You are on page 1of 12

Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.

1 Januari - Juni 2016

KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK MELALUI SISTEM


PENGHITUNGAN (SITUNG) ONLINE HASIL PILKADA TERHADAP
PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT
DI KOTA PALU

Andi Syahruddin Alam, Muh. Iqbal Sultan


Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Hasanuddin

Abstract
Every election organizer is obliged to be guided and implement every clause of the principles of the election. This
research aimed to investigate the correlation and effect of the public information transparency through the online
counting system (SITUNG) of the regional election result on the knowledge, attitude, and behavior of the society
in palu city. The research population were community members of Palu City, who were registered in the
Permanent Voter List (PVL) of Palu city, 2015. The samples were chosen using the stratified random sampling
technique and comprised 123 respondents. The research used the methodology or quantitative approach with the
survey method, which means the explanative associative research to find the correlation and effect between one
variable and another variable. The technique of data analysis was the correlation and effect analysis technique
which animed to find out the correlation and effet between the independent and dependent variables – the
independent variable was the public information transparency, and the dependent variables were the knowledge,
attitude, and behavior. The research result indicated that there was a correlation between the public information
transparency through the online counting system and the knowledge, attitude, and behavior : 0.199, 0.346, and
0.324 respectively with the weak correlation levels. Meanwhile, the effect of the public information transparency
through the online counting system of the regional election was 5.6% on the knowledge, 18% on the attitude, and
20% on the behavior. This effect was caused by the low effects between the variables, while 56,4% was the effects
other factors, which means that H1 was accepted and H0 was rejected; the accepted H1 comprised the correlation
and the effect of the public information transparency through the online counting system of the local election on
the knowledge, attitude, and behavior in Palu city.

Keywords: public information transparency, election, Commission, counting system, Palu city

Abstrak
Setiap penyelenggara pemilu berkewajiban memedomani dan melaksanakan setiap butir dari asas penyelenggara
pemilu. Studi ini bertujuan mengetahui hubungan dan pengaruh keterbukaan informasi publik melalui sistem
penghitungan (SITUNG) online hasil Pilkada terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku masyarakat Kota Palu.
Studi ini berjenis eksplanatif asosiatif, yaitu mencari hubungan dan pengaruh antarsatu variabel dan variabel lain.
Metode dan pendekatan yang digunakan adalah metode kuantitatif dan survei. Populasi studi adalah masyarakat
Kota Palu yang terdaftar didalam daftar pemilih tetap (DPT) Kota Palu tahun 2015. Penyampelan dilakukan
dengan teknik acak bertingkat dengan jumlah sampel 123 responden. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu
analisis hubungan dan pengaruh antarvariabel. Hasil dari studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
keterbukaan informasi publik melalui SITUNG online Pilkada dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku masing-
masing sebesar 0.199, 0.346, dan 0,324 dengan tingkat korelasi lemah. Pengaruh keterbukaan informasi publik
melalui SITUNG online pilkada terhadap pengetahuan 5,6%, sikap 18%, dan perilaku 20%. Pengaruh ini
diakibatkan oleh pengaruh yang rendah antar variabel. Sementara 56,4% dipengaruhi oleh faktor lain dengan
menerima H1 dan menolak H0, yakni menerima hipotesis “adanya hubungan dan pengaruh keterbukaan informasi
publik melalui sistem penghitungan (SITUNG) online pilkada terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku”
masyarakat di Kota Palu.

Kata kunci : keterbukaan informasi publik, Pilkada, KPU, SITUNG, Kota Palu

92
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

PENDAHULUAN mendapatkan informasi tersebut, Dari yang

Setiap penyelenggara pemilu diatas, informasi harus bisa dengan bebas

berkewajiban memedomani dan disampaikan agar semua orang bisa

melaksanakan setiap butir dari asas mendapatkan informasi tersebut baik dari

penyelenggara pemilu, sebagaimana diatur segi pengetahuan, sikap, dan perilaku

dalam Pasal 2 Undang-Undang Nomor masyarakat dimana pengetahuan adalah

15/2011 tentang Penyelenggara Pemilu. merupakan hasil “tahu” dan ini trjadi

Salah satu asas yang menjadi landasan setelah orang melakukan panginderaan

kerja penyelenggara pemilu adalah terhadap suatu subyek tertentu.

