You are on page 1of 37

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL(SOP)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pengertian Suatu Teknik komunikasi pada pasien yang bertujuan untuk


proses kesembuhan pasien

Tujuan Untuk proses kesembuhan pasien

Prosedur :
Persiapan Alat 1. Lembar Dokumentasi (CatatanKeperawatan) dan bolpoin
2. Disesuaiakan dengan kebutuhan pasien

Praintearaksi 1. Mengupulkan data denganpasien (dari RM)


2. Menyiapkan alat alat yang dibutuhkan
3. Menilai kesiapaan diri perawat
4. Membuat rencana pertemuan

Tahap Orientasi 1. Memberi salam & tersenyum pd pasien


2. Melakukan validasi (kognitif,afektif,psikomotor) pd petemuan Lanjutan
3. Memperkenalkan nama Perawat
4. Menanyakan nama panggilan kesukaan pasien
5. Menjelaskan tanggung jawab perawat – pasien
6. Menjelaskan peran perawat – pasien
7. Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
8. Menjelaskan tujuan
9. Menjelaskan waktu yang akan dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
10. Menjelaskan kerahasian
Tahap Kerja 1. Memberikan kesempatan pasien untuk bertanya
2. Menanyakan keluhan utama
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Melakukan kegiatan sesuai rencana
Tahap Terminasi 1. Menyimpulkan hasil wawancara (evaluasi proses &hasil)
2. Memberika reinforcement positif
3. Merencanakan tindakan lanjut dengan pasien
4. Melakukan kontrak (waktu,tempat,topik)
5. Mengakhiri wawancara dengan cara yang baik
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

1
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN CUCI TANGAN BERSIH

Pengertian Tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dimana kita mengalirkan
air dari ujung-ujung jari sampai siku dengan menggunakan alat atau bahan
dari sabun atau desinfektan lainnya.

Tujuan Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah kontaminasi

Prosedur :
Persiapan alat 1. Sabun cair
2. Air mengalir
3. Handuk kering/tissue
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan cuci tangan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Menjelaskan tujuan cuci tangan bila perlu

Tahap kerja 1. Melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan


a. Kuku dipotong pendek
b. Lepaskan semua perhiasan
Periksa tangan apakah ada perlukaan atau lecet
2. Berdiri menghadap wastafel, jangan sampai menempel
Tekuklah lutut jika wastafel rendah
3. Buka kran air sesuai dengan system pembuka yang digunakan
4.. Basahi tangan dengan posisi tangan sedemikian rupa sehingga siku
lebih tinggi dari ujung-ujung jari
5. Sabuni tangan dari telapak tangan saling menggosok. Jika menggunakan
sabun cair atau hibiscrub pakai sebanyak 2-4 cc (1 sendok teh) untuk
sabun deterjen sesuai dengan kebutuhan
6. Telapak tangan kanan menggosok punggung tangan kiri
Ulangi untuk tangan sebaliknya.
7. Telapak tangan kanan saling menggosok dan jari- jari ketemu
8. Ketuk jari-jari tangan kanan dan kiri dan saling terkait
9. Ibu jari digosok secara berputar dan bergantian
10. Gosok telapak tangan kiri dengan jari-jari kanan secara berputar dan
sebaliknya. Ulangi beberapa kali untuk waktu 20 sampai 25 detik.
11. Cuci tangan selama 1 menit, ulangi langkah 8 sampai dengan 13 dan
cuci tangan lebih lama (1-3 menit)
12. Tutup kran dengan tissue, handuk, siku lutut atau kaki sesuai dengan
tempat kran yang ada.
13. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk kering

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan


Tangan bersih

2
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN CUCI TANGAN STERIL

Pengertian Tindakan yang dilakukan oleh petugas kesehatan dimana kita mengalirkan
air dari ujung-ujung jari sampai siku dengan menggunakan alat atau bahan
dari sabun atau desinfektan lainnya secara steril

Tujuan Membebaskan tangan dari kuman dan mencegah masih tersisanya kuman
pada tangan
Prosedur : 1. Sabun cair/desinfektan
Persiapan alat 2. Air mengalir
3. Handuk kering dan steril
4. Alat untuk menggosok kuku yang telah dimasukkan kedalam tempat
yang telah berisi formalin cair

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan cuci tangan


2. Siapkan alat dan bahan
3. Menjelaskan tujuan cuci tangan bila perlu

Tahap kerja 1. Melaksanakan prosedur sesuai dengan ketentuan


a. Kuku dipotong pendek
b. Lepaskan semua perhiasan
c. Periksa tangan apakah ada perlukaan atau lecet
Pastikan topi dan masker sudah terpasang dengan benar dan nyaman
dipakai
2. Basahi tangan dengan posisi tangan sedemikian rupa sehingga siku lebih
tinggi dari ujung-ujung jari
3. Gunakan cairan antiseptic sesuai dengan petunjuk, cuci tangan dan
lengan bawah secara menyeluruh dan bilas
4. Gunakan sekali lagi cairan antiseptic, sebarkan keseluruh permukaan
tangan dan lengan bawah
5. Mulai dengan tangan, gunakan pembersih kuku untuk membersihkan
daerah bawah kuku kedua tangan
6. Gosok punggung tangan kanan dengan telapak tangan kiri, ulangi pada
tangan sebaliknya
7. Telapak tangan saling menggosok dan sela-sela jari bertemu
8. Ketuk jari-jari tangan kanan dan kiri dan saling terkait
9. Ibu jari digosok secara berputar dan bergantian
10. Gosok telapak tangan kiri dengan jari-jari kanan secara berputar dan
sebaliknya. Ulangi beberapa kali untuk waktu 20 sampai 25 detik
11. Gosok pergelangan tangan pada masing-masing tangan
12. Cuci tangan selama 1 menit, ulang langkah 8 sampai dengan 13 dan
cuci tangan lebih lama (1-3 menit)
13. Bilas tangan dan lengan bawah secara menyeluruh, pastikan tangan
ditahan lebih tinggi dari siku. Biarkan sisa air menetes melalui siku
14. Tutup kran dengan tissue, handuk, siku, lutut atau kaki sesuai dengan
tempat kran yang ada
15. Keringkan dengan handuk steril. Berdiri menghadap wastafel, jangan
sampai menempel. Tekuklah lutut jika wastafel rendah

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan


Tangan bersih

3
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMAKAI SARUNG TANGAN STERIL

Pengertian Tindakan melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit
dan melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan.

