dengan glukokortikoid disarankan.
26
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
3.4.2.4 Hymenolepis Nana
H. nana, cacing pita kerdil, adalah cacing pita yang paling umum
parasitizing manusia.
Infeksi yang lebih menonjol di daerah tropis dari daerah beriklim sedang
dan yang paling umum di antara anak-anak dilembagakan, termasuk yang
di Amerika selatan cysticerci berkembang dalam vili usus dan kemudian
memperoleh kembali akses ke lumen usus dimana larva tumbuh menjadi
dewasa. Praziquantel efektif terhadap infeksi nana H.; dosis yang relatif
tinggi biasanya yang diperlukan, dan terapi mungkin perlu diulang.
27
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Gambar 19 Siklus Echinococcus Spesies
28
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
3.4.3 Trematodes (Flukes)
3.4.3.1 Schistosoma Haematobium, mansoni Schistosoma, Japonicum
Schistosoma
29
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
cacing secara signifikan lebih tinggi dari kedua obat diberikan sendiri-
sendiri.
Penyakit ini disebabkan oleh reaksi terhadap cacing dewasa. Meskipun flukes
agak tahan untuk praziquantel, obat ini efektif bila digunakan secara klinis.
Bithionol dianggap sebagai agen lini kedua. Triclabendazole juga baru-baru ini
terbukti manjur.
30
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
3.4.3.3 Clonorchis sinensis, Opisthorchis viverrini, Opisthorchis felineus
Trematoda ini terkait erat dengan yang ada di Timur Jauh (C. sinensis, "yang
kebetulan hati Cina," dan O. viverrini) dan bagian dari Eropa Timur (O.
felineus). Metaserkaria dilepaskan dari ikan yang terinfeksi dimasak kurang
matang menjadi cacing dewasa yang mendiami sistem empedu manusia
31
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
BAB IV
PENGGOLONGAN OBAT ANTELMINTIK
32
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Albendazole digunakan terutama terhadap berbagai nematoda usus dan
jaringan tapi juga terhadap bentuk-bentuk larva cestodes tertentu.
Albendazole merupakan obat pilihan untuk sistiserkosis dan cystic
hidatidosa penyakit.
Ketika digunakan tahunan bersama dengan baik ivermectin atau
diethylcarbamazine, dosis tunggal Albendazole telah menunjukkan hasil
yang cukup untuk mengendalikan global LF dan infeksi filaria lainnya.
4.1.1 Farmakodinamik
BZAs menghambat polimerisasi mikrotubulus dengan mengikat b-tubulin.
Toksisitas selektif dari agen ini hasil mungkin karena mengikat BZAs parasit
b-tubulin dengan afinitas yang jauh lebih tinggi daripada yang mereka lakukan
protein mamalia. Resistensi obat pada nematoda mungkin melibatkan ekspresi
dari sebuah tubulin-b bermutasi. Tidak ada bukti yang muncul resistensi
antara nematoda manusia.
Para BZA ini adalah agen-agen obat cacing serbaguna, terutama terhadap
nematoda GI, di mana tindakan mereka tidak ditentukan oleh konsentrasi obat
sistemik. Mebendazol dan Albendazole sangat efektif dalam mengobati
infeksi STH utama (ascariasis, Enterobiasis, Trichuriasis, dan cacing tambang)
serta kurang umum infeksi nematoda manusia. Obat ini aktif terhadap kedua
tahap larva dan dewasa nematoda, dan mereka ovicidal untuk Ascaris &
Trichuris. Imobilisasi dan kematian parasit GI rentan terjadi perlahan-lahan,
dan izin mereka dari saluran pencernaan mungkin tidak lengkap sampai
beberapa hari setelah perawatan.
33
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
efektif terhadap bentuk-bentuk migrasi dari cacing kait anjing dan kucing
yang menyebabkan larva migrans kulit. Rejimen yang Albendazole dengan
baik ivermectin atau diethylcarbamazine diberikan sebagai dosis tahunan
tunggal menunjukkan sangat menjanjikan untuk penghapusan LF.
microsporidia tertentu yang menyebabkan infeksi usus dalam Human
Immunodeficiency Virus (HIV)-terinfeksi individu menanggapi sebagian
(Enterocytozoon bieneusi) atau sepenuhnya (Enterocytozoon intestinalis dan
spesies yang terkait) untuk Albendazole.
4.1.2 Farmakokinetik
Thiabendazole diserap dengan cepat setelah konsumsi oral dan mencapai
konsentrasi plasma puncak setelah 1 jam. Sebagian besar obat ini
diekskresikan dalam urin dalam waktu 24 jam sebagai 5-
hydroxythiabendazole, conjugated baik sebagai glukuronat atau sulfat
tersebut.
Formulasi Tablet mebendazol yang buruk dan tak menentu diserap, dan
konsentrasi plasma rendah. Ketersediaan hayati sistemik rendah (22%) hasil
mebendazol dari kombinasi penyerapan dan metabolisme-pass hati cepat
pertama. Mebendazol adalah ~ 95% terikat protein plasma dan secara
ekstensif dimetabolisme. Metabolit utama memiliki tingkat lebih rendah dari
clearance dari tidak mebendazol dan tampaknya tidak aktif. Konjugasi dari
mebendazol dan metabolitnya telah ditemukan di empedu, tetapi mebendazol
berubah sedikit muncul dalam urin.
34
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
memiliki variabel plasma t1/2 (~ 4-15 jam). Hal ini juga didistribusikan ke
berbagai jaringan termasuk kista hidatidosa, mungkin menjelaskan
keberhasilan yang lebih besar untuk cacing jaringan-tinggal. Pembentukan
sulfoxide Albendazole dikatalisis oleh kedua monooxygenase flavin
mikrosoma dan CYP isoform dalam hati. metabolit Albendazole diekskresikan
terutama di urin.
