You are on page 1of 32

LAPORAN DIAGNOSIS HOLISTIK

PENGARUH ASPEK RISIKO EKSTERNAL TERHADAP


PASIEN ANAK DENGAN ISPA (INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA
DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN

Disusun Oleh :
AULIA SHABRINA SYUKHARIAL
1102012034

Pembimbing :
dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2019
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH ASPEK RISIKO
EKSTERNAL TERHADAP PASIEN ANAK DENGAN ISPA (INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN AKUT DITINJAU MELALUI PENDEKATAN
KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN”
ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipublikasikan dalam rangka memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.

Jakarta, Mei 2019


Pembimbing

dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK


KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.


Alhamdulillahirabbil’aalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan
atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada
penulis sehingga Laporan hasil studi kasus pasien dengan judul “PENGARUH
ASPEK RISIKO EKSTERNAL TERHADAP PASIEN ANAK DENGAN
ISPA (INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT DITINJAU MELALUI
PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN SENEN” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI periode Mei
2019. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai salah satu
sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan
Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan pendekatan secara holistik.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing,
staf pengajar, serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu,
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Yusnita, M.Kes, DipIDK, selaku dosen pembimbing dan koordinator
Kepanitraan Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI.
2. dr. Erlina Wijayanti, MPH, DipIDK, selaku Kepala Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
3. Rifqatussa’adah, SKM, M.Kes, selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
4. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, selaku staf pengajar Kepanitraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Aisyah selaku perseptor lapangan Puskesmas Kecamatan Senen.
6. Seluruh staf dan tenaga kesehatan Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta
Pusat yang telah memberikan bimbingan dan data kepada penulis untuk
kelancaran penulisan laporan.
7. Seluruh rekan sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Kesadaran bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga laporan ini dapat
memberi manfaat bagi semua pihak.

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi Wabarakaatuh.

Jakarta, Mei 2019

Penulis
BAB I
IDENTITAS PASIEN
I. Berkas Pasien

A. Identitas Pasien

Nama : An. A
Usia : 5 tahun
Gender : Perempuan
Agama : Islam.
Alamat : Jalan Keramat Kwitang No. 11, RT 09 RW 08, Jakarta Pusat
Suku bangsa : Betawi
Tanggal berobat : 16 April 2019
Tempat berobat : Puskesmas Kecamatan Senen, Jakarta Pusat
Tanggal periksa : 16 April 2019
Pembayaran : BPJS
Alergi Obat : Tidak ada

B. Anamnesis
Dilakukan secara Alloanamnesa pada Senin tanggal 16 April 2019 pukul 10.30 WIB
di Poli MTBS dan Anak Puskesmas Kecamatan Senen.

1. Keluhan Utama
Demam
2. Keluhan Tambahan
Batuk, Pilek
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien seorang perempuan berumur 5 tahun datang ke puskesmas kecamatan
Senen Poliklinik MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) dan Anak diantar oleh
orangtuanya dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu. Keluhan demam
dirasakan tinggi pada saat malam hari. Pasien juga mengalami batuk berdahak dan
pilek sejak 3 hari yang lalu. Keluhan batuk berdahak berwarna kekuningan
sedangkan sekret dari hidung berwarna bening.

Keluhan nyeri telinga, nyeri menelan, mual, muntah, dan sesak disangkal.
Riwayat batuk lama disangkal. Riwayat panas badan yang hilang timbul dalam
waktu yang lama disangkal. Menurut Ibu pasien sering mengkonsumsi eskrim dan
permen serta jajan jajanan seperti ciki atau makanan ringan lainnya. Saat pasien
demam, ibu pasien merasa khawatir karena tak kunjung sembuh. Saat ini, dalam
keluarga pasien juga terdapat yang sakit sama seperti pasien yaitu adik kandungnya.
Menurut Ibu pasien yang terlebih dahulu sakit adalah adik kandung pasien kemudian
menularkan ke pasien An. A. Ibu pasien hanya memberikan obat penurun panas pada
pasien dan adiknya saat timbul demam dan tidak ada perbaikan.

Saat datang ke puskesmas ibu pasien berharap agar setelah diobati pasien
dapat cepat sembuh dan tidak menularkan ataupun tertular dari keluarga lainnya.
Menurut ibu pasien, penyakitnya adalah sebuah cobaan yang datangnya dari Tuhan
dan merupakan penyakit yang sangat menular, namun masih dapat diobati dan harus
diusahakan kesembuhannya.

4. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat sakit yang sama sebelumnya (+) sekitar 3 bulan yang lalu dan pasien
dibawa berobat ke puskesmas. Riwayat pengobatan TB disangkal. Riwayat asma dan
alergi obat disangkal.

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Ibu pasien mengatakan dikeluarga ada yang mengalami keluhan yang sama seperti
dirasakan pasien, yaitu adik kandung pasien. Riwayat penyakit TB pada anggota
keluarga disangkal. Riwayat alergi disangkal. Riwayat hipertensi dan DM disangkal.

6. Riwayat Pengobatan

Pasien telah diberikan obat penurunan panas selama 2 hari.

7. Riwayat Kehamilan

Selama kehamilan, ibu pasien rutin kontrol kehamilan ke Puskesmas Kecamatan


Senen. Penyakit pada saat kehamilan disangkal oleh ibu pasien.

