You are on page 1of 6

DIAGNOSTIK FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS PENYEBAB SISWA

KESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menjadikan kelas XII menjadi subjek penelitian.
Peneliti sebelumnya menyampaikan maksudnya kepada subyek tersebut tentang
penelitian ini karena pada kelas XII sudah telah mempelajari materi-materi
matematika khususnya pada materi statistika. Selain itu, pada kelas XII banyak
siswa yang nilainya dibawah kkm. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sistem angket. Angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kemudian peneliti
membagikan angket 20 nomor yang sudah divalidasi sebelumnya kepada 32 siswa
untuk mendeskripsikan dan menghitung persentase faktor psikologis (minat,
motivasi, konsentrasi, kebiasaan belajar, sarana & prasarana) kesulitan belajar.
Setelah siswa mengisi angket peneliti akan memulai menganalisis data yang telah
diterima.

Data Hasil Angket

Untuk mengetahui persentase banyak faktor penyebab kesulitan belajar, yang


dialami oleh peserta didik digunakan rumus:
𝐹
P= × 100%
𝑁
Keterangan:
P = Persentase Jawaban
F = Frekuensi Jawaban
N = Banyaknya Responden

Persentase yang diperoleh pada masing-masing item pernyataan/ pertanyaan,


kemudian ditafsirkan berdasarkan kriteria berikut:
Tabel 1.1
Kriteria penafsiran persentase jawaban angket
Presentase (%) Penafsiran
62 – 100 Sangat tinggi
46 – 61 Tinggi
36 – 45 Sedang
22 – 35 Rendah
0 - 21 Sangat Rendah

Berikut ini rangkuman hasil penelitian tentang faktor psikologis (minat,


motivasi, konsentrasi, kebiasaan belajar, serta sarana & prasarana) penyebab
kesulitan belajar matematika pada siswa kelas XII SMAN 11 Palembang untuk
masing-masing aspek dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.2 Deskripsi Faktor Psikologis Penyebab Kesulitan Belajar Matematika


Faktor
No. Ya Tidak Persentase (%) Kriteria
Psikologis
1. Minat 8 24 25% Rendah
2. Motivasi 15 17 46, 87% Tinggi
3. Konsentrasi 17 15 53,12% Tinggi

4. Kebiasaan 23 9 71,87% Sangat Tinggi


Belajar
5. Intelegensi 12 20 37,5% Sedang

37, 5% 25% Minat


Motivasi
46, 87%
Konsentrasi
71, 87%
Kebiasaan Belajar
53, 12%
Intelegensi

Gambar 1.2: Diagram lingkaran Deskripsi Faktor Psikologis Penyebab Kesulitan Belajar
Matematika
a. Minat
Berdasarkan Tabel 1.2 minat belajar matematika dengan persentase
25% dengan kategori bahwa minat belajar matematika pada kelas XII rendah,
pada pernyataan angket angket pertanyaan 19 (Saya menyukai pelajaran
matematika) dari 32 siswa, yang menjawab tidak sebanyak 24 siswa, ini
artinya ada 24 siswa yang tidak menyukai matematika dengan alasan
matematika memiliki banyak rumus sehingga sulit menghapal dan mengingat
rumus, susah dipahami dan dimengerti penjelasannya, serta mereka tidak
pandai dalam pelajaran ini, serta matematika hanya berupa angka-angka yang
membuat pusing kepala.
b. Motivasi
Berdasarkan Tabel 1.2 motivasi belajar matematika dengan persentase
46, 87% dengan kategori Tinggi bahwa motivasi belajar matematika pada
kelas XII dapat dikategorikan tinggi, pada pernyataan angket pertanyaan 15
(Saya bertanya kepada teman jika ada hal yang tidak saya mengerti saat
belajar matematika di luar jam pelajaran) 25 siswa menjawab ya sedangkan 17
siswa menjawab tidak dengan alasan karena mereka ingin bisa juga dalam
pelajaran matematika seperti temman-teman yang lain.
c. Konsentrasi
Berdasarkan Tabel 1.2 konsentrasi belajar matematika dengan
persentase 53, 12% dengan kategori bahwa konsentrasi belajar matematika
pada kelas XII tinggi. Pada angket pertanyaan 13 (Suasana belajar di kelas
mendukung proses pembelajaran matematika) 17 siswa menjawab ya
sedangkan 15 siswa menjawab tidak dengan alasan saat jam pelajaran
matematika dimulai susana kelas sangat mendukung untuk belajar, semua
siswa memperhatikan materi saat guru menjelaskan pelajaran.
d. Kebiasaan Belajar
Berdasarkan Tabel 1.2 kebiasaan belajar matematika dengan
persentase 71, 87% dengan kategori bahwa kebiasaan belajar matematika pada
kelas XII sangat tinggi. Pada angket pernyataan 14 (Ketika ada pokok bahasan
yang sulit, saya tidak segan untuk bertanya pada guru) 23 siswa menjawab ya
sedangkan 9 siswa menjawab tidak dengan alasan rasa ingin tahu mereka
untuk mengerti pada materi yang disampaikan sangat tinggi dan adanya rasa
tidak mau kalah dari teman-teman yang lain.
e. Intelegensi
Berdasarkan tabel 1.2 intelegensi belajar matematika dengan
persentase 37, 5% dengan kategori bahwa intelegensi belajar matematika pada
kelas XII sedang. Pada pernyataan angket pertanyaan 10 (Saya merasa bisa
memahami matematika lebih cepat dari teman-teman saya) 12 siswa
menjawab ya sedangkan 20 siswa menjawab tidak dengan alasan rumus-rumus
matematika lumayan sulit untuk bisa dipahami dengan cepat sehingga
membutuhkan waktu agar materi yang disampaikan benar-benar paham.

