You are on page 1of 9

Vol. 07, No.

01, Maret 2018 ARTIKEL PENELITIAN


Determinan PHBS Tatanan Rumah Tangga

Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) Tatanan Rumah Tangga

Dedi Sempurna Putra Karim


Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sari Mutiara Indonesia
Jl. Kapten Muslim No 79, Medan 20123
Email : dedi_putra@yahoo.com

Abstrak
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pada tatanan rumah tangga adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan
kemampuan keluarga agar sadar, mau dan mampu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor
pengetahuan, sikap, status ekonomi, dukungan petugas kesehatan dan dukungan sosial terhadap perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksplanatori dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian
sebanyak 471 KK, terhadap 100 responden berdasarkan proporsi di 4 desa lokasi penelitian. Hasil uji chi square
diperoleh pengetahuan nilai p = 0,003, sikap nilai p = 0,016, status ekonomi nilai p = 0,021, dukungan petugas
kesehatan nilai p = 0,021, dan dukungan sosial nilai p = 0,036 artinya ada hubungan dukungan sosial dengan PHBS
tatanan rumah tangga. Disarankan kepada Puskesmas untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) melalui kegiatan penyuluhan dan dan membuat desa percontohan dengan tujuan
untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sehingga sadar,
mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya.
Kata kunci : Determinan, PHBS, Rumah Tangga,

Abstract
PHBS (Clean and Healthy Life Behavior) in a household is an attempt to empower and increase family’s ability to be aware
of, willing to, and capable of carrying out PHBS in order to maintain and improve their health, to forestall the risk for ill ness,
and to protect against the threat, and to be active in public health movement. The objective of the research was to find out
the influence of the factors of knowledge, attitude, economic status, support from health care providers, and social support
on PHBS of household structure in the Working Area of Lawe Sumur Puskesmas, Aceh Tenggara Regency. The research
used explanatory method with cross sectional design. The samples were 100 respondents based on their proportion at 4
villages. The result of chi square test showed that there was the correlation of knowledge (p=0.003), attitude (p=0.016),
economic status (p=0.021) support from health care providers (p=0.021), and social support (p=0.036) with PHBS in
household structure. It is recommended that the management of Puskesmas increase people’s knowledge of PHBS by
providing counseling and create exemplary village in order to empower people in maintaining, increasing, and protecting their
health so that they will be aware of, willing to, and capable of being independent in actively increasing their health status.
Keywords : Determinant, PHBS, Household Structure