8. Riwayat Persalinan

Pasien adalah anak pertama dari pasangan Tn.S dan Ny.M. Pasien lahir normal
spontan ditolong bidan di puskesmas Kecamatan Senen, dikandung cukup bulan,
dan lahir langsung menangis. Pasien lahir dengan berat badan 2700 gram.
9. Riwayat Imunisasi

Ibu pasien mengatakan pemberian imunisasi lengkap di puskesmas Kecamatan


Senen.

NO Vaksin Usia
1 BCG 1 bulan
2 Hepatitis B 1 bulan 2 bulan 6 bulan
3 Polio 1 bulan 2 bulan 3 bulan 4 bulan
4 DPT 2 bulan 3 bulan 4 bulan
5 Campak 9 bulan

10. Riwayat Sosial Ekonomi


Keluarga pasien tinggal bersama dengan anggota keluarga 4 orang. An. A
adalah anak ke-1 dari 2 bersaudara dengan ayah (Tn.S) yang memiliki pekerjaan
sebagai wiraswasta dan ibu (Ny.M) sebagai Ibu rumah tangga. An. A saat ini belum
bersekolah. Adik laki-lakinya An.B saat ini berusia 1 tahun. Pendapatan Tn. S
perbulan sebesar Rp 3.500.000 menurut Tn.S pendapatan tersebut tidak mencukupi
kebutuhan sehari-hari terkadang dapat bantuan dari saudaranya untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan di rumah sakit.

11. Riwayat Kebiasaan


Pasien memiliki kebiasaan bermain di dalam rumah bersama adiknya, dan
kaka sepupunya yang tinggal disebelah rumahnya. Pasien jarang bermain keluar
rumah dan melakukan aktivitas fisik. Keluarga pasien memiliki kebiasaan makan tiga
kali sehari dan orangtua pasien biasanya memasak makanan sendiri. Pasien belum
dapat melakukan perawatan diri sendiri seperti mandi, tetapi pasien terkadang dapat
menggunakan baju dan mengganti baju sendiri tanpa bantuan ibu, pada saat makan
pasien juga terkadang dapat makan sendiri tanpa disuapi oleh ibu. Pada keluarga
pasien terbiasa mencuci tangan sebelum makan, selain itu terdapat kebiasaan
merokok didalam rumah di lakukan oleh ayahnya, kakeknya, dan paman pasien.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Tampak sakit sedang
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign :
- Nadi : 100x / menit
- Pernapasan : 24x / menit,
- Suhu : 38oC
- Berat Badan : kg
4. Status Gizi
a) Berat badan: 12 Kg
b) Panjang badan : 108 cm
BB/U : -2< SD < 0 ( Gizi Normal)
TB/U : -2 < SD < 0 ( Tinggi badan normal )
BB/PB : -3 < SD < -2 ( Kurus )
Kesan : Gizi Baik
5. Status Generalis

 Kepala :
- Bentuk : Normocephal
- Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : Tidak cekung

Oculi Dextra Oculi Sinistra


Palpebra superior Edema (-), Hematom (-), Entropion Edema (-), Hematom (-), Entropion
(-), Trikiasis (-) (-), Trikiasis (-)

Konjungtiva tarsal Anemis (-), Papil (-) Anemis (-), Papil (-)
Sklera Ikterik (-) Ikterik (-)
Pupil Bulat, Isokor, Miosis, refleks Bulat, Isokor, Miosis, refleks
cahaya langsung (+), refleks cahaya langsung (+), refleks
cahaya tak langsung (+) cahaya tak langsung (+)

 Telinga :

Auricula Dextra Auricula Sinistra


Inspeksi Bentuk baik, tanda-tanda Bentuk baik, tanda-tanda
radang (-), serumen (+) radang (-), serumen (+)
Palpasi Nyeri tekan tragus (-), Nyeri tekan tragus (-),
benjolan (-) benjolan (-)

 Hidung :

Dextra Sinistra
Inspeksi Bentuk normal, mukosa Bentuk normal, mukosa
hiperemis (+), konka hipertrofi hiperemis (+), konka hipertrofi
(+), sekret (+), massa (-), (+), sekret (+), massa (-),
pernafasan cuping hidung (-) pernafasan cuping hidung (-)

Palpasi Nyeri tekan (-), krepitasi (-) Nyeri tekan (-), krepitasi (-)

 Mulut : perioral cyanosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah

tidak kering, faring hiperemis (-), tonsil T1-T1

 Leher : KGB tidak tampak dan tidak teraba membesar, trachea tidak

deviasi, pembesaran kelenjar tiroid (-)

 Thoraks

a. Cor

Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS IV linea midclavicula sinistra

Perkusi : Batas jantung normal

Auskultasi : BJ I-II regular, gallop (-), murmur (-)

b. Pulmo

Inspeksi : Kedua hemithoraks simetris saat statis dan dinamis

Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris saat statis dan dinamis

Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru, peranjakan paru (+)

Auskultasi : Vesikuler diseluruh lapangan paru, rhonki (-/-), wheezing


(-/-)
 Abdomen

- Inspeksi : Abdomen datar, simetris, sikatrik (-)


- Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-) Hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : Bising usus (+) meningkat Ekstremitas

 Ekstremitas : Akral hangat, tidak terdapat edema pada keempat


ekstremitas, tidak terdapat deformitas maupun sianosis.