Tujuan Melindungi tangan dari bahan yang dapat menularkan penyakit dan
melindungi pasien dari mikroorganisme yang berada di tangan petugas
kesehatan.

Prosedur :
Persiapan alat 1. Sarung tangan steril dengan ukuran sesuai
2. Baki

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemakaian sarung tangan


2. Siapkan alat dan bahan
3. Cuci tangan

Tahap kerja 1. Bukalah sarung tangan dengan hati-hati, jangan sampai tersentuh benda
atau apa saja yang tidak steril
2. Membuka dengan memegang pinggir sarung tangan bagian dalam
3. Peganglah sarung tangan sesuai dengan tangan yang dimaksud, diangkat
dan jauh dari badan, seatas pinggang, sarung tangan bagian jari-jari ada
dibawah
4. Masukkan tangan pertama pada sarung tangan masih diharuskan hanya
menyentuh bagian dalam sarung tangan
5. Ambil sarung tangan kedua, diangkat dan jauh dari badan,seatas
pinggang, sarung tangan bagian jari-jari ada dibawah
6. Masukkan tangan kedua pada sarung tangan masih diharuskan hanya
menyentuh bagian dalam sarung tangan
7. Setelah masuk semua jari-jar tangan, dorong kebawah dengan jari-jari
lurus, sedangkan tangan lain menarik kearah lengan atas
8. Evaluasi : tangan tidak menyentuh benda disekitarnya

Melepas Sarung Tangan 1. Masukkan ibu jari pada sarung tangan yang berlawanan
2. Tarik kebawah dengan pelan-pelan sampai sarung tangan lepas
3. Letakkan sarung tangan pada tempatnya

4
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

ORAL HYGIENE

Pengertian Merupakan tindakan keperawatan membersihkan rongga mulut yang


dilakukan pada pasien yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan
oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan perawat.
Tujuan 1. Mencegah infeksi gigi dan gusi
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut
3. Mengurangi bau/ halitosis

Prosedur :
Persiapan alat 1. Handuk dan 1 kain pengalas
2. Gelas kumur berisi :
a. Air masak
b. Borax gliserin/ larutan antiseptik
3. 1 buah spatel lidah yang telah dibungkus dengan kain kasa
4. Kapas lidi
5. Kasa/ deppers yang dibasahi air hangat
6. Kasa kering/ deppers
7. Mesin penghisap portable (tambahan) dengan chatheter suction
8. 1 pasang sarung tangan
9. 1 cucing
10. 1 bengkok
11. 1 pinset atau arteri klem

Preinteraksi 1. Periksa status dan identifikasi kebutuhan oral hygine pasien


2. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/
keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Untuk pasien tidak sadar
7. Atur posisi pasien dengan posisi tidur miring kanan/kiri
8. Pasang handuk dibawah dagu/pipi pasien
9. Hidupkan mesin penghisap dan hubungkan selang kateter penghisap
10. Ambil kasa/ deppers yang telah dibasahi air hangat/ masak dengan
pinset
11. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat
membersihkan gigi
12. Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi,
dan lidah.
13. Minta perawat kedua menghisap sekresi yang mengumpul selama
pembersihan
14. Keringkan dengan deppers, oleskan dengan borax gliserin/ larutan
desinfektan bila diindikasikan
15. Atur posisi dengan duduk
16. Pasang handuk di bawah dagu

5
17. Ambil kasa/ deppers yang telah dibasahi air hangat/masak dengan
pinset
18. Kemudian bersihkam pada daerah mulut mulai rongga ,mulut,gusi,
gigi, dan lidah
19. Keringkan dengan deppers, oleskan dengan borax gliserin bila
diindikasikan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan(atur kembali posisi dan kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik postif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan peralatn
5. Lepaskan sarung tangan
6. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

6
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMANDIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR

Pengertian Tindakan keperawatan yang di lakukan pada pasien yang tidak mampu mandi secara
mandiri atau memerlukan bantuan.

Tujuan 1. Menghilangkan minyak, keringat, sel-sel mati dan bakteri


2. Menghilangkan bau badan yang berlebihan
3. Menstimulasi sirkulasi/peredaran darah
4. Menambah kenyaman pasien
5. Memberikan kesempatan pada perawat untuk mengkaji kondisi kulit pasien

Prosedur :
Persiapan alat 1. 2-3 buah handuk mandi
2. 2-3 buah waslap
3. Sabun mandi
4. Handscoon/ sarung tangan
5. 2 buah waskom untuk mandi
6. Selimut mandi
7. Perlak/ pengalas
8. Air hangat (43 – 46 0 c )
9. Lotion, bedak, dan deodoran
10. Pakaian yang bersih
11. Urinal/ pispot
12. Linen tempat tidur (tambahan)

Preinteraksi 3. Indentifikasi kebutuhan mandi pada pasien


4. Periksa status/ catatan pasien tentang adanya hal-hal khusus yang berkenaan
dengan pergerakan pasien
5. Kaji kemampuan fisik pasien untuk membantu
6. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Pakai sarung tangan
6. Tawarkan pispot atau urinal pada pasien
7. Angkat selimut dan ganti dengan selimut mandi. Bila selimut akan digunakan
kembali, letakkan selimut diatas kursi atau lipat dibagian kaki tempat tidur. Bila
tidak, letakkan pada keranjang pakaian kotor. Pasang perlak/pengalas.
8. Lepaskan pakaian pasien. Bila ekstremitas luka, memulai pelepasan pakaian dari
bagian yang tidak luka. Bila pasien memakai infus, melepaskan pakaian dari
lengan yang tidak terdapat infus terlebih dahulu, kemudian menurunkan tabung
infus, memasang tabung infus dan memeriksa kecepatan alirannya.
9. Letakkan handuk mandi dibawah kepala pasien
10. Letakkan handuk untuk wajah diatas dada pasien
11. Dengan memakai waslap basah, bersihkan mata pasien tanpa sabun,
menggunakan bagian yang berbeda untuk masing-masing mata. Usapkan waslap

