Professional Documents
Culture Documents
(TAHAP 1)
Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen Pembimbing:
Disusun Oleh:
Kelompok/Kelas : 1/ 3D
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, tuntunan serta hidayahNya kepada penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka sudah sewajarnya pada kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terima kasih kepada :
1. Dr. M. Sajidin, M. Kep, selaku ketua STIKES BINA SEHAT PPNI Kab. Mojokerto
2. Ana Zakiyah M. Kep, selaku ketua Program studi S1 Ilmu Keperawatan
3. Faisal Ibnu, S. Kep. Ns., M. Kes, selaku dosen Mata kuliah Keperawatan Keluarga
4. Rekan-rekan kelas 3D S1 Ilmu Keperawatan Stikes Bina Sehat PPNI Kab.Mojokerto.
Semoga mendapat imbalan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Makalah tentang
managemen keperawatan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan bagi kami pada khususnya. Dan kami juga menyadari masih ada
kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun
akan kami terima dengan senang hati.
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keluarga baru menikah.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga baru menikah.
3. Untuk mengetahui Trigeer case pada asuhan keperawatan keluarga baru menikah
(tahap 1).
1
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992). keluarga adalah kumpulan
dua orang / lebih hidup bersama dengan keterikatan aturan dan emosional, dan setiap
individu punya peran masing-masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga sebagai unit yang perlu
dirawat, ia mendefinisikan keluarga sebagai kelompok yang mengidentifikasikan diri
dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu atau lebih yang asosiasinya dicirikan
oleh istilah-istilah khusus, yang boleh jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum,
tapi yang berfungsi sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai
sebuah keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga dalam suatu cara yang
komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan keintiman”.
Hariyanto,2005. keluarga menunjuk kepada dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri
mereka sebagai bagian dari keluarga .
2
2.3 Tipe Keluarga
Dalam Sosiologi keluarga berbagai bentuk keluarga digolongkan sebagai tipe
keluarga tradisional dan non tradisional atau bentuk normative dan non normative.
Sussman(1974), Macklin(1988) menjelaskan tipe-tipe keluarga sebagai berikut:
1. Keluarga Tradisional
a. Keluarga inti, terdiri dari suami, istri, dan anak. Biasanya dari keluarga yang
melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan orangtua campuran atau
orangtua tiri.
b. Pasangan inti, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada anak yang
tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier tunggal atau karier
keduanya.
c. Keluarga dengan orangtua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari perceraian.
d. Bujangan dewasa sendirian.
e. Keluarga besar, terdiri keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan.
f. Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami-istri sudah tua dan anak-anaknya
sudah berpisah.
2. Keluarga Modern
a. Keluarga dengan orangtua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan anak.
b. Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada hokum tertentu.
c. Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
d. Keluarga Gay/lesbian, orang-orang berjenis kelamin sama hidup bersama sebagai
pasangan yang menikah.
e. Keluarga komuni, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan monogamy
dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas, sumber yang sama
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau
belum seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan
KB.
3
2. Keluarga Sejahtera 1
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi
belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan
pendidikan, KB, interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan
transportasi.
3. Keluarga Sejahtera 2
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan social
psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
4. Keluarga Sejahtera 3
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi
masyarakat atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan
berperan aktif dalam kegiatan masyarakat
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian social yang tinggi..
4
Fungsi keluarga menurut Friedman (1992) adalah:
5
2.7 Keluarga sebagai system :
Keluarga merupakan sistem sosial yang terdiri kumpulan 2 /lebih yg punya peran
sosial yang berbeda dengan ciri saling berhubungan dan tergantung antar individu.
Alasan keuarga sebagai sistem :
6
2.10 Masalah-masalah Umum yang Terjadi Pada keluarga Pemula/ Baru Menikah
Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan emosional,
kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum
maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling
keluarga berencana, penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya
juga terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru menikah
belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan peran dan fungsi
yang berbeda.
7
Kegiatan yang dilakukan dalam pengkajian meliputi pengumpulan informasi
dengan cara sistematis dengan menggunakan suatu alat pengkajian keluarga ,
diklasifikasikan dan dianalisa (Friendman, 1998: 56).
A. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga.
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Angan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi),
sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami
dan istri.
3) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air,
sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat
yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk
setempat, budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga
8
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga
berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul
serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga
dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan
dari masyarakat setempat.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi jenis makanan yang dikosumsi oleh
keluarga.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan merupakan
faktor yang penting dalam penggelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan pengobatan yang
diinginkan ataupun alternative pilihan yang dipilih yaitu pengobatan
tradisional.
