You are on page 1of 5

PANDUAN PRAKTEK KLINIS

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


ASFIKSIA NEONATORUM
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/5
Ditetapkan oleh :
Direktur Utama
PPK
ASFIKSIA Tanggal terbit:
NEONATORUM Dr. I Wayan Sudana, M.Kes
NIP 19650409 199509 1 001
P21.0 Severe birth asphyxia
No.ICD 10 P21.1 Mild and moderate birth asphyxia
P21.9 Birth asphyxia, unspecified
Adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir yang tidak
Pengertian
bernafas secara spontan, teratur dan adekuat.
• Bayi lahir tidak segera menangis
Anamnesis
• Tonus otot lemah
• Bayi tampak kebiruan/pucat
Pemeriksaan • Tonus otot lemah
Fisik • Denyut jantung <100 kali/menit
• Laju napas <40 kali/menit atau >60 kali/menit
Diagnosis asfiksia dapat ditegakkan dengan
menentukan nilai APGAR pada menit pertama
Kriteria
Bila nilai APGAR
Diagnosis
0–3 : asfiksia berat
4– 6 : asfiksia sedang
Kelainan sistem respirasi: (obstruksi saluran pernapasan atas:
koane, laryngeal web, higroma, gondok, laringo/trakeomalasia,
dan sindroma piere robin), penyakit membrane hialin,
Transient tachypnea of newborn, pneumonia, sindrom aspirasi
mekonium, persistent pulmonary hypertension in newborn,
Diagnosis
pneumotoraks, atelektasis, perdarahan paru, efusi pleura, palsi
Banding
nervus frenikus, malformasi kongenital (fistula trakeoesofagal,
hernia diafragma, emfisema lobaris, malformasi kistik
adenomatoid), sepsis, penyakit jantung bawaan, gagal jantung
kongestif, PDA, syok, hiponatremia, hipernatremia, gangguan
keseimbangan elektrolit, hipoglikemia, anemia.
Pemeriksaan • Pemeriksaan laboratorium
Penunjang • Pemeriksaan gula darah
• Pada asfiksia berat perlu dilakukan pemeriksaan
Diagnosis
penunjang, bila ada indikasi, seperti: Marker infeksi bila
Banding
terdapat risiko infeksi, analisa gas darah dan elektrolit bila
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASFIKSIA NEONATORUM
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/5
terdapat tanda distres napas, thoraks foto bila dicurigai
terdapat abnormalitas paru.
Konsultasi Tidak diperlukan
Perawatan
Diperlukan
Rumah Sakit
Terapi/tindaka Sesuai Bagan
n
(ICD 9 – CM)
Tempat Di ruangan perawatan neonatus level I – III
Pelayanan
Penyulit terpenting pada asfiksia neonatorum adalah:
• Hipoksik iskemik ensefalopati (HIE)
• Kardiomiopati
• Respiratory distress syndrome
Penyulit
• Gangguan elektrolit
• hipoglikemia
• NEC
• GGA
Informed
Lisan dan tertulis
Consent
- Dokter spesialis anak
Tenaga - Dokter Spesialis Anak Konsultan Neonatologi
Standar - Residen anak dalam pengawasan dokter spesialis anak
dan dokter spesialis anak konsultan Neonatologi
Lama 3-5 hari
Perawatan
Masa Tergantung pada prematuritas, BBLR, dan ada tidaknya
Pemulihan komplikasi
Hasil Dapat sembuh apabila tidak terdapat komplikasi
Patologi Tidak diperlukan
Otopsi Tidak diperlukan
Asfiksia neonatorum dapat menyebabkan semua gradasi
Prognosis mental retardasi, kelainan neurologis bahkan kematian.
Asfiksia dengan komplikasi rawat di RS PONEK / Puskesmas
PONED
Tindak Lanjut
Asfiksia tanpa komplikasi, control di poli tumbuh kembang
sesuai protap tumbuh kembang
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASFIKSIA NEONATORUM
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 3/5
Indikator
Nilai APGAR
Medis
Diagnosis penyakit, penyebab, tata laksana, kompilkasi, dan
Edukasi
prognosis
1. UKK Perinatologi IDAI-Perinasia. Panduan resusitasi
neonatus. Edisi ke-6. Jakarta: UKK Perinatologi IDAI-
Perinasia; 2006.
2. Hegyi T, Carbone T, Anwar M, Ostfeld B, Hiat M, Koons A,
et al. The Apgar score and its components in the premature
infant. Pediatrics 1998; 101:77-81.
3. Niermeyer S, Clarke SB. Delivery room care. Dalam:
Merenstein GB, Gardner SL, penyunting. Handbook of
neonatal intensive care. Edisi kelima. St Lois: Mosby 2002.
h. 46-69.
4. Indarso F. Dampak jangka panjang bayi asfiksia. Dalam:
Kepustakaan Firmansyah A, Sastroasmoro S, Trihono PP, Pujiadi A,
Tridjaja B, Mulya A, penyunting. Buku Naskah Lengkap
Konika XII. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia Pusat
1999. h. 547-57.
5. Volve JJ. Hypoxic-Ischemic Encephalopathy: Biochemical
and Physiological aspects. Dalam: Neurology of the
newborn. Edisi keempat. Philadelphia: W.B. Saunders
company 2001. h. 217-76.
6. Papile LA, Adcock LM. Perinatal asphyxia. Dalam: Cloherty
JP, Stark AR, penyunting. Manual of neonatal care. Edisi ke-
6. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins.2008.h.518-
528.
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASFIKSIA NEONATORUM
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 4/5

