Professional Documents
Culture Documents
Prinsip analisis dengan SSA adalah interaksi antara energi radiasi dengan atom
unsur yang dianalisis. AAS banyak digunakan untuk analisis unsur. Atom suatu unsur akan
menyerap energi dan terjadi eksitasi atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini
tidak stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan sebagian atau seluruh
tenaga eksitasinya dalam bentuk radiasi. Frekuansi radiasi yang dipancarkan karakteristik
untuk setiap unsur dan intensitasnya sebanding dengan jumlah atom yang tereksitasi yang
kemudian mengalami deeksitasi. Teknik ini dikenal dengan SEA (spektrofotometer emisi
atom). Untuk SSA keadaan berlawanan dengan cara emisi yaitu, populasi atom pada tingkat
dasar dikenakan seberkas radiasi, maka akan terjadi penyerapan energi radiasi oleh atom-
atom yang berada pada tingkat dasar tersebut. Penyerapan ini menyebabkan terjadinya
pengurangan intensitas radiasi yang diberikan. Pengurangan intensitasnya sebanding
dengan jumlah atom yang berada pada tingkat dasar tersebut [1].
Metode SSA sangat tepat untuk analisa zat pada konsentrasi rendah. Logam-logam
yang membentuk campuran kompleks dapat dianalisa dan selain itu tidak selalu diperlukan
sumber energi yang besar. Sensitivitas dan batas deteksi merupakan parameter yang sering
digunakan dalam SSA. Keduanya dapat bervariasi dengan perubahan temperatur nyala, dan
lebar pita spectra [4].
D. Alat dan Bahan
1. Alat
No Nama Alat Kategori Gambar Fungsi
1. Gelas Kimia 1 Untuk
menampung
larutan
2. Gelas Ukur 1 Untuk mengukur
volume larutan
9. Penangas 2 Tempat
memanaskan
larutan
10. Alat 2 Untuk mengukur
Spektrofotometer absorban dan
AAS transmitas sampel
2. Bahan
No. Nama Bahan Kategori Sifat Fisika Sifat Kimia
1. HNO3 Khusus - Tak berwarna - Oksidator kuat
- Titik didih 86 0C - Asam kuat
- Massa jenis 1,502 - Reaksi dengan amonia
gr/cm3 menghasilkan
ammonium nitrat
2. Aquades Umum - Berbentuk cairan tak - Pelarut universal
berwarna - Tidak larut atau
- Titik didih 1000C bercampur dengan
- Titik beku 00C minyak
3. Air Kran Umum - Berbentuk cairan tak - Pelarut universal
berwarna - Tidak larut atau
- Titik didih 1000C bercampur dengan
- Titik beku 00C minyak
E. Prosedur Kerja
1. Menyaringlarutansampel 50 mL dengankertassaring
2. Mengasamkansampelsampai pH < 2 dengan HNO3 65 %
Bilaterjadiendapan, pipet 100 ml sampel yang diasamkankedalamgelaskimia
150 mL kemudianmenambahkan 5 ml
HNO3danpadatitikdidihkemudianmenguapkandiataspenangaslistriksampailaruta
njernihdan volume kirakira 10 sampai 20 ml
3. Menambahkankedalamlabutakar 100 ml. mendinginkandanmembiarkan air
bebaslogam yang mengandung HNO3 (1.5 ml/L) sampaitandagaris
F. Hasil Pengamtan
1. Larutan Standar
Konsentrasi (ppm) Absorban %Transmitan
0,00 0,0411 >100
0,50 -0,0314 2,8
1,00 -0,0304 1,9
1,50 -0,0303 8,4
2,00 -0,0319 0,1
2. Larutan sampel
Data Absorban
Kelompok 1 -0,0305
Jadi untuk 1 gram Mn mengambil 2, 8727 gram dilarutkan dalam 1000 mL aquadest
Prosedur kerja pembuatan larutan induk
- Menimbang 2,8727 gram KMnO4
- Melaruktan pada sejumlah Aquades
- Menandabataskan sampai 1000 mL
4. Pembuatan larutan standar
Cara pembuatan larutan standar
- Pengenceran larutan induk 1000 ppm menjadi larutan standar 100 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(1000) = 1000 ml. 100
100.000𝑚𝑙
V1 = 1000 𝑚𝑙
V1 = 100 ml
- KMnO4 1 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(100) = 50 ml 1 ppm
50 𝑚𝑙
V1 = 100 𝑚𝑙
V1 = 0,5 ml
- KMnO4 2 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(100) = 50 ml 2 ppm
100 𝑚𝑙
V1 = 100 𝑚𝑙
V1 = 1 ml
- KMnO4 3 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(100) = 50 ml 3 ppm
150 𝑚𝑙
V1 = 100 𝑚𝑙
V1 = 1,5 ml
- KMnO4 4 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(100) = 50 ml 4 ppm
200 𝑚𝑙
V1 = 100 𝑚𝑙
V1 = 2 ml
- KMnO4 5 ppm
V1M1 = V2M2
V1.(100) = 50 ml 5 ppm
250 𝑚𝑙
V1 = 100 𝑚𝑙
V1 = 2,5 ml
Prosedur kerja pembuatan larutan standar
- Mengencerkan larutan induk 1000 ppm menjadi 100 ppm dengan
aquades.