5) Status Sosial Ekonomi
a. Pendidikan .Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap
pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi
masalah dangan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan Penghasilan .Penghasilan yang tidak seimbang juga
berpengaruh terhadap keluarga dalam melakukan pengobatan dan
perawatan pada angota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan
karena suatu penyakit. Menurut (Effendy,1998) mengemukakan bahwa
ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
9
salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-sumber yang
ada pada keluarga .
6) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini
termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta pengalaman kesehatan
yang unik atau berkaitan dengan kesehatan yang terjadi dalam kehidupan
keluarga yang belum terpenuhi berpengaruh terhadap psikologis seseorang
yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab
terjadinya suatu penyakit.
b. Karakteristik Lingkungan
Menurut (friedman,1998 :22) derajad kesehatan dipengaruhi oleh
lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat mempengaruhi derajat
kesehatan.
9) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut (Friedman, 1998) Semua interaksi perawat dengan pasien adalah
berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu
tekhnik diman usaha mengajak pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran
dan perasaan. Tekhnik tersebut mencakup ketrampilan secara verbal
maupun non verbal, empati dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c. Struktur peran
Menurut Friedman(1998), anggota keluarga menerima dan konsisten
terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat anggota keluarga
puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan sebaliknya bila peran tidak
10
dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan
ketegangan dalam keluarga .
10) Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota
keluarga itu sendiri.
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan
kebebasan pada anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga
menjadi sepi. Keadaan ini mengancam status emosi menjadi labil dan
mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk
berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain diluar rumah.
Hal-hal yang perlu dikaji untuk mengetahui sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
a. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,
yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga memahami fakta-fakta dari
masalah kesehatan yang meliputi: pen gertian, tanda dan gejala, faktor
penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
b. Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai
tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah ;
1. Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah
2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga
3. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.
4. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit
5. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
6. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.
11
7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan
dalam mengatasi masalah.
c. Mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
yang sakit, termasuk kemampuan memelihara lingkungan dan
menggunakan sumber/ fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat, yang
perlu dikaji adalah ;
1. Apakah keluarga mengetahui sifat dan perkembangnan perawatan
yang dibutuhkan untuk menanggulangi masalah kesehatan/ penyakit.
2. Apakah keluarga mempunyai sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
3. Keterampilan keluarga mengenai macam perawatan yang diperlukan
memadai.
4. Apakah keluarga mempunyai pandangan negatif terhadap perawatan
yang diperlukan
5. Adakah konflik individu dan perilaku mementingkan diri sendiri
dalam keluarga
6. Apakah keluarga kurang dapat memelihara keuntungan dalam
memelihara lingkungan dimasa mendatang.
7. Apakah keluarga mempunyai upaya penuingkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit
8. Apakah keluarga sadar akan pentingnya fasilitas kesehatan dan
bagaimana pandangan keluarga akan fasilitas tersebut.
9. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan (diagnostik,
pengobatan dan rehabilitasi).
10. Bagaimana falsafah hidup keluarga berkaitan dengan upaya
perawatan dan pencegahan.
11) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah :
a. Berapa jumlah anak
b. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
c. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga.
12) Fungsi ekonomi
12
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :
a. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan
b. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
sdalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga .
13) Stress dan Koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
1. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
2. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi/stressor.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Strategi adaptasi disfungsional
e. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
14) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
15) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon
manusia atas perubahan pola interaksi potensial atau aktual individu. Perawat secara
legal dapat mengidentifikasi dan menyusun intervensi masalah keperawatan.
Kolaborasi dan koordinasi dengan anggota tim lain merupakan keharusan untuk
menghindari kebingungan anggota akan kurangnya pelayanan kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang didapat
pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan
dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan keluarga. Diagnosa
13
keperawatan mengacu pada PES dimana untuk problem dapat digunakan rumusan
NANDA.
Tipologi dari diagnosa keperawatan keluarga terdiri dari :
a. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
b. Resiko (ancaman kesehatan)
c. Keadaan sejahtera (wellness)
Contoh diagnosa keperawatan keluarga ;
1. Diagnosa Keperawatan keluarga Aktual
Contoh:
a. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal masalah
kekurangan nutrisi.
b. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mengambil
keputusan/tindakan untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi.
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan pada balita (Anak M), keluarga
Bapak R berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga dangan masalah kekurangan nutrisi.
2. Diagnosa Keperawatan keluarga Resiko (ancaman)
Sudah ada data yang menunjang tapi belum terjadi gangguan,
misalnya lingkungan rumah kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,
stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat, dan sebagainya.
Contoh:
a. Resiko terjadi konflik pada keluarga bapak B berhubungan
denganketidaktahuan keluarga mengenal masalah komunikasi
b. Resiko gangguan perkembangan pada Balita (Anak S) keluarga bapak B
berhubungan dengan ketidakmauan keluarga mellakukan stimulasi
terhadap Balita.
