You are on page 1of 8

Anatomi Lebah Madu

Lebah madu memiliki badan yang beruas-ruas dan tiap ruas saling berhubungan. Ruas-
ruas ini disebut dengan segmen yang dapat membedakan antara kepala, dada (thorak) dan
gembung (perut). Seluruh badannya ditumbuhi bulu yang biasa disebut rambut. Tubuh
lebah ditutupi bulu-bulu halus yang berguna untuk menangkap serbuk sari yang
diperoleh dari bunga. Serbuk sari yang terkumpul disisihkan ke wadah khusus yang
terdapat di tungkai belakang. Mulutnya berbentuk tabung panjang yang dipakai untuk
menghimpun nektar yang disimpan dalam lambung madu (tembolok), yaitu bagian usus
yang dapat mengembung (Sarwono, 2001).
Kepala lebah menyerupai bentuk segi tiga. Alat penglihatannya berupa
mata tunggal dan mata majemuk. Mata tunggal berjumlah tiga buah, terletak di atas
bagian kepala dan dipakai untuk melihat benda-benda yang berada dalam jarak sekitar 1-2
cm. Mata majemuk terletak di kedua sisi kepala dan dipakai untuk melihat benda-benda
sampai jarak 140 m. Mata majemuk lebah jantan lebih besar bentuknya, mempunyai
penglihatan yang lebih sempurna dibandingkan dengan mata lebah pekerja dan mata ratu
lebah. Lebah dapat melihat benda dalam jarak dekat dan jauh, lebah juga dapat
membedakan antara terang dan gelap (Sarwono, 2001).
Winarno (1982) menyatakan, berdasarkan percobaan Von Frisch pada
tahun 1924 diketahui lebah madu dapat melihat empat warna, yaitu ultra violet, biru, hijau
muda dan kuning. Hal itu dibenarkan oleh A. Kuhn (1927) dalam Winarno (1982) yang
menyatakan lebah dapat melihat warna-warna yang memiliki panjang gelombang antara
300-650 milimikron. Berdasarkan sifat tersebut peternak sebaiknya meletakkan sarang
secara berdampingan. Kotak sarang sebaiknya dicat memakai warna biru, kuning, hitam
dan putih. Lebah memiliki dua pasang sayap, sepasang sayap depan lebih besar
ukurannya dibandingkan dengan sepasang sayap belakang.
Perut tempayak atau larva lebah memiliki sepuluh ruas, tetapi dalam
pertumbuhannya salah satu ruas berubah menjadi dada. Pada lebah pekerja, enam ruas
pertama terlihat jelas digembungnya dan pada lebah pejantan terlihat tujuh ruas
pertamanya. Dalam ruas tulang dada ketiga, keempat dan kelima lebah pekerja terdapat
kelenjar lilin lebah. Lilin dikeluarkan dalam keadaan cair, kemudian mengental menjadi
keping-keping lilin. Lebah memiliki antena atau sungut yang berpangkal pada bagian
tengah kepala. Antena ini merupakan alat peraba dan perasa terhadap rangsangan cuaca
dan zat kimia yang ada disekitar lebah. Mulut lebah memiliki rahang yang kuat yang
dapat dilihat jelas dari arah depan. Dalam mulut terdapat lidah berbentuk saluran yang
penuh dengan bulu lembut dan keras yang dipakai untuk mengisap madu yang terdapat di
dalam bunga. Kelenjar ludah dan kelenjar pakan yang menghasilkan sari madu juga
terdapat di kepala lebah. Kepala dihubungkan dengan dada oleh leher kecil yang berisi
kerongkongan dan saluran kelenjar ludah (Sarwono, 2001).
Bentuk dada lebah hampir bulat, keras dan tersusun atas empat segmen
yang tergabung erat. Segmen pertama atau bagian paling depan disebut prothorax,
merupakan tempat berpangkalnya kaki pertama. Segmen kedua disebut mesothorax,
merupakan bagian paling besar dan tempat berpangkalnya sepasang sayap depan dan
sepasang kaki tengah. Segmen ketiga yang bentuknya sempit disebut metathorax,
merupakan tempat berpangkalnya sepasang sayap belakang dan sepasang kaki belakang.
Segmen keempat disebut propedeum, tidak memiliki tambahan apapun. Lebah
memiliki tigapasang atau enam buah kaki. Kaki muka memiliki tulang kering dan legokan
yang berfungsi untuk memanipulasi pekerjaan yang bersifat khusus. Kaki tengah
memiliki duri dan kaki belakang lebih panjang daripada kaki lain dan penuh dengan bulu.
Ujung kaki mempunyai sepasang kuku dan gelambir yang lunak untuk memegang atau
hinggap di permukaan barang yang licin. Kaki belakang dipakai untuk mengais tepung
sari pada bunga. Tepung sari dibulat-bulatkan dengan nektar lalu diletakkan di kaki
belakang. Kaki lebah akan menyentuh kepala putik bunga sewaktu mengambil tepung sari
sehingga sebagian tepung sari yang menempel di kaki lebah tertinggal dan melekat di
sana. Tepung sari itu tumbuh dan masuk ke dalam tiang putik, sehingga terjadi persarian
bunga (Soerodjotanojo, 1996).
Pada ujung ruas perut lebah ratu dan lebah pekerja terdapat alat penyengat, tetapi lebah
jantan tidak memilikinya. Sengat lebah merupakan suatu bentuk perubahan dari alat
pengantar telur, semula merupakan alat untuk meletakkan telur, kemudian berubah
menjadi alat untuk menusuk dan memasukkan bisa pada lawannya. Saluran pencernaan
lebah dimulai dari mulut, kemudian membentang melalui leher, dada dan berakhir di
ujung gembung. Kantung madu, lambung dan usus terdapat di dalam gembung. Hasil
pencernaan dibawa langsung oleh darah beningnya untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh (Sarwono, 2001).