1
Karim Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

Pendahuluan komprehensif dan luas, mencakup


Sehat merupakan karunia Tuhan perubahan lingkungan fisik, lingkungan
yang perlu disyukuri, karena sehat biologi dan lingkungan sosial-budaya
merupakan hak asasi manusia yang harus masyarakat sehingga tercipta lingkungan
dihargai. Sehat juga investasi untuk yang berwawasan kesehatan dan
meningkatkan produktivitas kerja guna perubahan perilaku hidup bersih dan sehat.
meningkatkan kesejahteraan keluarga. Lingkungan fisik seperti sanitasi dan
Orang bijak mengatakan bahwa sehat hygiene perorangan, keluarga dan
bukan segalanya tetapi tanpa kesehatan masyarakat, tersedianya air bersih,
segalanya menjadi tidak berarti. Karena itu lingkungan perumahan, fasilitas mandi,
kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan cuci dan kakus (MCK) dan pembuangan
ditingkatkan oleh setiap anggota rumah sampah serta limbah.2
tangga dan semua pihak.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Berdasarkan Rencana Strategis adalah sekumpulan perilaku yang
Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai
menetapkan visi untuk Indonesia yaitu hasil pembelajaran, yang menjadikan
terwujudnya Indonesia yang berdaulat seseorang, keluarga, kelompok atau
mandiri dan berkepribadian berlandaskan masyarakat mampu menolong dirinya
gotong royong. Maka pembangunan sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan
kesehatan pada hakekatnya adalah upaya berperan aktif dalam mewujudkan
yang dilaksanakan oleh semua komponen kesehatan masyarakat. Di Indonesia
Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk persentase rumah tangga yang
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan mempraktikkan PHBS meningkat dari
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang (50,1%) tahun 2010 menjadi (55%) tahun
agar terwujud derajat kesehatan 2013. Karena target tahun 2014 adalah
masyarakat yang setinggi-tingginya, (70%), maka pencapaian tahun 2013
sebagai investasi bagi pembangunan tersebut tampak masih jauh dari target
sumber daya manusia yang produktif yang ditetapkan (Data Profil Kesehatan
secara sosial dan ekonomis. Permenkes RI Indonesia tahun 2015). Sedangkan di
Nomor 39 tahun 2016 menyatakan,bahwa Provinsi Aceh tahun 2015, di dapat rumah
program indonesia sehat dilaksanakan tangga yang mempraktikkan PHBS
untuk meningkatkan derajat kesehatan sebanyak (37%) dengan persentase rumah
masyarakat melalui upaya kesehatan dan tangga yang memenuhi syarat sebesar
pemberdayaan masyarakat yang didukung (57%), penduduk yang memiliki akses air
dengan perlindungan finansial dan minum layak sebesar (65%), penduduk
pemerataan pelayanan kesehatan. yang memiliki akses sanitasi yang layak
Kondisi sehat dapat dicapai dengan (41%), dan tempat-tempat umum
mengubah perilaku dari yang tidak sehat memenuhi sehat (69%). Sedangkan di
menjadi perilaku sehat dan menciptakan Kabupaten Aceh Tenggara rumah tangga
lingkungan sehat di rumah tangga. Rumah yang mempraktikkan PHBS sebesar
tangga berperilaku hidup bersih dan sehat (32,9%).3
dapat terwujud apabila ada keinginan, Berdasarkan laporan rekapitulasi
kemauan dan kemampuan para pengambil Dinas Kesehatan tahun 2016 di Kabupaten
keputusan dan lintas sektor terkait agar Aceh Tenggara, daerah yang persentase
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) PHBS paling rendah untuk tatanan rumah
menjadi program prioritas dan menjadi tangga adalah di wilayah kerja Puskesmas
salah satu agenda pembangunan di Lawe Sumur yang melayani masyarakat
Kabupaten/Kota, serta di dukung oleh dari 18 desa dengan jumlah rumah tangga
masyarakat. PHBS tidak hanya terbatas 1.724 KK. Rumah tangga yang
tentang hygiene namun harus lebih mempraktikkan PHBS hanya mencapai

2
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Determinan PHBS Tatanan Rumah Tangga

