You are on page 1of 21

Yanny Trisyani, SKp, MN, PhD

Fakultas Keperawatan – Universitas Padjadjaran


Disaster /Bencana :
 gangguan yang berdampak serius bagi fungsi komunitas atau
masyarakat, menimbulkan kehilangan dan kerugian besar dari
segi manusia, materi, ekonomi, maupun lingkungan,
 gangguan tersebut melebihi kemampuan komunitas untuk
mengatasinya dengan menggunakan sumber dayanya sendiri
(WHO, 2010 ).
PRINSIP MANAJEMEN BENCANA
 Mencegah terjadinya bencana, Jika mungkin.
 Minimalkan jumlah korban, jika terjadi bencana yang tidak bisa
dicegah
 Menyelamatkan korban.
 Berikan pertolongan pertama
 Mengevakuasi korban terluka ke fasilitas medis.
 Berikan perawatan medis definitif.
 Promosikan rekonstruksi kehidupan.
Keperawatan Bencana
 Keperawatan bencana dapat didefinisikan sebagai adaptasi
keterampilan keperawatan profesional dalam mengenali dan
memenuhi kebutuhan fisik, kesehatan dan kebutuhan emosional
masyarakat yang terkena dampak akibat dari bencana.

 Tujuan :
Untuk mendukung individu & keluarga dan masyarakat terkena
dampak bencana, mencapai tingkat kesehatan terbaik bagi
Disaster manajemen
ICN (Konsil Keperawatan International ) :
Peran Perawat & Disaster Management
Peran Perawat ditujukan untuk mendukung agar masyarakat memiliki
ketahanan dalam menghadapi bencana:
Perawat memiliki peran dalam 4 area disaster manajemen:
 Mitigasi
 Preparedness:
 Response:
 Recovery:
1. Mitigasi & Peran Keperawatan
Mitigasi Bencana :
 mengacu pada tindakan atau kegiatan yang bisa mencegah terjadinya
bencana atau mengurangi tingkat keparahan pada masyarakat akibat
bencana.
 Fokus: Capacity Building

 Peran Perawat dalam Mitigasi:


1. Assessment resiko bencana dan Analisis
2. Perencanaan jika terjadi bencana
3. Pendidikan kesehatan pada masyarakat : Pertolongan diri sendiri jika terjadi
bencana (community preparedness)
4. pelatihan pertolongan pertama pada keluarga terkait bencana yang sering terjadi
5. Informasi terkait pelaporan jika terjadi bencana
6. Informasi untuk mendapatkan pertolongan: RS & ambulance
7. Posko penampungan.
2. Preparedness: Kesiapsiagaan
 Kegiatan yang dilakukan untuk mempersiapakan atau mengurangi dampak
dari terjadinya bencana atau disasters, dengan cara, memprediksi jika
memungkinkan, mencegah terjadi nya disaster,
 mengurangi dampak becana yang serius pada vulnerable populations, dan
berespon secara effektif dalam menghadapi bencana

 Tujuan dari program kesiapsiagaan bencana adalah untuk mencapai tingkat


kesiapan yang baik/adekwat, untuk menanggapi situasi darurat bencana.

