You are on page 1of 51

ADMINISTRASI PROYEK

Dr. DIAH LYDIANINGTIAS


2018
ADMINISTRASI PROYEK (ADP)
1. Pengelolaan Kontrak
2. Pertimbangan Kontraktor dalam Pelaksanaan
3. Pengelolaan Material dan Peralatan
4. Pembayaran Kontrak
5. Manajemen Risiko
6. ETIKA BISNIS

START FINISH
PENCAPAIAN PEMBELAJARAN

Mahasiswa dapat memahami tentang


pembayaran yang ada pada kontrak suatu
pelaksanaan proyek
KEMAMPUAN AKHIR YANG DICAPAI
Menyebutkan macam- macam kontrak yang sering ada di proyek
konstruksi paling tidak 5 macam kontrak

Menjelaskan prosedur pembayaran kontraktor jika dibayar


dengan cara termin, uang muka dan berdasarkan waktu

Menghitung cara pengembalian uang muka dengan berbagai


besaran uang muka dengan betul.

Menjelaskan dan memahami prosedur pembayaran pada


supplier yang jatuh tempo

Menjelaskan prosedur pembayaran kepada mandor


Mengajukan dana kerja mingguan untuk kondisi pembayaran
mandor, supplier yang jatuh tempo, karyawan lapangan dan
kebutuhan overhead lapangan lainnya.
PERJANJIAN /
KONTRAK
Menyebutkan macam- macam kontrak yang sering ada di
proyek konstruksi paling tidak 5 macam kontrak
1. PENGERTIAN

Perjanjian adalah suatu ikatan atau hubungan hukum


mengenai benda-benda (barang) atau kebendaan (jasa)
antara dua pihak atau lebih, dimana para pihak tersebut
saling berjanji atau dianggap saling berjanji untuk
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.

2. UNSUR-UNSUR PERJANJIAN/KONTRAK

a. Adanya para pihak yaitu pihak pengguna barang/jasa dan


pihak penyedia barang/jasa;
b. Adanya kesepakatan dari para pihak;
c. Obyek perjanjian yaitu barang/jasa;
Lanjutan 3. Jenis…

3. JENIS PERJANJIAN PENGADAAN BARANG/JASA :

a. Berdasarkan bentuk imbalan :


1) Lump sum;
2) Harga satuan;
3) Gabungan lump sum dan harga satuan;
4) Terima jadi (Turn Key).
5) Prosentase.

b. Berdasarkan jangka waktu pelaksanaan :


1) Tahun tunggal;
2) Tahun jamak.

c. Berdasarkan jumlah pengguna barang/jasa :


1) Kontrak pengadaan tunggal;
2) Kontrak pengadaan bersama.
BAGIAN KESEBELAS
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK

PASAL 30
(2) KONTRAK LUMP SUM:
> Penyelesaian seluruh pekerjaan
> Batas waktu tertentu,
> Harga pasti dan tetap,
> Semua resiko ditanggung Penyedia Barang/Jasa.

Definisi lain Kontrak Harga Pasti (Fixed Lump Sum Price Contract): suatu
kontrak dimana volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh
diukur ulang.

Penjelasan Pasal 21 ayat (1) PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa


Konstruksi, tertulis :
“Pada pekerjaan dengan bentuk Lump Sum, dalam hal terjadi pembetulan
perhitungan perincian harga penawaran, karena adanya kesalahan aritmatik
maka harga penawaran total tidak boleh diubah. Perubahan dan semua resiko
akibat perubahan karena adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Penyedia Jasa, selanjutnya harga penawaran menjadi harga
kontrak/harga pekerjaan”
Lanjutan Kontrak Lump Sum…

Pengertian harga pasti dalam kontrak lump


sum adalah harga tidak berubah selama
berlakunya kontrak dan tidak dapat diubah
kecuali karena perubahan lingkup pekerjaan
atau kondisi pelaksanaan dan perintah
tambahan dari pengguna barang/jasa.

Untuk menghitung pekerjaan tambah/kurang


didasarkan pada volume yang tercantum dalam
kontrak dan bukan volume yang sebenarnya
(hasil pengukuran ulang)
BAGIAN KESEBELAS
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK
PASAL 30

(3) KONTRAK HARGA SATUAN:


> Penyelesaian seluruh pekerjaan,
> Batas waktu tertentu,
> Harga satuan pasti dan tetap,
> Spesifikasi teknis tertentu,
> Volume pekerjaan perkiraan sementara, pembayaran
didasarkan hasil pengukuran pekerjaan yang dilaksanakan.

