Professional Documents
Culture Documents
KEPERAWATAN KOMUNITAS
PUSKESMAS DAU
Keluarga Tn.S di RT 15 Desa Sumberbendo
Departemen Komunitas
Oleh:
145070201131004
Kelompok 2
MALANG
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi adalah salah satu penyakit
pembuluh darah. Tekanan darah tinggi merupakan kondisi peningkatan abnormal tekanan
dalam pembuluh darah arteri secara terus-menerus lebih dari suatu periode (Muttaqin,
2009). Kondisi tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung
bekerja lebih keras untuk mempompa darah (Prasetyaningrum, 2014). Menurut Joint
National Committee on Detection, Evaluation and Treatmentof High Blood Pressure (2003)
pengertian hipertensi merupakan tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia tahun 2013 prevalensi
hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun menunjukkan
sebesar 25,8%, namun yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan hanya sebesar 9,5%.
Dimana menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi dimasyarakat belum banyak
terdiagnosis dan terjangkau oleh pelayanan kesehatan. Daerah Jawa Timur adalah salah
satu provinsi yang menempati urutan ke 6 di Indonesia dengan presentase 37,4%
(Riskesdas RI, 2013), dan menurut profil kesehatan kota malang pada tahun 2014 terdapat
kasus hipertensi primer berjumlah 58.046 kasus.
Perawat sebagai salah satu dari tenaga kesehatan mempunyai peranan dalam
pengelolaan pasien Hipertens. Diantara tindakan dan intervensi dalam pengontrolan
penyakit Hipertensi adalah pengontrolan tekanan darah rutin, peningkatan aktivitas fisik,
regimen terapeutik yang tepat, pola makan yang sehat dan mengurangi stres serta
melibatkan keluarga dalam asuhan keperawatan. Terdapatnya pelaksanaan asuhan
keperawatan yang komprehensif terhadap pasein hipertensi diharapkan dapat mengatasi
dan menghindari terjadinya komplikasi serta kualitas hidup yang baik dapat dicapai.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan asuhan keperawatan komunitas dan
keluarga. Keperawatan keluarga merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan
rehabilitatif kepada keluarga sebagai klien. Tindakan penatalaksanaan tersebut merupakan
suatu cara untuk mengurangi angka mortalitas dan morbiditas penyakit hipertensi, baik
secara farmakologi maupun nonfarmakologi, sehingga diharapkan adanya perubahan
perilaku anggota keluarga menjadi lebih baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada RT 15 Desa Sumberbendo
Kecamatan Dau Kota Malang dengan masalah kesehatan Hipertensi melalui penerapan
pola hidup sehat dalam pencegahan hipertensi dengan pendekatan edukatif pada
individu dan keluarga dalam rangka mewujudkan tercapainya keluarga yang sehat.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hipertensi
2.1.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah adalah salah satu
penyakit pembuluh darah (Vaskular disease) (Ganong, 2010). Menurut Guyton
(2014), hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan dalam
tekanan darah arteri diatas 140/90 mmHg pada orang dewasa dengan sedikitnya
tiga kali pengukuran berurutan.
Menurut Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah tahun 2008, hipertensi adalah
suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang memberi gejala
berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat
seperti stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada kematian yang tinggi),
penyakit jantung koroner (terjadi pada kerusakan pembuluh darah jantung) serta
penyempitan ventrikel kiri atau bilik kiri (terjadi pada otot jantung).
Jadi dapat disimpulkan, bahwa tekanan darah adalah tekanan sistolik lebih
tinggi dari 140 mmHg menetap atau tekanan diastolik lebih tinggi dari 90 mmHg
(Muttaqin, 2009).
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan dari penyebab terjadinya hipertensi dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa diantaranya hipertensi primer (hipertensi esensial) dan
hipertensi sekunder. Prevalensi terjadinya insiden hipertensi 90-95% merupakan
hipertensi primer. Dimana hipertensi primer adalah dengan penyebab tidak
diketahui. Sedangkan hipertensi sekunder terjadi disebabkan oleh penyakit lainya.
7
Sekitar 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari penyakit
komorbid atau obat-obatan yang dapat meningkatkan tekanan darah. Banyak
penyebab hipertensi sekunder baik dari endogen maupun eksogen (Guyton &
Hall, 2014).
Terdapat klasifikasi hipertensi lain, yakni Menurut JNC VIII (The Enighth
Joint National Committee) (2013) yang didasarkan pada rata-rata pengukuran dua
tekanan darah atau lebih pada dua kunjungan klinis untuk pasien dewasa (umur ≥
18 tahun). Klasifikasi tekanan darah mencakup empat kategori dengan nilai
normal pada tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan darah
diastolik (TDD) < 80 mmHg. Pre-hipertensi tidak dikategorikan sebagai klasifikasi
hipertensi tetapi mengidentifikasi pasien yang tekanan darahnya cenderung dalam
periode meningkat ke klasifikasi hipertensi. Berikut merupakan tabel klasifikasi
Menurut JNC VIII (2013), sebagai berikut :
Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, serta individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluarga (Friedman dalam Achjar, 2010).
Menurut APD Salvari (2013), karakteristik keluarga sebagai berikut :
Terdiri dari dua atau lebih individu yang di ikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
memperhatikan satu sama lain.
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran
sosial: suami, istri, anak, kakak, dan adik.
Mempunyai tujuan yaitu: menciptakan dan mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, psikologis, dan sosial.