3. Diagnosa Keperawatan keluarga Sejahtera/Potensial
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan . Khusus untuk diagnosa keperawatan
potensial (sejahtera) boleh tidak menggunakan etiologi. Contoh:
a. Potensial terjadinya kesejahteraan pada ibu hamil (Ibu M) keluarga bapak
R
14
b. Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi (Anak L) keluarga
bapak R
c. Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru menikah
keluarga bapak R
3. Menyusun prioritas
Friedman (1998:64), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi
bersama yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan
peka terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang.
Cara membuat skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
15
Skoring :
Skor
_____________ x Bobot
Angka tertinggi
Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga
Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas
a. Kriteria 1:
Sifat masalah ; bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang
pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga
b. Kriteria 2:
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut : 23
1. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
2. Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3. Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4. Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat
dan dukungan masyarakat.
c. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2. Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3. Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4. Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
d. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga
melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih dahulu
dilakukan intervensi keperawatan keluarga .
4. Menyusun tujuan
16
Friedman (1998:64) menjelaskan perencanaan meliputi perumusan tujuan
yang berorientasi kepada klien kemungkinan sumber-sumber penggambaran
pendekatan alternatif untuk memenuhi tujuan dan operasional perencanaan.
Ada 3 kegiatan menurut Friedman (1998:64) yaitu:
1. Tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur langsung dan spesifik
2. Tujuan jangka menengah.
3. Tujuan akhir atau jangka panjang yang sifatnya umum dan mempunyai tujuan
17
BAB 3
TRIGGER CASE
3.1 Kasus
Bp. D (27 tahun) menikah dengan Ibu.J sejak 2 mingguyang lalu. Riwayat pendidikan
Bp. D yaitu S1 pertanian. Bp. D belum memiliki pekerjaan saat menikah, tetapi Bp. D masih
berusaha untuk mencari pekerjaan. Bp. D dan Ibu. J untuk sementara tinggal dirumah orang
tua Ibu. J sampai Bp. D memiliki pekerjaan. Bp. D merasa cemas dengan masa depan
keluarganya jika tidak mendapat pekerjaan, dan Ibu. J sejak 1 bulan yang lalu mengalami
penurunan berat bada yang drastic karena kelelahan mengurusi acara pernikahan. Kebiasaan
Bp. D setiap hari selalu merokok.
1. Identitas KK
Nama : Bp. D
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SI pertanian
Pekerjaan : Belum bekerja
Alamat : Jabon
2. Komposisi Keluarga
18
3. Genogram
Keteranagan:
= Laki-laki sehat
= Perempuan Sehat
= Meninggal
19
Pada waktu libur,biasanya mereka berkumpul dirumah sambil menonton televisi dan
terkadang berlibur ke pantai.
i. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga dalam tahap Keluarga pemula/ pasangan baru menikah
4. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menurut Ibu. J Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi adalah
merencenakan anggota keluarga baru (mempersiapkan menjadi orang tua) karena
Bp. D belum mempunyai pekerjaan tetap sehingga ia belum berani untuk
merencanakan anggota keluarga baru.
5. Riwayat Keluarga Saat inti
Kedua orang tua saat ini hidup dilingkungan yang sama dengan Ibu. J, Ibu. J
mengatakan keluarganya terbentuk dari pertemuan kemudian berpacaran dan
akhirnya menikah 2 minggu yang lalu, Ibu. J juga mengatakan setelah mereka
menikah mereka masih tinggal bersama orang tua. Saat ini kondisi kesehatan kedua
orang tua baik.Bp..D mengatakan dia cemas karena belum mempunyai pekerjaan
yang tetap dan Bp.D memiliki riwayat merokok 1 bungkus sehari.
6. Riwayat keluarga Sebelumnya.
Ibu.J mengatakan dulu pernah mengalami kecelakaan bermotor,dan pernah
mengalami.
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah orang tua Ibu.J menurut
Ibu.J rumah yang ditempatinya belum selesai dibangun bagian belakang, antara rumah
Ibu. .J dengan yang lainnya tidak terlalu jauh berjarak kurang lebih 2 meter. Kondisi
ventilasi dirumah baik dan cukup karena setiap kamar ada jendela atau ventilasinya.
Sehingga cahaya yang masuk cukup dan pertukaran udara sangat cukup. Luas rumah
80 m2 terdiri dari 1 ruang tamu, 1 kamar tidur, 1 ruang dapur, 1 kamar mandi dan
WC. Sumber air minum dan untuk keperluan cuci dan mandi menggunakan air sumur
(Sanyo). Keluarga membuang sampah di tempat sampah yang ditaruh di depan
rumah, lalu ada petugas yang mengangkut. Lingkungan sekitar rumah tampak bersih.