D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

E. Pola Makan (Food Recall)


Food Recall (selama 3 hari)

Pagi, 16 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Bubur Nasi 72 kkal 16 gr 1,3 gr

Susu 122 kkal 12 gr 8 gr 5 gr


Telur rebus 77 kkal 7 gr 5 gr

Air mineral

Jumlah 271 kkal

Siang, 16 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

ayam goreng 150 kkal 7 gr 13 gr

Tumis jagung 132 kkal 30 gr 5 gr 2 gr


Air mineral

Jumlah 457 kkal

Malam, 16 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Telur dadar 93 kkal 1 gr 6 gr 7 gr


Malam, 16 April 2019
Bayam 25 kkal 5 gr 1 gr

Susu 122 kkal 12 gr 8 gr 5 gr

Jumlah 415 kkal

Pagi, 17 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Telur rebus 77 kkal 7 gr 5 gr

Susu 122 kkal 12 gr 8 gr 5 gr


Air mineral

Jumlah 374 kkal

Siang, 17 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Tempe mendoan 149 kkal 13 gr 18 gr 4 gr


Sayur Sop Ayam 75 kkal 8 gr 4 gr 3 gr
Air mineral

Jumlah 399 kkal

Malam, 17 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Tempe Mendoan 149 kkal 13 gr 18 gr 4 gr


Susu 150 kkal 21 gr 6 gr

Air mineral

Jumlah 474 kkal

Pagi, 18 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak
Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr
Nugget Ayam 48 kkal 3 gr 3 gr 3 gr
Susu 150 kkal 21 gr 6 gr

Air mineral

Jumlah 373 kkal

Siang, 18 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Sosis Ayam 49 kkal 5 gr 3 gr

Tumis Kangkung 98 kkal 4 gr 2 gr 8 gr


Air mineral

Jumlah 322 kkal

Malam, 18 April 2019


Menu Kalori Karbohidrat Protein Lemak

Nasi 1 porsi 175 kkal 40 gr 4 gr

Tumis Kangkung 98 kkal 4 gr 2 gr 8 gr


Susu 150 kkal 21 gr 6 gr

Jumlah 423 kkal

Interpretasi terhadap food recall pasien An.A :?

Dari table diatas, dapat disimpulkan bahwa An.A mendapat total kalori perhari :

Tanggal 16 April 2019 : 1143 kkal

Tanggal 17 April 2019 : 1247 kkal

Tanggal 18 April 2019 : 1118 kkal

Rata-rata asupan pasien selama 3 hari, adalah 1169,3 kkal.

Keterangan : Rata-rata asupan kalori yang dikonsumsi adalah 1169,3 kkal, dengan
rata-rata asupan karbohidrat 151 gr, protein 68 gr, dan lemak 88,6 gr.

Kebutuhan energi dan zat gizi total perhari menurut WidyaKarya Pangan dan Gizi
(WKPG) :
Kebutuhan energi usia 4-5 tahun = 90 kalori/kgBB/hari

Kebutuhan protein : 10% dari total kebutuhan energi harian

= (10% x total energi harian) : 4.

Kebutuhan Lemak : 20% dari total kebutuhan energi harian

= (20% x total energi harian) : 9.

Kebutuhan Karbohidrat : 70% dari total kebutuhan energi harian

= (70% x total energi harian) : 4

Kebutuhan energi pasien = 90 kalori x 12 kg = 1,080 kalori/hari

Kebutuhan protein = (10% x 1,080 kalori) : 4 = 27 gr

Kebutuhan Lemak = (20% x 1,080 kalori) : 9 = 24 gr

Kebutuhan karbohidrat = (70% x 1,080 kalori) : 4 = 189 gr

Interpretasi terhadap food recall pasien :

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa menu makan pasien sesuai
dengan jumlah energi/kalori yang dibutuhkan setiap harinya. Namun kebutuhan
karbohidrat dan kebutuhan protein masih terhitung kurang sedangkan kebutuhan
lemak yang berlebih. Dapat disimpulkan bahwa asupan makanan pasien masih
belum memenuhi kebutuhan pasien yang seharusnya.
I. II. Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Usia : 45 tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. M
Usia : 35 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga

Bentuk keluarga ini adalah Nuclear Family. Keluarga inti


(Nuclear Family) terdiri dari Tn. S (45) menikah dengan Ny. M (35) dan
memiliki 3 orang anak, yaitu An.A (5) dan An.B (1)

Tabel 1. Anggota Keluarga yang tinggal serumah


No Nama Kedudukan dalam Jenis Kelamin Umur (thn) Pendidikan Pekerjaan
keluarga
1 Tn. S Kepala keluarga Laki-laki 45 SMA Wiraswasta
2 Ny. M Isteri Perempuan 27 SMA IRT
3 An.A Anak Perempuan 5 - -
4 An.B Anak Laki-laki 1 - -

2. Genogram
2.1. Bentuk keluarga :
Keluarga terdiri atas 1 generasi. Bentuk keluarga ini adalah nuclear family dengan
keluarga terdiri atas sebagai kepala keluarga Tn S (45) dan Ny. M (35) sebagai istri, sudah
menikah sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Pasangan ini memiliki 2 orang anak yaitu
anak pertama seorang perempuan (An.A) berusia 5 tahun, anak kedua laki-laki (An.B)
berusia 1 tahun.