7
dari kantus sebelah dalam kearah bagian luar, tidak menekan mata secara
langsung. Kemudian mengeringkan mata.
12. Tanyakan pada pasien apakah dia ingin menggunakan sabun pada wajahnya.
Bersihkan dan keringkan wajah, leher dan telinga pasien.
13. Letakkan handuk mandi pada lengan terjauh arah memanjang di bawah lengan
pasien. Bersihkan lengan dengan sabun dan air, gunakan usapan yang panjang
dan tegas dari arah distas ke proksimal.
14. Naikkan dan tahan lengan kearah atas kepala saat membersihkan aksila.
Keringkan dengan baik. Berikan deodorant/lotion jika pasien menggunakan.
15. Letakkan handuk pada lengan terdekat
16. Basuh, bilas dan keringkan lengan terdekat
17. Tutupi dada pasien dengan handuk dan lipat handuk mandi ke bawah umbilikus
pasien
18. Dengan satu tangan mengangkat ujung handuk, basuh, bilas, dan keringkan
bagian dada, lipatan di bawah payudara. Jaga agar dada pasien tetap tertutup
selama waktu pembersihan.
19. Letakkan handuk secara memanjang diatas perut. Lipat selimut mandi kearah
pubis.
20. Dengan satu tangan mengangkat handuk, tangan yang tersarung waslap
membersihkan perut, berikan perhatian khusus untuk membersihkan umbilikus
dan lipatan-lipatan pada kulit. Jaga agar perut tetap tertutup selama pembersihan.
Keringkan dengan baik
21. Buka kaki yang terjauh dengan perawat, lipat selimut mandi kearah tengah
menutup perineum.
22. Tekuk lutut pasien dengan meletakkan tangan dibawah lutut dan meletakkan
handuk secara memanjang di bawah kaki.
23. Gunakan usapan memanjang lebut dan tegas pada waktu membersihkan dari jari
kaki ke lutut dan daari lutut ke paha. Keringkan dengan baik.
24. Ulangi langkah 28 dan 29 untuk tungkai yang lainnya
25. Tutupi pasien dengan selimut dan ganti air mandi
26. Bantu pasien untuk miring, untuk membersihkan punggung dan bokong,
letakkan handuk sepanjang sisi pasien.
27. Bersihkan dan keringkan punggung dari leher ke bokong dengan usapan
memanjang dan tegas. Berikan perhatian khusus pada lipatan didaerah bokong
dan anus.
28. Bantu pasien untuk posisi terlentang. Tutupi ekstremitas atas dan dada dengan
handuk dan ekstremitas bawah dengan selimut mandi. Buka hanya daerah
genetalia.
29. Tawarkan pada pasien apakah akan membersihkan perineumnya sendiri. Jika
tidak, bersihkan dan keringkan dengan baik
30. Lepaskan perlak/ pengalas.
31. Ganti selimut mandi dengan selimut pasien
32. Rapikan tempat tidur pasien
33. Atur posisi nyaman untuk pasien
34. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
35. Berikan body lotion untuk melembabkan kulit jika diinginkan.
36. Bantu pasien berpakaian
37. Sisir rambut pasien.
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan peralatan
5. Lepaskan sarung tangan
6. Cuci tangan.
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

8
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

KERAMAS DI TEMPAT TIDUR

Pengertian Merupakan tindakan keperawatan membersihkan rambut dan kulit kepala


yang dilakukan pada pasien ditempat tidur yang dihospitalisasi

Tujuan 6. Mempertahankan kenyamanan kulit kepala


7. Mengurangi / mencegah gangguan-gangguan pada rambut dan
kepala
8. Membuat perasaan rileks akibat stimulasi saraf dan pembuluh darah
dikepala
Prosedur : 13. 2 buah handuk mandi
Persiapan alat 14. 1 buah Waslap
15. Teko tempat air
16. Alat keramas plastik/ perlak
17. 2 baskom mandi / ember
18. 1 selimut mandi
19. 1 sisir rambut
20. Pengering rambut ( bila ada)
21. Shampo, konditioner ( tambahan)
22. Kapas
23. 1 pasang Handscoen ( tambahan)
24. Linen tempat tidur (tambahan)

Preinteraksi 7. Periksa status dan identifikasi kebutuhan untuk keramas pada pasien,
identifikasi, indikasi, dan kontraindikasi untuk keramas
8. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Atur perlak dengan bagian pinggir digulung dan letakkan dibawah
bahu, leher dan kepala pasien. Letakkan baskom/ ember dengan posisi
lebih rendah dari kepala pasien. Pastikan ujung perlak masuk kedalam
baskom/ ember
6. Letakkan handuk gulung dibawah leher dan handuk mandi sepanjang
bahu
7. Tutup teliga dengan kapas
8. Sisir rambut pasien
9. Ambil air hangat dan isi teko tempat air. Periksa suhu air dengan
memegang sedikit kebagian telapak tangan anda
10. Gunakan sarung tangan jika pasien mempunyai luka di kepala atau ada
kutu
11. Tawarkan pasien pilihan untuk memegang handuk wajah atau waslap
penutup mata
12. Dengan teko tempat air , tuang air perlahan diatas rambut sampai
semuanya basah. Gunakan sedikit shampo
13. Gosok-gosok hingga berbusa dengan kedua tangan. Mulai pada garis
batas rambut dan kerjakan kearah kebelakang leher. Angkat kepala
sedikit dengan satu tangan untuk mencuci bagian belakang kepala.

