You are on page 1of 5

Tugas Pengganti UAS Psikologi dan Ilmu Komunikasi

Metode Analisis Transaksional dan Basic Style Communication

Dosen Pengampu : Aulia Iskandarsyah, M.Psi., M.Sc., Ph.D

Acep Hendra Punja Unggara


11615012

SEKOLAH FARMASI
FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
Metode Analisis Transaksional
Analisis transaksional merupakan suatu metode yang digunakan dalam peningkatan
cara komunikasi suatau individu. Keunikan metode analisis transaksional, menjadi dasar
peneliti untuk melihat seberapa jauh efektifitas pelatihan analisis transaksional terhadap
peningkatan kemampuan komunikasi. Pada metode analisis transaksional, suatu individu
digambarkan mempunyai tiga peran karakter untuk mengontrol ego masing-masing, yaitu
parent (orang tua), adult (dewasa) dan child (anak-anak). Dimana masing-masing karakter
tersebut saling berkorelasi satu sama lain, tergantung bagaimana suatu individu tersebut
menempatkan dirinya ketika berkomunikasi dengan orang lain.

Pada metode transaksional kali ini, saya sendiri lebih banyak berperan sebagai adult
(orang dewasa), ketika hendak berbicara atau melakukan komunikasi dengan berbagai
kalangan orang. Namun terkadang saya menempatkan diri saya sebagi parent jika lawan
bicara saya merupakan anak-anak yang jauh usianya di bawah saya. Memerankan orang
dewasa/adult bagi saya tidak merasa kesulitan atau kaku, karena pada dasarnya sejak saat
mulai SMP saya sudah masuk sekolah asrama yang notabene di didik untuk menjadi pribadi
yang lebih dewasa dan mandiri. Hasil pengembangan diri sejak dini tersebut secara perlahan
membentuk karakter diri saya untuk bersikap dan lebih dominan memerankan peranan
dewasa atau orang tua. Hal tersebut terbukti dengan saya sering menjadi tempat curhat
untuk teman-teman saya seputar permasalahan yang sedang mereka hadapi. Saya juga
merupakan orang yang sangat bisa dipercaya untuk menjaga setiap rahasia orang, maka dari
itu teman-teman terdekat saya cendrung lebih memilih saya sebagai tempat curahan hati
mereka. Menjadi sesesorang yang pintar memainkan karakter orang dewasa tidak
sepenuhnya sulit atau mungkin sebagian orang menilai bahwa karakter tersebut merupakan
karakter yang dominan kuat akan setiap masalah yang dihadapi. Tapi hal tersebut tidak
berlaku bagi saya, karena saya juga masih mempunyai titik lemah saat menghadapi masalah
dan cendrung membutuhkan saran dari orang-orang sekitar saya.
Meskipun demikian, saya juga merupakan orang yang sangat rapuh apabila saya
sedang mendapatkan suatu permasalahan besar. Mungkin saya memang pintar dalam
memberikan solusi terkait setiap masalah teman-teman disekitar saya, namun hal tersebut
tidak berlaku untuk saya sendiri. Sehingga menurut saya, pengembangan diri (self
development) untuk diri saya sendiri adalah dimulai dari pembelajaran bagaimana saya bisa
bijak terhadap diri saya sendiri ketika sedang mendapatkan masalah. Namun hal tersebut
akhir-akhir ini tidak menjadi suatu masalah yang besar bagi diri saya. Karena sedikit demi
sedikit saya sudah belajar bagaimana cara menghadapi situasi tersebut. Melakukan self
development pada diri sendiri memang bukan suatu hal yang mudah. Namun apabila didasari
dengan niat yang ingin menjadi lebih baik lagi itu bukan suatu hal yang sulit. Salah satu
langkah saya melakukan pembelajaran tersebut adalah banyak membaca buku motivasi.
Sekedar pemberitahuan, saya itu merupakan orang yang gemar membaca buku, terutama
buku sains ilmiah dan psikologi. Sehingga kebiasaan yang selalu saya lakukan tatkala saya
sedang mendapatkan masalah adalah membaca buku motivasi-motivasi yang dapat
membangkitkan semangat.
Salah satu buku yang saya gemari adalah buku karangan Bryan Kharisma yaitu
“Merayakan Kehilangan” disana digambarkan bagaimana seseorang dewasa yang sedang
terjatuh, sakit hati, dan harus mampu bangkit kembali dengan memupuk semangat untuk
dirinya sendiri. Dalam buku tersebut saya belajar bagaimana mengendalikan emosi untuk
memikirkan titik terang dan jalan keluar dari setiap masalah yang akan dihadapi. Pada
akhirnya permasalahan seperti susahnya memotivasi diri sendiri ketika saya sedang ada
dalam masalah, meskipun saya mendominas berperan sebagai adult, tapi sekarang saya
sudah dapat menemukan solusi yang tepat. Metode pengembangan diri yang harus saya
lakukan adalah semakin banyak belajar tidak hanya dari teori saja dengan membaca buku
psikologi atau buku-buku motivasi, melainkan juga harus lebih bisa menanamkan sikap
motivasi untuk bersemangat menghadapi suatu masalah pada diri sendiri agar sikap percaya
diri saya semakin meningkat. Selain itu dengan membuang sikap lemah seperti mudah
menyerah dan takut, bisa disugestikan dengan hal-hal positif yang bertujuan untuk menggali
potensi yang terdapat dalam diri saya.
Mengenal Diri Dengan Basic Style Communication
Basic Btyle Communication merupakan tipe karakter seseorang dalam berkomunikasi
yang menunjukan dominasi seseorang ketika berbicara dengan lawan bicaranya. Terdapat
tiga Basic Btyle Communication yang mendominasi pada diri seseorang yaitu pasif, asertif dan
agresif. Karakter orang pastif cendrung orang tersebut lebih mudah mengalah dan berdiam
diri sehingga terkadang tidak ada kemauan berubah dalam dirinya. Karakter orang agresif
justru lebih mendominasi, dimana orang tersebut selalu memegang peran penting dalam
setiap situasi, merasa diri lebih dan selalu ingin menjadi pusat perhatian orang. Sedangkan
orang yang memiliki peran asertif, adalah orang yang mampu mengendalikan diri sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada. Mereka yang memilik karakter asertif lebih tahu
bagaimana memainkan peran sebagai orang pasif maupun agresif.