sebesar (23,9%), dengan indikator bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah
persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar tangga di wilayah kerja Puskesmas Lawe
(95,8%) kasus, ibu menimbang bayi dan Sumur Kabupaten Aceh Tenggara.
balita sebesar (19,5%) bayi, ibu
memberikan ASI eksklusif sebesar (74,9%) Metode
ibu, keluarga memakai jamban sehat Jenis penelitian adalah explanatory
sebesar (5,1%) KK, keluaraga research dengan pendekatan cross
mengkonsumsi buah dan sayur sebesar sectional, menggunakan kuesioner
(5,1%) KK, keluarga menggunakan air terstruktur melalui wawancara serta
bersih sebesar (5,1%) KK, memberantas observasi. Variabel terikat adalah perilaku
jentik nyamuk sebesar (5,1%) KK.3 hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan
Penerapan PHBS hendaknya rumah tangga, dan variabel bebas adalah
direalisasikan mengingat semua itu adalah pengetahuan, sikap, status ekonomi,
kegiatan sehari-hari yang biasa kita jalani. dukungan petugas kesehatan dan dukungan
Banyak hal positif yang dapat dirasakan sosial.
setelah rumah tangga menerapkan perilaku Populasi adalah semua ibu rumah
hidup bersih dan sehat. Masyarakat juga tangga yang mempunyai bayi atau balita
harus mengetahui akibatnya bila tidak dan tersebar di 4 desa (Desa Alas Mesikhat
menjalankan hidup bersih dan sehat, yaitu 107 KK, Desa Lingga Alas 112 KK, Desa
dapat terjangkit penyakit. Beberapa jenis Lawe Sumur 153 KK, dan Desa Lawe
penyakit yang disebabkan oleh lingkungan Polak 99 KK) wilayah kerja Puskesmas
tidak sehat adalah: sakit perut (diare, Lawe Sumur Kecamatan Lawe Sumur
disentri, kolera, typhus) penyebabnya Kabupaten Aceh Tenggara. Maka jumlah
adalah: minum air yang tidak dimasak; populasi yaitu sebanyak 471 KK, dan yang
makan jajanan yang kurang bersih dengan dijadikan sampel pada penelitian ini adalah
tangan yang kotor (tidak cuci tangan dengan melakukan pembagian kuesioner.
sebelum makan); buang air besar di Analisis statistik terhadap data
sembarang tempat; menggunakan air yang penelitian dilakukan secara univariat,
kotor dan tidak sehat untuk keperluan bivariate dan multivariat. Analisis univariat
sehari- hari; makanan tidak ditutup; dilakukan dengan mendeskripsikan
memakan makanan yang telah dihinggapi frekuensi variabel yang diteliti. Analisis
lalat; makanan dan minuman yang basi bivariate menggunakan uji chi-square
atau menggunakan zat pewarna berlebihan. dengan menggunakan nilai α (alpha) 0,05.
Faktor yang mempengaruhi rumah tangga Sedangkan analisis multivariate dilakukan
berperilaku hidup bersih dan sehat adalah dengan menggunakan uji regresi logistic
karena kurangnya pengetahuan tentang berganda untuk mengetahui variabel mana
manfaat dan akibat keluarga yang yang paling berpengaruh terhadap PHBS
mempraktikkan PHBS. Sikap atau perilaku rumah tangga.
rumah tangga dalam mempraktikkan
PHBS tidak terlepas dari dukungana Hasil
petugas kesehatan sebagai provider Karakteristik responden pada