2.2. Tahapan siklus keluarga :


Menurut tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga dikutip dari
Duvall (1985) dan Miller (1998), keluarga Tn.S berada pada tahapan
siklus keluarga yang ke III, yaitu keluarga anak usia pra-sekolah.
2.3 Family Map

Tn.S Ny. M

An.A An.B

Gambar 1. Genogram keluarga Tn.S


Keterangan :

 Laki-laki :

 Perempuan :

 Pasien :

 Meninggal :

 Menikah :

 Keturunan :
3. Penilaian status sosial dan kesejahteraan hidup
a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Penilaian Rumah Sehat


KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH
31

1 Langit-langit a. Tidak ada 0


b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2

2 Dinding a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman bambu/ilalang) 1


b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang
diplester) 3 3
papan kedap air.

3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2

4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0


b. Ada 1 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1

6 Ventilasi a. Tidak ada 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai 1 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2

7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0


b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai
dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.

a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk


8 Pencahayaan membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk membaca 1 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk 2
membaca dengan normal.
II SARANA SANITASI 25

1 Sarana Air Bersih a. Tidak ada 0


b. Ada, bukan milik sendiri dan tidak memenuhi syarat
(SGL/SPT/PP/KU/PAH). kesh. 1
c. Ada, milik sendiri dan tidak memenuhi syarat kesh. 2
e. Ada, milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 3 3
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat kesh. 4

2 Jamban (saran pembua- a. Tidak ada. 0


b. Ada, bukan leher angsa, tidak ada tutup, disalurkan
ngan kotoran). ke 1
sungai / kolam
c. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, disalurkan ke
sungai 2
atau kolam
d. Ada, bukan leher angsa, ada tutup, septic tank 3
e. Ada, leher angsa, septic tank. 4 4
a. Tidak ada, sehingga tergenang tidak teratur di
3 Sarana Pembuangan halaman 0
Air Limbah (SPAL) b. Ada, diresapkan tetapi mencemari sumber air (jarak 1
sumber air (jarak dengan sumber air < 10m).
c. Ada, dialirkan ke selokan terbuka 2 2
d. Ada, diresapkan dan tidak mencemari sumber air
(jarak 3
dengan sumber air > 10m).
e. Ada, dialirkan ke selokan tertutup (saluran kota)
untuk 4
diolah lebih lanjut.

4 Saran Pembuangan a. Tidak ada 0


Sampah/Tempat Sampah b. Ada, tetapi tidak kedap air dan tidak ada tutup 1
c. Ada, kedap air dan tidak bertutup 2 2

d. Ada, kedap air dan bertutup. 3


PERILAKU
III 44
PENGHUNI

1 Membuka Jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0


Kamar Tidur b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

2 Membuka jendela a. Tidak pernah dibuka 0 0


Ruang Keluarga b. Kadang-kadang 1
c. Setiap hari dibuka 2

3 Mebersihkan rumah a. Tidak pernah 0


dan halaman b. Kadang-kadang 1 1
c. Setiap hari 2

4 Membuang tinja bayi a. Dibuang ke sungai/kebun/kolam sembarangan 0


dan balita ke jamban b. Kadang-kadang ke jamban 1
c. Setiap hari dibuang ke jamban 2 2

5 Membuang sampah a. Dibuang ke sungai / kebun / kolam sembarangan 0


pada tempat sampah b. Kadang-kadang dibuang ke tempat sampah 1
c. Setiap hari dibuang ke tempat sampah. 2 2
TOTAL HASIL PENILAIAN PERILAKU 5 220

TOTAL HASIL PENILAIAN 81

Pedoman Penilaian Rumah Sehat Keterangan :


Hasil Penilaian : Nilai x Bobot

I. Komponen Rumah = 9 x 31 = 279

II. Sarana Sanitasi = 11 x 25 = 275

III. Perilaku penghuni = 5 x 44 = 220

Total = 774

Kriteria

1. Rumah Sehat : 1068 – 1200

Rumah Tidak Sehat : < 1068

Dari tabel penilaian rumah sehat didapatkan hasil dari penilaian


berjumlah 774 dimana jumlah tersebut kurang dari kriteria rumah
sehat yaitu antara 1068-1200 sehingga rumah Tn. S tidak termasuk
dalam kriteria rumah sehat.

b. Kepemilikan barang-barang berharga?