Pasif Agresif

Asertif

Saya sendiri merupakan orang yang cendrung memiliki karakter asertif dalam segala
bentuk komunikasi. Saya mampu mengetahui dan mengendalikan suasana ketika saya
berkomunikasi dengan seseorang. Hal tersebut memang tidak mudah, namun sebenarnya
asalkan kita tahu sampai mana kapasitas kita untuk berbicara atau tidak berbicara, hal
tersebut mudah untuk dilakukan. Menjadi orang yang pasif saja atau agresif saja itu bukan
suatu hal yang baik. Karena jika kita tetap menjadi orang yang pasif, maka tidak akan ada
perubahan dalam diri kita untuk bisa berkomunikasi kedepannya. Sedangkan jika kita hanya
menjadi orang agresif saja, kita akan terus bersikap egois kedepannya, dan cendrung susah
untuk menghargai orang lain. Namun apabila kita mempunyai karakter asertif, hal tersebut
menjadi suatu bentuk skill/kemampuan bagi kita ketika akan berkomunikasi.
Saya berperan sebagai orang yang memiliki karakter asertif, hal tersebut sangat
bergantung pada suasana kondisi. Misalnya dalam hal berdiskusi, karena dalam hal tersebut
hampir lebih dari 90% kegiatan adalah berkomunikasi. Saya akan berperan sebagai orang
yang agresif dan mendominasi dalam suatu diskusi apabila diskusi tersebut bersama orang
yang ranah ilmunya dibawah saya, ketika membimbing adik tingkat dalam praktikum di
laboratorium, diskusi terkait topik atau konsentrasi keilmuan saya misalnya dalam hal
biofarmasetika/bioteknologi, serta diskusi dengan orang-orang diluar keilmuan farmasi.
Namun saya mampu berperan menjadi orang yang pasif apabila diskusi tersebut merupakan
diskusi yang membahas topik diluar keilmuan saya, diskusi dengan dosen, maupun diskusi
mengenai suatu hal yang menurut saya juh diluar nalar saya. Begitu pula dengan cara saya
berkomunikasi dengan orang tua atau orang yang umurnya jauh diatas saya. Bersikap pasif
bukan berarti kita tidak mau berpendapat. Namun dalam hal ini, bersikap pasif adalah salah
satu bentuk menghormati orang yang lebih tua dari umur kita.
Ketika kita memainkan peran baik itu agresif, pasif maupun asertif, tidak selalu salah
semuanya atau tidak selalu benar semuanya. Baik itu pasif maupun agresif bisa menjadi benar
apabila kita mampu meletakan atau mengendalikan kapan kita bersikap pasif dan kapan kita
bersikap agresif. Sehingga pengendalian diri seputar hal tersebut perlu dilakukan apabila
salah satu diantara kita tidak terbiasa bersikap asertif. Menurt saya bersikap asertif itu lebih
baik diterapkan dari sejak dini. Sehingga kita akan terbiasa ketika berkomunikasi dalam jangka
waktu kedepannya.

You might also like