B. Pembahasan
1. Minat
Faktor minat yang menjadi penyebab peserta didik mengalami
kesulitan dalam belajar karena matematika memiliki banyak rumus sehingga
sulit menghapal dan mengingat rumus, susah dipahami da dimengerti
penjelasannya, serta mereka tidak pandai dalam pelajaran ini, matematika
hanya berupa angka-angka yang membuat pusing kepala malas belajar
matematika, mereka lebih baik menghabiskan waktu untuk belajar yang lain
dan bermain bersama teman. Berdasarkan angket yang diberikan kebanyakan
siswa kurang memiliki ketertarikan dengan matematika karena terlalu susah
dan rumit serta tidak menarik. Sesuai pendapat Slametto, yang menyatakan
minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Minat belajar yang
kurang akan membuat peserta didik mengalami kesulitan belajar karena tidak
adanya daya tarik.
2. Motivasi
Motivasi dalam mempelajari dan memahami matematika sudah dapat
dikategorikan tinggi. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa hampir
sebagian dari kelas tersebut bersemangat ketika belajar matematika di kelas
alasannya karena adanya rasa ingin tahu serta rasa tidak mau kalah dengan
teman-teman yang lain. Selain itu sekolah dan guru juga memberikan fasilitas
pelajaran tambahan kepada siswa yang merasa kurang mengerti terhadap
materi yang disampaikan pada saat jam pelajaran. Orang tua siswa juga
banyak turun tangan untuk memberikan motivasi lebih kepada anak-anak
mereka. Ada yang memberikan fasilitas-fasilitas yang cukup untuk belajar
matematika bahkan ada yang memberikan reward untuk anak mereka yang
mendapatkan prestasi disekolah sehingga siswa akan termotivasi dalam
melaksanakan pembelajaran dikelas.
3. Konsentrasi
Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi belajar siswa saat pelajaran
matematika termasuk dalam kategori tinggi. Dari hasil angket yang didapat
47% siswa selalu memperhatikan guru saat sedang menerangkan pelajaran di
depan kelas. Walaupun sisanya masih ada yang tidak fokus dengan materi
yang dijelaskan oleh guru baik itu ngobrol dengan teman sehingga ikut-ikutan
ngobrol. Selain itu, ada 30 siswa dari 32 siswa atau sama dengan 94% siswa
yang memiliki keinginan untuk belajar lebih dalam lagi atau memahami materi
yang belum dimengerti baik itu belajar bersama teman sekelas ataupun dengan
guru. Suasana belajar dikelas juga mendukung proses pembelajaran
matematika dikelas dimana siswa aktif bertanya saat ada materi yang kurang
dimengerti sehingga meningkatkan konsentrasi siswa saat proses pebelajaran.
4. Kebiasaan Belajar
Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan belajar siswa
dalam belajar matematika tergolong sangat tinggi. Ketika ada pokok bahasan
yang sulit, siswa tidak takut untuk bertanya pada guru sehingga mendorong
siswa lain juga ikut bertanya jika ada materi yang belum dipahami. Guru yang
mengajar dikelas pun juga menyenangkan saat menyampaikan materi
pelajaran sehingga membuat suasana kelas menjadi tidak kaku dan tegang.
Dari suasana kelas yang menyenangkan tersebutlah siswa terbiasa bertanya
jika ada pelajaran yang belum dimengerti, baik itu kepada guru ataupun
kepada teman. Dari sisi ini akan menimbulkan kebiasaan belajar yang baik
bagi siswa. Selain itu, dalam proses belajar mengajar guru juga tidak
menekankan kepada siswa untuk menghafal rumus-rumus matematika
sehingga tidak membebani siswa.
5. Intelegensi
Berdasarkan hasil tabel 1.2 intelegensi peserta didik dalam
pembelajaran matematika berada dalam taraf persentase 37, 5% yang dapat
dikategorikan sedang. 12 siswa dari 32 siswa menjawab ya untuk pertanyaan
bisa memahami matematika lebih cepat dari teman-teman yang lain. Ini
artinya hampir sebagian dari kelas tersebut merasa bisa pada pelajaran
matematika. Walaupun begitu merasa bisa bukan berarti berminat ataupun
memiliki potensi di bidang matematika. Hal ini di buktikan dari hasil angket
pada pertanyaan 7 ( saya merasa saya mempunyai potensi di bidang
matematika) dari 32 siswa hanya 5 siswa yang menjawab ya, ini berarti
hampir seluruh siswa dari kelas tersebut hanya bisa mengerjakan soal-soal
matematika tetapi tidak memiliki potensi pada bidang tersebut.

You might also like