Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
bantuan yang profesional dan yang bukan profesional, tapi dalam makalah
ini, hanya akan di bahas hubungan membantu dalam bentuk profesional, yang
pihak lain, dan pekerjaan tersebut dalam konteks profesi yang ditekuninya.
Dari sekian banyak hubungan membantu yang ada dan dilakukan oleh
yang dilakukan oleh profesional, seperti yang telah dijelaskan di awal. Maka,
1
benang merah kaitannya dengan konseling sebagai hubungan yang
membantu.
1.3 TUJUAN
a) Untuk mengetahui pengertian dari helping relationship.
b) Untuk mengetahui karakteristik dari helping relationship.
c) Untuk mengetahui ciri-ciri dari helping relationship.
d) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan konseling sebagai helping
relationship.
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
a) Afeksi
Hubungan yang penuh afeksi ini dapat mengurangi rasa kecemasan dan
ketakutan pada klien, dan diharapkan hubungan konselor dank lien lebih
produktif.
3
b) Intensitas
Hubungan konseling dilakukan secara intensitas. Hubungan
konselor dank lien yang intens ini diharapkan dapat saling terbuka
terhadap persepsinya masing-masing. Tanpa adanya hubungan yang
intens hubungan konseling tidak akan mencapai pada tingkatan yang
diharapkan. Konselor biasanya mengupayakan agar hubungannya dengan
klien dapat berlangsung secara mendalam sejalan dengan perjalanan
hubungan konseling.
c) Pertumbuhan dan Perubahan
Hubungan konsleing bersifat dinamis. Hubungan konseling terus
berkembang sebagaimana perubahan san pertumbuhan yang terjadi pada
konselor dank klien. Hubungan tersebut dikatakan dinamis jika dari
waktu kewaktu terus terjadi peningkatan hubungan konselor
klien,pengalaman bagi klien, dan tanggungjawabnya. Dengan demikian
pada klien terjadi pengalaman belajar untuk memahami dirinya sekaligus
bertanggungjawab untuk mengembangkan dirinya.
d) Privasi
Pada prinsipnya dalam hubungan konseling perlu adanya
keterbukaan klien. Keterbukaan klien tersebut bersifat konfidensial,
konselor harus menjaga kerahasiaan seluruh informasi tentang klien dan
tidak dibenarkan mengemukakan secara transparan kepada siapapun
tanpa seizing klien. Perlindungan atau jaminan hubungan ini adalah unik
dan akan meningkatkan kemauan klien membuka diri.
e) Dorongan
Konselor dalam hubungan konseling memberikan dorongan
(supportive) kepada klien untuk meningkatkan kemampuan dirinya dan
berkembang sesuai dengan kemampuannya. Dalam hubungan konseling,
konselor juga perlu memberikan dorongan atas keinginannya untuk
perubahan perilaku dan memperbaiki keadaannya sendiri sekaligus
memberi motivasi untuk berani mengambil resiko dari kepurtusannya.
f) Kejujuran
Hubungan konseling didasarkan atas saling kejujuran dan
keterbukaan, serta adanya komunikasi terarah antara konselor dengan
kliennya. Dalam hubungan ini tidak ada sandiwara dengan jalan menutupi
kelemahannya, atau menyatakan yang bukan sejatinya. Klien maupun
4
konselor harus membangun hubungannya secara jujur dan terbuka.
Kejujuran menjadi prasayarat bagi keberhasilan konseling
hanya dimiliki oleh seorang konselor saja, namun semua pengajar termasuk di
5
menyelesaikannya. Hal ini dimaksudkan agar guru mata pelajaran dapat
bekerja secara terarah, efektif, dan efisien. Setiap mata pelajaran tentunya
lainnya yang berhubungan dengan kurikulum sebuah mata pelajaran. Hal ini
tentu disikapi secara berbeda-beda oleh subyek didik. Dalam kondisi inilah
tercipta sebuah interaksi antara individu yang satu dengan individu lainnya.
konseling tidak hanya dilakukan oleh seorang konselor dan guru saja, namun
masih ada beberapa bidang atau profesi yang melakukan hubungan konseling,
6
dilaksanakan agar anak didik menjadi kreatif, produktif, dan mandiri. Dengan
dalam diri anak, yakni: intelektual, moral, sosial, kognitif, dan emosional.
Dan kegiatan bimbingan dan konseling adalah suatu upaya untuk membantu
pelajaran atau bidang studi adalah meliputi hal-hal sebagai berikut: tidak
sebagai “ the help given by one person to another in making choices and
sederhana tetapi sarat dengan makna. Ada dua unsur yang terlibat secara
7
langsung dalam proses bimbingan tersebut, yaitu pembimbing (pendidik) dan
memahami klien. Klien adalah semua individu yang diberi bantuan secara
sendiri ataupun pihak lain. Hubungannya dengan yang sering kita temukan di
lapangan adalah klien yang kita hadapi klien yang diberi bantuan bukan atas
produktif, kreatif dan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain proses
ditentukan oleh tiga hal, yakni: kepribadian klien, harapan klien, dan
pengalaman/pendidikan klien.
Kepribadian klien sangat berperan penting untuk menentukan
konselor akan terlihat dari prilakunya. Seorang konselor yang baik tentu harus
menghampiri, menyapa, dan membuat klien betah dan mau berbicara dengan
8
mengeksplorasi, sehingga keluar dengan leluasa bahkan mungkin sampai
menjadi lebih baik dan lebih berkembang. Sebagai konselor yang baik, tentu
kita harus pandai dan terampil mengarahkan dan memupuk harapan
dihadapinya.
9
Tahap awal. Meliputi kegiatan attending (keterampilan menghampiri,
menyapa, dan membuat klien betah dan mau berbicara dengan konselor),
Tahap ahir. Tahap ini disebut tahap konseling (action). Teknik yang
10
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat kita simpulkan bahwa konseling
sebagai hubungan yang bersifat helping relation adalah suatu hubungan yang
Konseli yang dihadapi adalah konseli yang sedang mengalami suatu masalah,
diri konseli.
3.2 SARAN
Masalah yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan bantuan orang-
orang di sekeliling kita. Maka dari itu jalinlah hubungan yang baik dengan
orang-orang disekitar kita.
http://hayukonselor.blogspot.com/2015/03/konseling-sebagai-helping-
relationship.html
11