“Pada pekerjaan dengan bentuk imbalan harga satuan, dalam hal terjadi
pembetulan perhitungan perincian harga penawaran dikarenakan adanya
kesalahan aritmatik, harga penawaran total dapat diubah, tetapi harga satuan
tidak boleh diubah. Koreksi aritmatik hanya boleh dilakukan pada perkalian
antara volume dengan harga satuan. Semua resiko akibat perubahan karena
adanya koreksi aritmatik menjadi tanggung jawab sepenuhnya Penyedia Jasa.
Penetapan pemenang lelang berdasarkan harga terkoreksi. Selanjutnya harga
penawaran terkoreksi menjadi harga kontrak/harga pekerjaan. Harga satuan
juga menganut prinsip lump sum”
Lanjutan Kontrak Lump Sum…

Persoalan dalam Penerapan Kontrak Harga Satuan :


a. Menuntut pemantauan ketat dan verifikasi terhadap jumlah satuan
sesungguhnya dan dampaknya pada kecukupan/ketersediaan anggaran

b. Banyaknya pekerjaan pengukuran ulang yang harus dilakukan bersama


antara pengguna jasa dan penyedia jasa untuk menetapkan volume
pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.

c. Adanya opname hasil pekerjaan secara bersama-sama menimbulkan


peluang kolusi antara petugas pengguna jasa dan petugas penyedia
jasa
BAGIAN KESEBELAS
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA JENIS KONTRAK

PASAL 30
(4) KONTRAK GABUNGAN LS & HS: GABUNGAN LS &
HS DALAM SATU PEKERJAAN.

(5) KONTRAK TERIMA JADI (TURN KEY):


> Penyelesaian seluruh pekerjaan,
> Dalam batas waktu tertentu,
> Jumlah harga pasti dan tetap,
> Seluruh bangunan/konstruksi, peralatan, jaringan
utama/penunjang berfungsi baik sesuai kriteria kinerja yang
ditetapkan.

Berdasarkan sistem kontrak FIDIC, kontrak terima jadi :


• Penyedia jasa memiliki tugas membuat suatu perencanaan proyek
yang lengkap dan sekaligus melaksanakan pekerjaan konstruksi
dalam satu kontrak
• Apabila dilakukan oleh penyedia jasa yang berbeda, hubungan
kontraktual konsultan perencana tidak mengikatkan diri dengan
pengguna jasa tetapi dengan penyedia jasa (kontraktor)
Lanjutan Kontrak Turn Key…

• Pengguna jasa tidak lagi menempatkan pengawas di lapangan, tetapi


cukup menunjuk wakil (owner’s representative)
• Berita Acara Prestasi Pekerjaan per bulan atau sertifikat pembayaran
tidak diperlukan, karena pembayaran dilakukan sekaligus setelah
seluruh pekerjaan selesai;
• Penyedia jasa menuntut adanya jaminan pembayaran (payment
guarantie) dari pengguna jasa minimal senilai harga kontrak yang
berlaku selama masa pelaksanaan. Jaminan pembayaran ini
bukanlah instrumen pembayaran tetapi ‘alat pengaman’ bagi penyedia
manakala pengguna jasa cidera janji.
• Bonafiditas penyedia jasa sangat diperlukan, karena keberhasilan
proyek langsung bergantung pada stabilitas keuangan, pengawasan,
dan efektivitas operasional perusahaan tersebut. Begitu sesuatu
terbukti tidak memuaskan, sulit untuk mencabut kontrak proyek tanpa
biaya besar, jadual, dan dampak teknis
BAGIAN KESEBELAS
KONTRAK PENGADAAN BARANG/JASA PARAGRAF KEDUA
JENIS KONTRAK
PASAL 30
(6) KONTRAK PERSENTASE:
> Jasa konsultansi konstruksi atau pekerjaan pemborongan
tertentu,
> Imbalan jasa berdasarkan persentase nilai pekerjaan.
(7) KONTRAK TAHUN TUNGGAL:
> Mengikat dana 1 tahun anggaran.
(8) KONTRAK TAHUN JAMAK:
> Mengikat dana > 1 Tahun anggaran,
> Memerlukan persetujuan Menteri Keuangan/Gubernur/Bupati/
Walikota.
(9) KONTRAK PENGADAAN TUNGGAL:
> Kontrak antara satu unit kerja/proyek dengan penyedia
barang/jasa tertentu.
(10) KONTRAK PENGADAAN BERSAMA:
> Kontrak antara beberapa unit kerja/proyek dengan penyedia
barang/jasa tertentu,
> Sesuai kegiatan dan pendanaan bersama,
> Dituangkan dalam MOU.
4. PENYUSUNAN KONTRAK
a. Bentuk Kontrak Pengadaan Barang/Jasa :

1) Kuitansi pembayaran yang dibubuhi materai untuk


pengadaan sampai dengan Rp. 10 juta

2) Surat Perintah Kerja (SPK) untuk kontrak dengan nilai


pengadaan > 50 s.d 200 juta

3) Kontrak pengadaan barang/jasa.