- Satu unit televisi
- Tiga unit kipas angin
- Satu unit kompor gas (tabung gas 3kg)
- Satu unit lemari es dua pintu
- Satu unit rice cooker
- Satu unit blender
- Satu unit dispenser
- 2 unit motor

20 m

12 m

Gambar 2. Denah rumah Tn.S

4. Penilaian perilaku kesehatan keluarga

a. Perilaku terhadap sakit dan penyakit

Jika ada anggota keluarga yang sakit, maka keluarga Tn. S lebih sering
membeli obat di apotek atau di Warung terdekat terlebih dahulu. Keluarga Tn.S
baru pergi ke pelayanan kesehatan jika penyakitnya tidak sembuh dengan obat
tersebut atau bertambah berat. Keluarga Tn.S mengetahui penyakit diderita
pasien menular lewat udara namun saat keluarga Tn.S menderita batuk, keluarga
tidak menggunakan masker atau menutup mulut saat batuk. Dan keluarga Tn. S
juga masih merokok didalam rumah walaupun ada anak yang sedang sakit.

b. Perilaku terhadap pelayanan kesehatan

Kelurga Tn.S belum memiliki jaminan kesehatan Badan Penyelenggara


Jaminan Sosial (BPJS).
c. Perilaku terhadap makanan

Keluarga Tn.S memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan
makanan yang dimasak sendiri oleh istri Tn.S yaitu Ny.M. Makanan yang
dimasak dalam sehari terdiri dari lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-
sayuran tumis, dan daging ayam. Keluarga Tn.S jarang memakan daging sapi dan
ikan serta buah-buahan. Ny.M tidak setiap hari memasak makanan lengkap
terkadang hanya memasak mie instan dan makanan beku seperti sosis dan
nugget. Keluarga Tn.S tidak mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang.
Kelurga Tn.S masih belum membatasi konsumsi manis, asin, dan berlemak,
Ny.M mengatakan saat memasak hanya dikira-kira saja kandungan gula, garam
sampai masakan terasa enak. Keluarga Tn.S membiasakan sarapan sebelum
berangkat sekolah dan berkerja sekitar pukul 6.30 WIB. Keluarga Tn.S juga
membiasakan anak - anaknya untuk meminum susu seetiap hari. Keluarga Tn.S
minum air putih lebih dari 8 gelas perhari. Anak - anak dikeluarga Tn. S sering
memakan es krim dan permen. Keluarga Tn. S memiliki kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan, dan keluarga Tn.S jarang melakukan
aktivitas fisik.

d. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan

Keluarga Tn.S membersihkan rumah dua kali sehari. Keluarga Tn.S tinggal
di rumah sendiri yang berada di lingkungan padat penduduk. Keluarga Tn. S
masih mempunyai kebiasaan merokok di dalam rumah. Rumah tersebut
mempunyai ventilasi udara yang belum dioptimalkan dengan baik, dan jendela
yang kurang sehingga udara maupun cahaya tidak dapat masuk ke dalam rumah.
Di dalam rumah tersebut banyak barang-barang bekas yang belum tertata rapih.
5. Sarana pelayanan kesehatan
Tabel 5. Pelayanan kesehatan

No. Faktor Keterangan Kesimpulan


1. Cara mencapai Naik motor Letak puskesmas
pusat pelayanan kecamatan Senen agak
kesehatan jauh dari rumah pasien

2. Tarif Pelayanan Terjangkau Untuk biaya pengobatan


kesehatan diakui cukup terjangkau
dan sangat terbantu dengan
adanya fasilitas BPJS.

3. Kualitas Memuaskan Pelayanan Puskesmas


Pelayanan dirasakan keluarga pasien
Kesehatan memuaskan

6. Pola konsumsi makanan keluarga


1. Kebiasaan makan

Keluarga Tn.S memiliki kebiasaan makan tiga kali sehari dan makan
makanan yang dimasak sendiri oleh istri Tn.S yaitu Ny.M. Makanan yang
dimasak dalam sehari terdiri dari lauk pauk (tempe, tahu, dan telur), sayur-
sayuran tumis, dan daging ayam. Keluarga Tn.S jarang memakan daging sapi dan
ikan serta buah-buahan. Ny. M tidak setiap hari memasak makanan lengkap
terkadang hanya memasak mie instan dan makanan beku seperti sosis dan
nugget. Keluarga Tn.S tidak mengerti yang dimaksud dengan pola gizi seimbang.
Kelurga Tn.S masih belum membatasi konsumsi manis, asin, dan berlemak,
Ny.M mengatakan saat memasak hanya dikira-kira saja kandungan gula, garam
sampai masakan terasa enak. Keluarga TnS membiasakan sarapan sebelum
berangkat sekolah dan berkerja sekitar pukul 6.30 WIB. Keluarga Tn.S juga
membiasakan anak - anaknya untuk meminum susu seetiap hari. Keluarga Tn.S
minum air putih lebih dari 8 gelas perhari. Anak - anak dikeluarga Tn. S sering
memakan es krim dan permen. Keluarga Tn. S memiliki kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun sebelum makan, dan keluarga Tn.S jarang melakukan
aktivitas fisik.

Pasien kurang suka memakan sayuran dan buah-buahan dan sering memakan
mie instan, permen dan es krim. Keluarga Tn.S jarang mengkonsumsi daging
sapi, ikan dan buah-buahan. Keluarga Tn. S sering memakan makanan instan
seperti mie instan dan makanan beku. Keluarga Tn.S kurang mengerti dalam
pengaturan pola makan dan menu makanan yang tepat.

2. Menerapkan pola gizi seimbang

Gizi seimbang adalah Susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi
dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan
memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup
bersih dan mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.
Secara umum menu makanan yang seimbang dengan komposisi energi dari
karbohidrat 50% - 65%, protein 10% - 20%, dan lemak 20% - 30%.