20
Denah Rumah :
Dapur Kamar
Mandi
Ruang
Kamar
Ortu
Makan
Kamar Ruang
Utama Tamu
21
D. Struktur Keluarga
1. Sistem Pendukung Keluarga
Bp.D Mengatakan dukungan dari keluarga besar sangat membantu Bp.D dan Ibu.J.
apabila ada diantara mereka yang sakit,maka orang tua dari Ibu.J akan membantu
pekerjaan rumah karena mereka berada dalam satu rumah.
2. Pola Komunikasi Keluarga
Kluarga Bp.D mempunyai pola komunikasi yang cukup baik,terbuka. Bila timbul
masalah kelurga berusaha mendiskusikan bersama-sama dan memberikan umpan
balik yang tepat.Dan tidak ada pola komunikasi fungsional yang ditemukan keluarga.
3. Struktur Kekuatan Keluarga.
Bp.D Merupakan pemegang kendali rumah tangga,tetapi apabila berkaitan dengan hal
pengambilan keputusan Bp.D bertanggung jawab untuk mengendalikan masalah
dengan mengambil keputusan secara kompromi dengan Ibu.J.
4. Strukur Peran
Bp.D sebagai suami, ia bukan merupakan pencari nafkah satu-satunya karena ia
masih tinggal bersama mertuanya. Bp.D merupakan pemimpin keluarga, sedangkan
Ibu.J sebagai istri/ibu rumah tangga. Peran Bp. D di dalam keluarga dilakukan
dengan sebaik-baiknya. Menurut Bp.D ia selalu berusaha menjadi suami yang baik.
Bp.D pun tidak pernah mengambil keputusan sepihak, ia selalu melibatkan Ibu.J
untuk memberikan masukan.
5. Nilai atau Norma Keluarga
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya jawa yaitu fungsi suami adalah
sebagai pencari nafkah dan istri dirumah mengurusi rumah. Nilai yang dianut
keluarga adalah saling menghormati antar anggota keluarga dan menyayangi. Nilai
yang ada di keluarga merupakan gambaran nilai dari agama yang dianut, tidak terlihat
adanya konflik dalam nilai dan tidak ada yang mempengaruhi status kesehatan
anggota keluarga dalam menggunakan nilai yang diyakini oleh masyarakat dan tidak
bertentangan dengan masyarakat sekitar. Norma yang dianut adalah norma agama.
Apabila menurut agama tidak baik maka mereka tidak akan melakukan hal itu.
E. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Bp.D dan Ibu.J selalu berusaha saling memperlihatkan kasih sayang baik antara
mereka berdua, maupun orang tua dari Ibu. J mereka selalu berusaha menerapkan
komunikasi yang terbuka dalam segala hal,sehingga sampai saat ini jarang terjadi
22
masalah. Mereka tidak sungkan mengemukakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka.
2. Fungsi Sosialisasi
Ibu.J mengatakan bahwa ia dan suaminya hidup bersama dan saling menyesuaikan
diri terhadap peran-peran dan fungsi-fungsi baru yang mereka terima, termasuk peran
suami istri. Dengan lingkungan sekitar, keluarga Bp.D mudah berinteraksi dan
beradaptasi dengan lingkungan. Interaksi dan hubungan dalam keluarga berjalan baik
dan harmonis. Keluarga meyakini akan norma keluarga sesuai dengan norma agama
dan adat istiadat sehingga keluarga tetap dalam keadaan harmonis dan sejahtera.
Dalam hal mengatur kebutuhan rumah tangga diserahkan kepada istri (Ibu. J) namun
apabila nanti ada masalah yang sulit dan mendesak, mereka akan membicarakan
bersama..
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Bagi keluarga Bp.D sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan seluruh
aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti demam, batuk filek,
hipertensi, dan lain-lain. Sampai saat ini, kedua pasangan suami istri belum
mengalami sakit/membutuhkan pelayanan perawatan.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Bp. D saat ini belum memiliki anak, karena baru 2 minggu menikah. Kedua
pasangan suami istri ini berharap nantinya diberi dua orang anak, tetapi mereka juga
mengatakan terserah kepada Yang Kuasa mau member mereka anak berapa, mereka
akan bahagia. Tapi mereka belum mau merencenakan anak terlebih dahulu.
5. Fungsi Ekonomi.
Saat ini keluarga Bp. D belum memiliki pekerjaan. Jadi untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari kedua pasangan ini, masih bergantung kepada orang tua. Sehingga mereka
memutuskan untuk tinggal bersama orangtua Ibu.J.