 Hal ini dilakukan melalui program yang memperkuat kapasitas teknis &
manajerial:
 pemerintah,
 organisasi dan
 masyarakat.
Lanjutan: Preparedness
 Kegiatan :
1. Perencanaan Jika Disaster (Disaster Plan)
2. Perencanaan Komunikasi pd kondisi darurat
3. Community awareness/meningkatkan kesadaran : Early Warning
System: Badan Meteorology, Klimatologi dan Geofisika
Climatology: (BMKG).
4. Monitoring Banjir, Gempa, Tsunami (BPBD: Badan Penanggulangan
Bencana Daerah)
5. Mencegah penyebaran wabah penyakit, terkait bencana
Peran Perawat dalam Disaster Preparedness
1. Pengembangan Kapasitas
2. Kesiapan untuk bekerja di tim multidisiplin
3. Pengetahuan tentang masyarakat
4. Jenis bencana dan pengelolaannya
5. Tersertifikasi -- Pertolongan Pertama dan CPR
6. Pengetahuan tentang Kebijakan dan protokol
7. Keterampilan komunikasi
capacity-building framework – for disaster nursing
3. Emergency Response/Tangap Darurat:
 Tujuan tanggap darurat adalah
memberikan bantuan segera Kegiatan:
untuk: 1) Life saving dan pertolongan pertama di
lapangan dan referral
1. mempertahankan kehidupan,
2) Triase
2. memperbaiki kesehatan 3) Perawatan pada korban yang terluka
3. memberikan dukungan moral 4) Menyediakan bantuan khusus ,
masyarakat terdampak 5) Menyediakan tempat penampungan
bencana sementara, dan makanan,
6) Management of Infection Control
7) Mengurangi stres pasca-bencana.
a. Triage Bencana
Prinsip :
melakukan yang sebaik-baiknya terhadap sebanyak-banyaknya korban
bencana,
1. secara maksimal memanfaatkan penggunaan peralatan medis yang tersedia
2. Korban-korban harus didistribusikan secara rasional kepada seluruh rumah
sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan
3. Pertolongan medis diberikan terlebih dahulu pada korban dengan kondisi
paling gawat dan korban yang paling memungkinkan untuk diselamatkan
START (Simple Triage and Rapid Transport )
 Triase Sederhana dan Trasnportasi Cepat
 Sistem START3 ini mencakup:
 Melakukan pengkajian singkat (<1 menit) pada setiap korban
 Menentukan korban akan dimasukkan ke dalam salah satu dari empat kategori
 Mengidentifikasi kategori secara visual dengant kode warna
 Merah – Prioritas utama
 Kuning – Prioritas kedua
 Hijau --
 Kitam -- +
b. RAIN

1. Recognize the hazard or threat/--Kenali ancaman atau bahaya


2. Avoid the hazard, contaminant, or injury /-- Hindari bahaya,
kontaminan, atau cedera
3. Isolate the hazard area/ Isolasi area yang berbahaya
4. Notify the appropriate support/ Laporkan kepada pihak/pendukung
yang tepat
4. Recovery
Pemulihan Pasca Bencana
Focus : Restoration & Reconstruction & Rehabilitation
 Penanganan Segera: Tempat penampungan, air bersih, sanitasi
lingkungan, listrik
 Penanganan; Kesehatan, makanan, kehidupan social

Peran Perawat:
 Perawatan/ health care services di tempat Penampungan
 Perawatan focus: kelompok resiko tinggi, (Vulnerable patients)
 Physicosocial care & support
Peran Perawat dalam Disaster
Prevention, mitigation, and preparedness:
1. meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana alam tersebut
2. menginformasikan penyakit (misalnya kolera) dan perilaku sosial (misalnya
pencurian) yang terkait dengan bencana
3. Dukungan : kebutuhan kesehatan fisik dan mental, sosio-ekonomi, dan
keperawatan.
4. Pengembangan disaster plan & keadaan emergensi --- lobi institusi dan
pemerintah untuk mempersiapkan untuk kondisi bencana dengan menilai
potensi bahaya dan kerentanan (Kerentanan)
5. Secara sistematis Mengadakan pelatihan: Tim keperawatan agar efektif
dalam situasi tanggap darurat. Memasukkan kesadaran kesiapsiagaan
bencana dalam program pendidikan
Recovery
Dalam jangka pendek:
1. membantu dalam upaya untuk memobilisasi sumber daya yang diperlukan
(misalnya akses terhadap makanan, air, sanitasi, tempat berlindung),
2. Memberikan bantuan medis darurat, memberikan perhatian khusus pada
kelompok rentan, seperti orang sakit, cacat, anak-anak, perempuan
3. Bekerja Sesuai dengan kapasitas dan kompetensi

Dalam jangka panjang


1. Kebutuhan psiko-sosial, ekonomi, dan hukum (misalnya konseling,
dokumentasi, mobilitas).
2. Memberikan layanan kesehatan langsung
PROFESSIONAL PREPAREDNESS

 Prepared disaster preparedness written plan


 Control room
 Rapid Response Team
 License and health resources
 Personal equipment, such as a stethoscope, a flashlight and
 extra batteries, Cash, Warm clothing and a heavy jacket (or
 weather-appropriate clothing), Record-keeping materials,
 Pocket-sized reference books
Learning from Nursing activity on greatest East Japan
Earthquake

You might also like