keterbukaan (Cangara, 2014). Keterbukaan (Notoatmodjo, 2007). Sikap adalah

penyelenggara atas kerja dan kinerjanya evaluasi umum yang dibuat manusia

akan membantu warga negara lebih mudah terhadap dirinya sendiri, orang lain, obyek

memahami dan berpartisipasi dalam atau isue (Azwar, 2003). Notoatmodjo

pemilu. Bukan sekadar tahu, tapi (2007), merumuskan bahwa perilaku

keterbukaan akan membantu pemilih merupakan respons atau reaksi seseorang

paham dan bisa berpartisipasi baik secara terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

prosedural maupun substansial. Tak Keterbukaan akses informasi bagi

sekadar datang ke tempat pemungutan publik di sisi lain juga dapat menjadi salah

suara (TPS), tapi bisa cerdas dan kritis satu alat penunjang kontrol masyarakat

menilai proses penyelenggaraan pemilu itu atas kinerja pemerintah ataupun unit-unit

sendiri. kerjanya. Dalam konteks bidang keamanan

Keterbukaan informasi sangatlah dan pertahanan, setiap negara demokrasi

penting dikarenakan informasi, sesuatu juga membuka ruang-ruang tersedianya

yang bersifat publik, berhak untuk didapat informasi yang dapat diakses masyarakat.

oleh semua orang. Dengan begitu, Hal ini dimaksudkan agar hak-hak warga

informasi harus diberitahukan dan negara tetap terjaga dan tidak terenggut. Di

disampaikan kepada publik tanpa batasan samping itu, adanya keterbukaan

apapun, dan harus terbuka, jika karena memperoleh informasi juga dapat

informasi yang diberikan tidak benar-benar menjadikan aktor pertahanan menjadi lebih

terbuka, atau sebagian tertutup, maka tidak profesional selalu bertindak dengan

semua informasi akan disampaikan kepada berdasarkan hukum.

orang-orang, sementara mereka berhak

93
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Undang – undang Nomor 14 Tahun Sistem Penghitungan atau SITUNG


2008 tentang Keterbukaan Informasi yang kemudian akan terus disebut
Publik (KIP) merupakan jalan menuju era SITUNG merupakan aplikasi untuk
keterbukaan informasi dan memastikan bahwa prinsip dan asas
penyelenggaraan negara yang transparan transparan penyelenggaraan Pemilihan
dan bertanggungjawab yang secara formal Umum (Pemilu) ataupun Pemilihan Kepala
dijamin di dalam hukum nasional. Undang Daerah (pilkada) dapat dijalankan dengan
– undang ini melindungi hak publik untuk baik. Tujuan studi ini untuk menganalisis
mengakses informasi serta memberikan ada tidaknya hubungan dan pengaruh
mekanisme terhadap pelaksanaan hak – keterbukaan informasi publik melalui
hak tersebut. Bukan hanya itu saja, SITUNG terhadap Pengetahuan, Sikap,
mengatur juga kewajiban badan publik Perilaku Masyarakat di Kota Palu. Aplikasi
untuk memberikan akses informasi kepada SITUNG diharapkan mendorong
publik. Pembuat undang-undang partisipasi masyarakat dalam mengawasi
menjadikan keterbukaan sebagai asas dan mengawal hasil pilkada dari tingkat
penyelenggara pemilu, tentu bukan tanpa TPS sampai penetapan pemenang. Dari sisi
sebab. penyelenggara, SITUNG merupakan alat
SITUNG merupakan aplikasi untuk untuk memutus praktek manipulasi hasil
memastikan bahwa prinsip dan asas perolehan suara, sehingga KPU bisa
transparan penyelenggaraan pemilihan menjaga tingkat akurasi data dalam
umum (pemilu) ataupun pemilihan kepala penyelenggaraan Pilkada serentak 2015.
daerah (pilkada) dapat dijalankan dengan Untuk mewujudkan penyelenggaraan
baik. Aplikasi SITUNG diharapkan Pemilu pada Desember 2015 transparan,
mendorong partisipasi masyarakat dalam Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota
mengawasi dan mengawal hasil pilkada Palu menyusun serangkaian sistem
dari tingkat TPS sampai penetapan informasi berbasis teknologi (SITUNG)
pemenang. Dari sisi penyelenggara, untuk menampilkan hasil pilkada secara
SITUNG merupakan media untuk akurat dan cepat.
memutus praktek manipulasi hasil
perolehan suara, sehingga KPU bisa METODE
menjaga tingkat akurasi data dalam Tipe studi adalah deskriptif
penyelenggaraan Pilkada serentak 2015. kuantitatif untuk mengetahui pengaruh
Keterbukaan Informasi Publik melalui

