You are on page 1of 3

PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS SAWAN I
Alamat : Jln. Raya Sangsit Telp. ( 0362 ) 24960

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENEMUAN KASUS DIARE


PUSKESMAS SAWAN 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk
atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari 2
minggu, disebut sebagai diare akut, apabila diare berlangsung 2 minggu atau lebih, maka
digolongkan pada diare kronik. Diare merupakan masalah kesehatan yang penting di Indonesia.
Menurut laporan Nasional Riset kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007 dari Badan Penelitian
Pengembangan Kesehatan RI frekuensi penyakit diare di Indonesia 9% no. 2 setelah ISPA 25,5%.
Hingga saat ini penyakit Diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia,
hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke tahun. Di dunia,
sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahun karena diare, sebagian kematian tersebut terjadi di
negara berkembang (Parashar, 2003). Menurut WHO, di negara berkembang pada tahun 2003
diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur < 2
tahun. Rata-rata anak usia < 3 tahun di negara berkembang mengalami episode diare 3 kali dalam
setahun (WHO, 2005). Hasil survey Subdit diare angka kesakitan diare semua umur tahun 2000
adalah 301/1000 penduduk, tahun 2003 adalah 374/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000
penduduk. Diare merupakan penyebab kematian no 4 (13,2%) pada semua umur dalam kelompok
penyakit menular. Kasus diare yang terjadi di puskesmas sawan 1 tiga tahun terakhir yaitu tahun
2014 sebanyak 1251 orang, tahun 2015 sebanyak 943 orang dan tahun 2016 sebanyak 1078 orang
(catatan laporan puskesmas sawan 1).
Peningkatan kasus diare yang terjadi berkaitan langsung dengan tingkat pendidikan kesehatan
masyarakat, kemudian sanitasi lingkungan penyediaan air bersih dan tersedianya akses untuk
pengobatan. Bila tidak ditangani dengan tepat akan memberikan komplikasi yang berat bahkan
kematian. Mengingat tingginya akibat yang ditimbulkan akibat diare maka penemuan/deteksi dini
kasus diare yang terjadi di masyarakat perlu ditingkatkan sehingga kasus dapat ditangani lebih cepat.
B. TUJUAN

UMUM :
1
Agar semua kasus yang terjadi terdeteksi dan dapat ditangani lebih awal

KHUSUS :

1. Memudahkan pemantauan kasus berdasarkan target yang ditentukan


2. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui
promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian karena diare dapat
dicegah.
3. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Diare di suatu wilayah kerja yang meliputi
target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.

C. KEGIATAN POKOK & RINCIAN KEGIATAN

1. Penemuan kasus diare di Puskesmas dan Kader

D. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Mencatat semua kasus di Puskesmas,dan menerima laporan kasus dari Poskesdes,Pustu dan
jejaring swasta di wilayah kerja Puskesmas Sawan 1.

E. SASARAN
1. Penderita Diare
2. Masyarakat
3. kader

F. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

INDIKATOR
NO KEGIATAN SASARAN TARGET
PROGRAM
Penemuan kasus diare di Puskesmas penderita diare, lintas 1094 orang /tahun Setiap hari kerja di
1 program puskesmas
dan Kader

G. MONITORING EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk melihat apakah kegiatan telah terlaksana
sesuai jadwal yang telah direncanakan sesuai dengan target yang sudah ditentukan. Pelaporan dibuat
dan dilaporkan kepada kepala Puskesmas.

H. PENCATATAN, PELAPORAN & EVALUASI KEGIATAN


2
Pelaporan kegiatan ini dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan, dan dilaporkan kepada
penanggung jawab UKM dan kepala Puskesmas.

Mengetahui Sangsit, 2 Januari 2017


Kepala Puskesmas sawan 1 Pemegang program

( dr. Putu Karnasih ) ( Luh. Mudiani )


NIP :197306232009042002 NIP :

You might also like