23
F. Stress dan Koping Keluarga
1. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga mengatakan ada stressor saat ini, karena mereka belum mempunyai
pekerjaan. Keluarga mengatakan ada perasaan cemas akan masa depan jika terus-
terusan bergantung kepada mertua/orangtua. Mengingat akan kebutuhan kedepanya
akan semakin banyak seperti membuat rumah sendiri, menyekolahkan anak, dan
kebutuhan-kebutuhan lainya, jadi keluarga sedikit berkecil hati dengan keadaan
sekarang ini.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
a. Sistem dukungan keluarga sangat kuat.
b. Keluarga besar saling membantu dalam menyelesaikan masalah keluarga atau
kebutuhan-kebutuhan keluarga saat ini.
c. Tempat tinggal yang memadai, dan sarana kesehatan yang mudah di jangkau oleh
keluarga.
d. Pola komunikasi yang baik dalam keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan adalah berdasarkan pengalaman masa lalu.
Keluarga mengatakan mereka nanti akan menggunakan sistem dukungan sosialnya
yaitu dari keluarga besar dalam membantu mereka pada saat membutuhkan
pertolongan dikemudian hari.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga terutama Ibu.J secara telah melakukan adaptasi disfungsional yaitu pada
saat banyak pekerjaan mempersiapkan pernikahan, dia sering lupa makan, dan
membiarkan menunda waktu makan, sehingga terjadi penurunan BB drastic pada Ibu
.J.
24
G. Pemeriksaan Fisik
Dari pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada keluarga, secara umum kondisi
kesehatan secara fisik, Ibu. J mengalami penurunan BB drastic dan Bp. D ada masalah
cemas terhadap masa depan dan ada riwayat merokok.
25
Pemeriksaan pada Bp.D dan Ibu.J, Wajah terlihat simetris,
2. Pemeriksaan muka warna kulit putih. Distribusi merata sesuai dengan warna
kulit. Kekuatan otot temporal normal,
Pemeriksaan pada Bp.D dan Ibu. J, Bentuk simetris, tidak
3. Pemeriksaan telinga ada lesi, tidak ada nyeri tekan.
6. Pemeriksaan mulut Pada Bp. D dan Ibu.J Warna bibir terlihat normal tidak
dan tenggorokan terdapat caries pada gigi
7. Pemeriksaan leher Pada Bp.D dan Ibu.J tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Pemeriksaan Dada
1. Syistem pernapasan Pada Bp. D dan Ibu.J, RR=Normal,( tidak menggunakan
otot bantu, tidak terdengar bunyi nafas tambahan)
2. Syistem Pada Bp.D dan Ibu.J bunyi jantung normal.
kardiovaskular
H. Harapan Keluarga
26
3.3 Analisa Masalah
No Data Kemungkinan Penyebab Diagnosa Keperawatan
Keluarga
1 Ds : Ketidakmampuan mengenal Gangguan
1. Ibu. J mengatakan masalah ketidakseimbangan Ketidakseibangan nutrisi
sekarang ini mudah nutrisi Pada Ibu. J kurang dari kebutuhan
lelah. tubuh pada Ibu. J
2. Ibu. J mengatakan keluarga Bp. D.
terjadi penurunan BB
sebanyak 4 kg dari 40
kg menjadi 36 kg
dalam 1 bulan (selama
persiapan pernikahan)
Do :
1. BB = 36 kg
2. TB = 157 cm
3. Ny. Jeni tampak kurus
2 Ds : Ketidakmampuan mengambil Ansietas pada Bp. D
1. Bp. D mengatakan keputusan untuk melakukan keluarga Bp. D
belum memiliki tindakan yang tepat dalam
pekerjaan. mencari pekerjaan
2. Bp. D mengatakan
susah mendapatkan
pekerjaan dan saat ini
terus mencari
lowongan pekerjaan .
3. Bp. D mengatakan ada
persaan khwatir
terhadap masa depan
keluarga.
27
D0 :
1. Bp. D ada di rumah
pada saat pengkajian
pada jam 2,
seharusnya jam kerja.
2. Bp. D tampak kecewa
karena belum memiliki
pekerjaan
3. Wajah Bp. D terlihat
cemas.
3 Ds : Ketidakmampuan mengenal Resiko tinggi terjadinya
1. Bp. D mengatakan masalah kesehatan tentag penyakit akibat merokok
merokok 1 bungkus kebiasaan merokok pada Bp. pada Bp. D keluarga Bp.
sehari . D D
2. Bp. D tidak bisa
meninggalkan
kebiasaan merokok
3. Bp. D mengatakan
terasa seperti ada yang
kurang kalau tidak
merokok
Do :
1. Bp. D merokok saat
dikaji
28
2. Ansietas pada Bp. D keluarga Bp. D berhubungan dengan Ketidakmampuan
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat dalam mencari
pekerjaan .
3. Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Bp. D keluarga Bp. D
berhubungan dengan Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan tentang
kebiasaan merokok.
29
Cukup minggu terakhir ini.
4 Menonjolnya ½x1=½ ½ Masalah ada tapi di anggap hal yang
masalah : biasa oleh keluarga
Masalah ada tapi
tidak perlu
segera diatasi
Total 4 ½
30
3. Diagnosa: Resiko tinggi terjadinya penyakit akibat merokok pada Bp. D keluarga Bp.
D berhubungan dengan Ketidakmampuan mengenal masalah kesehatan tentang
kebiasaan merokok
31
3.6 Perencanaan (Intervensi)
Rencana Keperawatan pada keluarga Bp. D Khusunya Ibu. J Dengan Penurunan Berat badan drastic, serta Bp. D dengan Cemas dan
Resiko terjadinya penyakit akibat merokok.
32
nutrisi dalam waktu tanda dan gejala akibat
1.2Menjelaskan Cepat/singkat. penurunan BB drastic.
kembali penyebab 2. Keluarga dapat 4. Jelaskan pada keluarga
penurunan BB mengetahui dampak dari penurunan BB
drastis Penyebab drastic jika berkelanjutan.
1.3. Menyebutkan Penurunan BB 5. Berikan kesempatan keluarga
kembali tanda dan drastic adalah bertanya.
gejala penurunan kurangnya asupan 6. Bantu keluarga untuk
BB drastic makanan, pola mengulangi apa yang telah
1.4. Menjelaskan tidur yang tidak didiskusikan atau dijelaskan
kembali dampak baik(kurang 7. Beri pujian atas perilaku yang
yang dapat terjadi tidur/begadang), benar.
bila BB tidak ideal. penyakit-penyakit
tertentu.
3. Keluarga dapat
menegatahuii
Tanda dan gejala
penurunan BB
drastic adalah
Badan terlihat
Kurus, mudah
33
lelah.
4. Keluarga dapat
menjelaskan
Dampak
penurunan BB
drastic adalah
kurus(BB tidak
ideal), daya tahan
tubuh lemah, dan
lain-lain.
34
cemas/berkurang. mengenal masalah
1.1 Menjelaskan Respon 1. Cemas adalah 1. Diskusikan bersama keluarga
kembali pengertian Verbal mekanisme yang tentang pengertian cemas.
cemas. digunakan tubuh 2. Jelaskan kepada keluarga
1.2. menjelaskan untuk mengatasi dampak akibat cemas yang
dampak karna stress. berkelanjutan.
cemas 2. kecemasan jadi 3. Jelaskan pada keluarga
berlebihan dan mengenai tuags
tak terkendali, perkembangan keluarga pada
kemungkinan tahap ini.
bias menandakan 4. Jelaskan pada keluarga
penyakit yang masalah-masalah yang terjadi
disebut Anxiety pada tahap perkembangan
Disorder sebagai keluarga saat ini.
dampaknya. 5. Beri kesempatan pada
keluarga untuk bertanya.
6. Bantu keluarga untuk
mengulangi apa yang telah
didiskusikan atau dijelaskan.
7. Beri pujian untuk perilaku
yang benar.
35
TUK 2: Respon Keluarga 1. Jelaskan pada keluarga
Keluarga mampu verbal menyatakan untuk mengenai tindakan yang harus
Mengambil terus memotivasi dilakukan saat Tn.Dedi
keputusan untuk keluarga, dan saling terlihat kecewa.
mencegah menghargai. 2. Bimbing dan motivasi
terjadinya gangguan keluarga untuk mengambil
cemas yang lebih keputusan dalam menangani
parah, misalnya masalah.
dengan 3. Beri pujian atas keputusan
memanfaatkkan yang diambil untuk mengatasi
peluang-peluang masalah cemas pada Tn.Dedi.
kerja.
3. Resiko tinggi Setelah Khusus: 1. Diskusikan bersama keluarga
terjadinya penyakit dilakukan Setelah dilakukan tentang pengertian
akibat merokok pada intervensi kunjungan 2x45 ketergangungan.
Bp. D keluarga Bp. D keperawatan menit, keluarga 2. Jelaskan pada keluarga tentang
berhubungan dengan 2x45 menit, dapat mencapai: penyebab seseorang merokok:
Ketidakmampuan diharapakan TUK 1: karena pengaruh keluarga,
mengenal masalah keluarga mampu Keluarga mampu teman, atau karena
kesehatan tentang mencegah resiko mengenal masalah kepribadiannya.
36
kebiasaan merokok terjadinya 1.1 menjelaskan Verbal 1. Ketergantungan 3. Beri kesempatan keluarga
penyakit akibat bahaya atau rokok adalah untuk bertanya tentang hal
merokok pada penyakit lanjut menyebabkan yang tidak dimengerti.
