You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

I. MASALAH UTAMA :
Harga diri rendah

II. PROSES TERJADINYA MASALAH


A. Pengertian
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2009).
Gangguan harga diri dapat dijabarkan sebagai perasaan yang negatif
terhadap diri sendiri, yang menjadikan hilangnya rasa percaya diri
seseorang karena merasa tidak mampu dalam mencapai keinginan (Fitria,
2009).

B. Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan). Hal ini dapat terjadi terutama secara tiba-tiba, misalnya
harus operasi, kecelakaan, dicerai suami atau istri, putus sekolah,
putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam
waktu lama. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negativ terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respon mal yang
adaptif. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang
kronik atau pada klien gangguan jiwa.
C. Etiologi
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien, penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya (Yosep, 2009).
Menurut stuart (2006) dalam (Yosep, 2009), faktor-faktor yang
mengakibatkan harga diri rendah meliputi faktor predisposisi dan faktor
presipitasi sebagai berikut :
1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang, kurang mempunyai tanggung jawab yang tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang
tidak realitis.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah sterotipe
peran gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidak
percayaan orang tua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,
kegagalan atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan
konsep harga diri rendah dapat terjadi secara situasional atau
kronik.secara situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi, kecelakaan,perkosaan,atau penjara, termasuk
dirawat di rumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah disebabkan
karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang membuat klien
tidak nyaman. Harga diri rendah kronik, biasanya dirasakan klien
sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki pikiran
negatif dan meningkat saat dirawat.

D. Tanda dan gejala


Menurut (Keliat, 2009) tanda dan gejala harga diri rendah sebagai
berikut :

1. Mengkritik diri sendiri


2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Penurunan produktivitas
5. Penolakan terhadap kemampuan diri

Selain data diatas, dapat juga mengamati penampilan


seseorang dengan harga diri rendah, terlihat dari kurang
memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapi, selera makan
kurang,tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk,
bicara lambat dengan suara nada lemah.

E. Rentang respon

Respon adaptif Respon maldaptif


Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan
Depersonalisasi Positif rendah identitas
Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang
positif dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat
diterima.
Konsep diri positif merupakan bagaimana seseorang memandang
apa yang ada pada dirinya meliputi cita dirinya, ideal dirinya, harga
dirinya, penampilan peran serta identitas dirinya secara positif. Hal ini
akan menunjukkan bahwa individu itu akan menjadi individu yang sukses.
Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap dirinya
sendiri, termasuk kehilangan percaya diri, tidak berharga, tidak berguna,
pesimis, tidak ada harapan dan putus asa. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan harga diri yang rendah yaitu mengkritik diri sendiri
dan atau orang lain, penurunan produktifitas, destruktif yang diarahkan
kepada orang lain, gangguan dalam berhubungan, perasaan tidak mampu,
rasa bersalah, perassan negatif mengenai tubuhnya sendiri, keluhan fisik,
menarik diri secara sosial, khawatir, serta meanarik diri dari realitas
Kerancuan identitas merupakan suatu kegagalan individu untuk
mengintegrasikan berbagai identifikasi masa kanak-kanak kedalam
kepribadian psikososial dewasa yang harmonis. Adapun perilaku yang
berhubungan dengan kerancuan identitas yaitu tidak ada kode moral, sifat
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal eksploitasi,
perassan hampa. Perasaan mengambang tentang diri sendiri, tingkat
ansietas yang tinggi, ketidak mampuan untuk empati terhadap orang lain.
Depersonalisasi merupakan suatu perasaan yang tidak realistis
dimana klien tidak dapat membedakan stimulus dari alam atau luar dirinya.
Individu mengalami kesulitan untuk membedakan dirinya sendiri dari
orang lain, dan tubuhnya sendiri merasa tidak nyata dan asing baginya.

III. POHON MASALAH


Isolasi sosial menarik diri halusinasi risiko perilaku kekerasan

Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah

Koping Individu Tidak Efektif


IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Koping individu tidak efektif
3. Isolasi sosial : menarik diri
4. Halusinasi
5. Risiko perilaku kekerasan

V. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Tujuan keperawatan
a. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki
b. Pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
c. Pasien dapat memilih kegiatan sesuai dengan kemampuan
d. Pasien dapat melatih kegiatan yang dipilih sesuai kemampuan
e. Pasien dapat melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai jadwal
2. Tindakan keperawatan
a. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien.
1) Diskusikan tentang sejumlah kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, dan dirumah,
adanyan keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
2) Beri pujian yang realistik dan hindarkan penilaian yang negatif.
b. Bantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan dengan cara
berikut:
1) Diskusikan dengan pasien mengenai kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini.
2) Bantu pasien menyebutkannya dan beri penguatan terhadap
kemampuan diri.
3) Perlihatkan respons yang kondusif dan upayaka menjadi pendengar
yang aktif
c. Membantu pasien untuk memilih / menetapkan kemampuan yang akan
dilatih.
1) Diskusikan dengan pasien kegiatan yang akan dipilih
2) Bantu pasien untuk memilih kegiatan yang dapat dilakukan
mandiri
d. Latih kemampuan yang dipilih pasien
1) Diskusikan dengan pasien langkah-langkah pelaksanaan kegiatan
2) Bersama pasien, peragakan kegiatan yang ditetapkan
3) Beri dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat
dilakukan pasien.
e. Bantu pasien menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih
1) Beri kesempatan kepada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
2) Beri pujian atas segala kegiatan yang dapat dilakukan pasien setia
hari
3) Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
4) Berikan pasien kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah
pelaksanaan kegiatan.

You might also like