Klasifikasi Dan Morfologi Lebah


Madu
Lebah madu termasuk serangga yang memiliki sayap. Lebah madu biasanya hidup secara
berkoloni atau berkelompok. Satu koloni lebah madu biasanya dihuni oleh tiga macam
lebah yang mempunyai tugas sendiri- sendiri. Pembagian tugas tersebut berjalan sesuai
dengan fungsinya masing- masing. Ketiga macam lebah tersebut adalah lebah ratu, lebah
pekerja dan lebah jantan. Lebah-lebah pekerja akan mempertahankan koloninya dengan
jalan memburu dan menyengat apabila koloni lebah tersebut diusik atau diganggu
(Sihombing, 1997).

Klasifikasi Lebah Madu


Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Hymenoptera
Famili : Apidae
Genus : Apis
Spesies : Apis andreniformis, Apis cerana, Apis dorsata, Apis florae, Apis koschevnikovi,
Apis laboriosa, Apis mellifera
Morfologi Lebah Madu
Lebah madu memiliki badan yang beruas-ruas dan tiap ruas saling berhubungan. Ruas-
ruas ini disebut dengan segmen yang dapat membedakan antara kepala, dada (thorak) dan
gembung (perut). Seluruh badannya ditumbuhi bulu yang biasa disebut rambut. Tubuh
lebah ditutupi bulu-bulu halus yang berguna untuk menangkap serbuk sari yang
diperoleh dari bunga. Serbuk sari yang terkumpul disisihkan ke wadah khusus yang
terdapat di tungkai belakang. Mulutnya berbentuk tabung panjang yang dipakai untuk
menghimpun nektar yang disimpan dalam lambung madu (tembolok), yaitu bagian usus
yang dapat mengembung (Sarwono, 2001).
Kepala lebah menyerupai bentuk segi tiga. Alat penglihatannya berupa mata tunggal dan
mata majemuk. Mata tunggal berjumlah tiga buah, terletak di atas bagian kepala dan
dipakai untuk melihat benda-benda yang berada dalam jarak sekitar 1-2 cm. Mata
majemuk terletak di kedua sisi kepala dan dipakai untuk melihat benda-benda sampai
jarak 140 m. Mata majemuk lebah jantan lebih besar bentuknya, mempunyai penglihatan
yang lebih sempurna dibandingkan dengan mata lebah pekerja dan mata ratu lebah. Lebah
dapat melihat benda dalam jarak dekat dan jauh, lebah juga dapat membedakan antara
terang dan gelap (Sarwono, 2001).