kesehatan yang bertanggung jawab penelitian ini mayoritas berada pada
terhadap promosi PHBS, peran tokoh kategori umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak
masyarakat dan kader kesehatan juga 45 (45%), responden beragama Islam
mempengaruhi pelaksanaan program sebanyak 92 (92%). Suku responden rata-
PHBS tatanan rumah tangga. Berdasarkan rata adalah Suku Alas yaitu sebanyak 54
permasalahan yang telah diuraikan diatas, (54%) dan berpendidikan SMU sebanyak
maka dirumuskan permasalahan penelitian 51 (51%). Pekerjaan responden sebagian
sebagai berikut: apakah faktor-faktor yang besar menjadi ibu rumah tangga yaitu
berpengaruh terhadap perilaku hidup sebanyak 70 (70%), dan sumber informasi

3
Karim Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

sebagian besar dari petugas kesehatan yaitu diperoleh nilai p = 0,016 (p < 0,05),
sebanyak 83 (83%). terbukti Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang
Tabel 1. Karakteristik Responden signifikan antara sikap dengan perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) tatanan
Variabel Kategori n %
Umur <20 th 17 17 rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas
20-35 th 45 45 Lawe Sumur. Hasil uji statistik terhadap
>35 th 38 38 hubungan status ekonomi terhadap PHBS
Agama Islam 92 92 rumah tangga diperoleh nilai p = 0,021 (p
Kristen 8 8 < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat
Suku Aceh 11 11
Alas 54 54 disimpulkan terdapat hubungan yang
Gayo 8 8 signifikan antara status ekonomi dengan
Jawa 18 18 perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
Batak 9 9 tatanan rumah tangga di wilayah kerja
Pendidikan SD 17 17 Puskesmas Lawe Sumur.
SLTP 23 23
SMU 51 51 Hasil analisis statistik terhadap
PT 9 9 hubungan dukungan petugas terhadap
Pekerjaan PNS/TNI/Polri 5 5 PHBS rumah tangga diperoleh nilai p =
Pegawai Swasta 7 7 0,021 (p < 0,05), terbukti Ho ditolak
Wiraswasta 11 11 sehingga dapat disimpulkan terdapat
Buruh/Petani/Nelayan 7 7
Ibu Rumah Tangga 70 70 hubungan yang signifikan antara dukungan
Sumber Petugas kesehatan 83 83 petugas kesehatan dengan perilaku hidup
Informasi Tetangga/Toma/Toga 17 17 bersih dan sehat (PHBS) tatanan rumah
tangga di wilayah kerja Puskesmas Lawe
Hasil uji statistik bivariat hubungan Sumur. Hasil uji statistik terhadap
antara pengetahuan terhadap PHBS rumah hubungan dukungan sosial terhadap PHBS
tangga diperoleh nilai p = 0,003 (p < 0,05), rumah tangga diperoleh nilai p = 0,036 (p
terbukti Ho ditolak sehingga dapat < 0,05), terbukti Ho ditolak sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang disimpulkan terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan signifikan antara dukungan sosial dengan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
tatanan rumah tangga. tatanan rumah tangga di wilayah kerja
Hasil uji statistik terhadap hubungan Puskesmas Lawe Sumur.
sikap terhadap PHBS rumah tangga