Lanjutan 5. Penyusunan…

b. Sistimatika Kontrak Pengadaan Barang/Jasa :

1) Inti Kontrak
a) Komparisi (Pembukaan).
i. Judul/nama kontrak
• Menjelaskan judul kontrak
• Menjelaskan jenis pekerjaan (B/JP/JK/JL)
ii. Nomor kontrak
• Menjelaskan nomor kontrak
• Bila berupa perubahan kontrak, nomor
kontrak harus berurutan sesuai berapa kali
perubahan
iii. Tanggal kontrak
• Menjelaskan hari, tanggal, bulan, dan tahun
kontrak ditandatangani
• Tanggal penandatanganan kontrak tidak
boleh mendahului tanggal surat penunjukan
(SPPBJ)
Lanjutan 5. Penyusunan…

iv. Kalimat pembuka


• Menjelaskan bahwa para pihak pada hari,
tanggal, bulan, dan tahun membuat dan
menandatangani kontrak
v. Para pihak dalam kontrak
• Menjelaskan identitas para pihak yang
menandatangani kontrak, meliputi : nama,
jabatan, alamat, dan kedudukan para pihak
• Para pihak dalam kontrak :
 Pihak pertama : pengguna barang/jasa
 Pihak kedua : penyedia barang/jasa
 Menjelaskan para pihak bertindak untuk
dan atas nama siapa dan dasarnya
 Identitas para pihak harus jelas, terinci,
dan benar
 Bila pihak kedua konsorsium,
KSO/JO/JV, harus dijelaskan bentuk
kerjasama, anggotanya, dan yang
memimpin/mewakili kerjasama.
Lanjutan 5. Penyusunan…

b) Isi.
i. Pernyataan bahwa para pihak sepakat
mengadakan kontrak mengenai obyek/jenis
pekerjaannya
ii. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui harga
kontrak yang ditulis dengan angka dan huruf
serta sumber pembiayaannya
iii. Pernyataan bahwa ungkapan dalam perjanjian
mempunyai arti dan makna seperti yang
tercantum dalam kontrak
iv. Pernyataan bahwa kontrak meliputi beberapa
dokumen dan merupakan satu kesatuan yang
disebut kontrak
v. Pernyataan bahwa apabila terjadi pertentangan
ketentuan yang dipakai dokumen yang urutannya
lebih dulu
vi. Pernyataan persetujuan para pihak untuk
melaksanakan kewajiban masing-masing
vii. Pernyataan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan,
kapan dimulai dan berakhir
viii. Pernyataan kapan mulai efektifnya kontrak
Lanjutan 5. Penyusunan…

c) Penutup.
i. Pernyataan bahwa para pihak menyetujui untuk
melaksanakan perjanjian sesuai dengan
peraturan di Indonesia
ii. Tanda tangan para pihak dibubuhi materai
Lanjutan 5. Penyusunan…

2) Syarat Umum Kontrak (SUK):


a) Ketentuan umum :

i. Definisi.
Uraian/pengertian istilah yang digunakan, dijelaskan
dan diberi arti/tafsiran sehingga mudah dipahami dan
tidak ditafsirkan/diartikan lain
ii. Penerapan.
SUK diterapkan secara luas tetapi tidak boleh
melanggar ketentuan dalam kontrak
iii. Asal barang/jasa.
Negara asal barang/jasa (tempat diperoleh =
ditambang, tumbuh, atau diproduksi).
iv. Pengguanaan dokumen kontrak dan informasi.
Penggunaan dokumen kontrak/dokumen lainnya oleh
penyedia barang/jasa harus dengan ijin pengguna
barang/jasa
Lanjutan 5. Penyusunan…

v. Paten, Hak Cipta dan Merek.


Kewajiban penyedia barang/jasa melindungi pengguna
barang/jasa dari segala tuntutan/klaim pihak ketiga atas
pelanggaran hak paten, hak cipta, dan merek
vi. Jaminan.
- Jaminan uang muka, min. 100% besarnya uang muka
yang diberikan;
- Jaminan pelaksanaan 3% s/d 5%. Untuk penawaran
terlalu rendah, dinaikan menjadi 5% x 80% x HPS;
- Jaminan pemeliharaan (5%);
- Bentuk dan masa berlaku jaminan
vii. Asuransi
- Asuransi barang dan peralatan yang mempunyai
resiko tinggi kerusakan,
- Pelaksanaan pekerjaan, termasuk kegagalan bangunan
- Pekerja atas segala resiko
- Pihak ketiga sebagai akibat kecelakan.
vii. Pembayaran.
Cara pembayaran disesuaikan dgn ketentuan dalam
dokumen anggaran (termin atau sertifikat bulanan).
CARA PEMBAYARAN