Perut tempayak atau larva lebah memiliki sepuluh ruas, tetapi dalam
pertumbuhannya salah satu ruas berubah menjadi dada. Pada lebah pekerja, enam ruas
pertama terlihat jelas digembungnya dan pada lebah pejantan terlihat tujuh ruas
pertamanya. Dalam ruas tulang dada ketiga, keempat dan kelima lebah pekerja terdapat
kelenjar lilin lebah. Lilin dikeluarkan dalam keadaan cair, kemudian mengental menjadi
keping-keping lilin. Lebah memiliki antena atau sungut yang berpangkal pada bagian
tengah kepala. Antena ini merupakan alat peraba dan perasa terhadap rangsangan cuaca
dan zat kimia yang ada disekitar lebah. Mulut lebah memiliki rahang yang kuat yang
dapat dilihat jelas dari arah depan. Dalam mulut terdapat lidah berbentuk saluran yang
penuh dengan bulu lembut dan keras yang dipakai untuk mengisap madu yang terdapat di
dalam bunga. Kelenjar ludah dan kelenjar pakan yang menghasilkan sari madu juga
terdapat di kepala lebah. Kepala dihubungkan dengan dada oleh leher kecil yang berisi
kerongkongan dan saluran kelenjar ludah (Sarwono, 2001).
Bentuk dada lebah hampir bulat, keras dan tersusun atas empat segmen yang tergabung
erat. Segmen pertama atau bagian paling depan disebut prothorax, merupakan tempat
berpangkalnya kaki pertama. Segmen kedua disebut mesothorax, merupakan bagian
paling besar dan tempat berpangkalnya sepasang sayap depan dan sepasang kaki tengah.
Segmen ketiga yang bentuknya sempit disebut metathorax, merupakan tempat
berpangkalnya sepasang sayap belakang dan sepasang kaki belakang. Segmen keempat
disebut propedeum, tidak memiliki tambahan apapun. Lebah memiliki tiga pasang atau
enam buah kaki. Kaki muka memiliki tulang kering dan legokan yang berfungsi untuk
memanipulasi pekerjaan yang bersifat khusus. Kaki tengah memiliki duri dan kaki
belakang lebih panjang dari pada kaki lain dan penuh dengan bulu. Ujung kaki
mempunyai sepasang kuku dan gelambir yang lunak untuk memegang atau hinggap di
permukaan barang yang licin. Kaki belakang dipakai untuk mengais tepung sari pada
bunga. Tepung sari dibulat-bulatkan dengan nektar lalu diletakkan di kaki belakang. Kaki
lebah akan menyentuh kepala putik bunga sewaktu mengambil tepung sari sehingga
sebagian tepung sari yang menempel di kaki lebah tertinggal dan melekat di sana. Tepung
sari itu tumbuh dan masuk ke dalam tiang putik, sehingga terjadi persarian bunga
(Soerodjotanojo, 1996).
Pada ujung ruas perut lebah ratu dan lebah pekerja terdapat alat penyengat, tetapi lebah
jantan tidak memilikinya. Sengat lebah merupakan suatu bentuk perubahan dari alat
pengantar telur, semula merupakan alat untuk meletakkan telur, kemudian berubah
menjadi alat untuk menusuk dan memasukkan bisa pada lawannya. Saluran pencernaan
lebah dimulai dari mulut, kemudian membentang melalui leher, dada dan berakhir di
ujung gembung. Kantung madu, lambung dan usus terdapat di dalam gembung. Hasil
pencernaan dibawa langsung oleh darah beningnya untuk diedarkan ke
seluruh jaringan tubuh (Sarwono, 2001).
Alat reproduksi lebah jantan berupa sepasang testis yang terletak di sisi kanan dan kiri
gembung. Alat reproduksi lebah ratu berkembang sempurna, terdiri dari dua buah ovari
besar berbentuk buah apel yang berisi ovariola tertutup. Badan lebah dipenuhi dengan
urat-urat daging yang teratur susunannya dan daging yang lembut (Sarwono, 2001).

Lebah Madu

Lebah madu mencakup sekitar tujuh spesies lebah dalam genus


Apis, dari sekitar 20.000 spesies yang ada. Saat ini dikenal sekitar
44 subspesies. Mereka memproduksi dan menyimpan madu yang
dihasilkan dari nektar bunga. Selain itu mereka juga membuat
sarang dari malam, yang dihasilkan oleh para lebah pekerja di
koloni lebah madu.

Lebah madu yang ada di alam Indonesia adalah A.


andreniformis, A. cerana dan A. dorsata, serta khusus di
Kalimantan terdapat A. koschevnikovi.

Secara Zoology speccies primary lebah adalah Phylum Arthropoda, binatang bersegment dan
termasuk class Insecta (serangga) yang bersayap (Pterygota).

Kingdom : Animalia (hewan)

Phylum : Arthropoda (hewan berkaki buku-buku atau beruas-


ruas)

Class : Insecta ( golongan serangga)

Ordo : Hymenoptera ( ciri utama adalah mempunyai dua


pasang sayap yang menyerupai selaput. Tipe
mulutnya menggigit.

