You are on page 1of 13

INDEK BIAS GELAS DAN AKLIRIK

LAPORAN EKSPERIMEN FISIKA II

Oleh
Nama : Imroatul Khoiroh
NIM : 161810201015
Kelompok : A4
Tanggal Eksperimen :
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan antara panjang
gelombang cahaya yang melewati medium pertama dengan panjang gelombang
cahaya yang melewai medium kedua dalam fenomena gelombang cahaya yang
melintasi dua medium yang berbeda. Walaupun demikian, nilai indeks bias secara
sederhana dapat diketahui dari perubahan lintasan gelombang cahaya yang dapat
teramati dari perbandingan antara nilai sinus sudut datang dengan sinus pada
sudut bias. Dalam hukum Snellius(hukum pembiasan), perubahan posisi lintasan
gelombang cahaya tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik dua medium
yang meliputi kerapatan dan impedansi(Alonso, 1992).
Eksperimen indek bias gelas dan aklirik menggunakan interferometerdalam
menentukan nilai indeks bias dari suatu cahaya yang melewati dua medium yang
berbeda, yaitu indeks bias dengan medium kedua gelas dan indeks bias dengan
medium kedua adalah akrilik. Percobaan ini dilakukan dengan meletakkan secara
tegak lurus (sudut 90) posisi Movable mirrordan adjustable mirroryang
ditengahi oleh splitdengan posisi medium kedua (gelas dan akrilik) diletakkan
didepan Movable Mirror yangakan menyebabkan adanya beda fase dan
penguatan fase (yang selanjutnya menyebabkan munculnya pola-pola pada
frinji. Nilai indeks bias dengan menggunakan interferometerdapat diketahui
dengan menghubungkan antara nilai panjang gelombang monokromatik yang
masuk, ketebalan medium kedua, dan perubahan sudut yang terjadi dengan
pola-pola frinji yang terbentuk.
Penerapan Indek bias gelas dan aklirik dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.Praktikan dapat mengetahui salah satu karakteristik benda yang
banyak dipakai dalam bidang optika untuk menentukan kualitas, khususnya
perusahaan-perusahaan kaca, acryglass, akrilik, plastic, dan lain sebagainya.
Sehingga praktikanakan memiliki keahlian yang lebih dalam bidang optika
terapan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang eksperimen Indek bias gelas dan aklirikdiatas,
maka dapat dituliskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana hubungan antara nilai indeks bias dengan pola frinji yang
terbentuk pada pengukuran dengan menggunakan interferometeryang
dilakukan?
2. Berapa nilai indeks bias kaca dan indeks bias akrilik yang berhasil
diukur dan dianalisa dengan menggunakan bantuan interferometer?
3. Bagaimana nilai indeks bias kaca dan akrilik yang dilakukan dalam
percobaan tersebut dibandingkan dengan eksperiman yang pernah
dilakukan sebelumnya?

1.3 Tujuan
Tujuan yang dapat dituliskan berdasarkan rumusan masalah eksperimen
Indek bias gelas dan aklirik diatas adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antara nilai indeks bias dengan pola frinji
yang terbentuk pada pengukuran dengan menggunakan
interferometeryang dilakukan.
2. Mengetahui nilai indeks bias kaca dan indeks bias akrilik yang berhasil
diukur dan dianalisa dengan menggunakan bantuan interferometer.
3. Mengetahui nilai indeks bias kaca dan akrilik yang dilakukan dalam
percobaan tersebut dibandingkan dengan eksperiman yang pernah
dilakukan sebelumnya.

1.4 Manfaat
Penerapan Indek bias gelas dan aklirik dapat dijumpai dalam kehidupan
sehari-hari.Praktikan dapat mengetahui salah satu karakteristik benda yang
banyak dipakai dalam bidang optika untuk menentukan kualitas, khususnya
perusahaan-perusahaan kaca, acryglass, akrilik, plastic, dan lain sebagainya.
Sehingga praktikanakan memiliki keahlian yang lebih dalam bidang optika
terapan.
BAB 2. DASAR TEORI