Tabel 2. Hubungan PHBS Tatanan Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Lawe Sumur
Kabupaten Aceh Tenggara

PHBS Tatanan Rumah Tangga Pv


Variabel Kategori Baik Tidak Baik
n % n %
Pengetahuan Baik 27 73,0 10 27,0 0,003
Kurang 8 12,7 55 87,3
Sikap Sikap positif 29 67,4 14 32,6 0,016
Sikap negatif 6 10,5 51 89,5
Status ekonomi Ekonomi mampu 22 56,4 17 43,6 0,021
Ekonomi tidak mampu 13 21,3 48 78,7
Dukungan petugas Dukungan positif 22 53,7 19 46,3 0,021
kesehatan Dukungan negatif 13 22,0 46 78,0
Dukungan sosial Dukungan positif 20 74,1 7 25,9 0,036
Dukungan negatif 15 20,5 58 79,5

4
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Determinan PHBS Tatanan Rumah Tangga

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan pedesaan dan tergolong miskin. Program-


variabel pengetahuan diperoleh nilai OR = program tersebut berupa pelayanan
3,554 dan P value = 0,007, hal ini kesehatan dasar antara lain meliputi
menunjukkan ibu yang memiliki pencegahan dan pemberantasan penyakit,
pengetahuan kurang tiga kali akan lebih peningkatan gizi, penyediaan dan
berisiko untuk berperilaku tidak baik pengelolaan air bersih serta penyehatan
dibandingkan dengan ibu yang lingkungan pemukiman yang disertai
berpengetahuan baik. Variabel sikap dengan upaya promotif berupa penyuluhan
diperoleh nilai OR = 2,977 dan p = 0,011, kesehatan. Tujuan dari upaya promotif
hal ini menunjukkan ibu yang sikap negatif adalah untuk menumbuhkan perilaku hidup
2 kali akan lebih berisiko untuk bersih dan sehat tatanan rumah tangga,
berperilaku tidak baik dibandingkan dimana masyarakat mau mencegah
dengan ibu yang sikap positif. Hasil uji terjadinya penyakit dari pada mengobati
regresi menunjukkan bahwa pengetahuan penyakit. Namun dalam kenyataannya
mempunyai pengaruh yang paling besar sebagian warga masyarakat masih
dibandingkan dengan variabel lainnya berorientasi pada nilai penyembuhan
dalam penelitian ini. penyakit dan belum mengarah pada
Variabel status ekonomi nilai OR = pencegahan penyakit. Boleh jadi selama ini
1,977 dan p = 0,025, hal ini menunjukkan upaya promotif yang dilakukan sifatnya
tidak ada perbedaan perilaku ibu yang sangat sentralistik sehingga tidak sesuai
status ekonomi mampu dengan ibu yang dengan kondisi obyektif masyarakat atau
status ekonomi tidak mampu. Variabel kelompok sasaran, akibatnya sebagian
dukungan petugas kesehatan diperoleh masyarakat masih berorientasi pada
nilai OR = 3,179 dan p = 0,012, hal ini penyembuhan penyakit belum pada
menunjukkan ibu yang mendapat pencegahan penyakit sehingga berbagai
dukungan negatif tiga kali akan lebih penyakit masih timbul. Dengan perkataan
berisiko untuk berperilaku tidak baik lain sebagian masyarakat masih
dibandingkan dengan ibu yang mendapat berperilaku kurang positif yang menuju
dukungan positif. Dan variabel dukungan pada perilaku hidup sehat. Maka perlu
sosial nilai OR = 1,754 dan p = 0,022, hal meningkatkan kesadaran masyarakat agar
ini menunjukkan tidak ada perbedaan berperilaku sehat.
perilaku ibu yang mendapat dukungan Upaya pengembangan program
positif dengan ibu yang mendapat promosi kesehatan dan PHBS yang lebih
dukungan negatif. terarah, terencana, terpadu dan
berkesinambungan, dikembangkan melalui
Tabel 3. Uji Regresi Logistik Berganda desa percontohan integrasi promosi
kesehatan dengan sasaran utama PHBS
Variabel OR Pv
Tatanan Rumah Tangga (individu,
Pengetahuan 3,554* 0,007
Sikap 2,977 0,011 keluarga, dan masyarakat). Pemberian
Status ekonomi 1,977 0,025 informasi tentang cara mencapai hidup
Dukungan petugas kesehatan 3,179 0,012 sehat, pemeliharaan kesehatan, cara
Dukungan sosial 1,754 0,022 menghindari penyakit dan sebagainya akan
Constant -7,308 0,000 meningkatkan pengetahuan masyarakat.
Selanjutnya pengetahuan diharapkan akan
Pembahasan menimbulkan kesadaran pada masyarakat
Pada hakekatnya program-program yang pada akhirnya akan menyebabkan
pembangunan di bidang kesehatan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang
ditujukan untuk meningkatkan derajat dimilikinya.
kesehatan masyarakat tidak terkecuali Perilaku merupakan respons atau
masyarakat yang tinggal di daerah reaksi seseorang terhadap stimulus