Family : Apidae
Genus : Apis

Species :

1. Apis andreniformis
2. Apis cerana
3. Apis nigrocineta
4. Apis dorsata
5. Apis florea
6. Apis koschevnikovi
7. Apis laboriosa
8. Apis mellifera

Lebah termasuk hewan yang masuk dalam kelas insekta famili


Apini dan genus Apis. Spesiesnya bermacam-macam, yang banyak
terdapat di Indonesia adalah lebah lokal (Apis cerana), lebah
hutan atau tawon gung (Apis dorsata), Lebah lanceng (Apis
Florea). Jenis unggul yang sering dibudidayakan adalah jenis
lebah madu import (Apis mellifera). Lebah unggul, sesuai
namanya, yang paling disenangi pasar. Jenis ini lebih produktif
dibandingkan lebah lokal, juga lebih jinak
Lebah yang dibudidayakan oleh kebanyakan peternak di dunia ini
awalnya berasal dari daratan Eropa. Menurut asal-usulnya lebah
dibagi 4 jenis berdasar penyebarannya:

1) Apis cerana, diduga berasal dari daratan Asia menyebar


sampai Afghanistan, Cina maupun Jepang.
2) Apis mellifera, banyak dijumpai di daratan Eropa, misalnya
Prancis, Yunani dan Italia serta di daerah sekitar Mediterania.

Apis mellifera terdiri dari 3 jenis yaitu apis mellifera, apis


mellifera adansoni dan apis mellifera indica.
a.Apis mellifera
Lebah jenis ini terdiri dari 5 sub spesies yaitu :

(1) A. mellifera lingustica (lebah madu Italia),


Ciri-ciri : pada tiga segmen (ruas) punggung terdapat sabuk
kuning, Rambut tipis berwarna merah, Lebah ratu pada
umumnya berwarna kuning kecoklatan, Lebah jantan berwarna
lebih terang dan aktif bergerak. Lebah ini tergolong jinak dan
penghasil madu nomor satu, baik jumlah maupun mutu. Lebah
jenis ini merupakan jenis lebah yang banyak dipelihara di
Indonesia. Masyarakat Indonesia biasa menyebut sebagai A.
milifica.

(2) A. mellifera carnica (lebah madu karniolan),


Lebah madu karniolan cukup terkenal di Amerika serikat. Lebah
ini berwarna gelap, tetapi rambut bagian perut berwarna lebih
muda. Meskipun cukup rajin menghasilkan madu, tetapi lebah ini
suka berpindah-pindah tempat hidup. Apabila dipelihara di dalam
stup (kandang berupa kotak), lebah ini mudah sekali hijrah.

(3) A. mellifera caucasia (lebah madu kaukasia),


Sesuai dengan namanya, lebah madu kaukasia berasal dari
pegunungan Kaukasus, Rusia. Sebagian besar lebah kaukasia
berwarna gelap, tetapi ada juga yang berwarna kuning dan
jingga dibagian perutnya. Lebah ini bersifat halus.

(4) A. mellifera lehzeni (lebah madu skandinavia),


Lebah madu skandinavia banyak hidup di wilayah Jerman bagian
utara, Norwegia, Swedia dan Finlandia. Lebah ini berwarna
hitam kecoklatan.

(5) A. mellifera mellifera (lebah madu Belanda).


Lebah madu Belanda tergolong lebah yang suka berpindah
rumah. Hasil madunya sedang. Warna tubuhnya gelap.

b. Apis mellifera adansoni


Apis Mellifera adansoni berukuran lebih kecil dibandingkan
dengan Apis mellifera. Lebah ini terdiri dari 3 sub jenis yaitu A.
Mellifera fasciata (Lebah madu Mesir), A. mellifera intermissa
(lebah madu malta), A. mellifera unicolor (lebah madu
madagaskar).
Lebah jenis ini tersebar luas dan mendiami kawasan yang
membentang dari Laut Tengah, Afrika Utara, melintasi Gurun
Sahara hingga ke ujung Afrika Selatan. Lebah ini hampir-hampir
tidak mau meningkalkan sarangnya sehingga sulit diambil
madunya. Namun demikian, hasilnya madunya cukup baik.
Ketiga sub jenis lebah tersebut antara lain dibedakan berdasarkan
warna tubuhnya. Lebah madu Mesir memiliki rambut berwarna
perak dan perutnya bersabuk kuning kemerahan. Lebah madu
malta yang berasal dari Pulau Malta, Laut Tengah, penampilan
fisiknya mirip dengan lebah madu Eropa, tetapi warnanya hitam
dengan rambut perut berwarna abu-abu. Lebah madu
madagaskar seluruh tubuhnya berwarna hitam legam.