1. Keluarga inti (nuclear family) : Keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang
diperoleh dari keturunannya, adopsi atau keduanya.
2. Keluarga besar (extended family) : Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman bibi).
3. Keluarga bentukan kembali (dyadic family) : Keluarga baru yang bentuk terbentuk
dari pasangan yang bercerai atau kehilangan pasangannya.
4. Orang tua tunggal (single parent family) : Keluarga yang terdiri dari salah satu orang
tua dengan anak-anak akibat perceraian atau ditinggal pasangannya.
5. Ibu dengan anak tanpa perkawinan (the unmarried teenage mother).
6. Orang dewasa (laki-laki atau perempuan) yang tinggal sendiri tanpa pernah menikah
(the single adult living alone)
7. Keluarga dengan anak tanpa pernikahan sebelumnya (the non marital heterosexsual
cobabiting family)
8. Keluarga yang di bentuk oleh pasangan yang berjenis kelamin sama (gay and
lesbian family).
9. Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari suami istri yang berusia
lanjut.
10. Keluarga Indonesia menganut keluarga besar (extended family), karena masyarakat
Indonesia terdiri dari berbagai suku hidup dalam satu kominiti dengan adat istiadat
yang sangat kuat (Depkes RI dalam Achjar, 2010).
Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga yang saling menyayangi dan peduli terhadap anggota keluarga yang sakit
akan mempercepat proses penyembuhan. Karena adanya partisipasi dari anggota
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit.
2. Fungsi Sosialisasi dan Tempat Bersosialisasi
Fungsi keluarga mengembangkan dan melatih untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain. Tidak ada batasan
dalam bersosialisasi bagi penderita dengan lingkungan akan mempengaruhi
kesembuhan penderita asalkan penderita tetap memperhatikan kondisinya.
Sosialisasi sangat diperlukan karena dapat mengurangi stress bagi penderita.
3. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga dan juga tempat mengembangkan fungsi reproduksi secara universal,
diantaranya : seks yang sehat dan berkualitas, pendidikan seks pada anak sangat
penting.
4. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan makan,
pakaian dan tempat untuk berlindung ( rumah) dan tempat untuk mengembangkan
kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
5. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Berfungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di
bidang kesehatan.
Tidak
2 Ny. E 52 P Istri SMP IRT HT
terkaji
Tn.
Ny. K,
C
24 th
30
th
An.
N8
th
IMUNISASI
MASALAH TINDAKAN
UMU (BCG/POLIO/
NO NAMA KEADAAN KESEHATAN KESEHATA YANG TELAH
R DPT/HB/
N DILAKUKAN
CAMPAK
1 Tn. S Tidak tahu HT Minum jamu,
(Suami 68 HT kadang-kadang
dari Ny.E) minum obat
DATA LINGKUNGAN
17. Karakteristik Rumah
17.1. Gambar tipe tempat tinggal (rumah, apartemen, sewa kamar, dll). Apakah
keluarga memiliki sendiri atau menyewa rumah ini
Keluarga tinggal dirumah sendiri dan menetap
tidur
Kamar
K.Man Dapur
di
K
Kamar
R. Keluarga tidur
17.2. Karakteristik rumah Gambarkan kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah).
Interior rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar (kamar tamu, kamar tidur, dll),
penggunaan-penggunaan kamar tersebut dan bagaimana kamar tersebut diatur.
Bagaimana kondisi dan kecukupan perabot. Apakah penerangan ventilasi, pemanas.
Apakah lantai, tangga, susunan dan bangunan yang lain dalam kondisi yang adekuat.
Jelaskan.
Rumah yang ditempati merupakan rumah permanen. Lantai rumah keramik dan
tampak rapi. Terdapat 6 ruangan yang teridiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1
ruang keluarga, 1 dapur, 1 kamar mandi. Terdapat halaman belakang yang berfungsi
sebagai tempat mencuci dan menjemur. Penataan ruangan bersih dan rapi, ventilasi
dan pencahayaan baik. Berdasarkan yang disampaikan Ny.E setiap pagi semua
jendela selalu dibuka, rumah tidak terasa panas. Sumber air PDAM, terdapat ruang
keluarga untuk menonton tv bersama.
17.3. Di dapur, amati suplai air minum, penggunaan alat-alat masak, pengamanan untuk
kebakaran. Jelaskan.
Suplai air berasal dari PDAM. Air minum biasanya direbus, penggunaan alat masak
setelah dipakai dicuci kembali. Sehari-harinya untuk memasak keluarga menggunakan
kompor gas. Dapur bersih namun penataan rapi.
17.4. Di kamar mandi, amati sanitasi, air, fasilitas toilet, ada tidaknya sabun dan handuk.
Jelaskan.
Kamar mandi bersih lantai keramik tidak licin, air di dalam bak mandi bersih, Kamar
mandi berdinding semen dan cukup luas. Bak mandi disemen dan ukurannya sangat
besar (setengah ukuran kamar mandi). WC adalah wc jongkok terletak di dalam kamar
mandi dan tampak bersih. Menggunakan sabun batang, shampoo sachet, sikat gigi
dan pasta gigi. Handuk dijemur didepan rumah.
17.5. Kaji pengaturan tidur di dalam rumah. Apakah pengaturan tersebut memadai bagi
pada anggota keluarga, dengan pertimbangan usia mereka, hubungan dan
kebutuhan-kebutuhan khusus mereka lainnya. Jelaskan.