9
Shampo sisi-sisi kepala. Masase kulit kepala dengan memberi
penekanan dengan menggunakan ujung-ujung jari.
14. Bilas rambut dengan air. Pastikan aliran air kedalam baskom/ ember.
Ulangi pembilasan sampai rambut bebas dari shampo
15. Ulangi langkah 16-18
16. Berikan konditioner atau bilas jika diminta dan bilas rambut secara
menyeluruh
17. Tutup kepala dengan handuk mandi. Keringkan wajah dengan waslap.
Keringkan daerah sekitar leher atau bahu
18. Keringkan rambut dan kulit kepala. Gunakan handuk kedua jika
handuk pertama basah. Lepaskan sarung tangan jika diperlukan
19. Sisir rambut pasien
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan ( atur kembali posisi dan kenyamanan pasien
)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan peralatan
5. Cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

10
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN BED MAKING DENGAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR

Pengertian Mengganti linen bed tetap bersih, kering, dan kencang agar pasien merasa
nyaman dan bersih
Tujuan 1. Memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman
2. Menciptakan alas tempat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran
dan lipatan
3. Mengontrol penyebaran mikroorganisme

Prosedur :
Persiapan alat 1. Sepasang sarung tangan bersih
2. Linen
3. Perlak
4. Stik laken
5. Stik boven
6. Selimut
7. Sarung bantal
8. Kantong linen kotor
Preinteraksi 1. Kaji catatan keperawatan dan medis pasien
2. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Kaji keadaan pasien apakah ada pengeluaran cairan tubuh di linen
5. Kaji kondisi pasien (mobilitas dan kekuatan fisik)
6. Cuci tangan
7. Pasang sarung tangan
8. Dekatkan alat-alat
9. Turunkan bed rail disisi perawat berada
10. Bantu pasien untuk menghadap kesisi lain perawat dan berpegangan
di bed rail (bila ada bed rail)
11. Keluarkan ujung linen pada sisi perawat lalu gulung kesisi tengah
pasien
12. Ambil linen yang bersih dan pasang di bed side yang sudah
dibersihkan
13. Ambil perlak lalu stik laken. Taruh dibagian daerah punggung
belakang dan bokong pasien secara melintang
14. Lipat daerah ujung-ujung linen dengan triangle lalu masukkan
bagian perlak dan stik laken ke bawah bed
15. Pasang bed rail lalu bantu pasien untuk berbalik arah
16. Turunkan bed rail disisi yang lain
17. Keluarkan ujung linen lalu Tarik linen, perlak serta stik laken yang
kotor dari bed, masukkan ke kantong linen kotor
18. Tarik linen, perlak dan stik laken yang bersih ke daerah pinggir, lalu
rapikan seperti sisi yang sebelumnya
19. Kembalikan pasien ke posisi supine

11
20. Ganti boven laken dan selimut pasien yang kotor dengan yang bersih
(boven laken lalu selimut diatasnya)
21. Bantu angkat kepala pasien sedikit, ganti sarung bantal dengan yang
bersih, kemudian kembalikan bantal ke posisi semula

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (atur kembali posisi dan kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan perlatan
5. Buka sarung tangan
6. Cuci tangan
.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan didalam catatan keperawatan

12
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN BED MAKING TANPA PASIEN DIATASNYA


Pengertian Mengganti linen bed tetap bersih, kering dan kencang

Tujuan 1. Memberikan lingkungan yang bersih dan nyaman


2. Menciptakan alas tempat tidur dan selimut yang bebas dari kotoran
dan lipatan
3. Mengontrol penyebaran mikroorganisme

Prosedur :
Persiapan alat 4. Sepasang sarung tangan bersih
5. Linen
6. Perlak
7. Stik laken
8. Stik boven
9. Selimut
10. Sarung bantal
11. Kantong linen kotor
12. Over laken
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan medis pasien
2. Siapkan alat dan bahan
Tahap kerja A. Tempat Tidur Tertutup
1. Cuci tangan
2. Pasang sarung tangan
3. Dekatkan alat-alat
4. Keluarkan ujung linen pada sisi perawat lalu gulung dan masukan
ke kantong linen kotor
5. Letakkan linen dengan lipatan memanjang dengan garis tengah di
tengah-tengah tempat tidur
6. Masukan linen pada bagian kepala dan kaki kurang lebih 25cm
dan buat triangle
7. Masukkan linen bagian sisi kebawah bed
8. Letakkan perlak dan stik laken secara melintang kurang lebih
50cm dari garis Kasur bagian kepala dan masukkan kebawah bed
9. Letakkan stik boven secara terbalik
10. Letakkan selimut lalu masukkan bagian kaki kebawah Kasur,
buat triangle
11. Lipat stik boven bagian atas tepat garis selimut
12. Buka sarung bantal dan ganti dengan sarung bantal yang baru
13. Pasang over laken
B. Tempat Tidur Terbuka
14. Kalau sudah tersedia tempat tidur tertutup, buka over laken dan
lipat dengan baik
15. Lipat stik boven bersamaan dengan selimut kebawah pada bagian
kaki, lipat bersusun

Terminasi 1. Bereskan peralatan


2. Buka sarung tangan
3. Cuci tangan.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

13
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MENGATUR POSISI PASIEN PADA POSISI DUDUK DI ATAS TEMPAT TIDUR


Pengertian Menempatkan pasien pada posisi duduk di atas tempat tidur
Tujuan Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi, meningkatkan rasa nyaman,
dan dorongan pada diafragma sehingga meningkatkan ekspansi dada dan
ventilasi paru
Prosedur : 1. Sarung tangan
Persiapan alat
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pengaturan posisi pada pasien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
 Atur tempat tidur
1. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar
2. Naikkan tempat tidur setinggi pusat gravitasi anda
3. Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pada tempat tidur pada
sisi yang jauh dari anda
 Atur posisi pasien anda
1. Berdiri di samping tempat tidur, disisi pantat pasien menghadap ke
arah kepala tempat tidur. Lebarkan kaki anda dengan salah satu kaki
di depan dan jadikan kaki ini tumpuan berat badan
2. Minta pasien untuk meletakkan kedua tangan disisi tubuhnya dengan
telapak tangan menghadap di atas permukaan tempat tidur
 Angkat pasien pada posisi duduk
1. Letakkan salah satu tangan di bawah bahu pasien
2. Letakkan tangan yang lainnya di atas permukaan tempat tidur, dan
gunakan untuk mendorong pada saat mengangkat
3. Minta pasien untuk turut mengangkat secara bersamaan dengan anda,
dengan mendorongkan kedua tangannya diatas permukaan tempat
tidur. Angkat dengan menarik bahu pasien menggunakan lengan dan
tangan anda, mendorongkan tangan anda yang satunya di atas
permukaan tempat tidur dan pindahkan berat badan anda dari kaki
depan ke kaki belakang
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