Indeks bias didefinisikan sebagai perbandingan antara panjang


gelombang cahaya yang melewati medium pertama dengan panjang gelombang
cahaya yang melewai medium kedua dalam fenomena gelombang cahaya yang
melintasi dua medium yang berbeda. Walaupun demikian, nilai indeks bias secara
sederhana dapat diketahui dari perubahan lintasan gelombang cahaya yang dapat
teramati dari perbandingan antara nilai sinus sudut datang dengan sinus pada
sudut bias. Dalam hukum Snellius(hukum pembiasan), perubahan posisi lintasan
gelombang cahaya tersebut diakibatkan oleh perbedaan karakteristik dua medium
yang meliputi kerapatan dan impedansi (Alonso, 1992).
Nilai indeksbias pada suau benda dapat dihubungkan dengan sifat-sifat
pada pola interferensi gelombang cahaya monokromatik yang terbentuk. Pola
interferensi tersebut terakumulatif dalam pola frinji yang terbentuk dengan
menggunakan bantuan interferometer. Sehingga nilai indeks bias dapat diketahui
dengan menghubungkanantara nilai panjang gelombang monokromatik yang
masuk, ketebalan medium kedua, dan perubahan sudut yang terjadi dengan pola-
pola frinji yang terbentuk yang secara mudah dapat diketahui dari kuantitas frinji
yang bersangkutan(Zemansky, 1986).
Interferensi gelombangmerupakan perpaduan antara dua gelombang atau
lebih pada suatu daerah tertentu pada saat yang bersamaan. Interferensi dua
gelombang yang mempunyai frekuensi, amplitude, dan arah getaran sama
yang merambat menurut garis lurus dengan kecepatan yang sama tetapi
berlawanan arahnya, menghasilkan gelombang stasioner atau gelombang diam.
Interferensi desdruktif (saling meniadakan) terjadi bila gelombang-gelombang
yang mengambil bagian dalam interferensi memiliki fase berlawanan. Sedangkan
interferensi konstruktif (saling menguatkan) terjadi jika gelombang-gelombang
yang mengambil bagian dalam interferensi memiliki fases yang sama. Interferensi
konstruktifbiasa disebut juga dengan superposisi gelombang(Bahrudin, 2006).
Menurut Halliday (1994), bahwa salah satu alat yang dapat dipergunakan
untuk mengidentifikasi pola interferensi tersebut adalah interferometer. Alat ini
dapat dipegunakan untuk mengukur panjang gelombang atau perubahan panjang
gelombang dengan ketelitian sangat tinggi berdasarkan penentuan garis-garis
interferensi. Walaupun pada awal mula dibuatnya alat ini dipergunakan untuk
membuktikan ada tidaknya eter.Berikut adalah skema interferometer dalam
menentukan indek bias:

Gambar 2.1 Skema interferometer dalam menentukan indek bias


(Sumber: Halliday, 1994)
Hubungan interferensi gelombang dengan menggunakan indeks bias dapat
dilihat dalam penjelasan mengenai hukum pemantulan berlaku untuk semua jenis
gelombang dan hukum pemantulan dapat diturunkan dari prinsip Huygens,
dimana setiap titik pada bidang gelombang yang diberikan dapat dianggap sebagai
titik dari gelombang sekunder. Hukum pemantulan (cahaya) menyatakan bahwa
sinar datang, sinar pantul dan garis normal permukaan bidang selalu berada
dalam bidang yang sama serta sudut datang 𝜃1 sama dengan sudut pantul
𝜃1′ sehingga dari hukum pemantulan dapat diapresiasi bahwa berkas cahaya yang
mengenai sebuah permukaan rata (halus) maka akan terjadi pemantulan sejajar.
Pola interferensi diatas muncul meskipun lintasan sinar dihalangi oleh medium
yang masih dapat ditembus oleh sinar laser ini karenakan interferensi merupakan
superposisi gelombang harmonic yang bergantung pada beda fasa antara
gelombang-gelombang, beda fasa ini diakibatkan dua hal yaitu beda jarak tempuh
dan pemantulan saat gelombang datang dari medium renggang ke rapat dan juga
yang perlu diperhataikan adalah Sumber harus bisa mempertahankan suatu beda
(Soedjojo, 1992).
Menurut Alonso (1992), bahwa hubungan antara visualisasi frinji dan
indeks bias secara matematis dapat dijelaskan sebagai berikut, bahwa frekuensi
gelombang elektromagnetik
𝜔
𝑓= (2.1)
2𝜋
dengan panjanggelombangnya
𝑣
= (2.2)
𝑓
akan menghasilkan kecepatan gelombang