94
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

SITUNG terhadap Pengetahuan, Sikap, wajib pilih yang terdaftar pada Daftar
dan Perilaku masyarakat di Kota Palu. Pemilih Tetap (DPT). Selain itu data juga
Menurut Sugiyono (1999), sampel adalah: didapatkan dari data sekunder yaitu data
“Sebagian dari jumlah dan karakterisitik yang dikumpulkan yang bersumber dari
yang dimiliki oleh populasi tersebut. teknik Komisi Pemilihan Umum Kota Palu.
sampel yang digunakan adalah dengan Teknik Pengumpulan Data
metode Stratified random sampling. Teknik pengumpulan data
Menurut Nazir (1985), “Stratified random digunakan dalam studi ini adalah dengan
sampling adalah teknik memilih sebuah menggunakan instrumen kuesioner yang
sampel dari kelompok-kelompok unit unit ditujukan kepada masyarakat Kota Palu
yang kecil. Kemudian sampel ditarik wajib pilih yang terdaftar pada Daftar
menggunakan cara Proporsional Pemilih Tetap (DPT) dengan jumlah
Probability. sampel sebanyak 123 responden. Selain itu
data juga didapatkan dari data sekunder
Lokasi dan Rancangan Studi yaitu data yang dikumpulkan yang
Studi ini dilaksanakan di Kota Palu bersumber dari Komisi Pemilihan Umum
Ibukota Provinsi Sulawesi Tengah. Kota Palu.
Penetapan lokasi ini berdasarkan pada
pertimbangan bahwa sasaran dari objek HASIL
studi ini berdomisili di Kota Palu Dalam pelaksanaan Pilkada 2015
pada KPU Kota Palu dalam rangka
Sumber Data memilih Walikota dan Wakil Walikota
Jenis data yang digunakan adalah Palu, KPU berupaya memenuhi unsur
data primer, yaitu data yang diperoleh transparansi. Terutama dalam aspek
secara langsung. Pengumpulan data pemenuhan harapan publik untuk
dilakukan dengan menggunakan instrumen mengontrol perkembangan perolehan suara
angket atau kuesioner. Kuesioner secara cepat. Dalam applikasi berbasis web
diberisikan instrumen untuk masing ini, KPU menggunakan perangkat
masing variable studi disusun untuk Informasi Teknologi (IT) dimana tiap tiap
menggali informasi lebih lanjut dari setiap KPU menginput hasil pilkada melalui
variable. Teknik pengumpulan data applikasi SITUNG yang kemudian
digunakan dalam studi ini adalah dengan langsung ditampilkan pada halaman
menggunakan instrumen kuesioner yang http://pilkada2015.kpu.go.id agar publik
ditujukan kepada masyarakat Kota Palu

95
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

langsung mengetahui hasil pilkada secara informasi publik melalui SITUG terhadap
realtime. Berdasarkan tabel 1 dapat pengetahua, sikap, dan perilaku dengan
diketahui bahwa masyarakat yang terpilih masing masing pengaruh 0.199, 0.346, dan
merespon sebanyak 123 orang tidak 0.324 dengan tingkat korelasi atau
terbatas pada jenis kelamin tertentu. Data hubungan lemah.
yang diperoleh melalui kuesioner yang Bagaimana Pengaruh Keterbukaan
diisi oleh responden menunujukkan bahwa Informasi Publik melalui situng terhadap
jumlah responden laki-laki sebesar 65 pengatahuan masyarakat di kota Palu ?
Orang dengan persentase 53%, sedangkan Untuk mengukur pengetahuan,
jumlah responden perempuan sebesar 58 peneliti menggunakan 3 indikator
Orang dengan persentase 47%. diataranya : pemahaman, penguasaan,
karakteristik responden perempuan lebih pengalaman. Peneliti menyusun kuesioner
banyak dari pada karakteristik laki laki ini dengan indikator dalam rangka mengukur
membuktikan bahwa dalam daftar pemilih pengetahuan kepada responden, dengan
tetap, partisipasi publik didominasi oleh 123 responden didapatkan hasil seperti
perempuan.. yang terlihat pada tabel 3. Tanggapan
responden paham terhadap informasi
Bagaimana Hubungan antara situng sebesar 41,5%, menguasai sebesar
Keterbukaan Informasi Publik melalui 20,33% serta pernah mengakses situng
situng terhadap pengetahuan, sikap, dan sebelumnya sebesar 38.33%.
perilaku masyarakat di Kota Palu?
Dari hasil uji korelasi yakni Bagaimana Pengaruh Keterbukaan
menguji apakah ada hubungan keterbukaan Informasi Publik melalui situng terhadap
informasi publik melalui situng terhadap sikap masyarakat di kota Palu ?
pengetahuan, sikap, dan perilaku yang Mengukur sikap, peneliti
membuktikan bahwa terdapat hubungan menggunakan 2 indikator diataranya :
antara variabel keterbukaan informasi menerima dan tertarik. Dari tabel 4 dapat
publik terhadap pengetahuan, sikap dan digunakan indikator seperti yang sudah
perilaku. disebutkan sebelumnya sebagai alat ukur
Dari hasil kuesioner yang disebar kemudian didapatkan hasil Tanggapan
kepada 123 responden didapatkan hasil responden terhadap sikap masyarakat
seperti yang terlihat pada tabel 2 yakni mengatakan responden menerima sebesar
terdapat hubungan antara keterbukaan 54.48% atau 67 responden, cukup