Lampiran

Nilai APGAR Tanda Nilai


APGAR Tanda 1 2 3
Appearance Warna kulit Biru/pucat Tubuh merah, Merah
ekstremitas biru seluruh
tubuh
Pulse Frek. Jantung Tidak ada < 100 x/mnt > 100
x/mnt
Grimace Refleks Tidak ada Menyeringai/gerakan Batuk,
sedikit bersin,
menangis
kuat
Activity Tonus otot Lunglai Fleksi ekstremitas Gerakan
lemah aktif

Respiration Nafas Tidak ada Tidak teratur, Menangis


dangkal kuat,
teratur
PANDUAN PRAKTEK KLINIS
SMF ILMU KESEHATAN ANAK
ASFIKSIA NEONATORUM
2016
RSUP SANGLAH
DENPASAR No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 5/5
Bernafas atau menangis perawatan bayi rutin
Tonus baik ?
YA
• pastikan bayi tetap hangat
• keringkan bayi «
TIDAK • Lanjutkan observasi pernafasan,

laju denyut jantung dan tonus

Langkah Awal : (nyalakan pencatat waktu)
30 detik

• Pastikan bayi tetap hangat



Atur posisi dan bersihkan jalan nafas keterangan

PADA SETIAP LANGKAH TANYAKAN: APAKAH ANDA MEMBUTUHKAN BANTUAN?


• Keringkan« dan stimulasi « pada bayi dengan berat 1500 gram,
• Posisikan kembali bayi langsung dibungkus plastik bening
tanpa dikeringkan terlebih dahulu
kecuali wajahnya. kemudian dipasang
observasi usaha nafas, laju denyut jantung, dan tonus otot topi. bayi tetap dapat distimulasi
walaupun dibungkus plastik


tidak bernafas/ megap-megap, bernafas spontan
dan atau LDJ < 100x/menit Keterangan :

30 detik

∆ apabila LDJ > 100 kali per


menit dan target saturasi
Sianosis sentral persistem oksigen tercapai :
Ventilasi tekanan positif (VTP) ∆ distress nafas
tanpa distress napas • tanpa alat ( Lanjutkan ke
Pemantauan Sp02 (takipneu, retraksi
perawatan observasi)
atau merintih)
• dengan alat ( lanjutkan
ke paska resusitasi

Bila LDJ tetap Pertimbangkan
< 100kali/menit Suplementasi oksigen ∆
Continous positive airway pemantauan SpO2
setiap 30 detik selalu nilai denyut jantung, usaha napas dan tonus

pressure (CPAP) ∆
PEEP 5-8cm H 20
pemantauan SpO2

pengembangan dada adekuat waktu dari target SpO2
lahir Preduktal
Gagal CPAP 1 menit 60-70%
YA TIDAK PEEP 8 cm H 20 2 menit 65-85%
FIO2 >40 %
Dada mengembang adekuat dengan distress nafas 3 menit 70-90%
namun LDJ < 60 kali/menit

pertimbangkan intubasi 4 menit 75-90%
VTP (02 100 %) + kompresi 5 menit 80-90%
dada ( 3 kompresi tiap 1 nafas
bila dada tidak 10 menit 85-90%
mengembang adekuat
Pertimbangkan intubasi u evaluasi :

posisi kepala bayi Keterangan :
observasi LDJ dan Usaha Nafas

selama 30 detik
Obstuksi jalan nafas
uintubasi endotracheal dapat
kebocoran sungkup
tekanan puncak inspirasi dipertimbangkan pada langkah ini apabila VT
cukup atau tidak tidak efektif atau telah dilakukan selama 2
LDJ < 60/menit? menit

Pertimbangkan pemberian obat dan cairan intravena

You might also like