Tn.S dan Tn.M tidur bersama , Ny.K tidur bersama An.N dan Tn.C. Penggunaan
kamar sudah memadai dan sesuai dengan usia penghuni rumah namun kamar tidur
sedikit berantakan.
17.6. Amati keadaan umum kebersihan dan sanitasi rumah. Apakah ada serbuan serangga-
serangga kecil (khususnya di dalam) dan/atau masalah-masalah sanitasi yang
disebabkan oleh kehadiran binatang-binatang piaraan. Jelaskan.
Terdapat beberapa semut di dapur karena sisa-sisa makanan yang belum dibersihkan.
17.7 Kaji perasaan-perasaan subjektif keluarga terhadap rumah. Apakah keluarga
menganggap rumahnya memadai bagi mereka. Jelaskan.
Keluarga mengatakan bahwa rumahnya rapi, cukup memadai untuk beristirahat.
17.8 Evaluasi pengaturan privasi dan bagaimana keluarga merasakan privasi mereka
memadai. Jelaskan
Pengaturan atau pembagian kamar sudah memadai untuk menjaga privasi masing-
masing anggota keluarga. Setiap pintu kamar dilengkapi korden sehingga tidak
terekspose apabila ada tamu yang masuk ke dalam rumah. Keluarga menyatakan
privasi mereka terjaga dengan baik.
17.9. Evaluasi ada dan tidak adanya bahaya-bahaya terhadap keamanan rumah/lingkungan.
Kondisi jalan di depan rumah keluarga Tn.S merupakan di daerah pedesaan,
halamannya cukup luas. Jalan raya di depan rumah Tn S tidak terlalu ramai, tetapi
terkadang terdapat anak-anak yang mengendarai motor yang kencang. Sehingga
dapat membahayakan cucu Tn. S apabila sedang bermain di depan.
17.10 Evaluasi adekuasi pembuangan sampah. Jelaskan.
Keluarga mengatakan membuang sampah rumah tangga adalah sampah dibuang di
belakang rumahnya kemudian dibakar. Ny.E mengungkapkan bahwa di RT 15 tidak
terdapat tempat pembuangan sampah, adapun tempat pembuangan sampah di desa
lain namun letaknya jauh dengan lokasi rumahnya.
17.11Kaji perasaan puas/tidak puas dari anggota keluarga secara keseluruhan dengan
pengaturan/penataan rumah. Jelaskan.
Keluarga mengatakan cukup puas dan tidak ada masalah dengan penataan rumah
(hanya kurang rapi).
18. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas
Pemukiman sekitar rumah Tn.S merupakan daerah pedesaan, namun sudah cukup
berkembang. Lingkungan disana juga sudah tertata rapi. Jalan disana juga sudah baik
(jalan tidak berlubang). Kegiatan warga sekitar adalah kumpul PKK, pengajian dan
posyandu (balita dan lansia). Menurut Ny.E, setiap ada warga yang berduka, maka
warga disekitar lingkungan tersebut akan berkunjung atau melayat ke tempat tersebut.
18.1 Tipe tempat tinggal (hunian, industrial, campuran hunian dan industri kecil, agraris) di
lingkungan. Sebutkan.
Tipe tempat tinggal di sekitar rumah keluarga Tn.S adalah hunian campuran. Ada
yang mayoritas tetangga petani, ada yang berdagang, ada yang sebagai pegawai
swasta, dan sebagian besar rumahnya berjarak dekat bahkan antara tembok yang
satu dan yang lain berdempetan.
18.2 Keadaan tempat tinggal dan jalan raya (terpelihara, rusak, tidak terpelihara, sementara
diperbaiki). Jelaskan.
Terpelihara, kondisi jalan raya baik tidak ada aspal yang rusak/berlubang dan banyak
debu. Keadaan tempat tinggal baik namun ventilasi baik namun banyak asapnya
karena rumah tuan subai di pinggir jalan raya.
18.3 Sanitasi jalan, rumah (kebersihan, pengumpulan sampah, dll). Jelaskan.
Kondisi jalan baik, tuan subai tinggal di pinggir jalan raya. Bila musim penghujan air
bisa mengalir tanpa tersumbat. Kebanyakan warga membuang sampah di belakang
rumah dan dibakar.
18.4 Adanya dan jenis-jenis industri di lingkungan (udara, kebisingan, masalah-masalah
polusi air). Jelaskan.
Tidak ada, polusi udara dan tidak ada kebisingan.
18.5 Bagaimana karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas?
⎤ Kelas sosial dan karakteristik etnis penghuni. Sebutkan.
Mayoritas warga disekitar memiliki pendidikan rendah dan suku jawa.
⎤ Perubahan-perubahan secara demografis yang berlangsung belakangan ini dalam
lingkungan/komunitas. Jelaskan.
Tidak ada, perubahan selama Tn.S dan Ny.E tinggal disini, hubungan dengan
tetangga sangat baik dan cukup erat
18.6. Pelayanan-pelayanan kesehatan dan pelayanan-pelayanan sosial apa yang ada
dalam lingkungan dan komunitas?
⎤ Fasilitas-fasilitas ekonomi (warung, toko, apotik, pasar). Sebutkan.
Warung, tidak terlalu jauh dari rumah Tn.S tetapi apotik dan pasar jauh jaraknya
karena letak rumah Tn.S berada di pedalaman pedesaan.