96
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

menerima 39.83% atau 49 responden, mengatakan tidak mengikuti, serta


kurang menerima sebesar 4.88% atau 6 tanggapan responden terhadap adaptasi
responden, dan 0.81% atau 1 responden mengatakan mengikuti sebesar 61.79%
mengatakan tidak menerima. Sedangkan atau 76 responden, cukup mengikuti
Tanggapan responden terhadap sikap 29.26% atau 36 responden, kurang
masyarakat mengatakan tertarik sebesar mengikuti sebesar 8.95% atau 11
52.04% atau 64 responden, cukup tertarik responden, dan 0% atau 0 responden
45.09% atau 53 responden, kurang tertarik mengatakan tidak mengikuti.
sebesar 46.06% atau 5 responden, dan Dari hasil sebanyak 123 responden
0.81% atau 1 responden mengatakan tidak diatas diperoleh hasil hipotesis hubungan
tertarik. dan pengaruh keterbukaan informasi
publik melalui system penghitungan
Bagaimana Pengaruh Keterbukaan (SITUNG) online hasil pilkada terhadap
Informasi Publik melalui situng terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku
perilaku masyarakat di kota Palu ? masyarakat di Kota Palu dengan menolak
Untuk mengukur perilaku, peneliti H0 dan menerima Ha yang berarti terdapat
menggunakan 3 indikator diataranya : pengaruh antara Keterbukaan Informasi
merespon, mengevaluasi, dan Publik melalui SITUNG online terhadap
mengadaptasi. Dari tabel 5, dapat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
digunakan indikator seperti yang sudah masyarakat di Kota Palu.
disebutkan sebelumnya sebagai alat ukur
kemudian didapatkan hasil dengan PEMBAHASAN
tanggapan responden terhadap respon Studi ini menunjukkan bahwa
mengatakan merespon sebesar 39,85% semua permasalahan dengan hipotesis
atau 49 responden, cukup merespon 50.4% yang diajukan telah dikaji secara empiris
atau 62 responden, kurang merespon dilapangan. Hasil tersebut menunjukkan
sebesar 8.94 atau 11 responden, dan 0.81% bahwa semua hipotesis yang diajukan telah
atau 1 responden mengatakan tidak terbukti yakni menolak H0 dan menerima
merespon, tanggapan responden terhadap Ha yang berarti terdapat hubungan dan
evaluasi mengatakan mengevaluasi sebesar pengaruh antara Keterbukaan Informasi
37.4% atau 46 responden, cukup Publik melalui SITUNG online terhadap
mengevaluasi 54.47% atau 67 responden, Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
kurang mengevaluasi sebesar 8.13% atau masyarakat di Kota Palu. Dalam mengukur
10 responden, dan 0% atau 0 responden