Menjelaskan prosedur pembayaran


kontraktor jika dibayar dengan cara termin,
uang muka dan berdasarkan waktu
1. Cara Pembayaran Bulanan (Monthly Payment)
• Prestasi penyedia jasa dihitung setiap akhir bulan
• Kelemahan cara pembayaran ini adalah berapapun kecilnya
prestasi penyedia jasa pada suatu bulan tertentu, tetap
harus dibayar. Untuk menutupi kelemahan cara pembayaran
ini sering dimodifikasi dengan mempersyaratkan jumlah
pembayaran minimum yang harus dicapai untuk setiap
bulan diselaraskan dengan prestasi yang harus dicapai
sesuai jadual
• Seringkali penyedia jasa mengkompensasi kurangnya
prestasi kerja dengan prestasi bahan dengan cara
menimbun bahan di lapangan. Untuk mengatasinya bisa
dipersyaratkan bahwa bahan yang ada di lapangan tidak
dihitung sebagai prestasi, kecuali pekerjaan yang betul-
betul selesai/terpasang atau bisa juga barang-barang
setengah jadi
LANJUTAN CARA PEMBAYARAN…

2. Cara Pembayaran Termin atau Prestasi (Stage Payment)


• Pembayaran dilakukan atas dasar prestasi/kemajuan
pekerjaan yang telah dicapai sesuai dengan ketentuan
dalam kontrak.
• Besarnya prestasi dinyatakan dalam persentase.

Contoh :

No. Nilai Prestasi Pekerjaan Nilai Pembayaran


1. 20% x nilai kontrak 15% x nilai kontrak
2. 40% x nilai kontrak 35% x nilai kontrak
3. 60% x nilai kontrak 55% x nilai kontrak
4. 80% x nilai kontrak 75% x nilai kontrak
5. 100% x nilai kontrak 95% x nilai kontrak
100% x nilai kontrak 95% x nilai kontrak

– Seringkali prestasi yang diakui penyedia jasa bukan saja


prestasi fisik (pekerjaan selesai) tetapi termasuk pula
prestasi bahan mentah dan setengah jadi walaupun barang-
barang tersebut sudah berada di lapangan (front end
loading)
Masa Pemeliharaan & Cara Pembayaran untuk Pekerjaan Pemborongan

a. Masa Pemeliharaan (Psl. 36)


 Min. 6 bulan untuk pekerjaan permanen (jika umur rencananya > 1 tahun)
 Min. 3 bulan utk pekerjaan semi permanen (umur rencananya < 1 tahun)

b. Cara pembayaran (Bab II Butir D.2.f) dapat dilakukan :


 Dibayar 95%, sedangkan Retensi 5% (ditahan selama masa
pemeliharaan)
 Dibayar 100%, tapi penyedia harus menyediakan jaminan pemeliharaan
sebesar 5%

• Di dunia internasional, Masa Pemeliharaan (Maintenance Period)


sekarang diganti dengan istilah Masa Tanggung Jawab atas Cacat
(Defect Liability Period) merupakan bentuk tanggung jawab
penyedia jasa atas pekerjaan-pekerjaan yang cacat dan kurang
sempurna dalam suatu periode tertentu setelah pekerjaan selesai
(serah terima pertama pekerjaan)
• Setelah Masa Tanggung Jawab atas Cacat, hasil pekerjaan
diserahkan kepada pengguna jasa dengan kerusakan dan keausan
wajar diterima
Lanjutan 5. Penyusunan…

viii. Harga
Harga kontrak harus jelas, pasti, dan dirinci
dari sumber pembiayaannya.

ix. Amandemen kontrak.


- perubahan lingkup pekerjaan
- perubahan jadual pelaksanaan pekerjaan
- perubahan harga kontrak
- persetujuan kedua belah pihak
Lanjutan 5. Penyusunan…

x. Hak dan kewajiban para pihak.


- hak dan kewajiban pihak pengguna: mengawasi,
meminta laporan, membayar, dan memberikan
fasilitas
- hak dan kewajiban pihak penyedia: menerima
pembayaran, berhak meminta fasilitas, melaporkan,
melaksanakan pekerjaan, memberikan keterangan,
dan menyerahkan hasil pekerjaan
xi. Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
- kapan kontrak mulai berlaku
- kapan pekerjaan mulai dilaksanakan
- kapan penyerahan hasil pekerjaan
xii. Pengawasan.
Kewenangan pengguna untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan yang sedang dan sudah
dilaksanakan
Lanjutan 5. Penyusunan…

xiii. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan/pembayaran.