𝑣 = 𝑓 (2.3)

BAB 3. METODE EKSPERIMEN


Eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui peristiwa Indek bias gelas
dan aklirik, dan mengetahui frinji yang terbentuk dengan panjang gelombang
cahaya. Sebelum memulai eksperimen, diberikan beberapa metode sebagai
pendukung agar eksperimen dapat dilakukan secara terstruktur dan sistematis.
Percobaan ini dilakukan dengan beberapa metode eksperimen, yaitu :
3.1 Rancangan Penelitian
Berdasarkan eksperimen Indek bias gelas dan aklirikyang akan dilakukan,
maka rancangan penelitian akan dirangkai sebagai berikut :

Identifikasi Permasalahan

Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Diagram alir eksperimenIndek bias gelas dan aklirik

Permasalahan dalam percobaan Eksperimen Indek bias gelas dan aklirikadalah


untuk mengetahui peristiwa Indek bias gelas dan aklirikdan mengetahuipanjang
gelombang sumber cahaya pada pola interferensi. Variabel percobaan kemudian
ditentukan untuk mengetahui jenisnya baik itu terikat, bebas, dan kontrol. Setelah
mengetahui variabelnya, maka alat dan bahan disiapkan untuk melakukan
kegiatan eksperimen. Analisis data digunakan sebagai bantuan untuk mengolah
data untuk dibaca kembali. Setelah data di analisis, maka hasil yang didapatkan
dapat dijadikan kesimpulan. Sehingga tujuan akhir dari percobaan ini dapat
dijelaskan dengan kesimpulan yang didapatkan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Data yang akan diambil berupa data kuantitatif yang berarti dilakukan
dengan cara mengumpulkan data hasil pengukuran dan sebab akibat antara
bermacam-macam variabel. Data yang akan diambil adalah panjang gelombang
(λ), jumlah frinji (N), dan pergeseran cermin (dm). Sumber data yang diperoleh
dalam eksperimen interferometer Michelson adalah primer dikarenakan
pengambilan data dilakukan secara langsung pada saat eksperimen dan diperoleh
dari data hasil eksperimen dan perhitungan dengan ralat.

3.3 Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran


Variabel dan Pengukuran yang dilakukan dalam eksperimen interferometer
Febry-Perotadalah sebagai berikut :
3.3.1 Variabel Eksperimen
Variabel yang digunakan dalam eksperimen Indek bias gelas dan
aklirikadalah sebagai berikut :
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam eksperimen Indek bias gelas dan aklirik adalah variasi
jumlah frinji (N).
2. VariabelTerikat
Variabel terikat dalam eksperimen Indek bias gelas dan aklirik adalah
pergeseran cermin (d).
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol dalam eksperimen Indek bias gelas dan aklirik adalah
tetapan kalibrasi.

3.3.2 Skala Pengukuran


Berdasarkan eksperimen Indek bias gelas dan aklirikyang akan dilakukan,
maka dapat dituliskan skala pengukuran yang digunakan, yaitu sebagai berikut :
𝑁λ
k= (3.1)
2𝑑𝑚

∑(𝑘𝑖 −𝑘)2
∆𝑘𝑖 = √ (3.2)
𝑛(𝑛−1)

1
𝜎𝑦 = ∆𝑦 = √𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 2 − ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 𝑦𝑖 − 𝐵 ∑𝑛𝑖=1 𝑦𝑖 (3.4)
2

𝜎𝑦𝑛1/2
𝜎𝑚 = ∆𝑚 = 2 1/2
(3.5)
(𝑛 ∑ 𝑥𝑖 2 )−(∑ 𝑥𝑖) )

1
𝜎𝑐 = √𝑛 ∑𝑛𝑖=1 𝑥𝑖 2 (3.6)