14
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMINDAHKAN PASIEN

Pengertian Memindahkan pasien dari tempat tidur ke brankar

Tujuan Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya


pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)
Prosedur :
Persiapan alat 1. Tempat tidur, brankar atau kursi roda (roolstul) dalam keadaan
siap pakai
2. Selimut
3. Bantal bila perlu

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan untuk dipindahkan ke brankar


2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Atur posisi tempat tidur
7. Atur posisi pasien di tepi tempat tidur Atur posisi brankar
membentuk sudut 90 dan kunci kaki brankar
8. Minta pasien untuk meletakkan kedua tangan menyilang di atas
dada
9. Pasien diangkat oleh sekurang-kurangnya oleh tiga orang
perawat (sesuai kebutuhan)
10. Perawat I (paling tinggi) berdiri di bagian kepala, perawat II
(berdiri di bagian pinggang) Perawat III berdiri di bagian kaki
11. Setiap orang membuat dasar sokongan yang lebar dengan kaki
terdekat tempat tidur berada di depan dengan lutut sedikit fleksi
12. Lengan kiri perawat I di bawah kepala dari pangkal lengan
pasien dan lengan kanan di bawah punggung pasien (bila pasien
gemuk lengan kanan perawat I melalui badan pasien ke bawah
pinggang sehingga berpegangan dengan pergelangan tangan kiri
perawat II)
13. Lengan kiri perawat II di bawah pinggang pasien, lengan kanan
di bawah bokong pasien
14. Kedua lengan perawat III mengangkat seluruh tungkai pasien
15. Setelah siap, salah seorang perawat member aba-aba untuk
bersama-sama mengangkat pasien
16. Pengangkat memutar pasien ke arah dada mereka pada aba-aba
berikutnya
17. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju
ke tempat tidur atau brankar yang telah disediakan

15
18. Dengan langkah bersamaan para perawat mulai berjalan menuju
ke tempat tidur atau brankar yang telah disediakan
19. Perawat menurunkan pasien secara perlahan ke pusat brankar
dengan memfleksikan lutut dan pinggul mereka sampai siku
mereka berada setinggi tepi brankar
20. Setelah pasien berada di atas tempat tidur atau brankar,
pasiennya diatur dan selimut dipasang atau dirapikan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

16
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMINDAHKAN PASIEN PADA POSISI DUDUK DI TEPI TEMPAT TIDUR

Pengertian Menempatkan posisi pasien berada pada posisi duduk di tepi tempat tidur
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi pasien yang sesuai/tepat
2. Untuk persiapan prosedur perawatan berikutnya (memberikn
makanan dan minuman, personal hygiene, dan sebagainya)
Prosedur :
Persiapan alat 1. Sarung tangan

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pasien untuk duduk di tepi tempat tidur pada
pasien
2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontrak
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/ kluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
 Atur tempat tidur
6. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar
7. Naikan tempat tidur setinggi pusat gravitasi anda
8. Kunci semua roda tempat tidur dan naikan pagar tempat tidur pada
posisi yang jauh dari anda
9. Pindahkan semua bantal
 Atur posisi anda dank lien secara tepat
10. Naikan kepala tempat tidur sampai pada possi setengah duduk atau
duduk penuh
11. Berdiri di samping tempat tidur, disisi pinggul pasien menghadap ke
arah kaki tempat tidur
12. Lebarkan kaki anda dengan salah satu kaki di depan
13. Condongkan tubuh anda ke depan, fleksikan pinggul, pergelangan
kaki.
 Angkat pasien pada posisi duduk
14. Letakkan salah satu tangan di bawah bahu pasien
15. Letakkan tangan yang lainnya di bawah kedua paha dekat dengan
lutut
16. Tegangkan otot-otot gluteal, abdominal, kaki, dan pergelangan
tangan
17. Angakat paha pasien secara perlahan
18. Putar kaki pasien kea rah anda, sampai kedua kaki menjuntai dari
tempat tidur sedangkan tangan yangsatunya memegang bahu pasien
19. Tetap pegangi pasien hingga pasien memproleh keseimbangan dan
kenyamanan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (Kenyamanan pasien)
2. Beri umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan pralatan

17
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

18
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMINDAHKAN PASIEN PADA POSISI KE TEPI TEMPAT TIDUR

Pengertian Menempatkan posisi pasien berada pada posisi duduk di tepi tempat tidur
dari posisi di tengah tempat tidur
Tujuan 1. Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai/tepat
2. Untuk persiapan prosedur selanjutnya
Prosedur :
Persiapan alat 1. Sarung tangan (jika perlu)

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan memindahkan posisi pasien


2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontrak
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/
kluarga
Tahap kerja  Atur tempat tidur
1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar atau serendah
mungkin yang mampu di toleransi pasien
5. Kunci semua roda tempat tidur dan naikan pagar tempat tidur
pada posisi yang jauh dari anda
6. Ambil semua bantal
 Atur posisi anda dan posisi pasien secara tepat
7. Berdiri di samping pasien dengan wajah menghadap kea rah
pergerakan
8. Letakkan kedua tangan pasien menyilang di atas dadanya.
Mengurangi gerakan saat di pindahkan
9. Fleksikan pinggul, lutut dan pergelanggan kaki dengan punggung
condong ke depan. Lebarkan kaki, satu di depan dan lainnya di
blakang.
 Pindahkan kepala dan dada pasien
10. Letakkan kedua lengan di bawah scapula pasien dengan telapak
tangan menghadap ke atas
11. Fleksikan jari-jari tangan anda, letakkan siku bertumpu pada
permukaan tempat tidur
12. Jika pasien tidak mampu mengangkat lehernya, letakkan salah
satu tangan di bawah leher pasien
13. Tegangkan otot-otot gluteal, abdominal, kaki dan lengan setelah
itu, pindahkan atau gerakan bahu pasien menuju kearah anda
dengan memindahkan berat dari kaki depan ke kaki belakang
 Memindahkan pantat pasien
14. Letakkan kedua lengan dan tangan anda merapat di bawah pantat
pasien
15. Tarik pantat kearah anda
 Memindahkan kaki
16. Letakkan kedua lengan dan tangan anda merapat di bawah tumit
17. Taik kaki kearah anda denan gerakan yang sama
18. Naikkan atau pasang pagar tempat tidur di samping pasien

19
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

20
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MENAIKKAN POSISI PASIEN YANG MELOROT KE ATAS TEMPAT TIDU R

Pengertian Menempatkan kembali posisi pasien yang melorot ke bagian


bawah di tempat tidur pada posisinya semula.