Bp. D akibat merokok. ketergantungan 4. Bimbing keluarga untuk
1.2Menjelaskan baik fisik maupun mengulangi apa yang telah
Pengertian mental. didiskusikan atau dijelaskan.
ketergantungan 2. 3 dari 4 penyebab 5. Beri pujian atas kemampuan
rokok. merokok yaitu: keluarga menyebutkan kembali
1.3 Menjelaskan Keluarga: adanya apa yang telah dijelaskan atau
Penyebab figure merokok didiskusikan.
ketergantungan dirumah.
rokok 3. Kepribadian:
perokok biasanya
dapat membuat
orang lebih
percaya diri,
rokok bias
dijadikan teman
bagi orang yang
introvert
4. Kelompok/teman:
37
takut tidak
diterima oleh
kelompok, sering
mendapat tekanan
dari teman dan
besarnya
pengaruh teman
yang merokok
5. Kesempatan:
mudahnya
mendapatkan
rokok dan dengan
harga yang lebih
murah.
6. Tiga akibat
merokok terkait
dengan
gangguan:fisik,
psikologis, dan
social.
38
TUK 2 Verbal Keluarga 1. Jelaskan kepada keluarga
Setelah dilakukan mengatakan tentang akibat lanjut dari
kunjungan rumah keputusanya untuk merokok.
3x45 menit, membantu Bp. D 2. Bimbing keluarga untuk
keluarga dapat berhenti atau menyebutkan kembali akibat
mengambil mengurangi rokok. merokok.
keputusan untuk 3. Bimbing dan motivasi
mencegah Bp. D keluarga untuk mengambil
mengurangi rokok. keputusan dalam mengatasi
ketergantungan rokok.
4. Beri pujian atas keputusan
yang diambil keluarga untuk
mencegah ketergantungan
rokok pada Tn.Dedi.
TUK 3 Verbal 1. Keluarga dapat 1. Jelaskan pada keluarga tentang
Setelah dilakukan redementrasi menjelaskan cara mengurangi atau berhenti
5x45 menit tentang cara merokok pada Bp. D meliputi:
kunjungan rumah, mencegah atau Cara memberikan pada Bp. D
keluarga dapat mengurangi komunikasi efektif.
membantu BP. D rokok pada Bp. D 2. Demonstrasikan kepada
39
untuk mengurangi yaitu tetap keluarga tentang: Cara
atau berhenti memberikan berkomunikasi yang efektif
merokok. dukungan dan Cara memeberikan dukungan.
perhatian pada 3. Beri kesempatan keluarga
Bp. D tentukan untuk mendemonstrasikan
apakah akan kembali cara membantu
berhenti total mengurangi atau berhenti
atau berhenti merokok.
sedikit demi 4. Beri kesempatan keluarga
sedikit. untuk menanyakan hal-hal
2. Keluarga dapat yang tidak jelas atau
menyebutkan dimengerti.
cara membantu 5. Beri pujian keluarga atas
Bp. D keberhasilan tindakan yang
mengurangi atau dilakukan keluarga.
berhenti
merokok.
3. Keluarga dapat
mendemonstrasik
an kembali
dengan benar
40
tentang: Cara
berkomunikasi
yang efektif,
Cara memberikan
dukungan.
41
Lingkungan 3. Beri pujian atas penataan
psikologis yaitu; lingkungan yang telah
buat lingkungan dilakukan oleh keluarga.
yang nyaman.
Keluarga dapat
memodifikasi
lingkungan agar
Bp. D berhenti
merokok atau
mengurangi.
42
3.7 Evaluasi
Catatan Asuhan Keperawatan Keluarga keluarga Bp. D
waktu
43
mengenal masalah mengambil keputusan dalam menangani penurunan BB drastic dan telah mengambil
masalah penurunan BB drastic keputusan yang tepat yaitu Ibu. J banyak makan
kesehatan
10. Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk kalori,vitamin, makan teratur,istirahat teratur.
mengatasi masalah gizi kurang pada Ibu. J Planning:
Cemas terhadap masa Minggu 3. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian Subejektif:
depan karena belum , 28 cemas. 1. Bp. D mengatakan ia sekarang mengerti tentang
memiliki pekerjaan April 4. Jelaskan kepada keluarga dampak akibat cemas pengertian cemas.
pada keluarga Bp. D 2019, yang berkelanjutan. 2. Bp. D mengatakan ia telah memahami dampak dari
khususnya pada Bp. D Pukul 5. Jelaskan pada keluarga mengenai tuags cemas jika berkelanjutan.