1. Nilai/Kepercayaan yang Dianut Keluarga terkait Kesehatan


Kedua orang tua pasien masih jarang mengajarkan tentang agama Islam
tetapi sudah mulai mencontohkan kegiatan islami bagi pasien seperti sholat, berdoa,
mengaji, dll.

2. Pola dukungan keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Kerukunan terjalin baik antar anggota keluarga. Orang tua pasien mempunyai
harapan dan keinginan agar anaknya sembuh dengan menemani anaknya berobat
ke puskesmas. Orang tua pasien tahu dan peduli terhadap kesehatan pasien
sehingga pasien dapat mendapatkan pengobatan. Terdapatnya kendaraan pribadi
yang dapat mempermudah akses berobat ke puskesmas sehingga lebih
menghemat tenaga dan waktu. Biaya pelayanan kesehatan pasien masih
bersumber dari penghasilan bulanan Tn. S,. Menurut orang tua pasien pelayanan
di puskesmas sudah cukup memuaskan dan biaya pengobatan juga terjangkau.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Dalam keluarga ini hubungan antara orang tua dan anak cukup baik. Namun
dikarenakan lingkungan dirumah juga sedang menderita sakit yang sama dengan
pasien membuat penyakit pasien tidak mengalami perbaikan. Pasien juga kurang
suka makan sayuran dan buah-buahan yang cukup dan ditambah dengan orang
tua yang tidak membiasakan pasien makan buah-buahan dan sayuran. Serta
orang tua belum membatasi pasien dalam mengkonsumsi eskrim dan permen.
Pasien juga terkadang masih terpapar oleh asap rokok bila ada anggota keluarga
yang merokok di dalam rumah.

Fungsi keluarga

a. Fungsi biologis

Keluarga mampu meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya dengan


mempunyai dua orang anak, yaitu An.A berusia 5 tahun, An.B berusia 1 tahun.
Keluarga tidak ada yang memiliki kecacatan ataupun penyakit menular. Ny. M
dan suaminya Tn. S memelihara dan membesarkan anak-anaknya dengan baik,
serta merawat dan menjaga kesehatan seluruh anggota keluarganya. Keluarga
Tn.S merasa cukup memenuhi kebutuhan makanan sehari-hari namun tidak
sesuai dengan pola gizi seimbang yaitu kurang makan sayuran dan cukup buah-
buahan, dan belum membatasi makanan yang dingin dan manis untuk anak-anak,
serta masih sering memberikan makanan instan untuk anak-anak dan kurang
melakukan aktivitas fisik yang cukup.

b. Fungsi pendidikan

Keluarga Tn.S sudah mempersiapkan tabungan untuk menyekolahkan


anaknya. Keluarga Tn.S menyadari akan pentingnya mengejar pendidikan
setinggi mungkin.

c. Fungsi psikologis

Pasien adalah seorang anak dengan keluarga pasien yang masih


memperhatikan kondisi penyakit pasien, memperhatikan pola makan pasien dan
kegiatan sehari - hari pasien. Komunikasi di antara keluarga juga baik, dan antar
keluarga juga saling memberi dukungan terhadap penyakit yang diderita
keluarga. Selain itu keluarga ini masih memiliki kesadaran yang baik akan
pentingnya kesehatan. Tn.S dan Ny.M telah memberikan rasa aman, nyaman,
perhatian, memberikan identitas terhadap anggota keluarga.

d. Fungsi Sosial

Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga Tn.S dan Ny.M, banyak


berinteraksi dengan tetangga sekitar rumahnya. Anak - anak di keluarga Tn. S
juga terkadang ikut bermain dengan anak-anak disekitar rumahnya. Turut serta
dalam kegiatan yang ada di RT maupun RW seperti acara penyuluhan yang
diadakan. Keluarga ini menerapkan nilai – nilai dan norma sosial budaya yang
ada di lingkungan tempat tinggal pasien sudah dilakukan dengan cukup baik.

e. Fungsi ekonomi

Sumber penghasilan utama pada keluarga inti adalah dari ayah pasien, namun
dikarenakan dalam satu rumah terdapat banyak anggota keluarga, dan tidak
hanya ayah pasien yang mencari penghasilan tetapi kakek, dan 2 paman pasien
bekerja sebagai wiraswasta. Sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga, seperti kebutuhan makanan, pakaian, dan tempat berlindung
(rumah), namun masih kesulitan untuk menabung karena pendapatan yang
didapat hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja. Untuk biaya
kesehatan pasien berasal dari sebagian pendapatan yang diperoleh ayah pasien,
dan terkadang dibantu juga oleh saudara pasien. Keluarga Tn.S masih belum
mempunyai BPJS. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga ini dilakukan
oleh Ny. M untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-harinya. Tn.S dan Ny.M
berusaha untuk menabung agar dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga
di masa yang akan datang seperti untuk pendidikan, dan BPJS untuk setiap
anggota keluarga.

6. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN YANG DIDAPAT DALAM KELUARGA


Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :

1. Lingkungan tempat tinggal yang padat penduduk, pasien dan keluarga yang tinggal
di rumah yang memiliki ventilasi dan pencahayaan yang kurang baik,

2. Perilaku anggota keluarga yang masih merokok didalam rumah.


3. Keluarga pasien yang juga menderita sakit yang sama seperti pasien.

4. Kurangnya perilaku pencegahan yang dilakukan keluarga Tn.S pada saat sakit batuk
ataupun bersin, yaitu tidak menggunakan masker dan tidak menutup mulut saat batuk
dan Bersin.

5. Kurangnya penghasilan sehingga kebutuhan sehari- hari kurang tercukupi

6. Anggota keluarga yang terlalu banyak dalam 1 rumah

7. Keluarga Tn. S yang belum mengerti tentang gizi seimbang dan pengaturan pola
makan yang tepat

8. Keluarga Tn.S yang masih memakan makanan instan seperti mie instan dan makanan
beku
BAB II
DIAGNOSIS HOLISTIK
A. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal : (alasan kedatangan, kekhawatiran, harapan, persepsi individu
mengenai penyakitnya)

- Alasan datang :

Pasien seorang anak perempuan, berusia 5 tahun datang dibawa orangtuanya ke


Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan demam disertai batuk dan pilek
selama 3 hari.

- Kekhawatiran :

Orang tua pasien khawatir demam yang diderita pasien ini akan semakin
memberat karena sudah diberikan obat penurun panas selama 2 hari namun tak
kunjung membaik, serta batuk dan pileknya juga makin memberat karena tidak
diberikan obat apapun oleh ibu pasien.

- Harapan :

Orang tua pasien berharap pasien segera membaik dan sembuh sempurna dari
penyakitnya.

- Persepsi penyakit :

 Orang tua pasien merasa sakit yang diderita pasien sudah berat, namun
orang tua pasien percaya apabila pasien teratur meminum obat maka
penyakit yang diderita pasien dapat disembuhkan.

 Pandangan orang tua pasien pada sisi agama, orang tua pasien percaya
apabila memohon kesembuhan kepada Allah SWT maka penyakit yang
diderita pasien dapat disembuhkan.

2. Aspek Klinis : (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

 Diagnosis kerja : Infeksi Saluran Pernafasan Akut

 Dasar diagnosis : Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

 Diagnosis banding : Rhinitis, Sinusitis, Faringitis


3. Aspek Resiko Internal : (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)

Faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien adalah :

 Pasien tidak suka makan sayur dan buah-buahan.

 Pasien jarang melakukan aktivitas fisik.

 Pasien mempunyai kebiasaan memakan es krim dan permen, serta memakan mie
instan hampir setiap hari.

4. Aspek Psikososial keluarga : (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang gizi seimbang dan pola makan sehat dan
bergizi.

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang etika batuk dan bersin

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yang diderita pasien.

 Kurangnya pengetahuan keluarga tentang bahaya merokok didalam rumah.

5. Aspek Fungsional : (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari)

Menurut International Classification Primary Care (ICPC), pasien mempunyai aspek


fungsional pasien mampu melakukan kegiatan sehari-hari seperti sebelum sakit. Dapat
disimpulkan derajat fungsional pasien menurut ICPC saat ini adalah derajat 1,
dikarenakan tidak ada keterbatasan pekerjaan apapun atau aktifitas harian seperti pasien
dapat mandiri dalam perawatan diri dan masih dapat bermain dengan adiknya dan kaka
sepupunya.

Identifikasi derajat fungsional pasien yaitu dampak aktivitas harian pasien saat
mengalami keluhan/gejala yang dikeluhkan (International Classification of Primary
Care). Dibagi menjadi lima:

1. No difficulty at all (sama sekali tidak mengurangi pekerjaan/aktivitas harian)

2. A little bit of difficulty (mulai mengurangi aktivitas berat, aktivitas ringan masih
mampu)
3. Some difficulty (mulai mengurangi aktivitas ringan, sebagian perawatan diri
sementara dibantu orang lain, kemungkinan perawatan di RS untuk sementara
waktu)

4. Much difficulty (aktivitas harian lebih banyak di rumah, tidak mampu bekerja di
luar rumah, perawatan diri sebagian sudah harus dibantu orang lain)

5. Could not do/permanent unfit (100% berbaring di tempat tidur, perawatan diri
seluruhnya harus dibantu orang lain)
B. Rencana Penatalaksanaan (sesuai dengan lima aspek diatas)