Tujuan 1.Memenuhi kebutuhan pengaturan posisi yang sesuai


2.Memberikan rasa nyaman
Prosedur : 1. Rekstok gantung (overhead trapeze)
Persiapan Alat 2. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan perbaikan posisi pada pasien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontra indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2.Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga
Tahap Kerja  Atur tempat tidur
1. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
2. Atur bagian kepala tempat tidur pada posisi datar atau
serendah mungkin yang mampu ditoleransi oleh pasien
3. Naikkan tempat tidur setinggi pusat grafitasi anda
4. Kunci semua roda tempat tidur dan naikkan pagar
tempat tidur pada sisi yang jauh dari anda
5. Ambil semua bantal, kemudian letakkan salah satu
bantal di atas kepala tempat tidur
 Persiapkan pasien. Minta pasien :
6. Melakukan fleksi pinggul dan lutut, menumpukkan
telapak kaki di atas permukaan tempat tidur.
7. Beri tahu pasien untuk tidak bangun dari tempat tidur
sebelum dilakukan pemeriksaan
8. Berpegangan pada kepala tempat tidur dengan kedua
tangan dan menarik pada saat dipindahkan , atau
Berpegangan pada rekstok gantung dengan kedua
tangan, kemudian mengangkat dan menarik pada saat
dipindahkan.
9. Berpegangan pada rekstok gantung dengan kedua
tangan, kemudian mengangkat dan menarik pada saat
dipindahkan.
 Atur posisi anda dan pindahkan pasien
10. Berdiri di samping pasien dengan wajah menghadap
kearah pergerakan, lebarkan kedua kaki, ssatu kaki di
depan dan kaki lainnya di belakang. Dengan tubuh

21
condong kedepan, fleksikan punggung, lutut, dan
pergelangan kaki.
11. Letakkan satu tangan dibawah paha pasien dan tangan
lainnya di bawah scapula
12. Tegangkan otot-otot gluteal, abdominal, kaki,dan
lengan. Kemudian pindahkan/gerakkan pasien ke atas
sambil pasien mendorong dengan telapak kaki dan
menarik dengan kedua tangan pada bagian kepala
tempat tidur atau pada rekstok gantung.
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

22
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMBERIKAN ROM

Pengertian Latihan-latihan yang diberikan untuk mempertahankan fungsi sendi dan meningkatkan
fungsi sendi yang berkurang karena proses penyakit kecelakaan atau tidak digunakan
Tujuan 1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk

Prosedur : Sarung tangan


Persiapan alat

Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis pasien(Mengetahui TTV, therapy, resep obat
yang diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang diperlukan)
2. Identifikasi kebutuhan pasien untuk latihan rentang gerak
3. identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontraindikasi
4. Cuci tangan
5. Siapkan alat yang diperlukan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri


2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat (minimal 2 item). Cocokkan
dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang perlu dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan
Tahap kerja
1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Atur ketinggian tempat tidur agar memudahkan perawat dalam bekerja
5. Posisikan pasien dengan posisi supinasi dekat dengan perawat
6. Rapatkan kedua kaki dan letakkan lengan pada masing-masing sisi tubuh
7. Fleksi : menggerakan dagu menempel ke dada
8. Ekstensi : mengembalikan kepala ke posisi tegak
9. Hiperekstensi : menekuk kepala kebelakang sejauh mungkin
10. Fleksi lateral : memiringkan kepala sejauh mungkin ke arah setiap bahu
11. Rotasi : memutar kepala sejauh mungkin dalam keadaan sirkuler
12. Fleksi : menaikkan lengan dari posisi di samping tubuh ke depan ke posisi atas kepala
13. Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi di samping tubuh
14. Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus
15. Abduksi : menaikkan lengan ke posisi samping diatas kepala dengan telapak tangan jauh dari
kepala
16. Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin
17. Rotasi dalam : dengan siku fleksi, memutar bahu dengan menggerakan lengan sampai ibu jari
menghadap ke dalam dan kebelakang
18. Rotasi luar :
19. Sirkumduksi : menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh
20. Sirkumduksi : menggerakkan lengan dengan lingkaran penuh
21. Ekstensi : meluruskan siku dengan menurunkan tangan
22. Supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas
23. Pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap ke bawah

23
24. Fleksi : menggerakkan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah
25. Ekstensi : menggerakkan jari-jari sehingga jari, tangan dan lengan bawah berada dalam arah yang
sama
26. Hiperekstensi : membawa permukaan tangan dorsal ke belakang sejauh mungkin
27. Abduksi : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jari
28. Adduksi : menekuk pergelangan tangan miring kearah lima jari
29. Fleksi : menggenggam
30. Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan
31. Hiperekstensi : menggerakkan jari-jari tangan ke belakang sejauh mungkin
32. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan
33. Fleksi : menggerakkan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan
34. Ekstensi : menggerakkan ibu jari lurus menjauh dari tangan
35. Abduksi : menjauhkan ibu jari ke samping
36. Adduksi : menggerakkan ibu jari ke depan tangan
37. Oposisi : menyentuhkan ibu jari ke setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama
38. Fleksi : menggerakkan tungkai ke depan dan atas
39. Ekstensi : menggerakkan kembali ke samping tungkai yang lain
40. Hiperekstensi : menggerakkan tungkai ke belakang tubuh
41. Abduksi : menggerakkan tungkai ke samping menjauhi tubuh
42. Adduksi : menggerakkan tungkai kembali ke posisi medial
43. Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain
44. Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai menjauhi tungkai yang lain
45. Sirkumduksi : menggerakkan tungkai melingkar
46. Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang paha
47. Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang paha
48. Fleksi : menggerakkan tumit ke arah belakang paha
49. Plantarfleksi : menggerakkan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk ke bawah
50. Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam
51. Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar
52. Fleksi : melengkungkan jari-jari kaki ke bawah
53. Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki
54. Abduksi : meregangkan jari-jari kaki satu dengan yang lainnya
55. Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama
Terminasi
1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan, berikan umpan balik positif
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Bereskan alat-alat
5. Cuci tangan