B.d ketidakmampuab 11.00 perkembangan keluarga pada tahap ini. 3. Bp. D mengatakan telah mengerti tugas keluarga di
mengambil keputusan wib 6. Jelaskan pada keluarga masalah-masalah yang tahap perkembangan keluarga saat ini/pemula.
untuk melakukan terjadi pada tahap perkembangan keluarga saat Objektif:
tindakan yang tepat ini. 1. Bp. D menjelaskan kembali definisi cemas,
7. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya. dampak cemas jika berkelanjutan,serta tugas
8. Bantu keluarga untuk mengulangi apa yang keluarga ditahap perkembangan saat ini.
telah didiskusikan atau dijelaskan. 2. Bp. D sebelumnya menganggap cemas itu bukan
9. Beri pujian untuk perilaku yang benar masalah, namun setelah telibat diskusi, Bp. D
10. Jelaskan pada keluarga mengenai tindakan yang banyak sekali melontarkan pertanyaan.
harus dilakukan saat Bp. D terlihat kecewa.
44
11. Bombing dan motivasi keluarga untuk Analisa:
mengambil keputusan dalam menangani 1. Keluarga sudah mengetahui mengenai cemas,
masalah. dampak dan tugas keluarga pada tahap
12. Beri pujian atas keputusan yang diambil untuk perkembangan saat ini.
mengatasi masalah cemas pada Bp. D Planning:
1. Lakukan pemantauan terhadap Ekspresi atau
ucapan kalimat-kalimat yang keluar dari Bp. D,
apakah masih ada kata menyerah,mengeluh, atau
rasa ketakutan.
45
atau didiskusikan. Objektif:
8. Jelaskan kepada keluarga tentang akibat lanjut 1. Bp. D menjelaskan kembali tentang
dari merokok. ketergantungan merokok.
9. Bimbing keluarga untuk menyebutkan kembali 2. Bp. D menjelaskan kembali tentang
akibat merokok. dampak/akibat dari merokok.
10. Bimbing dan motivasi keluarga untuk 3. Bp. D yang awalnya belum antusias saat
mengambil keputusan dalam mengatasi dijelaskan mengenai dampak-dampak dari
ketergantungan rokok. merokok, namun setelah terlibat dalam diskusi,
11. Beri pujian atas keputusan yang diambil Bp. D banyak melontarkan pertanyaan-
keluarga untuk mencegah ketergantungan rokok pertanyaan.
pada Bp. D. Analisa:
12. jelaskan pada keluarga tentang cara mengurangi i. Keluarga sudah mengetahui akibat/dampak dari
atau berhenti merokok pada Bp. D meliputi: merokok, dan telah mengambil keputusan yang
Cara memberikan pada Bp. D, komunikasi tepat untuk mengurangi atau berhenti merokok.
efektif. Planning:
13. Demonstrasikan kepada keluarga tentang: 1. Lakukan pemantauan terhadap Bp. D dalam
a. Cara berkomunikasi yang efektif mengurangi atau berhenti merokok.
b. Cara memeberikan dukungan.
14. Beri kesempatan keluarga untuk
mendemonstrasikan kembali cara membantu
mengurangi atau berhenti merokok.
46
15. Beri kesempatan keluarga untuk menanyakan
hal-hal yang tidak jelas atau dimengerti.
16. Beri pujian keluarga atas keberhasilan tindakan
yang dilakukan keluarga.
17. Diskusikan dengan keluarga tentang modifikasi
lingkungan yang dapat membantu Bp. D
mengurangi atau berhenti merokok untuk
mencegah penyakit akibat merokok.
18. Motivasi keluarga untuk dapat menata
lingkungan rumah baik fisik maupun psikologis
yang dapat membantu Bp. D mengurangi atau
berhenti merokok untuk mencegah penyakit.
19. Memberi pujian atas penataan lingkungan yang
telah dilakukan oleh keluarga.
47
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat dua orang / lebih, memiliki ikatan
perkawinan dan pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi, punya
peran masing-masing dan mempertahankan suatu budaya.
Ciri-ciri keluarga, antara lain sebagai berikut : Diikat tali perkawinan, ada
hubungan darah, ada ikatan batin, tanggung jawab masing–masing, ada pengambil
keputusan, kerjasama diantara anggota keluarg, interaksi, dan tinggal dalam suatu
rumah.
Tugas perkembangan kelaurga pada tahap keluarga pemula yaitu: membangun
perkawinan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis, membina
hubungan dengan keluarga lain: teman dan kelompok social, serta merencanakan
penambahan anggota baru (mempersiapkan menjadi orangtua), mendiskusikan rencana
punya anak
4.2 Saran
Sebaiknya sebagai seorang perawat/calon perawat harus selalu memberikan
pendidikan kesehatan kepada pasangan keluarga pemula, agar bias menjalin hubungan
keluarga yang harmonis ke depanya nanti.
48
DAFTAR PUSTAKA
49