97
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

keterbukaan informasi publik, diperlukan pemikiran McLuhan bahwa suatu saat


indikator untuk mengukur variabel nanti informasi akan sangat terbuka dan
(Kristiansen , 2006), menyebutkan bahwa dapat diakses oleh semua orang.
transparansi dapat diukur melalui beberapa Internet merupakan semua media
indikator yakni kesediaan informasi, baru yang kini banyak digunakan dalam
aksesibilitas informasi dan kejelasan berkomunikasi politik. Dengan
informasi. Peneliti mengacu pada Konsep menggunakan internet akan
Keterbukaan Informasi Publik, Mendel meminimalisisr cost politik yang
(2004) menyatakan bahwa membuka akses dikeluarkan oleh penyelenggara pemilu,
informasi merupakan kewajiban bagi pemantau pemilu, peserta pemilu dan
pemerintah dan badan publik . secara masyarakat. Internet bekerja praktis, dapat
fundamental, sebuah informasi adalah bekerja dimana saja dan kapan saja,
milik publik, bukan milik pemerintah atau bahkan untuk melakukan komunikasi dua
badan publik. Akan tetapi pemerintah arah tanpa harus bertatap muka. Selain itu
memang harus menjaga keseimbangan penyebaran informasi juga cepat, tanpa
antara menutup informasi dan kepentingan batas dan berbiaya murah. Berbeda dengan
publik. Namun, bagamanapun, media konvensional koran, majalah,
kepentingan publik tetap harus televise yang tersentralisasi dan
didahulukan. membutuhkan proses manajemen
Pengaruh keterbukaan informasi pengelolaan yang rumit. Internet lebih
publik tidak lepas dari penggunaan new canggih dalam membidik sasaran
media itu sendiri oleh KPU Kota Palu, komunikasi secara spesifik.
penggunaan New Media dalam hal ini Tak heran jika internet dalam
adalah penggunaan website memiliki berbagai inovasi teknologi komunikasi
kelebihan dalam hal kecepatan untuk mewabah di pilkada 2015. Menurut
melakukan interaksi, lebih efisien, lebih Cangara (2009), mengatakan keberadaan
mudah dan lebih cepat untuk mendapatkan internet diharapkan dapat menfasilitasi
sebuah informasi terbaru. Dan juga penyebaran informasi publik dan politik,
menurut McLuhan kehadiran new media termasuk menjadi jembatan untuk
dapat membuat senbuah proses komunikasi kelompok oposisi dan minoritas yang
menjadi global, sehingga menyebabkan dimarginalkan untuk menyuarakan
mengapa dunia saat ini disebut dengan keinginan dan hak-haknya. Dengan adanya
Global Village. Konsep ini berangkat dari internet ini kebasan dalam memperoleh

98
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

informasi sudah sangat mudah dengan kesenangan, mempengaruhi sikap,


mengakses portal yang ingin dituju dan meningkatkan hubungan sosial yang baik
informasi yang kita ingin peroleh dengan dan pada akhirnya menimbulkan suatu
cepat disajikan langsung dihadapan kita tindakan.
sehingga inilah yang menjadikan internet
sebagai media baru atau media online. KESIMPULAN
Media baru merupakan sebuah terminologi Berdasarkan hasil studi, ternyata
untuk menjelaskan konvergensi antara ada hubungan dan pengaruh keterbukaan
teknologi komunikasi digital yang informasi publik melalui system
terkomputerisasi serta terhubung kedalam penghitungan (SITUNG) online hasil
jaringan (Flew, 2005). Contoh dari media pilkada terhadap pengetahuan, sikap, dan
yang sangat merepresentasi media baru perilaku dimana pengetahuan responden
adalah internet. Program televisi, film, didominasi oleh masyarakat yang cukup
majalah, buku, surat kabar, dan jenis media tahu dengan informasi seputar situng dan
cetak lain tidak termasuk media baru. hanya sedikit masyarakat yang tidak tahu.
Adanya pengaruh Keterbukaan Sikap responden didominasi oleh
Informasi Publik melalui Sistem masyarakat yang setuju dengan informasi
Penghitungan (SITUNG) online hasil didalam situng dan sedikit saja masyarakat
pilkada 2015 Terhadap Pengetahuan, yang tidak setuju. Perilaku responden lebih
Sikap, dan Perilaku Masyarakat di Kota banyak didominasi oleh masyarakat yang
Palu. Jika informasi yang tersedia itu bisa mengikuti proses atau informasi didalam
dimengerti artinya bahwa komunikator dan situng. Hasil studi ini dapat menjadikan
komunikan sama-sama memiliki rekomendasi bagi KPU dalam mengadakan
pengertian yang sama tentang suatu pesan sosialisasi pendidikan Pemilu untuk lebih
maka terjadi komunikasi yang efektif. meningkatkan peran masyarakat dalam
Seperti pernyataan Ruslan (2004), yang mendapatkan informasi publik oleh KPU.
menyatakan suatu komunikasi dapat Memberikan pemahaman kepada
dikatakan efektif apabila komunikasi masyarakat sehingga masyarakat
tersebut memiliki persamaan persepsi menerima dan tertarik dengan informasi
anatara komunikator dengan terkait pilkada dan berperan aktif dalam
komunikannya, senada dengan itu menyukseskan pilkada, dimana KPU
Jalaludin (2009), juga menyebutkan, adalah lembaga independent yang
komunikasi yang efektif ditandai dengan menginginkan pemilu berjalan langsung,
adanya pengertian, dapat menimbulkan