⎤ Lembaga-lembaga kesehatan (klinik-klinik, rumah sakit, dan fasilitas-fasilitas gawat
darurat). Sebutkan.
Fasilitas kesehatan terdekat adalah praktek bidan. Puskesmas terletak cukup jauh,
dan rumah sakit letaknya cukup jauh.
⎤ Lembaga-lembaga pelayanan sosial (kesejahteraan, konseling, pekerjaan).
Sebutkan
Tidak ada
18.7. Bagaimana mudahnya sekolah-sekolah di lingkungan atau komunitas dapat diakses
dan bagaimana kondisinya?. Jelaskan.
An.N sudah bersekolah SD, tempat mudah diakses.
18.8. Fasilitas-fasilitas rekreasi yang dimiliki daerah ini. Sebutkan.
Terdapat fasilitas rekreasi, Ny.E mengatakan bila rekreasi atau jalan saat ada waktu
luar. Mereka menonton Tv di rumah
STRUKTUR KELUARGA
21. Pola dan Komunikasi Keluarga
Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi langsung, Ny.E mengatakan selama
ini apabila ada permasalahan lebih suka memendam sendiri. Ny.E akan bercerita
apabila masalah tersebut sulit untuk di selesaikan.
21.1 - Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan instruksi?
Iya sesuai. Setiap ada informasi yang diketahui contohnya masalah kesehatan
selalu memberikan informasi kepada keluarganya sesuai dengan informasi yang
didapat.
- Apakah anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan-
perasaan mereka dengan jelas?
Iya, seperti saat Ny.E kewalahan menjaga cucunya maka Tn.Subai akan
membantu menjaga cucu. Namun Ny. E jarang mengutarakan
perasaannya/masalah yang sepele.
- Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respons dengan baik
terhadap pesan?
Iya, setiap pesan yang disampaikan dapat diterima dan direspon dengan baik
- Apakah anggota keluarga mendengar dan mengikuti suatu pesan?
Iya, mendengarkan dan mengikuti pesan jika sesuai dengan nilai yang baik.
Contohnya : Anak dari Tn.S selalu mengikuti perintah Tn.S dan Ny.K (ketika
waktunya tidur siang, semua langsung mengambil tempat di tempat tidur, dan
berdoa lalu memejamkan matanya).
- Bahasa apa yang digunakan dalam keluarga?
Bahasa yang digunakan dalam keluarga adalah bahawa Indonesia dan Jawa
- Apakah keluarga berkomunikasi secara langsung atau tidak langsung?.
Jelaskan.
Secara langsung, ketika keluarga ada masalah diutarakan secara langsung
dengan berdiskusi.
21.2 - Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga?
(Langsung, terbuka)
Langsung, biasanya Tn.Ssecara langsung menasehati Ny.E bila salah. Bahkan
ketika An.N nakal, Ny.J dan Ny. K juga secara langsung menasehati anaknya
sebagai ibu kandungnya namun hal ini untuk mengajarkan kepada anak-
anaknya untuk nurut dengan orang tuanya.
- Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga?. Sebutkan. Bahagia,
sedih, marah, kecewa. Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negatif,
positif atau keduanya?. Sebutkan.
Positif dan negative, Ny.K berfikir tidak boleh meluapkan emosi yang berlebihan,
namun itu demi kebaikan anak-anaknya agar kesehatannya terjaga.
21.3. - Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi yang berlangsung dalam
keluarga? Jelaskan
Sering, karena seluruh keluarga tinggal dalam satu rumah. Kualitas komunikasi
baik setiap ada masalah selalu dibicarakan secara bersama
- Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting?
(langsung, tidak langsung, sebutkan caranya)
langsung disampaikan, Ny.E mengatakan selalu menyampaikan apapun yang
penting kepada suami dan anak-anaknya secara langsung dan tidak
menyembunyikan, semua dilakukan secara terbuka.
21.4. Jenis-jenis disfungsional komunikasi apa yang nampak dalam pola-pola komunikasi
keluarga?. Sebutkan.
Tidak ada, karena apabila keluarga sedang berdiskusi yang niatnya untuk kebaikan
kedepannya maka keluarga menerima dengan lapang dada.
21.5. Adakah hal-hal/masalah dalam keluarga yang tertutup untuk didiskusikan?. Sebutkan.
Tidak ada, hal-hal pribadi antara Tn.S dan Ny.E tidak disampaikan kepada anaknya
Ny K, cukup diselesaikan oleh mereka berdua.
22. Struktur Kekuatan
Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan dengan cara musyawarah bersama
kepala keluarga, anak dan menantu.
Keputusan dalam Keluarga
22.1. - Siapa yang membuat keputusan dalam keluarga?
Tn.S dan Ny.E selalu berdiskusi dan mengambil keputusan berdua namun
Tn.Subai yang lebih sering mengambil keputusan karena Tn.S yang lebih
dominan karena tegas
- Siapa yang memutuskan dalam penggunaan keuangan keluarga?
Ny.E dan Ny.K dengan pertimbangan memenuhi kebutuhan masing-masing
individu dan yang paling diutamakan adalah biaya sekolah anaknya.
- Siapa yang memutuskan dalam masalah pindah pekerjaan atau tempat
tinggal?
Tn.S tidak bekerja diluar hanya di kebun jadi masalah pekerjaan akan di
serahkan ke tangan anak dan menantunya
- Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak?