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


Eksperimen dilaksanakan di Laboratorium Fisika Modern, Jurusan Fisika,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember.
3.4.1 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam eksperimen Indek bias gelas dan
aklirikadalah sebagai berikut :
1. Meja interferometer (precision interferometer, OS-9255A)adalah suatu alat
yang digunakan dalam percobaaninterferometer Michelson yang nantinya
meja tersebut berfungsi untuk meletakkan alat-alat yang digunakan dalam
percobaan interferometer.
2. Sumber laser He-Ne (OS-9171) digunakan sebagai sumber cahaya.
3. Bangku laser (OS-9172)adalah suatu alat yang digunakan untuk
meletakkansumber cahaya yang akan digunakan dalam percobaan
4. Perlengkapan interferometer:
a. Beam Splitter digunakan sebagai pembagi berkas cahaya.
b. Compensatordigunakan sebagai penyefase gelombang cahaya.
c. Movable Mirroradalah cermin yang bisa digerakan artinya
cermin ini tidakdipasang dengan posisi tetap. Cermin ini juga
berfungsi untuk memantulkansumber cahaya kembali ke beam
Splitter yang kemudian sumber cahaya ini akanmenuju layar.
Selain untuk memantulkan sumber cahaya kembali, cermin
jugadigunakan untuk menghitung jarak perubahan lintasan
dengan menggerakancermin ini.
d. Adjustable Mirroradalah cermin yang dipasang dengan posisi
tetap. Cerminini berfungsi untuk memantulkan sumber cahaya
kembali kebeam splitter yangkemudian sumber cahaya ini akan
menuju layar.
e. Convex Lens 18 nm digunakan untukmemfokuskan cahaya
sehingga sumber cahaya yang melewati tepat terfokus pada beam
Splitter.
5. Jangka sorongdalam eksperimen ini berfungsi untuk mengukur ketebalan
Glass plate / acrylik plate.

3.4.2 Langkah kerja


Langkah kerja dalam eksperimen Indek bias gelas dan aklirik adalah
sebagaiberikut :
1. Peralatan eksperimen disusun seperti gambar 4.2.
2. Pointer putar diletakkandi antara beam spitter dan movable mirror (M1),
tegak lurus terhadap arah lintasan optik.
3. Bidang gelas diletakkanpada magnetik backing pada meja putar.
4. penunjuk diposisikan sehingga tepi nol pada skala vernier searah dengan
angka nol pada skala derajat dalam skala dasar interferometer.
Gambar 4.2 Set-up percobaan pengukuran indeks bias plat kaca/gelas

5. Lensa dipindahkan dari depan keluaran laser. Layar dipegang pengamatan di


antara glass plate dengan movable mirror (M1), Jika pada layar nampak satu
titik terang dan berapa titik sekunder, diatur sudut meja putar sehingga pada
layar hanya tinggal satu titik terang. Kemudian diatur kembali skala
pointeragar gelas tetap tegak lurus terhadap lintasan optik.
6. Layar pengamatan dan lensa dipindahkan dan diatur seperlunya
secaraperlahan agar anda mendapatkan satu set frinji pada layar.
7. Secara perlahan pointer putar diputar dengan menggerakkan lengan pointer
dari pointer putar. Jumlah frinji yang bergeser dihitung pada saat memutar
pointer.Skala yang ditunjukkan oleh sudut putar terhadap pergeseran frinji
yang terjadi dicatat. 8. Langkah 7 dilakukan dengan jumlah frinji yang
berbeda.

3.4.3 Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan dalam eksperimen Indek bias gelas
dan aklirik adalah bersifat interval atau melalui pengukuran.
a. Tabel pengamatan
Tabel 3.1Tabel Variasi Jumlah Frinji Terhadap Posisi Mikrometer

No N (frinji) 𝜃(𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡)𝑔𝑒𝑙𝑎𝑠 𝜃(𝑝𝑒𝑟𝑔𝑒𝑠𝑒𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡)𝑎𝑘𝑙𝑖𝑟𝑖𝑘


Grafik 3.1 hubungan antara hubungan jumalah frinji dengan pergeseran
frinji persatuan panjang gelombang

𝜃
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, Finn. 1992. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. Jakarta :


Erlangga.
Bahrudin, Drs. MM. 2006. Kamus Fisika Plus. Epsilon Group: Bandung
Halliday, Resnick.1986.Fisika jilid 2 edisi ketiga. Erlangga: Jakarta

Soedjojo, Peter. 1992. Asas-Asas Ilmu Fisika Jilid 3 : Optika. Yogyakarta :


Universitas Gadjah Mada.
Tim Penyusun. 2019. Buku Panduan Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember :
Universitas Jember.
Zemansky, S. 1986. Fisika untuk Universitas 2. Bandung : Binacipta.

You might also like