99
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

umum, bebas, dan rahasia. KPU selaku


penyelenggara pemilu memberikan hak
sebesar besarnya kepada masyarakat Kota
Palu dalam memperoleh informasi pilkada
dan membuka diri kepada masyarakat
terkait informasi pilkada.

100
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

DAFTAR RUJUKAN Mendel T. (2004). Kebebasan Memperoleh


Informasi : Sebuah Survei
Azwar S. (2003). Sikap Manusia Teori dan
Perbandingan Hukum, Judul Asli :
Pengukurannya. Yogyakarta:
Freedom of Information : A
Pustaka Pelajar.
Comparative Legal Survey. Jakarta:
Cangara H. (2009). Komunikasi Politik.
Penerjemah : Tim Kawantama,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
UNESCO.
Cangara H. (2014). Komunikasi Politik.
Nazir M. (1985). Metode Studi. Jakarta
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Timur: Ghalian Indonesia.
Flew. (2005). New Media : An
Notoatmodjo. (2007). Ilmu Kesehatan
Introduction, 2nd Edition. New
Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
York : Oxford University Press.
Ruslan R. (2004). Metode Studi Public
Jalaluddin R. (2009). Metode Studi
Relations. Jakarta: PT. Raja Grafin.
Komunikasi. Bandung: Remaja
Sugiono. (1999). Metode Studi Bisnis.
Rosdakarya.
Bandung: Alfabeta.
Kristiansen. (2006). Transparansi
Anggaran Pemerintah. Jakarta:
Rineka Cipta.

101
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Tabel 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki - Laki 65 53%
Perempuan 58 47%
Total 123 100%
Sumber : Data primer diolah, 2016

Tabel 2. Hasil Analisis Korelasi Kendall's tau

Keterbukaan
Pengetahuan Sikap Perilaku
informas publik

Kendall's tau_b Keterbukaan_info Correlation


1.000 .199** .346** .324**
rmas_publik Coefficient

Sig. (2-tailed) . .006 .000 .000

N 123 123 123 123


Pengetahuan Correlation
.199** 1.000 .434** .398**
Coefficient

Sig. (2-tailed) .006 . .000 .000


N 123 123 123 123

Sikap Correlation
.346** .434** 1.000 .556**
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .000 . .000

N 123 123 123 123

Perilaku Correlation
.324** .398** .556** 1.000
Coefficient

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .

N 123 123 123 123


Sumber : Data primer diolah, 2016

Tabel 3. Analisis Data Variabel Pengetahuan

Pemahaman Penguasaan Pengalaman


Kriteria
F % F % F %
Tahu 51 41.5 25 20.3 47 38.2
Cukup Tahu 55 44.7 56 45.5 41 33.3
Kurang Tahu 15 12.2 31 25.2 30 24.4
Tidak Tahu 2 1.6 11 8.9 5 4.1
Total 123 100 123 100 123 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

102
Jurnal Komunikasi KAREBA Vol. 5 No.1 Januari - Juni 2016

Tabel 4. Analisis Data Variabel Sikap

Menerima Tertarik
Kriteria
F % F %
Setuju 67 54.5 64 52
Cukup Setuju 49 39.8 53 43.1
Kurangt Setuju 6 4.9 5 4.1
Tidak Setuju 1 0.8 1 0.8
Total 123 100 123 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

Tabel 5. Analisis Data Variabel Perilaku

Kriteria Merespon Evaluasi Adaptasi


F % F % F %
Mengikuti 49 39.8 46 37.4 76 61.8
Cukup Mengikuti 62 50.4 67 54.5 36 29.3
Kurang Mengikuti 11 8.9 10 8.1 11 8.9
Tidak Mengikuti 1 0.8 0 0 0 0
Total 123 100 123 100 123 100
Sumber : Data primer diolah, 2016

103

You might also like