.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat, yang diberikan, respon
pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan nama terang)

24
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MEMPRAKTIKAN PEMBERIAN POSISI PRONASI

Pengertian Posisi pasien berbaring diatas abdomen dengan kepala menoleh kesamping

Tujuan 1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang


2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut
Prosedur :
Persiapan alat 1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi pronasi pada pasien


2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Baringkan pasien telentang mendatar ditengah tempat tidur
7. Gulingkan pasien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya
disertai siku lurus dan tangan diatas paha. Posisikan tengkurap
ditengah tempat tidur yang datar
8. Putar kepala pasien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal. Jika
banyak drainase dari mulut, mungkin pemberian bantal
dikontraindikasikan. Hal ini mencegah fleksi lateral leher. Hindari
meletakkan bantal di bawah bahu untuk mencegah peningkatan
resiko lordosis lumbal.
9. Letakkan bantal kecil dibawah abdomen paha area antara diafragma
(payudara pada wanita) dan krista iliaka
10. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai lutut sampai tumit mengurangi
fleksi plantar, memfleksikan lutut
11. Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas,
elevasikan tangan dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan
menggunakan bantal
12. Tandai bekas suntikan dengan membuat lingkaran di sekelilingnya
dengan diameter ± 3 cm
13. Tempatkan spuit pada tempat yang khusus
14. Lepas sarung tangan
15. Rapikan pasien dan atur dalam posisi nyaman

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)


2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya

25
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan dan lepaskan sarung tangan

Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

26
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

PEMBERIAN POSISI FOWLER / SEMI FOWLER

Pengertian Cara berbaring pasien dengan posisi setengah duduk


Tujuan 1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan lega pada pasien sesak nafas
3. Memudahkan perawat misalnya dalam memberikan
makan
Prosedur :
Persiapan alat 1. Sandaran punggung atau kursi
2. Bantal atau balok penahan tempat tidur bila perlu tempat
tidur khusus (functional bed) jika ada

Preinteraksi 1. 1.Identifikasi kebutuhan pemberian posisi pada pasien


2. identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan
kontra indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan


dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Minta pasien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
7. Naikkan kepala tempat tidur 45-90 derajat
8. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva
lumbal, jika ada celah disana
9. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai
tumit
10. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) disamping
masing masing paha
11. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan
bantalan kaki
12. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan
(jk pasien memiliki kelemahan dikedua tangan tersebut)
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyaman pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya

27
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

28
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI GENUPECTORAL (KNEE CHEST)

Pengertian Cara berbaring pasien pada posisi menungging


Tujuan Memudahkan pemeriksaan daerah rectum, sigmoid, dan vagina
Prosedur : 2. Tempat tidur
Persiapan alat 3. Bantal kecil
4. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi lithotomy pada pasien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Minta pasien untuk menungging (lutut dan dada menempel di kasur)
dan buka pakaian bawah jika diperlukan
7. Letakkan bantal dibawah kepala pasien
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

29
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI LATERAL (SIDE LYING)


Pengertian Posisi pasien berbaring pada salah satu posisi bagian tubuh dengan kepala
menoleh kesamping
Tujuan 1. Mencegah rasa tidak nyaman pada otot
2. Mempertahankan tonus otot
3. Mencegah terjadinya komplikasi immobilisasi, seperti ulkus
decubitus, kerusakan saraf superficical, kerusakan pembuluh
darah dan kontraktur

Prosedur :
Persiapan alat 1. Tempat tidur
2. Bantal kecil
3. Gulungan handuk
4. Sarung tangan

Preinteraksi 1.Identifikasi kebutuhan pemberian posisi lateral pada pasien


2. identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengan tempat tidur
6. Gulingkan pasien hingga posisi miring
7.Letakkan bantal dibawah kepala dan leher pasien
8.Pada saat pasien bangun tidur ukur tekanan darah dan nadi pasien

9.Beritahu pasien bahwa pasien boleh beraktivitas setelah dilakukan


pengukuran
10.Fleksikan bahu bawah dan posisikan kedepan sehingga tubuh tidak
menopang pada bahu tersebut
11.Letakkan bantal dibawah lengan atas
12.Letakkan bantal dibawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas
bertumpu secara parallel dengan permukaan tempat tidur
13.Letakkan bantal guling di belakang punggung untuk menstabilkan
posisi

Terminasi 1.Evaluasi hasil kegiatan (kenyaman pasien)


2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

30
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI LITHOTOMY

Pengertian Memberikan pasien dengan posisi telentang dengan kedua paha diangkat
dan ditarik ke arah perut, sedangkan tungkai bawah membuat sudut 90 o
terhadap paha
Tujuan Memudahkan pemeriksaan genitalia pada proses persalinan, memudahkan
dalam pemasangan alat Intra Uterine Devices, dan alat kontrasepsi
Prosedur : 1. Tempat tidur khusus pemeriksaan kebidanan. (gynaecology bed)
Persiapan alat 2. Selimut atau kain penutup
3. Sarung tangan
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi lithotomy pada pasien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada
pasien/keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Atur posisi pasien dengan posisi telentang dan buka pakaian bagian
bawah pasien
7. Meletakkan kedua tangan pasien diatas kepala
8. Mengangkat tungkai bawah terjauh dari perawat, menekuk lutut
kearah dada dan letakkan pada penahan kaki. Lakukan cara yang
sama pada tungkai berikutnya
9. Merapikan pasien
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