- Mengencerkan larutan KMnO4 100 ppm menjadi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm,
4 ppm dan 5 ppm dengan aquades.
5. Penentuan panjang gelombang maksimum
Prosedur kerja
- Memanaskan Spektronik-20 dengan menyalakan selama 15 menit
- Memasukkan larutan blanko (Aquades) kedalam kuvet lalu mengukur
%transmitan pada panjang gelombang 470-580.
- Menentukan panjang gelpmbang maksimum dari asorbansi larutan yang
paling besar.
Hasil Pengamatan
Panjang Gelombang %T A
480 nm 89,4 0,048
490 nm 85,2 0,070
500 nm 81,4 0,090
510 nm 77,8 0,10
520 nm 75,2 0,125
530 nm 74,4 0,129
540 nm 76,4 0,117
550 nm 79,6 0,098
560 nm 84,2 0,074
570 nm 88,6 0,052
580 nm 92,6 0,033
Dari data yang dihasilkan tersebut, berikut grafik yang diperoleh untuk penentuan
panjang gelombang maksimum dengan sumbu X adalah panjang gelombang dan sumbu Y
adalah absorban:
Gambar 1. Kurva Panjang Gelombang Maksimum 530 nm
Pembahasan
Pada percobaan analisis spektroskopi UV-Vis kali ini, kami menggunakan
sampel KMnO4, air mineral dan air kran. Dimana pertama-tama yang kita lakukan
yaitu mengencerkan larutan KMnO4 100 ppm menjadi beberapa konsentrasi yaitu
konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm dan 5 ppm.
Dit : a. Nilai r?
b. Nilai b?
c. Nilai a?
Peny :
a. Nilai r =
𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − ∑ 𝑥 ∑ 𝑦
𝑟=
√[𝑛 ∑ 𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 ][𝑛 ∑ 𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 ]
5 (2.081) − (15)(0.523)
𝑟=
√[5 (55) − (225) (5 (0.084333 − (0.273529) ]
10.405 − 7.845
𝑟=
√(275 − 225) (0.421665 − 0.273529)
2.56
𝑟=
√(50) (0.148136)
2.56
𝑟=
√7.4068)
2.56
𝑟=
2.721543679
r = 0,94064262
r2 = 0.8848085386
𝑛.𝛴𝑥𝑦−𝛴𝑥.𝛴𝑦
b. Slope (b) = 𝑛.𝛴𝑥 2 −(𝛴𝑥)2
5.(2.081)−(15)(0.523)
= 5(55)−152
10.405−7.845 2.56
= = = 0.051
275−225 50
𝛴𝛴2.𝛴𝛴−𝛴𝛴.𝛴𝛴𝛴
c. Intersect (a) = 𝛴.𝛴𝛴2 −(𝛴𝛴)2
(55)(0.523)−(15)(2.081)
=
5(55)−152
28.765−31.215 −2,45
= = = -0.049
275−225 50
Fatimah, S., Yanlinastuti dan Yoskasih. 2005. Kualifikasi Alat Spektrometer UV-
vis Untuk Penentuan Uranium dan Besi dalam-U30. Hasil Penelitian
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.