5
Karim Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

(rangsangan dari luar). Perilaku dapat setiap orang. Dengan ini mengandung
dikatakan sebagai totalitas penghayatan suatu pengertian bahwa dalam
dan aktivitas seseorang yang merupakan penyelenggaraan upaya kesehatan, peran
hasil bersama antara beberapa faktor. serta masyarakat dinyatakan ikut
Sebagian besar perilaku manusia adalah menentukan keadaan kesehatan baik pada
operant response yang berarti respons masa sekarang atau masa yang akan
yang timbul dan berkembang kemudian datang. Ini berarti setiap orang diharapkan
diikuti oleh stimulus tertentu yang disebut mendukung dan ikut serta dalam
reinforcing stimulation atau reinfocer yang menciptakan kehidupan yang sehat. Untuk
akan memperkuat respons. Bloom mencapai keadaan tersebut maka perlu
menguraikan bahwa pada dasarnya adanya perubahan sikap dan perilaku dari
perilaku manusia terdiri dari 3 domain setiap individu selaku warga masyarakat
(ranah), yakni: kognitif (pengetahuan), menyangkut bidang kesehatan. Walaupun
efektif (sikap), dan psikomotor sebagian masyarakat di daerah penelitian
(praktek/tindakan). Sedangkan Green menunjukkan adanya indikasi terjadi
menyatakan bahwa sikap merupakan salah perubahan sikap dan perilaku menuju pada
satu faktor predisposisi yang kehidupan yang sehat, namun
mempengaruhi perilaku seseorang untuk perubahannya belum menyeluruh dan
bertindak atau berperilaku positif.4 relatif masih banyak yang berperilaku atau
Penelitian ini diperkuat dengan menjalankan kebiasaan-kebiasaan kurang
penelitian Anggraeni,5 terkait faktor-faktor sehat.
yang berhubungan dengan perilaku hidup Perubahan sikap dan perilaku
bersih dan sehat pada tatanan rumah manusia di bidang kesehatan kelihatannya
tangga, pada hasil penelitiannya sikap mudah dan sederhana karena hanya
responden cukup dengan PHBS tatanan menyangkut kebiasaan sehari-hari. Sebagai
rumah tangga buruk tidak ada. Sikap contoh dapat dikemukakan dalam hal ini.
responden cukup dengan PHBS tatanan Bila setiap orang sebelum makan terlebih
rumah tangga baik tidak ada. Sikap baik dahulu mencuci tangan maka setidak
dengan PHBS tatanan rumah tangga buruk tidaknya sudah dapat mencegah timbulnya
sebanyak (35,0%) dan sikap responden muntaber atau diare, karena penyakit
baik dengan PHBS tatanan rumah tangga tersebut disamping disebabkan oleh
baik sebanyak (65,0%). Berdasarkan uji rotavirus akan tetapi juga kebiasaan atau
statistik menggunakan Chi-Square cara-cara hidup yang tidak sehat. Dan
diketahui bahwa nilai p value sebesar beberapa perilaku lain dari masyarakat
0,293 atau > α. Sehingga dapat yang ditemukan di wilayah kerja
disimpulkan tidak ada hubungan antara Puskesmas Lawe Sumur dan kurang sehat
sikap dengan PHBS tatanan rumah tangga. adalah: ibu memberikan susu formula
Namun dalam penelitian lain sikap kepada bayi usia < 6 bulan dengan alasan
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat ibu harus bekerja sehingga waktu bersama
(PHBS) pada mahasiswa, hasil penelitian bayi berkurang da nada juga ibu yang
didapatkan p value = 1,000 yang mengatakan produks ASI ibu kurang untuk
menunjukkan terdapat hubungan yang kebutuhan bayi. Sedangkan diketahui
tidak bermakna antara sikap dengan produksi ASI akan berkurang jika ibu tidak
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).6 memberikan menyusui atau memberikan
Dalam sistem kesehatan nasional ASI kepada bayi secara terus menerus,
(SKN) dikemukakan bahwa masyarakat isapan bayi akan merangsang pengeluaran
mempunyai peranan penting dalam ASI lebih banyak.
memelihara dan meningkatkan diri sendiri Sikap lainnya adalah ibu tidak
dan lingkungan karena kesehatan membawa anaknya setiap bulan untuk
merupakan kewajiban dan tanggung jawab ditimbang BB dan memberikan imunisasi