Sanksi keterlambatan, kecuali akibat keadaan kahar
Keterlamabatan pekerjaan sanksi berupa denda 1 o/ooo
per hari (Pasal 37 ayat (1)
Keterlambatan pembayaran sebesar suku bunga (Bank
Indonesia) terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar
(Lamp. I Bab II Butir D.1.h)
xiv. Keadaan kahar.
Keadaan diluar kehendak para pihak sehingga
kewajiban tidak dapat dipenuhi. Akibat kerugian dan
tindakan untuk mengatasi keadaan kahar merupakan
kesepakatan para pihak.
xv. Itikad baik.
Asas saling percaya
xvi. Penyelesaian perselisihan.
Musyawarah, mediasi, konsiliasi, arbitrasi, dan
pengadilan
PENJELASAN PASAL 38 AYAT (1):
 Penjelasan Arbitrase sudah benar, namun kurang tegas
memberikan ketentuan bahwa keputusan Arbiter pada dasarnya
mengikat kedua belah pihak dan bersifat final.

 Penjelasan Mediasi – mestinya untuk memberikan penjelasan


pada pengertian “Konsiliasi atau Adjudikasi”, dengan tambahan
pemahaman bahwa keputusan konsiliator/adjudikator pada
dasarnya mengikat, sepanjang kedua belah pihak menerima,
namun bila ada yang tidak menerima, maka keputusan
konsiliator/adjudikator dan penyelesaian selanjutnya pada
umumnya naik ke arbitrase

 Penjelasan mengenai Mediasi tidak ada. Mediasi adalah


penyelesaian dengan menggunakan mediator guna memberi
nasihat kepada kedua belah pihak. Mediator tidak mengambil
keputusan, sifatnya hanya memberi saran, tidak mengambil
keputusan
Lanjutan 5. Penyusunan…

xvii. Bahasa dan hukum.


Bahasa Indonesia dan hukum yang berlaku di
Indonesia
xviii.Perpajakan.
Disesuikan dengan peraturan yang berlaku, biasanya
menjadi kewajiban penyedia
xviii.Korespodensi.
Korespondensi dapat berbentuk surat, telex, kawat
(fax)
Lanjutan 5. Penyusunan…

b) Ketentuan khusus :

(1) Ketentuan khusus pengadaan barang :


• Standar
• Pengepakan.
• Pengiriman.
• Transportasi.
• Pemeriksaan dan pengujian.
• Layanan tambahan.
(2) Ketentuan khusus pengadaan
konsultansi
• Kewenangan anggota konsultan.
• Kewajiban penyedia jasa.
• Personil konsultan dan sub konsultan.
Lanjutan 5. Penyusunan…

(3) Ketentuan khusus pengadaan jasa


pemborongan :
• Personil.
• Penilaian pekerjaan sementara oleh pengguna
barang/jasa.
• Penemuan-penemuan.
• Kompensasi.
• Penangguhan.
• Hari kerja.
• Pengambilalihan.
• Pedoman pengoperasian dan perawatan.
• Penyesuaian biaya
SUB PENYEDIA JASA (SUB KONTRAKTOR)

(a) Penyedia jasa pemborongan dengan nilai kontrak > Rp.25 miliar
wajib bekerjasa sama dengan sub penyedia jasa (subkontraktor)
golongan usaha kecil/koperasi kecil, dengan ketentuan :
o Bukan pekerjaan utama (major item)
o Tetap mengacu pada kontrak awal
o Dengan persetujuan pengguna jasa
o Tetap bertanggung jawab terhadap kualitas dan hasil seluruh
pekerjaan (termasuk yang disubkontrakkan)
o Persyaratan bagi subkontraktor sama dengan kontraktor utama
(memiliki ijin usaha, Sertifikat Badan Usaha (klasifikasi dan
kualifikasi), kepemilikan sertifikat keahliaan bagi tenaga ahli
dan ketrampilan bagi tenaga teknis)

(b) Permintaan pembayaran yang diajukan oleh kontraktor utama


harus melampirkan bukti penyelesaian pembayaran kepada sub
kontraktor sesuai dengan perkembangan kemajuan pekerjaannya
(Lamp. I Bab II Butir D.1.f.5))

(c) Pelanggaran ketentuan tersebut di atas dapat dikenakan sanksi


berdasarkan Pasal 35 ayat (2) Keppres No 80 Tahun 2003
mengenai ketentuan penghentian dan pemutusan kontrak
Lanjutan 5. Penyusunan…

3) Syarat Khusus Kontrak :

a. Ketentuan Umum :