c. Apis mellifera indica


Ukuran badan apis mellifera indica lebih kecil dibandingkan 2
jenis lebah di atas. Jenis lebah ini tersebar luas di seluruh Asia
mulai Pakistan, India, Srilanka, Indonesia, Filipina, Jepang dan
Cina. Lebah lokal ini mudah dirawat sehingga memudahkan bagi
pemula atau peternak yang masih belajar. Lebah madu daerah
tropik terdiri dari 3 jenis yaitu Apis indica berwarna gelap, apis
peroni yang berwarna lebih gelap serta apis pieca yang paling gelap.
Produksi madunya tergolong rendah yaitu 2-8 Kg setahun.

3) Apis Dorsata, memiliki ukuran tubuh paling besar dengan


daerah penyebaran sub tropis dan tropis Asia seperti Indonesia,
Philipina dan sekitarnya. Penyebarannya di Indonesia merata mulai
dari Sumatera sampai Irian.
4) Apis Florea merupakan spesies terkecil tersebar mulai dari
Timur Tengah, India sampai Indonesia. Di Indonesia orang
menyebutnya dengan tawon klanceng
SISTEM REPRODUKSI

Sistem reproduksi lebah trigona memiliki perbedaan pada tiap-tiap starta. Dalam tata
kehidupan lebah (semua jenis lebah) memiliki tingkatan derajat atau strata yaitu strata Ratu
lebah, lebah pejantan, dan lebah Pekerja. Alat reproduksi untuk setiap strata terbentuk sejak
fase pupa.
Alat reproduksi jantan terdiri dari sepasang testis yang menghasilkan spermatozoa,
dan mampu menghasilkan 10-200 juta spermatozoa. Testes terdapat di sisi perut menempel
pada vas deferens berfungsi sebagai saluran spermatozoa. Saat spermatozoa keluar dari
testes akan menuju vesica seminalis kemudian ke saluran ejakulatoris dan berakhir di penis.
Vesica seminalis berfungsi sebagai tempat menyimpan semen selama belum terjadi
perkawinan. Ketika terjadi perkawinan, maka spermatozoa akan menuju ke penis kemudian
ke vagina dan kemudian masuk ke kantong spermatheca pada alat reproduksi lebah ratu.
Alat reproduksi lebah pekerja merupakan jenis kelamin betina yang pada dasarnya
sama dengan jenis kelamin ratu. Alat kelamin lebah pekerja tidak sesempurna alat kelamin
ratu, tetapi lebah pekerja dapat bertelur namun telur yang dihasilkan hanya telur infertil yang
menghasilkan lebah jantan.
Alat reproduksi lebah ratu merupakan jenis kelamin betina yang alat reproduksinya
berkembang sempurna. Alat reproduksinya terdiri dari ovarium, oviduct, uterus, bursa
copulatrx, spermatheca, dan vagina.
Ovarium lebah ratu berukuran besar dan berjumlah dua yang hampir memenuhi
rongga abdomen, dan di dalam ovarium terdapat ovariole yang berfungsi sebagai tempat
produksi ovum. Ovum akan menuju saluran sempit yang disebut oviduct yang berfungsi
sebagai saluran menuju vagina. Vagina terbentuk dari dua oviduct yang berasal dari dua
ovarium dan bersatu membentuk saluran yang disebut bursa copulatrixyang berfungsi
sebagai penerima penis lebah jantan saat kawin, dan diantara vagina dan oviduct terdapat
kantong yang disebut spermatheca yang berfungsi menyimpan spermatozoa hasil
perkawinan ratu dengan jantan. Saat ovum keluar dari oviduct menuju vagina dan saat
spermatozoa keluar dari spermatheca menuju vagina, saat itulah terjadi fertilisasi di vagina .
Spermatheca dapat menyimpan kurang lebih 200 juta spermatozoa, hal ini sangat
memungkinkan bagi lebah ratu dapat membuahi telur-telurnya sampai beberapa tahun.

Selanjutnya kita akan bahas tentang metamorfsis lebah trigona, pada artikel
mendatang sebagai lanjutan dari tulisan ini.

You might also like