6
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Determinan PHBS Tatanan Rumah Tangga

sesuai jadwal karena ibu merasa ketakutan membentuk kecenderungan untuk


anaknya akan demam jika diberikan berperilaku. Jadi bila seseorang menaruh
imunisasi. Sedangkan menimbang BB anak evaluasi yang tinggi terhadap pengetahuan
secara rutin ibu merasa tidak perlu, ibu atau nilai bahwa kebersihan itu penting
berpendapat dengan mengetahui BB tidak bagi kesehatan, maka dia akan cenderung
akan memberikan perubahan kepada anak berperilaku sehat. Maka dari itu upaya
dan yang terpenting bagi ibu anak tetap yang dilakukan adalah transfer informasi
sehat. baik melalui penyuluhan atau melakukan
Terjadinya kekurangan BB pada konseling dan menjelaskan manfaat
anak selain anak menderita sakit keluarga berperilaku hidup bersih dan sehat, serta
juga tidak bisa mencukupi kebutuhan menjelaskan dan memberikan contoh yang
makan untuk anggota keluarganya, dan ada dilingkungan sekitar terkait bahaya
diketahui balita dalam masa pertumbuhan jika keluarga atau masyarakat tidak
membutuhkan makanan yang cukup untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan
tumbuh kembangnya. Perilaku lainnya sehat, seperti: terjadinya penyakit Diare
individu belum mencuci tangan dengan karena sampah yang berserak atau tidak
menggunakan sabun hanya mencuci tangan mencuci tangan sebelum makan dan
dengan air bersih, tindakan mencuci tangan sesudah BAB, penyakit Demam Berdarah
hanya harus dilakukan jika tangan kotor karena rumah tidak bebas jentik nyamuk.
dan pada saat mau makan nasi. Dan Menggunakan kekuatan/kekuasaan juga
ditemukan belum semua rumah tangga diperlukan untuk merubah perilaku
menggunakan jamban sehat karena masih masyarakat sehingga ia mau melakukan
banyak rumah tangga yang menggunakan perilaku yang diharapkan. Dengan
kamar mandi umum. Sebagian warga peraturan masyarakt harus patuh dan
masyarakat Lawe Sumur membuang menyebabkan perubahan perilaku,
kotoran serta sampah disembarang tempat, misalnya di masyarakat untuk menata
selokan-selokan dibiarkan airnya rumahnya agar bersih dari sampah dan
menggenang atau mampet, bak mandi atau selokan tidak tesumbat pada saat aka nada
tempat penampungan air jarang dikuras. lomba desa.
Hal-hal seperti ini tentunyatidak akan Faktor ekonomi sangat berhubungan
menunjang kehidupan yang sehat. Perilaku erat dengan kesehatan, keluarga miskin
sebagian masyarakat tidak sesuai dengan merupakan kelompok rentan terhadap
nilai-nilai sehat. berbagai penyakit, dibandingkan keluarga
Perilaku tidak baik seperti ini dengan ekonomi mampu dan kaya. Selain
berkemungkinan didukung oleh faktor itu hal ini juga disebabkan keterbatasan
pendidikan dan faktor umur. Pada mereka terhadap akses pelayanan
penelitian ini mayoritas responden berada kesehatan, sehingga pemeliharaan kesehata
pada kategori umur 20 – 35 tahun (45,0%), mereka optimal. Sistem medikal saat ini
akan tetapi masih ada ibu dengan umur < membuat mekanisme kesehatan sangat
20 tahun (17,0%) dan umur > 35 tahun bergantung kepada akumulasi modal, serta
(38,0%). Secara nasional tahun 2012, banyak uang yang bisa dialihkan untuk
persentase PHBS paling tinggi berada pada kepentingan kesan sangat bergantung dari
kategori umur 25-39 tahun, karena umur kemampuan atau penghasilan masing-mas.
dibawah kategori ini masih dianggap usia Status ekonomi adalah keampuan keluarga
apatis terhadap lingkungan sedangkan untuk memenuhi kebutuhan seluruh
umur diatas kategori ini adalah termasuk anggota keluarga.
usia matang tetapi kemampuan fisik sudah Berdasarkan hasil uji korelasi
berkurang. Sikap ditentukan oleh aspek Pearson Product Moment didapatkan p =
afektif yang merupakan tahap evaluasi 0,012. Hal ini berarti terdapat hubungan
yang bersifat personal dan selanjutnya yang signifikan antara pendidikan maupun