• Definisi.
• Asal barang/jasa
• Jaminan.
• Asuransi.
• Pembayaran.
• Harga.
• Hak dan kewajiban para pihak.
• Penyelesaian perselisihan.

b. Ketentuan Khusus :
• Pengadaan barang : menjelaskan
layanan tambahan.
• Pengadaan jasa konsultasi
• Pengadaan jasa pemborongan
Lanjutan 5. Penyusunan…

4) Lampiran-Lampiran :

a) Pengadaan pemborongan :

• Spesifikasi umum
• Spesifikasi khusus.
• Data penawaran.
• Gambar-gambar.
• Adendum-adendum proses penawaran.
• Dokumen lainnya.
b) Pengadaan jasa konsultansi :
• Syarat umum kontrak.
• Syarat khusus kontrak.
• KAK.
• Hasil negosiasi.
• Gambar-gambar
• Adendum-adendum proses penawaran.
• Dokumen lainnya.
5. PENANDATANGANAN KONTRAK
A. PENANDATANGAN KONTRAK PALING LAMBAT 14 HARI SETELAH
PENUNJUKAN
B. JAMINAN PELAKSANAAN SUDAH DISAMPAIKAN KEPADA PENGGUNA
SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK, DENGAN KETENTUAN :

1) NILAI : 5% UNTUK KONTRAK DGN PENAWARAN > 80 % HPS


: MINIMAL 5% x 80% x HPS UNTUK KONTRAK DENGAN
PENAWARAN < 80 HPS
: NILAI KONTRAK < 200 JUTA RUPIAH TANPA JAMINAN
: PEKERJAAN KONSULTANSI, TANPA JAMINAN PELAKSANAAN

3) MASA LAKU : SEKURANG-KURANGNYA SEJAK TANDA


TANGAN KONTRAK SAMPAI DENGAN 14 HARI
SETELAH FINAL HAND OVER (FHO)
C. BILA PENYEDIA JASA MENGUNDURKAN DIRI :

1) ALASAN DAPAT DITERIMA (misal terjadi huru hara di lokasi)


- TIDAK DI BLACK LIST

2) ALASAN TIDAK DAPAT DITERIMA


- JAMINAN PENAWARAN DISITA
- DI BLACK LIST
Lanjutan 5. Penandatangan…
D. MEMERIKSA KONSEP KONTRAK (SUBTANSI, REDAKSI, ANGKA DAN
HURUF, DAN MEMBUBUHKAN PARAF LEMBAR DEMI LEMBAR)

E. TIDAK BOLEH MENGUBAH DOKUMEN PENGADAAN SECARA SEPIHAK


SEBELUM TANDA TANGAN KONTRAK

F. MENETAPKAN URUTAN HIRARKI DALAM PERJANJIAN KONTRAK

1) SURAT PERJANJIAN/KONTRAK
2) SURAT PENAWARAN & BOQ
3) AMANDEMEN DOKUMEN LELANG
4) KETENTUAN KHUSUS KONTRAK
5) KETENTUAN UMUM KONTRAK
6) SPESIFIKASI KHUSUS
7) SPESIFIKASI UMUM
8) GAMBAR-GAMBAR
9) DOKUMEN LAINNYA (JAMINAN-JAMINAN, SURAT PENUNJUKAN
BERDASARKAN URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN)

BILA TERJADI PERTENTANGAN YANG BERLAKU BERDASARKAN


URUTAN HIRARKI YANG DITETAPKAN
Lanjutan 5. Penandatangan…
G. RAPAT PERSIAPAN KONTRAK

