You are on page 1of 4

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil
Hasil didapat dengan melihat skala batas endapan (atau peralihan dari bagian
gelap dan terang) yang ada di tabung, yaitu 15 mm/jam

4.2.Pembahasan

Laju endap darah (LED) (erithrocyte sedimentation rate, ESR) yang juga
disebut kecepatan endap darah (KED) atau laju sedimentasi eritrosit adalah kecepatan
sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam.
Proses pengendapan darah terjadi dalam 3 tahap yaitu tahap pembentukan rouleaux,
tahap pengendapan dan tahap pemadatan.

Di dalam tubuh, suspensi sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma
sebagai akibat pergerakan darah. Akan tetapi jika darah ditempatkan dalam tabung
khusus yang sebelumnya diberi antikoagulan dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan
mengendap dibagian bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (
LED ) berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah di dalam
plasma ( mm/jam ). Nilai rujukan LED normal adalah untuk pria 0 - 15 mm/jam dan
untuk wanita : 0 - 20 mm/jam.

Tinggi rendahnya nilai pada Laju Endap Darah (LED) memang sangat
dipengaruhi oleh keadaan tubuh kita, terutama saat terjadi radang. Namun ternyata
orang yang anemia, dalam kehamilan dan para lansia pun memiliki nilai Laju Endap
Darah yang tinggi. Jadi orang normal pun bisa memiliki Laju Endap Darah tinggi,
dan sebaliknya bila Laju Endap Darah normalpun belum tentu tidak ada masalah.
Nilai Laju endap darah (LED) dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eritrosit,
faktor plasma dan faktor teknik. LED dapat meningkat karena:

a. Faktor Eritrosit
 Jumlah eritrosit kurang dari normal
 Ukuran eritrosit yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga lebih
mudah/cepat membentuk rouleaux → LED ↑.

b. Faktor Plasma
 Peningkatan kadar fibrinogen dalam darah akan mempercepat pembentukan
rouleaux→ LED ↑.
 Peningkatan jumlah leukosit (sel darah putih) → biasanya terjadi pada
proses infeksi akut maupun kronis

c. Faktor Teknik Pemeriksaan


 Tabung pemeriksaan digoyang/bergetar akan mempercepat pengendapan →
LED ↑.
 Suhu saat pemeriksaan lebih tinggi dari suhu ideal (>20̊ C) akan
mempercepat pengendapan→ LED ↑.

Pada praktikum pemeriksaan laju endap darah ini, metode yang digunakan
adalah metode westergren. Digunakan darah vena dengan EDTA sebagai
antikoagulan dan NaCl sebagai pelarut. Perbandingan darah EDTA dan NaCl adalah
4:1. Tabung westergren yang berisi darah harus diletakkan tegak lurus agar tidak
mengganggu dan merusak hasil LED, selain itu rak juga harus diletakkan pada
ruangan dengan suhu yang tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas (28˚) atau tidak
terkena sinar matahari karena suhu yang dingin akan memperlambat LED dan suhu
yang panas akan memcepat LED. Dari pemeriksaan didapatkan hasil LED
55mm/jam. Dari hasil diketahui LED pasien normal (15mm/jam). Apabila hasil Laju
Endap Darah/LED/ ESR yang tinggi dapat terjadi karena Anemia, kanker seperti
lymphoma atau multiple myeloma, kehamilan, Penyakit Thyroid, Diabetes, penyakit
jantung penyakit Hodgkin, mieloma multipel, limfosarkoma, endokarditis bakterial,
gout, hepatitis, sirosis hati, inflamasi panggul akut, sifilis, tuberkulosis,
glomerulonefritis, penyakit hemolitik pada bayi baru lahir (eritroblastosis fetalis),
SLE, selain itu dapat juga mengindikasikan kehamilan (trimester kedua dan ketiga).
Peningkatan LED dapat juga dikarenakan faktor-faktor eritrosit, faktor plasma dan
faktor teknik yang telah disebut diatas, pengaruh obat seperti dextran, metildopa
(Aldomet), metilsergid (Sansert), penisilamin (Cuprimine), prokainamid (Pronestyl),
teofilin, kontrasepsi oral dan vitamin A, keberadan kolesterol, fibrinogen, globulin,
peningkatan suhu, kemiringan tabung.

Dalam pemeriksaan Laju endap Darah (LED), terdapat sumber-sumber


kesalahan yang mungkin terjadi saat melakukan pemeriksaan. Antara lain:

1. Kesalahan dalam persiapan penderita, pengambilan dan penyiapan bahan


pemeriksaan
2. Dalam suhu kamar pemeriksaan harus dilakukan dalam 2 jam pertama,
Pemeriksaan laju endap darah harus dikerjakan dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan darah, karena darah yang dibiarkan terlalu lama akan berbentuk
sferik sehingga sukar membentuk rouleaux dan hasil pemeriksaan laju endap
darah menjadi lebih lambat. Suhu optimum selama pemeriksaan adalah 20°C,
suhu yang tinggi akan mempercepat pengendapan dan sebaliknya suhu yang
rendah akan memperlambat. Apabila darah EDTA disimpan pada suhu 4 oC
pemeriksaan dapat ditunda selama 6 jam.
3. Perhatikan agar pengenceran dan pencampuran darah dengan larutan
antikoagulan dikerjakan dengan baik.
4. Mencuci pipa Westergren yang kotor dapat dilakukan dengan cara
membersihkannya dengan air, kemudian alkohol dan terakhir aseton. Cara lain
adalah dengan membersihkan dengan air dan biarkan kering satu malam
dalam posisi vertikal. Tidak dianjurkan memakai larutan bichromat atau
deterjen.
5. Nilai normal pada umumnya berlaku untuk 18-25O C.
6. Pada pemeriksaan pipet harus diletakkan benar-benar posisi vertical, miring 1
derajat dapat menimbulkan kesalahan 30%. Tabung atau pipet tidak boleh
digoyang atau bergetar, karena ini akan mempercepat pengendapan

BAB V
PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat ditarik kesimpulan:
1. Hasil laju endap darah (LED) adalah 15mm/jam
2. Metode westergren dapat menggunakan NaCl sebagai pelarut dengan perbadingan
darah EDTA daan NaCL adalah 4:1
3. Peningkatan LED dapat mengindikasikan adanya berbagai penyakit dan dapat juga
diakibatkan kesalahan saat praktikum.
5.2.Saran
1. Sebaiknya kelompok praktikum dibagi dalam kelompok yang lebih kecil agar
semua peserta praktikum dapat mempraktekkan praktikum dengan lebih baik.
2. Waktu yang disediakan untuk praktikum lebih diperpanjang mengingat banyaknya
praktikum yang harus dilakukan.
3. Dalam melakukan pemeriksaan LED harus dilakukan dengan teliti untuk
menghindari adanya kesalahan hasil.

You might also like