31
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI ORTHOPNEA

Pengertian Pasien duduk di tempat tidur atau ditepi tempat tidur dengan meja yang
menyilang di atas tempat tidur
Tujuan 1. Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan
memberikan ekspansi dada maximum
2. Membantu pasien yang mengalami masalah ekshalasi
Prosedur :
Persiapan alat 5. Tempat tidur
6. Bantal kecil
7. Gulungan handuk
8. Sarung tangan (jika diperlukan)

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi orthopnea pada pasien


2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Minta pasien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan
7. Naikkan kepala tempat tidur 90 derajat
8. Letakkan bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas tempat tidur
(overbed table)
9. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
10. Letakkan gulungan handuk disamping masing masing paha
11. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki
12. Lepaskan sarung tangan
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyaman pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

32
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI SIMS

Pengertian Posisi pasien berbaring pada pertengahan antara posisi lateral dan posisi
pronasi. Pada posisi ini lengan bawah ada di belakang tubuh pasien,
sedangkan lengan atas ada di depan tubuh pasien

Tujuan 1.Mengurangi penekanan pada tulang secrum dan trochanter mayor otot
pinggang
2. meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
3. Mencegah dekubitus

Prosedur :
Persiapan alat 9. Tempat tidur
10. Bantal kecil
11. Gulungan handuk
12. Sarung tangan

Preinteraksi 1.Identifikasi kebutuhan pemberian posisi lateral pada pasien


2. identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. jelaskan tujuan, prosedur, dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga

Tahap kerja 1.Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur
7. Gulingkan pasien hingga posisinya setengah telungkup, sebagian
berbaring pada abdomen
8. Letakkan bantal dibawah kepala pasien
9. Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi
10. Letakkan bantal disela antara dada dan abdomen dan pada lengan atas
serta tempat tidur
11. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan tempat tidur
12. Letakkan alat penopang di bawah telapak kaki pasien
Terminasi 1.Evaluasi hasil kegiatan (kenyaman pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. lepaskan sarung tangan dan Cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

33
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI SUPINASI

Pengertian Posisi pasien berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit
elevasi dengan menggunakan bantal

Tujuan Meningkatkan kenyamanan pasien dan memfsilitasi penyembuhan


terutama pada pasien pembedahan atau dalam proses anastesi tertentu

Prosedur :
Persiapan alat 1. Tempat tidur
2. Bantal angina
3. Gulungan handuk
4. Bantalan kaki
5. Sarung tangan (jika perlu)

Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi pada pasien


2. Identifikasi factor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan

Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya


2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/
keluarga

Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan


2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengan tempat tidur
7. Letakkan kepala di bawah kepala dan bahu pasien
8. Letakkan bantal kecil dibawah punggung pada kurva lumbal, jika
ada celah disana
9. Letakkan bantal dibawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit
10. Topang telapak kaki pasien dengan menggunakan bantalan kaki
11. Jika pasien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas,
elevasikan tangan dan lengan bawah (buka lengan atas) dengan
menggunakan bantal

Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)


2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Cuci tangan dan lepaskan sarung tangan
7. .
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan

34
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMBERIAN POSISI TRENDELENBURG

Pengertian Posisi pasien berbaring terlentang di atas tempat tidur membentuk sudut
30o-45o ditarik terhadap permukaan lantai dimana posisi kepala lebih
rendah dari posisi kaki
Tujuan Melancarkan peredaran darah ke otak
Prosedur : 1. Tempat tidur
Persiapan alat 2. Sarung tangan
3. Selimut
Preinteraksi 1. Identifikasi kebutuhan pemberian posisi lithotomy pada pasien
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra
indikasi
3. Siapkan alat dan bahan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan panggil pasien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan pada pasien/keluarga
Tahap kerja 1. Berikan kesempatan pasien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama pasien
3. Jaga privasi pasien
4. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
5. Memulai kegiatan dengan cara yang baik
6. Baringkan pasien terlentang mendatar di tengah tempat tidur tanpa
bantal
7. Posisikan kepala berada di bawah jantung atau letak kaki lebih tinggi
daripada kepala dengan mengatur tempat tidur (menaikkan atau
menurunkan)
8. Merapikan pasien
Terminasi 1. Evaluasi hasil kegiatan (kenyamanan pasien)
2. Berikan umpan balik positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan dengan cara yang baik
5. Bereskan peralatan
6. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal, jam, obat,
yang diberikan, respon pasien selama dilakukannya prosedur, tanda tangan
nama terang)

35
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)


LABORATORIUM KEPERAWATAN

MELAKUKAN PEMERIKSAAN REFLEK PATELA


Pengertian kegiatan pemeriksaan untuk mengetahui keadaan neurologis dengan cara
memukulkan hammer reflex dibawah patella inferolateral / inferomedial
Tujuan Untuk mengetahui apakah ada gerakan hypo atau hyper yang menandakan
masalah yang berhubungan dengan kekurangan atau kelebihan kalsium
pada ibu hamil
Prosedur :
Persiapan alat 1. Reflek Hammer
Preinteraksi 1.Cucilah tangan anda sebelum mulai memeriksa dan keringkan
2. Persiapkan diri
Tahap Orientasi 1. Beri salam,panggil klien dengan Namanya dan memperkenalkan diri (
untuk pertemuan pertama )
2. Menanyakan keluhan / kondisi klien
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Jelaskan prosedur dan hal yang perlu dilakukan oleh klien selama
pengukuran
5. Berikan kesempatan kepada klien dan keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privacy klien
2. Tanyakan kesiapan pasien
3. Mintalah ibu duduk dengan tungkainya tergantung bebas dan jelaskan
apa yang akan dilakukan
4. Rabalah tendon di bawah lutut atau patella
5. Dengan menggunakan hammer ketuklah tendon pada lutut bagian depan
6. Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk
7. Bila reflek lutut negative kemungkinan pasien mengalami kekuranagan
vitamin B1.
8. Bila gerakannya berlebihan dan capat maka hal ini mungkin merupakan
tanda pre eklamasi
Terminasi 1. Beritahu klien bahwa tindakan sudah selesai
2. Evaluasi perasaan pasien,simpulkan hasil kegiatan ,berikan umpan balik
positif
3. Kontrak pertemuan selanjutnya
4. Rapikan Pasien
5. Cuci tangan.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan dan laporkan hasil
pemeriksaan

36
37

You might also like