Tabel 6. Rencana penatalaksanaan

Sasara Hasil yang


Aspek Kegiatan Waktu Follow up
n diharapkan
Aspek 1. Melakukann anamnesis, Pasien Saat 1. Mengetahui 1. Pasien mengalami
Person pemeriksaan fisik dan dan pasien hasil dari perbaikan dan keluhan
al menegakkan diagnosis keluarg berobat anamnesis dan sudah berkurang
a pasien ke pemeriksaan
2. Menjelaskan kepada orang tua puskes fisik terhadap 2. Tidak ada kekhawatiran
pasien tentang penyakit ISPA mas pasien. yang dirasakan oleh
(Gejala, cara penularan dan dan saat orang tua pasien.
pencegahan) kunjun 2. Keluarga pasien
gan ke dapat 3. Pasien rutin atau teratur
3. Menjelaskan kepada orang tuan rumah mengetahui meminum obat yang
pasien tidak perlu khawatir pasien. tentang penyakit tekah diberikan.
karena penyakit ISPA ini dapat ISPA yang
sembuh dilihat dari diderita pasien.
penyebabnya.
3. Orang tua
4. Menjelaskan kepada orang tua pasien tidak
pasien bahwa berobat sangat khawatir
dianjurkan dalam agama, oleh berlebihan
karena itu pasien harus tentang penyakit
menjalani pengobatan untuk pasien.
mengatasi keluhan yang dialami.
4. Pasien rutin atau
teratur meminum
obat.
Aspek 1. Menjelaskan kepada orang tua Pasien Saat 1. Orang tua 1. Pasien mengalami
Klinik pasien tentang terapi yang dan pasien pasien mengerti perbaikan dan keluhan
diberikan. Orang berobat cara pemberian sudah berkurang
tua ke terapi yang telah
2. Memberikan obat : pasien puskes diberikan. 2. Pasien rutin atau teratur
- Amoxicilin syrup 125mg/5ml : mas meminum obat yang
3x10ml (3x2sendok teh) dan saat 2. Mengurangi tekah diberikan.
- Biovitan multivitamin syrup : kunjun keluhan yang
1x1 gan ke diderita oleh 3. Pasien sudah dibiasakan
- Coldrexin syrup : 3x7,5ml rumah pasien dan mencuci kedua tangan
(3x11/2 sendok teh) pasien. mencegah dengan sabun dan air
- Paracetamol syrup : 3x120 mg timbulnya mengalir sebelum makan
(3x1 sendok teh) komplikasi.
- Anjuran untuk makanan 4. Pasien minum susu
dengan gizi seimbang (buah, 3. Orang tua dapat setiap pagi namun
sayuran dan susu), tidak jajan menjaga pola sedikit-sedikit mau
sembarangan, dan menutup makan anak dan makan sayur dan buah
mulut apabila batuk, tidak anak tidak jajan terkadang.
memakan mie instan sembarangan,
menjaga 5. Pasien tidak melakukan
3. Menjelaskan kepada ibu pasien kebersihan dan aktivitas fisik.
dianjurkan untuk selalu menjaga melakukan 6. Pasien dibiasakan untuk
pola makan, tidak jajan aktivitas fisik. menutup mulut pada saat
sembarangan, menjaga batuk dan Bersin
kebersihan, dan beraktivitas fisik.
Aspek 1. Mengedukasi pasien untuk makan Pasien Pada 1. Orangtua mengubah 1. Pasien minum
resiko sayur, buah-buahan dan saat pola makan pasien susu setiap pagi
internal keluarg kunjung menjadi pola makan namun sedikit-
2. Menjelaskan kepada orangtua a pasien an ke gizi seimbang sedikit mau makan
pasien tentang dasar gizi rumah sayur dan buah
seimbang. setiap harinya.
2. Orangtua
mengetahui tentang
dasar gizi seimbang 2. Pasien masih
memakan
3. Menjelaskan kepada pasien dan makanan beku,
orang tua pasien untuk tidak 3. Pasien dan orangtua dan permen tetapi
memakan mie instan, makanan pasien tidak hanya sesekali
beku, eskrim dan permen secara memberikan mie 3. Pasien Sudah tidak
berlebihan instan, makanan diperbolehkan
beku, eskrim dan memakan mie
permen secara instan dan eskrim
berlebihan hanya
diperbolehkan
sebulan sekali

Aspek 1. Menjelaskan kepada orangtua Paisen Pada 1. Orangtua Pasien dan keluarga
Psikoso pasien tentang dasar gizi dan saat mengetahui tentang menutup mulut saat
sial seimbang. keluarg kunjung dasar gizi seimbang. batuk.
Keluarg a pasien an ke
a rumah Keluarga dan ayah
2. Menjelaskan kepada pasien dan 2. Pasien dan keluarga pasien tidak merokok
keluarga pasien bagaimana etika pasien mengerti di dalam rumah dan
batuk (menutup mulut saat batuk tentang etika batuk menjauhkan anak-
atau menggunakan penutup mulut dan menerapkan saat anak dari asap rokok.
atau masker). sedang menderita
3. Menjelaskan kepada pasien dan batuk.
keluarga pasien tentang bahaya 3. Keluarga pasien dan
merokok dan merokok di dalam orang tua pasien
rumah mengerti tentang
bahaya merokok dan
merokok di dalam
rumah

Aspek Menjelaskan kepada pasien dan Pasien Pada 1. Pasien dapat Pasien mengalami
fungsio keluarga pasien untuk meminum dan saat mempertahankan perbaikan dan
nal obat secara teratur dan dianjurkan keluarg kunjung skor fungsional keluhan sudah
untuk selalu menjaga pola makan, a pasien an ke berkurang
tidak jajan sembarangan, menjaga rumah
kebersihan, beraktivitas fisik, 1. Mencapai kondisi
menerapkan etika batuk dan kesehatan yang
menerapkan lingkungan rumah yang optimal
bebas asap rokok
C. Prognosis
1. Ad vitam : Ad bonam
2. Ad sanationam : Ad bonam
3. Ad functionam : Ad bonam
LAMPIRAN

You might also like