Ny.K dengan persetujuan Tn.S
22.2. - Bagaimana cara keluarga dalam mengambil keputusan (otoriter, musyawarah/
kesepakatan, diserahkan pada masing-masing individu)?
Musyawarah atau kesepakatan yang diambil dengan berdiskusi secara
langsung.
- Apakah keluarga merasa puas dengan pola pengambilan keputusan tersebut?
Keluarga menyatakan puas, karena tidak memihak siapapun dan semua saran
bisa ditampung.
22.3. Atas dasar kekuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan? (Kekuasaan tak
berdaya, keahlian, penghargaan, paksaan kekuasaan berdasarkan
kekuatan/berpengaruh, kekuasaan aktif). Sebutkan.
Mengambil keputusan tidak dengan paksaan, berdiskusi dan musyawarah yang baik
supaya menemukan titik temu yang terbaik.
22.4. Kekuasaan dalam keluarga didominasi oleh siapa?. Sebutkan dan Jelaskan
Tidak ada yang mendominasi kekuasaan di dalam keluarga Tn.subai, semua
dikerjakan secara bersama-sama dan selalu didiskusikan dengan baik.
24.5. Bagaimana kelas sosial keluarga, latar belakang kebudayaan mempengaruhi nilai-nilai
keluarga?. Jelaskan.
Keluarga Tn.S berlatar belakang budaya Jawa, sehingga nilai menghormati dan patuh
kepada orang tua merupakan hal yang wajib dilakukan oleh anggota keluarga.
24.6. Bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga?. Jelaskan.
Nilai patuh kepada orang tua mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
menentukan tempat berobat bila ada keluarga yang sedang sakit. Misalnya ketika
An.N sakit maka pengobatan dilakukan sesuai saran Ny.E sebagai nenek. Selain itu,
keluarga juga mempercayai bahwa sakit sudah ada yang mengatur yaitu Allah SWT.
FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi Afektif
Menurut Ny.E selama ini tidak pernah terjadi konflik yang besar dalam keluarganya.
Semua dianggap hal yang wajar dan dapat diselesaikan dengan musyawarah
Pola Kebutuhan Keluarga – Respons
25.1. - Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan individu-individu lain
dalam keluarga?
Iya, misalnya apabila anaknya nangis diberikan susu. Apabila An.N sesak
langsung dibawa ke dokter untuk mendapatkan pertolongan pertama.
- Apakah orang tua (suami/istri) mampu menggambarkan kebutuhan-kebutuhan
psikologis anggota keluarganya?
Tn.S dan Ny.K mampu menggambarkan kebutuhan anaknya
- Apakah setiap anggota keluarga memiliki orang yang dipercaya dalam keluarga
untuk memenuhi kebutuhan psikologisnya?
Iya, setiap anggota keluarga saling mempercayai satu sama lain
25.2. - Siapa yang menerima tanggung jawab untuk peran membesarkan anak
atau fungsi sosialisasi?
Ny.K berperan untuk merawat dan mendidik anak dirumah.
- Apakah fungsi ini dipikul bersama?
Iya, istri merawat anak dan suami bekerja untuk memenuhi kebutuhan
financial dalam keluarga.
- Jika demikian, bagaimana hal ini diatur?
Istri dirumah mengurus rumah tangga, merawat dan mendidik anak dirumah
sedangkan suami bekerja sehingga tanggung jawab dalam membesarkan
anak dapat dilakukan dengan baik.
25.3. Adakah faktor sosial – budaya yang mempengaruhi pola-pola membesarkan anak?.
Jelaskan.
Keluarga Tn.S membiasakan anak dengan nilai yang dianut keluarga yaitu patuh
kepada orang tua dan suka menolong sesama. Nilai ini masih diterapkan dan akan
diterapkan kepada An.N bila sudah besar.
25.4. Apakah keluarga saat ini mempunyai masalah/resiko dalam mengasuh anak?.
Sebutkan.
Tidak ada masalah dalam mengasuh anak, semua dilakukan Tn.C dan Ny.K secara
santai dan tidak terburu-buru agar semua hasilnya dapat memuaskan.
24.5. - Apakah lingkungan rumah cukup memadai bagi anak-anak untuk bermain (cocok
dengan tahap perkembangan anak)?
Iya, ruangan dalam rumah cukup luas untuk anak bermain, dan tidak ada barang-
barang berbahaya.
- Apakah ada peralatan/permainan anak-anak yang cocok dengan usia?
Ada, terdapat banyak mainan yang sesuai dengan usia An.N. Kadang suka bermain
boneka bersama dan masak-masakan.
27. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga kurang memahami mengenai makanan yang sehat, sehingga setiap hari Ny.E
dan Ny. K memasak lauk-pauk dan sayur sebagai menu makanan mereka sesuai yang
ada. Berdasarkan penuturan Ny.E, jika anaknya dan keluarganya sakit mereka akan
meminum jamu yang dibeli didekat rumah baru kemudian pergi ke Bidan dan dokter
terdekat. Ny.E mengatakan jika pergi kepelayanan kesehatan tidak selalu mengikuti
anjuran untuk meminum obat yang diresepkan. Ny.E sekeluarga tidak menggunakan
jaminan kesehatan, Ny.E beralasan tidak menggunakan jaminan kesehatan karena
berharap tidak sakit dan rugi.
28. Terapi Komplementer dan Alternatif
Saat anaknya sakit Ny.K akan tetap menggendong anaknya dan memberikan susu agar
tidak rewel.