35
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Albendazole merupakan obat pilihan untuk penyakit kista hidatidosa karena
granulosus E.. Sedangkan obat hanya memberikan angka kesembuhan
sederhana bila digunakan sendiri, menghasilkan hasil yang lebih unggul bila
digunakan bersama dengan operasi baik untuk menghilangkan kista atau
aspirasi / injeksi kista dengan agen protoscolicidal. Sebuah regimen dosis khas
untuk orang dewasa adalah 400 mg diberikan dua kali sehari (untuk anak-anak
15 mg / kg / hari dengan maksimal 800 mg) selama 1-6 bulan. Sementara obat
terbaik yang tersedia, Albendazole hanya sedikit efektif untuk echinococcosis
alveolar disebabkan oleh multilocularis E., dan intervensi bedah sering
dibutuhkan.
36
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
cacing dewasa. Albendazole diberikan dengan diethylcarbamazine untuk
mengendalikan LF di sebagian besar dunia. Untuk menghindari reaksi serius
untuk sekarat mikrofilaria, sebuah Albendazole / kombinasi ivermectin
disarankan di lokasi di mana filariasis berdampingan dengan baik
onchocerciasis atau loiasis.
37
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
berat cacing. Transient ringan GI gejala (nyeri, epigastrium diare, mual, dan
muntah) terjadi pada ~ 1% orang dirawat. Pusing dan sakit kepala terjadi pada
kesempatan. Dalam pengobatan massal usia sekolah, kejadian efek samping
dengan Albendazole sangat rendah.
The BZAs tampilan sangat sedikit interaksi dengan obat lain. Anggota paling
fleksibel dari Albendazole, keluarga, mungkin memicu metabolisme sendiri,
dan plasma tingkat metabolit sulfoxide dapat ditingkatkan dengan
coadministration dari glukokortikoid dan mungkin praziquantel. Perhatian
dianjurkan bila menggunakan dosis tinggi Albendazole bersama-sama dengan
inhibitor umum CYPs hati.
38
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
bawaan utama; tetap, dianjurkan pengobatan yang harus dihindari selama
trimester pertama kehamilan.
39
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
4.3 Obat – Obat Untuk Infeksi Cacing
40
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
Mebendazol : 2 x 300 mg / hari, selama
3 hari
Untuk W. Brancopti, B. Malayi, dan L.
Dietilcarbamazi
Filarial Loa : 3 x sehari 2 mg/kg BB, bersama
n (DEC)
makan 10 – 30 hari*.
150 µg/ kg BB, diminum dengan air
pada saat perut kosong, diulang setiap 3
bulan, 12 bulan, selanjutnya diulang
O. Volvulus Ivermektin
setiap tahun sampai cacing dewasa
mati. Dapat berlangsung 10 tahun /
lebih.
Prazikuantel : tunggal 40 mg/kg BB,
atau tunggal 20 mg /kg BB, yang
diulangi sesudah 4 – 6 jam.
S. Haematobium Prazikuantel Metrifonat
Metrifonat : dosis tunggal 7,5 – 10
mg/kg BB, diberikan per oral 3x dengan
interval 14 hari
Prazikuantel : tunggal 40 mg/kg BB,
atau 3x 20 mg/ kg BB selang 4 – 6 jam
S. Mansoni Pirazikuantel Oksamniquin Oksamniquin : dewasa, tunggal 15
mg/kg BB, anak, 20 mg/kg BB, dibagi
dua dosis selang 2 – 8 jam
Prazikuntel : 2 x 30 mg/kg BB, selang 4
S. Japonicum Prazikuantel
- 6 jam
*Pada pegobatan massal : DEC 6 mg/kg BB per-hari dan albendazole 400 mg dosis tunggal
(anjuran WHO)
41
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Cacing yang merupakan parasit manusia dapat dibagi dalam 2
kelompok, yakni cacing pipih dan cacing bundar.
Nematoda (roundworms). Ciri-cirinya bertubuh bulat, tidak
bersegmen, memiliki rongga tubuh dengan saluran cerna
dan kelamin terpisah. Infeksi cacing ini disebut
ancylostomiasis (cacing tambang), trongyloidiasis,
oxyuriasis (cacing kremi), ascariasis (cacing gelang) dan
trichuriasis (cacing cambuk).
Platyhelminthes. Ciri-cirinya bentuk pipih, tidak memiliki
rongga tubuh dan berkelamin ganda (hemafrodit). Cacing
yang termasuk golongan ini adalah cacing pita (Cestoda)
dan cacing pipih (Trematoda).
2. Patologi infeksi cacing diperantai oleh faktor – faktor, antara lain :
o Perkembangbiakan Parasit, yang menyebabkan defisiensi
nutrisi, dan migrasi ke organ sehingga menyebabkan
gangguan hingga kerusakan organ.
o Penyerangan parasit yang dapat mengiritasi sel – sel tubuh,
dan menyerang organ vital manusia
o Enzim – enzim, toksin atau metabolit yang dilepaskan oleh
parasit.
3. Antelmintik atau obat cacing adalah obat yang digunakan untuk
memberantas atau mengurangi cacing dalam lumen usu atau dalam
jaringan tubuh.
4. Kebanyakan obat cacing efektif terhadap 1 macam cacing, sehingga
diperlukan diagnosis tapat sebelum menggunakan obat tertentu.
42
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
5. Mekanisme kerja dari obat Antelmintik bermacam – macam antara
lain:
43
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
DAFTAR PUSTAKA
44
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik
45
Farmakologi & Taksikologi II Anti Antelmintik