1) DILAKUKAN SEBELUM PENANDATANGANAN KONTRAK


2) MENGKONFIRMASIKAN JAMINAN PELAKSANAAN, ASURANSI,
ESKALASI, HS TIMPANG,

H. JUMLAH RANGKAP KONTRAK

1) SEKURANG-KURANGNYA 2 (DUA) ASLI BERMATERAI


2) JUMLAH LAINNYA SESUAI KEBUTUHAN

I. AHLI HUKUM KONTRAK

1) NILAI > 50 MILYAR RUPIAH DAN PEKERJAAN BERSIFAT


KOMPLEKS, DITANDATANGANI SETELAH MEMPEROLEH
PENDAPAT AHLI HUKUM KONTRAK

2) DALAM HAL KESULITAN MEMPEROLEH AHLI HUKUM KONTRAK,


DAPAT DIGANTI OLEH PEJABAT YANG MENANGANI BIDANG
HUKUM (Biro Hukum) DAN BIDANG PENGADAAN (biro Pengadaan)
PARAGRAF KEEMPAT
HAK DAN TANGGUNG JAWAB PARA PIHAK
DALAM PELAKSANAAN KONTRAK
PASAL 32
1. SETELAH PENANDATANGANAN KONTRAK, PENGGUNA &
PENYEDIA B/J SEGERA MELAKUKAN PEMERIKSAAN
LAPANGAN DAN MEMBUAT BA KEADAAN
LAPANGAN/SERAH TERIMA LAPANGAN.
2. PENYEDIA B/J BERHAK MENERIMA UANG MUKA.
3. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG
JAWAB SELURUH PEK. UTAMA/MENSUBKONTRAKKAN
KEPADA PIHAK LAIN.
4. PENYEDIA B/J DILARANG MENGALIHKAN TANGGUNG
JAWAB SEBAGIAN PEK. UTAMA, KECUALI
DISUBKONTRAKKAN KEPADA PENYEDIA B/J SPESIALIS.
5. PELANGGARAN LARANGAN AYAT (3), DIKENAKAN SANKSI
DENDA SESUAI KETENTUAN KONTRAK.
PARAGRAF KELIMA
PEMBAYARAN UANG MUKA DAN PRESTASI PEKERJAAN
PASAL 33

1. UANG MUKA DAPAT DIBERIKAN:


a. UNTUK USAHA KECIL MAX. 30% NILAI KONTRAK;
b. UNTUK USAHA NON KECIL MAX. 20% NILAI KONTRAK.

2. PEMBAYARAN:
> ATAS DASAR PRESTASI PEKERJAAN
> SISTEM SERTIFIKAT BULANAN/TERMIJN,
> MEMPERHITUNGKAN ANGSURAN UANG MUKA DAN
PAJAK.
6. PELAKSANAAN KONTRAK
A. PALING LAMBAT 14 HARI SEJAK TANDA TANGAN KONTRAK
HARUS DITERBITKAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA
(SPMK)

B. MOBILISASI PALING LAMBAT DILAKUKAN DALAM WAKTU 30


HARI
LINGKUP KEGIATAN MOBILISASI :
1) JASA PEMBORONGAN :
- MENDATANGKAN PERALATAN
- MEMPERSIAPKAN FASILITAS KERJA
- MENDATANGKAN PERSONIL
2) PEKERJAAN KONSULTANSI
- MENDATANGKAN TENAGA AHLI
- MENYIAPKAN PERALATAN PENDUKUNG
3) PENGADAAN BARANG/JASA LAINNYA TIDAK
DIPERLUKAN MOBILISASI
LANJUTAN 6. PELAKSANAAN KONTRAK

C. PEMERIKSAAN BERSAMA, DAPAT DIBENTUK PANITIA


PENELITI PELAKSANA KONTRAK

D. PEMBAYARAN UANG MUKA


1) Adanya permohonan dari penyedia barang/jasa
2) Pengajuan Surat Perintah Pembayaran (SPP)
3) Penyedia menyediakan jaminan uang muka minimal sama
dengan uang muka yang diterima
4) Pengembalian uang muka dilakukan secara berangsur-
angsur dan harus lunas pada saat prestasi pekerjaan
mencapai 100%

E. PEMBAYARAN PRESTASI
Lanjutan 6. Pelaksanaan…

F. PERUBAHAN KEGIATAN PEKERJAAN


- MENAMBAH/MENGURANGI VOLUME
- MENAMBAH/MENGURANGI JENIS PEKERJAAN
- MENGUBAH SPESIFIKASI TEKNIS SESUAI KEBUTUHAN
LAPANGAN
- MELAKSANAKAN PEKERJAAN TAMBAH YANG BELUM T
ERCANTUM DALAM KONTRAK AWAL
- PEKERJAAN TAMBAH TIDAK BOLEH LEBIH DARI 10%
HARGA KONTRAK AWAL
G. PERPANJANGAN WAKTU PELAKSANAAN

Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan PENGGUNA


BARANG/JASA dengan pertimbangan :
• Adanya pekerjaan tambah
• Perubahan disain
• Keterlambatan yang disebabkan pihak pengguna
barang/jasa
• Keadaan diluar kendali penyedia barang/jasa
• Keadaan kahar (force majeur)
Lanjutan 6. Pelaksanaan…

H. DENDA DAN GANTI RUGI

Denda keterlambatan karena kelalaian penyedia


barang/jasa sekurang-kurangnya 1 o/oo (satu
perseribu) per hari dari nilai kontrak, dan besarnya
denda tidak dibatasi dan pengguna berhak untuk
memutuskan kontrak apabila denda keterlambatan
sudah melampaui nilai jaminan pelaksanaan [Psl 35 (4) dan Psl
37(1)]

Dapat diberikan kompensasi atas keterlambatan


pembayaran karena kelalaian pengguna barang/jasa
dikenakan denda sebesar suku bunga (Bank Indonesia)
terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayar (Lamp. I Bab II
Butir D.1.h)

I. PENYESUAIAN HARGA

(Peraturan Menteri Keuangan No. 105/PMK.06/2005 tentang


Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak Kegiatan
Pemerintah Tahun Anggaran 2005 dan Surat Edaran
Menteri Pekerjaan Umum No. 11/SE/M/2005 tentang
Pedoman Penyesuaian Harga Satuan dan Nilai Kontrak
Lanjutan 6. Pelaksanaan…
J. KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR) : KERUSAHAN, BENCANA
ALAM, PEPERANGAN, PEMOGOKAN, KEBAKARAN, KEBIJAKAN
PEMERINTAH

K. PENGHENTIAN DAN PEMUTUSAN KONTRAK


1) Pekerjaan selesai
2) Keadaan kahar, penyedia barang/jasa wajib dibayar sesuai
dengan prestasi pekerjaan
3) Penyedia barang/jasa cidera janji. Sanksi ditentukan dalam
kontrak.
4) Terbukti adanya KKN dalam proses pemilihan penyedia
maupun dalam pelaksanaan pekerjaan, maka :
 Bagi penyedia barang/jasa : jaminan pelaksanaan
dicairkan, sisa uang muka harus dilunasi, dan
dimasukkan dalam daftar hitam selama 2 (dua) tahun
 Bagi pengguna/panitia/pejabat pengadaan,dikenakan
sanksi sesuai PP N0. 30/1980 tentang Disiplin Pegawai
Negeri
MENGHITUNG CARA PENGEMBALIAN UANG MUKA DENGAN
BERBAGAI BESARAN UANG MUKA DENGAN BETUL

Pembayaran Berdasar Termin (SESUAI PRESTASI KERJA) TANPA UANG MUKA

TERMIN PRESTASI CARA MENGHITUNG DIBAYAR

I 20% 20% - 5% RETENSI 15%

II 40% 40% -20% 20%

III 60% 60% -40% 20%

IV 80% 80% - 60% 20%

V 100% 100% - 80% 20%

PEMELIHARAAN 5%
Pembayaran Berdasar Termin (MENGAMBIL UANG MUKA)

TERMIN PRESTASI CARA MENGHITUNG CICILAN UANG MUKA DIBAYAR

0 0 mengajukan UM 15% 15%

I 20% 20% - 5% RETENSI 15% /5 TERMIN =3% 12%

II 40% 40% -20% 15% /5 TERMIN =3% 17%

III 60% 60% -40% 15% /5 TERMIN =3% 17%

IV 80% 80% - 60% 15% /5 TERMIN =3% 17%

V 100% 100% - 80% 15% /5 TERMIN =3% 17%

PEMELIHARAAN 5%

100%
Pembayaran Berdasar Waktu (bulanan) TANPA UANG MUKA

BULAN PRESTASI CARA MENGHITUNG DIBAYAR

I 20% 20% - 5% RETENSI 15%

II 30% 30% -20% 10%

III 70% 70% -30% 40%

IV 80% 80% - 60% 20%

V 100% 100% - 80% 20%

PEMELIHARAAN 5%
Pembayaran Berdasar Waktu (bulanan) DENGAN MENGAMBIL UANG
MUKA

PREST Total CICILAN UANG


BULAN ASI PRESTASI CARA MENGHITUNG MUKA DIBAYAR

0 0 0 mengajukan UM 15% 15%

I 20% 20% 20% - 5% RETENSI 20% DARI 15% 12%

II 10% 30% 30% -20% 10% DARI 15% 9%

III 40% 70% 70% -30% 40% DARI 15% 34%

IV 15% 85% 80% - 60% 15% DARI 15% 13%

V 15% 100% 100% - 80% 15% DARI 15% 13%

PEMELIHARAAN 5%

100% 100%
CONTOH DALAM RUPIAH ( KONTRAK 1.000.000.000) 1,000,000,000.00
PREST Total CARA CICILAN UANG
BULAN ASI PRESTASI MENGHITUNG MUKA DIBAYAR

0 0 0 mengajukan UM 15% 150,000,000.00

I 20% 20% 150,000,000.00 30,000,000.00 120,000,000.00

II 10% 30% 100,000,000.00 15,000,000.00 85,000,000.00

III 40% 70% 400,000,000.00 60,000,000.00 340,000,000.00

IV 15% 85% 150,000,000.00 22,500,000.00 127,500,000.00

V 15% 100% 150,000,000.00 22,500,000.00 127,500,000.00

RETENSI 50,000,000.00

100% 950,000,000.00 150,000,000.00 1,000,000,000.00


SELESAI dan
terima kasih

You might also like