29. Sumber Pembiayaan
Menurut Ny.E pendapatan Tn.S, anak dan menantunya cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Stress dan Koping Keluarga
30. Stressor jangka pendek
Ny.K merasa bingung untuk masalah keuangan kedepannya saat anaknya sudah besar.
31. Stressor jangka panjang
Ny.K memikirkan masa depan anaknya ketika memasuki usia sekolah.
32. Strategi koping keluarga
Seluruh anggota keluarga akan berdiskusi apabila terdapat masalah-masalah yang sulit
untuk diatasi terutama hal yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan
An.N
33. Adaptasi keluarga
Ketika terdapat permasalahan keluarga, akan dimusyawarahkan untuk pengambilan
keputusan.
Pemeriksaan Fisik
Harapan Keluarga :
Ny. E dan Tn. S berharap anak, menantu dan cucunya dapat hidup layak dan diberi
kesehatan.
Ny.K berharap anaknya selalu sehat, dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
sesuai usianya sehingga nanti dapat bersekolah dengan baik. Ny.K juga berharap dapat
menjadi orang tua yang baik untuk anaknya.
Perilaku
Kesehatan
Cenderung
Beresiko
3 Keluarga
mengetah
ui cara-
cara
penangan
an
hipertensi
4 Keluarga
mematuhi
penangan
hipertensi
3 Mengetah
ui efek
samping
obat
2 Mencari
informasi
kesehatan
mengena
ihpertensi
3 Menunjuk
kan
inisiatid ke
pelayanan
kesehatan
1 Perilaku Setelah Setelah dilakukan Kognitif NOC : Knowledge : Health Promotion NIC : Health Education
kesehatan dilakukan tindakan 1. Mengkaji pengetahuan
No Indikator 1 2 3 4 5
cenderung tindakan keperawatan keluarga tentang
berisiko keperawatan selama 3 kali 1. Efek samping makanan tidak
selama 3 kunjungan, klien makanan seimbang terhadap
minggu dan keluarga tinggi garam kesehatan
diharapkan mampu mengenal lemak 2. Mengkaji pengetahuan
keluarga masalah yang keluarga tentang
2. Kebiasaan
mengurangi ditandai dengan : makanan sehat
makanan
kebiasaan 3. Mendorong keluarga
a. Keluarga sehat
konsumsi untuk mengurangi
mengetahui
makanan konsumsi makanan
tentang
tinggi garam tinggi garam dan tinggi
bahaya makan Keterangan : 1. No Knowledge
dan tinggi lemak
tinggi garam 2. Limited Knowledge
lemak
dan gorengan 3. Moderate Knowledge
pada 4. Substansial Knowledge
penderita 5. Extensive Knowledge
hipertensi
Setelah dilakukan Afektif NOC : Compliance Behavior : Prescribed NIC : Decision – Making
tindakan Diet Support
keperawatan N Indikator 1 2 3 4 5 1. Membantu pasien
selama 3 kali o mengenali keuntungan
kunjungan, klien berobat ke pelayanan
1. Memilih
dan keluarga kesehatan
makanan
mampu mengambil 2. Memfasilitasi
dan
keputusan yang pengambilan
minuman
tepat ditandai keputusan
yang sesuai
dengan : 3. Menyediakan informasi
dengan diet
yang dibutuhkan
a. Mampu
2. Makan
memutuskan
makanan
untuk mengatur
yang sesuai
pola makan
dengan diet
rendah garam
yang
dan rendah
dianjurkan
lemak
3. Menghindar
i makanan
dan
minuman
yang tidak
sesuai
dengan diet
4. Merencana
kan
makanan
yang sesuai
dengan diet
yang
dianjurkan
3. Makanan diperbolehkan
a. Merawat
anggota yang harus 3. Membantu pasien dan
keluarganya dihindari keluarga dalam
terkait dengan pemilihan menu diet
4. Rencana
kepatuhan diet 4. Membuat catatan
menu
rendah garam tentang diet
berdasarkan
dan rendah 5. Melibatkan keluarga
diet yang
lemak dalam pengaturan
dianjurkan
menu diet
Keterangan : 1. No Knowledge
2. Limited Knowledge
3. Moderate Knowledge
4. Substansial Knowledge
5. Extensive Knowledge
Setelah dilakukan Psikomotor NOC : Health Seeking Behavior NIC : Health System
Guidance
tindakan No Indikator 1 2 3 4 5 1. Mendampingi pasien
keperawatan ke pelayanan
1 Melakuka
selama 3 minggu kesehatan
n tugas
klien dan keluarga 2. Menginstruksikan
kesehatan
mampu pasien untuk
2 Melakuka
mendukung berkonsultasi dengan
n skrining
anggota tenaga kesehatan
kesehatan
keluarganya untuk:
3 Asistensi
a. Memanfaatkan dari
fasilitas tenaga
kesehatan saat kesehatan
sakit 4 Menunjuk-
kan
inisiatif ke
layanan
kesehatan
5 Mencari
informasi
kesehatan
Ket : 1. Never demonstrated
2. Rarely Demonstrated
3. Sometimes Demonstratd
4. Often Demonstrated
5. Consistently Demonstrated
3.4 Implementasi
No. Dx Hari, Tanggal Implementasi TTD
1 Senin, 23-07- 1. Mengkaji pengetahuan keluarga tentang Annisa
2018 Hipertensi.
2. Membantu keluarga dalam klarifikasi tentang
Hipertensi.