7
Karim Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat

penghasilan dengan perilaku hidup bersih lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari
dan sehat. Selama penelitian fenomena siapa saja, keluarga, pasangan (suami/istri),
yang ditemukan di lapangan banyak ibu teman, maupun rekan kerja. Kenyamanan
yang mengatakan tidak paham tentang psikis maupun emosional yang diterima
PHBS, ibu mengatakan petugas kesehatan individu dari dukungan sosial akan dapat
sudah melakukan sosialisasi tentang BPJS, melindungi individu dari konsekuensi stres
seperti mengajari ibu cara mencuci tangan, yang menimpanya. Ada lima bentuk
pemeriksaan jentik nyamuk di rumah, dukungan sosial, yaitu: dukungan
memberikan pelayanan kesehatan di emosional (emotional support), dukungan
puskesmas secara gratis. Akan tetapi penghargaan (esteem support), dukungan
pengetahuan dan peran serta masyarakat instrumental (instrumental support),
tetap kurang. dukungan informasi (informational
Dengan dukungan profesi kesehatan support), dan dukungan jaringan sosial
merupakan faktor yang dapat (companionship support)12.
mempengaruhi perilaku masyarakat dalam Aspek perubahan dari tahu menjadi
melaksanakan kebiasaan berperilaku hidup mau pada diri individu dilaksanakan saat
bersih dan sehat harus tetap dilakukan. sasaran telah menyadari masalah yang
Dukungan mereka dapat mempengaruhi dihadapinya, maka kepadanya harus
perilaku ibu dengan cara memberikan diberikan informasi tentang masalah yang
pendidikan kesehatan tentang pengertian, bersangkutan dan pada umumnya dicapai
indikator terkait, dan bahaya jika tidak dengan menyajikan fakta-fakta
mengamalkan kebiasaan berperilaku hidup mendramatisasi masalah serta memberikan
besih dan sehat. Upaya yang harus harapan bahwa masalah tersebut bisa di
dilakukan adalah promosi kesehatan cegah atau di atasi. Dan kepada tokoh
program PHBS dengan tiga strategi pokok, masyarakat sebagai panutan mampu
yaitu pemberdayaan, bina suasana dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
advokasi. Pemberdayaan yang dilakukan sehat dan dijadikan contoh di lingkungan
dengan memposisikan masyarakat agar sekitarnya. Fenomena di lapangan bahwa
memiliki peran yang besar dalam perilaku tokoh masyarakat dalam
pengambilan keputusan dan penetapan penelitian ini adalah bagaimana ia
tindakan yang berkaitan dengan melaksanakan fungsi dan perannya dalam
kesehatannya, melalui pemberian mengajak dan menggerakkan masyarakat.
informasi secara terus menerus dan Oleh karena itu agar ia dapat menjalankan
berkesinambungan mengikuti fungsi dan perannya maka unsur-unsur
perkembangan sasaran serta proses perilaku, pengetahuan, sikap dan praktek
membantu sasaran agar terjadi perubahan. harus diperhatikan karena ketiga unsur
Maka dari itu pelaku kesehatan diharapkan perilaku ini sangat penting dalam proses
mengadakan penyuluhan-penyuluhan serta pembentukan perilaku. Tokoh masyarakat
pemberdayaan masyarakat bukan hanya di bersama petugas kesehatan dan kader
kota tetapi terlebih di desa-desa sudah menetapkan jadwal untuk
pedalaman. Diskusi partisipatif yaitu melakukan gotong royong, menyiapkan
dengan penyampaian informasi kesehatan tempat pembuangan sampah.
bukan hanya searah tetapi dilakukan secara
partisipatif. Hal ini berarti masyarakat Kesimpulan
bukan hanya menerima yang pasif tapi Sebagian besar warga masyarakat
juga ikut aktif berpartisipasi di dalam masih mempunyai pengetahuan kurang dan
diskusi tentang informasi yang berosientasi pada nilai penyembuhan
diterimanya. penyakit dan belum mengarah pada
Dukungan sosial diperoleh dari hasil pencegahan penyakit. Perilaku Hidup
interaksi individu dengan orang lain dalam Bersih dan Sehat (PHBS) dalam

8
Vol. 07, No. 01, Maret 2018 Determinan PHBS Tatanan Rumah Tangga

dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, promosi tentang PHBS sehingga sasaran


sikap, status ekonomi, dukungan petugasa dan target sesuai dengan yang diharapkan.
kesehatan dan dukungan sosial.
Daftar Pustaka
Saran 1. Atikah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Kepada Puskesmas Lawe Sumur Yogyakarta: Nuha Medika; 2012.
2. Anik. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Kabupaten Aceh Tenggara untuk Jakarta: Trans Info Media; 2012.
meningkatkan pengetahuan ibu tentang 3. Dinkes Kabupaten Aceh Tenggara. Laporan
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Bulanan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh
tatanan rumah tangga melalui upaya Tenggara Tahun 2017. Kabupaten Aceh
promotif penyuluhan kesehatan program Tenggara; 2017.
4. Notoatmodjo S. Pendidikan dan Perilaku
ibu hamil dengan tiga strategi pokok, yaitu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2012.
pemberdayaan, bina suasana dan advokasi. 5. Anggraeni. Faktor – faktor yang Berhubungan
Pemberdayaan yang dilakukan dengan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
pendekatan edukatif kepada masyarakat Tatanan Rumah Tangga. Diakses 8 Juli 2017;
dengan melibatkan tokoh masyarakat dan http://www.jurnal.stikeskendal.ac.id.
6. Muliadi IS. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Hidup
tokoh agama dan perlu identifikasi tentang Bersih dan Sehat (PHBS) pada Mahasiswa
pola-pola komunikasi yang ada dalam FKIK UIN Syarif Hidayatul Jakarta; 2015.
masyarakat guna menyusun strategi diakses tanggal 21 Agustus 2017;
intervensi perlu menyesuaikan program http://www.repository.uinjkt.ac.id.
7. Azwar. Perilaku Manusia. Jakarta: EGC; 2009.

You might also like