- Menjelaskan apa itu Hipertensi.
- Menjelaskan penangan hipertensi
- Menjelaskan komplikasi hipertensi
3. Mengevaluasi pengetahuan keluarga dengan
memberikan pertanyaan post test.
4. Mengajarkan keluarga mengenali
kepercayaan yang tidak nyata dibandingkan
dengan realita imunisasi.
5. Mengajarkan keluarga mengidentifikasi
sistem kepercayaan yang mempengaruhi
kesehatan.
6. Mempersuasi keluarga untuk melakukan
penanganan hipertensi sesuai yang di
anjurkan
7. Mengajarkan pasien agar taat melakukan
penangan hipertensi
8. Menjelaskan keuntungan penangan
hipertensi yang benar
2 Sabtu, 28-07- 1. Menkaji pengetahuan keluarga tentang pola Annisa
2018 hidup sehat (aktivitas fisik) makanan sehat,
dan hipertensi
2. Memberitahu keluarga cara penanganan
hipertensi dengan rebusan daun salam
3. Menganjurkan keluarga untuk minum
rebusan daun salam >4 x dalam seminggu
4. Mengkaji pengetahuan pasien dan keluarga
terkait diet
5. Mengkaji anggapan pasien dan keluarga
terkait kultur yang mempengaruhi pemilihan
menu diet
10.Mengkaji adanya keterbatasan ekonomi
yang mempengaruhi pemilihan makanan
11. Menginstruksikan pasien tentang makanan
yang dilarang dan diperbolehkan
12. Membantu pasien dan keluarga dalam
pemilihan menu diet
13. Membuat catatan tentang diet
14. Melibatkan keluarga dalam pengaturan
menu diet
1 Rabu, 25-07- 1. Mengevaluasi kembali penyuluhan hipertensi Anisa
2018 yang telah diberikan
2. Meminta keluarga mengulang penangan,
komplikasi hipertensi
3. Meminta keluarga mendatangi fasilitas
kesehatan jika ada keluhan.
4. Beritahu kalien tentang cara mengontrol
hipertensi dengan obat
5. Mengkaji dukungann keluarga terkait minum
obat klien
6. Mengajarkan pasien dan/ atau anggota
keluarga tentang metode pemberian obat
yang sesuai
2. Senin, 30-07- 1. Mengkaji tentang penanganan hipertensi Anisa
2018 yang dilakukan keluarga
2. Mencatat dan memonitor perubahan tekanan
darah
3. Menginstruksikan pasien untuk berkonsultasi
dengan tenaga kesehatan
3.5 Evaluasi
3.5.1 Evaluasi Formatif
No. Hari, Tanggal Kegiatan Evaluasi
Dx
1 Pendidikan S:
kesehatan tentang a. Keluarga mengatakan mengerti mengenai hipertensi
Hipertensi b. Keluarga mengatakan mengerti mengenai komplikasi serta penanganan hipertensi
O:
a. Keluarga kooperatif dalam diskusi.
b. Keluarga mendengarkan penjelasan dengan baik.
c. Hasil pre test pada keluarga binaan mengenai hipertensi didapatkan nilai 40
d. Hasil pre test pada keluarga binaan mengenai hipertensi didapatkan nilai 80
A:
Masalah TUK 1 teratasi
P:
Hentikan intervensi
1 Mengkaji keputusan S :
keluarga untuk a. Keluarga mengatakan akan mengontrol tensi ke posyandu lansia
mengontrol b. Keluarga mengatakan posyandu jarang ada
Hipertensi O:
kepelayanan a. Keluarga kooperatif dalam diskusi.
kesehatan A:
Masalah TUK 2 telah teratasi
P:
Lanjutkan monitoring dan evaluasi dengan memberikan pendidikan kesehatan kembali
1 Keluarga mampu S :
menangani a. Keluarga mengatakan akan melakukan penanganan hipertensi yang telah
hipertensi disarankan
O:
a. Keluarga tampak antusias saat dilatih
A:
Masalah TUK 3 teratasi
P:
Lanjutkan monitoring dan evaluasi oleh pihak puskesmas
1 Melaksanakan diet S :
dengan teratur dan a. Keluarga mengatakan akan melakukan penanganan hipertensi yang telah
minum obat sesuai disarankan
dosis b. Keluarga mengatakan akan berhenti minum jamu instan ditoko dan kepelayanan
kesehatan untuk di periksa dan diberikan obat
c. keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet hipertensi
O:
a. Keluarga kooperatif dalam diskusi.
b. Keluarga mendengarkan penjelasan dengan baik.
A:
Masalah TUK 4 teratasi
P:
Lanjutkan intervensi pengetahuan obat pihak puskesmas
1 Memanfaatkan S:
fasilitas kesehatan a. Keluarga mengatakan akan ke fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan
jika terdapat kesehatan
keluhan hipertensi b. Keluarga mengatakan tidak akan meminum jamu yang dibeli di toko
O:
a. Keluarga kooperatif selama diskusi.
b. Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 5 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Pendidikan S:
kesehatan a. Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi
mengetahui tentang c. Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi
bahaya makan O :
tinggi garam dan Keluarga kooperatif selama diskusi.
lemak Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 1 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Mengatur pola S :
makan rendah Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi
garam dan rendah Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi
lemak O:
Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 2 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Merawat anggota S :
keluarganya terkait Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi
dengan kepatuhan Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi
diet O:
Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 3 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Menggunakan S:
strategi koping yang Keluarga mengatakan akan mulai mengganti menu perlahan-lahan
efektif untuk Keluarga mengatakan mengerti mengenai diet makanan pasien hipertensi
mengurangi Keluarga mengatakan akan mulai memperhatikan diet pasien hipertensi
makanan asin dan O :
gorengan Keluarga kooperatif selama diskusi.
Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah TUK 4 teratasi
P:
Hentikan intervensi
2 Memanfaatkan S:
fasilitas kesehatan d. Keluarga mengatakan akan ke fasilitas kesehatan apabila terdapat keluhan
jika terdapat kesehatan
keluhan hipertensi e. Keluarga mengatakan tidak akan meminum jamu yang dibeli di toko
O:
c. Keluarga kooperatif selama diskusi.
d. Keluarga tampak mendengarkan penjelasan.
A:
Masalah teratasi
P:
Hentikan intervensi
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi, dan evaluasi, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin di keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari
keluarga mengenai masalah kesehatan yang dialami keluarga maupun masalah yang dihadapi oleh keluarga. Dapat disimpulkan tingkat
kemandirian keluarga adalah “TINGKAT KEMANDIRIAN III” adalah sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Diagnosa fokus pada beberapa hal yaitu kebiasaan merokok didalam rumah,
meminum jamu di toko jika sakit, pengetahuan rumah sehat, dan membuang sampah
dengan ditimbung dibelakang rumah. Hal-hal tersebut dievaluasi mulai dari kognitif, afektif
hingga psikomotor keluarga. Berdasarkan hasil evaluasi seluruh intervensi dengan
menggunakan pertanyaan lisan setelah pendidikan kesehatan masing-masing materi dan
melalui monitoring dan evaluasi yang dilakukan sebanyak dua kali, didapatkan rata-rata
capaian 80%. Hal ini menunjukan keluarga sudah mampu menerima materi dan
melakukannya dengan baik.
Pendidikan kesehatan tentang penanganan jika sakit diberikan pada keluarga lebih
difokuskan pada Bapak S dan Ny. E, karena Bapak S dan istrinya mempunyai kebiasaaan
meminum jamu yang dibuat sendiri dan tidak menjaga pola makan dan mengontrol
tekanan darah padahal menderita darah tinggi. Namun juga melibatkan Nyonya K sebagai
anak dalam di libatkan agar selalu mengingatkan supaya anggota keluarga tidak
sembarangan mengkonsumsi jamu dan mengkonsumsi makanan berlemak. Selain itu juga
diberikan pendidikan kesehatan mengenai rumah sehat dan cara membuang sampah yang
baik dan benar kepada keluarga Bapak Subai. Keluarga dapat menerima materi yang
disampaikan dengan baik. Pemberian pendidikan kesehatan tersebut sebagai upaya
dalam pencegahan penyakit menular pada keluarga Bapak S. Hal tersebut sesuai dengan
jurnal penelitian oleh Endang (2012) yang menyimpulkan pendidikan kesehatan dengan
kunjungan rumah perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dan
mencegah penyakit menular.
4.3 Hambatan
Hambatan yang terjadi berupa waktu yang tepat untuk dilakukannya pengkajian dan
intervensi. Mayoritas pekerjaan warga di RT 15 Desa Sumberbendo adalah petani,
sehingga hanya dapat ditemui di waktu-waktu tertentu. Disamping itu anggota keluarga
antara Bapak dan Nyonya bekerja bergantian waktu sehingga tidak dapat menemui
keluarga secara bersama-sama. Solusi yang dapat diberikan yaitu selalu melakukan
kontrak dan menyesuaikan dengan kesibukan keluarga.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi dari semua intervensi yang sudah diberikan pada
keluarga Pak Subai dapat disimpulkan sebagai berikut :
5.1.1 Terjadi peningkatan pengetahuan tentang Hipertensi, meliputi konsep
Hipertensi, penanganan dan komplikasi pada keluarga Pak S.
5.1.2 Terjadi perubahan perilaku mengurangi konsumsi jamu, dan mengunjungi
fasilitas kesehatan untuk mengontol hipertensi dan jika sakit pada keluarga
Pak S.
5.2 Saran
Pengontrolan kebiasaan memakan makanan tinggi lemak dan garam pada
penderita hipertensi sangatlah penting. Evaluasi dan monitoring masih perlu
dilakukan agar perilaku warga berubah menjadi kebiasaan. Promosi kesehatan pula
harus terus digalakkan agar warga menyadari betapa pentingnya imunisasi dan
perilaku kesehatan.
Dokumentasi
DAFTAR PUSTAKA
Anderson & McFarlane. 2001. Community As Partner Theory And Practice In Nursing.
Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins
Brunner 7 Suddarth. 1996. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol: 1, Edisi 8. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Clark. 1999. Nursing In The Community Dimensions of Community Health Nursing.
Stamford: Appleton & Lange
Clemen-Stone, S., McGuire, S.L., & Eigsti, D.G. (2012). Comprehensive community health
nursing: family, aggregate, & community practice (6rd ed). St. Louis: Mosby, Inc.
Ervin, NF. (2012). Advanced community health nursing : Concept and practice. 5 th ed.
Philadelphia : Lippincot.
Efendi, F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori Dan Praktek Dalam
Keperawatan. Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika
Nies & McEwen. (2001). Community health nursing ; promoting the health of populations.
Philadhelpia Sounder.
Sumijatun. 2006. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC