You are on page 1of 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penjaringan Kesehatan dan Pemerikasaan Berkala


1. Persiapan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala Penjaringan kesehatan
peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan minimal bidang
kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.penjaringan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu dilakukan
pemeriksaan berkala.kegiatan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala tersebut
dilakasanakan melalui wadah usaha sekolah (UKS).
2. Tujuan
a. Tujuan Umum: Meningkatkan derajat kesehatan peserta didik secara optimal dalam
mendukung proses belajar.
b. Tujuan Khusus:
 Terdeteksinya secara dini masalah kesehatan peserta didik,sehingga bila
terdapat masalah dapat segera tindaklanjuti
 Tersedianya data atau informasi untuk menilai perkembangan kesehatan peserta
didik,maupun untuk dijadikan pertimbangan dalam menyusun program
pembinaan kesehatan disekolah.
 Termanfaatkannya data untuk perencanaan,pelaksanaan,pemantauan dan
evaluasi program pembinaan peserta didik.
2.2 Sasaran Teknis
Petunjuk teknik ini diterbitkan untuk dipedomani oleh penanggungjawab
program kesehatan anak usia sekolah di Dinas Kesehatan provinsi/Kabupaten/Kota, Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi/Kota, Kanwil Agama Provinsi/Kab/Kota, Puskesmas
dan Sekolah/Madrasah/Pondok Pesantren. Selain itu pelaksanaan teknis ini dapat pula
digunakan oleh institusi pendidikan organisasi profesi atau mitra potensial bidang kesehatan
lainnya.
2.3 Kebijakan Pelaksanaan
a. Penjaringan kesehatan peserta didik merupakan salah satu indicator standar pelayanan
minimal bidang kesehatan yang menjadi urusan wajib pemerintah daerah.
b. Untuk meningkatkan status kesehatan peserta didik perlu dilakukan pemeriksa berkala.
c. Kegiatan penjaringan kesehatan dan pemerikasaan berkala dilaksanakan melalui
Wadah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).
d. Penjaringan kesehatan dilakukan 1 tahun sekali terhadap peserta didik kela 1
SD/SDLB/MI,Kelas 7 SMP/SMPLB/MTS,Dan kelas 10 SMA/SMK/SMALB/MA
Negeri dan Swasta.
e. Penjaringan kesehatan dilanjutkan dengan pelaksanaan pemeriksaan berkala.
f. Pemeriksaaan berkala dilakukan sedikit 1 tahun sekali terhadap seluruh peserta didik
SD/SDLB/MI,SMP/SMPLB/MTS,dan SMA/SMK/SMALB/MA.
g. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dapat dilaksanakan dilakukan dalam
sekolah/sekolah Luar Biasa /Madrasah atau diluar Sekolah/Madrasah menggunakan
formulir pemeriksaan baku.
h. Penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala dilaksanakan oleh puskesmas dan
sekolah/sekolah luar biasa /Madrasah
i. Pendanaan kegiatan penjaringan kesehtan dan pemeriksaan berkala menggunakan
APBD ,SWASTA ,MANDIRI dan sumber dana lain sesuai peraturan yang berlaku.
j. SASARAN PENJARINGAN KESEHATAN DAN PEMERIKSAAN BERKALA
Sasaran Penjaringan adalah seluruh peserta didik baru pada tahun ajaran baru kelas 1,7 dan
10 disekolah Madrasah, baik Negeri ataupun Swasta termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).
Pemeriksaan Berkala peserta didik selain kelas 1,7 dan 10(kelas 2-6)di SD/MI,Kelas 8 dan
9 SMP/MTS serta kelas 11 dan 12 di SMA /SMK/MA) termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB).
Waktu Pelaksanaan penjaringan terbaik adalah pada tahun ajaran baru yaitu antara bulan
Juli sampai Desember ,tetapi dalam menghadapi keterbatasan tenaga kesehatan dipuskesmas
makan diberikan kesempatan sepanjang satu tahun ajaran untuk menjangkau seluruh SD/MI,
SMP/M.Ts, SMA/SMK/MA.

2.4 Pelaksanaan Penjaringan

Penjaringan kesehatan dan berkala peserta didik SD/MI ,SMP/M.Ts dan SMA/SMK/MA
termasuk SLB Meliputi:
a. Pengisian koesioner yang diisi oleh peserta didik/orang tua/wali peserta didik yang
terdiri dari:
 Riwayat Kesehatan
 Riwayat Imunisasi
 Gaya Hidup (Sarapan,jajan,merokok dan minum minuman beralkhol)
 Kesehatan Intelegansia
 Kesehatan Mental
 Kesehatan Reproduksi
b. Pemeriksaan Kesehatan yang diisi oleh tenaga Puskesmas/Guru/Kader Kesehatan
Sekolah yang terdiri dari:
 Status Gizi
 Tanda vital (tekanan darah,frekuensi nadi,frekuensi pernapasan dan Suhu)
 Kebersihan Diri
 Kesehatan indera penglihatan
 Kesehatan indera pendengaran
 Kesehatan Gigi dan Mulut
 Kebugaran Jasmani

Dalam melakukan penjaringan kesehatan dan pemeriksaan berkala, diperlukan


persiapan dan dilanjutkan dengan tahapan proses pelaksanaan penjaring kesehatan dan
pemeriksaan berkala..Persiapan penjaringan dapat dilakukan minimal satu minggu sebelum
pelaksanaan penjaringan dan pemeriksaan berkala.

2.5 Bagan Alur


a. Pra Penjaringan/pemeriksaan berkala.

1. Penjelasan penjaringan kesehatan


2. Pembagian formulir persetujuan orang tua/wali
3. Pembagian koesioner riwayat kesehatan ,imunisasi,gaya hidup,kesehatan
mental,kesehatan intelegensia,kesehatan reproduksi

b. Guru dan Kader Kesehatan

1. Pengumpulan persetujuan orang tuia/wali


2. Pengumpulan koesioner/buku rapor kesehatanku
3. Penilaian scoring gaya hidup,kesehatan reproduksi,kesehatan integfensia dan kesehatan
mental emosional
4. Pemeriksaan kebersihan diri
5. Pengukuran TB dan BB
6. Mencatat hasil pemeriksaan
7. pada formulir pemeriksaan/buku rapor kesehatanku
c. Tenaga Kesehatan I

1. Pemeriksaan tanda vital


2. Pemeriksaan mata
3. Pemeriksaan telinga
4. Menyimpilkan hasil pemeriksaan (kebersihan pribadi,gizi,tanda vital,mata dan telinga)
5. Mencatatkan hasil pemeriksaan,kesimpulan dan tindaklanjut pada formulir
pemeriksaan/buku rapor kesehatanku

d. Tenaga kesehatan II

1. Pemeriksaan kesehatan gigi


2. Menyimpan hasil pemeriksaan. Mencatatkan hasil pemeriksaan,kesimpulan dan tindak
lanjut pada formulir pemeriksaan/buku rapor kesehatanku

e. Guru Penjaskes

1. Pemeriksaan kebugaran
2. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
3. Mencatatkan hasil pemeriksaan,kesimpulan dan tidak lanjut pada formulir
pemeriksaan/buku rapor kesehatanku

f. Tenaga kesehatan III

1. Mencatat pemeriksaan kedalam format rekapitulasi penjaringan kesehatan peserta didik


2. Membuat surat rujukan bagi hasil penjaringan yang memerlukan rujukan
3. Membuat umpan balik kesekolah tertulis berupa rekaptulasi hasil penjaringan

2.6 Pemeriksaan Riwayat Kesehatan Peserta Didik


Pemeriksaan riwayat kesehatan peserta didik meliputi pengisian koesioner terkait jenis
gejala/kejadian terkait kesehatan yang pernah diderita oleh peserta didik seperti alergi makanan
tertentu,alergi obat tertentu,cedera serius akibat kecelakaan,kejang-kelang,pingsan,transfusi
darah berulang ataupun penyakit lainnya.
Peserta didik dengan riwayat kesehatan tertentu memiliki kemungkinanan memiliki
penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kondisis kesehatan didik mengakibatkan kesakitan
dan mengganggu proses belajar pada masa yang akan datang. Keterangan riwayat kesehatan
peserta didik dapat digunakan oleh petugas kesehatan dalam menentukan diagnose penyakit
maupun pengobatan bagi peserta didik.
Pemeriksaan kesehatan peserta dididk dilakukan pada peserta didik SD/MI, SMP/MTs.
SMA/SMK/MA dan sederajat termasuk Sekolah Luar Biasa(SLB).

2. Tujuan
Untuk mendeteksi risiko masalah kesehatan peserta didik berdasarkan gejala/kejadian terkait
kesehatan yang pernah dialami oleh peserta didik.
1. PENILAIAN STATUS IMUNISASI
1. Penilaian status imunisasi meliputi jenis imunisasi yang diberikan melalui
program imunisasi lanjutan yaitu bulan imunisasi Anak Sekolah,salah satunya
terkait program TT 5 dosis (LONG LIFFE).
Pemeriksaan imunisasi dilakukan pada peserta didik SD/SDLB/MI.
 Tujuan
Mengetahui status imunisasi peserta didik atas imunisai DT,Campak dan TD.
1. PEMERIKSAAN GAYA HIDUP
2. Meliputi koesioner terkait pubertas, pola sarapan, jajan Sekolah, resiko merokok dan
resiko minum minuman beralkhol,narkotika, psikotropika dan Zat adiktif lainnya
(NAPZA).
Peserta yang memiliki gaya hidup tidak sehat seperti merokok, terpapar rokok dikeluarga/
rumah dan minum minuman (beralkhol) dan NAPZA dapat mengakibatkan peserta didik lebih
beresiko menderita penyakit pada saluran pernapasan atau ikut melakukan perilaku beresiko
tersebut sehingga pada akhirnya dapat mengakibatkan kesakitan dan mengganggu proses
belajar .
1. Tujuan : Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait gaya hidup.
1. PEMERIKSAAN KESEHATAN INTELEGANSIA
Pemeriksaan kesehatan intelegansia merupakan suatu upaya pemeriksaan awal untuk
menemkan secara dini potensi kecerdasan dan hambatan belajar dalam proses belajar mengajar
pada peserta didik dipendidikan dasar dan menegah dan sekolah Luar Biasa,agar dapat segera
dilakukan tindakan intervensi yang tepat. Melalui pemeriksaan kesehatan
intelegensia,diperoleh pemahaman tentang karakteristik anak usia sekolah dan remaja, pontesi
yang dimiliki, hal-hal yang menghambat potensi dan cara mengembangkan potensi
tersebut.Dengan demikian ,setelah diketahui maka dapat direncanakan upaya peningkatan
kualitas kesehatan intelegensia pada peserta didik sehingga dapat mengoptimalkan hasil
belajarnya,serta orang tua dan guru dapat memberikan dukungan dan bimbingan sesuai dengan
potensi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik. Pemeriksaan intelegansia ini
dilakukan pada peserta didik SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/AMK/SMALB/MA.
Tujuan
1. Mengembangkan upaya untuk meningkatkan kualitas hasil dari proses belajar mengajar
pada peserta didik
2. Memberikan masukan pada orang tua dan guru mengenai dukungan dan bimbingan
yang sesuai dengan potensi kecerdasan dan cara belejar yang dimiliki oleh peserta
didik.
3. Menemukan secara dini adanya potensi hambatan belajar pada peserta didik,agar dapat
dilakukan tindakan intervensi segera.
E.PEMERIKSAAN KESEHATAN MENTAL
Pemeriksaan mental merupakan kegiatan untuk menemukan secara dini adanya masalah mental
emosional agar dapat diketahui dan segera dilakukan tindakan intervensi.
Tujuan
1. Untuk mendeteksi secara didni adanya masalah mental emosional pada peserta didik
2. Membantu guru dalam mengenal tingkat kesulitan dan kekuatan pada anak peserta.
3. Membantu guru dalam mengenal permasalahan emosi yang dihadapi anak peserta didik
sehingga guru dapat lebih dini memberikan inrevensi positif dan dapat memebantu guru
dalam memberikan metode pengajaran.
4. Sesuai bahan tindak lanjutbagi sekolah dalam meningkatkan kualitas peserta
didik.Sehingga diharapkan prestasi disekolah dapat meningkat.

F.PEMERIKSAAN KESEHATAN RERODUKSI


Pemeriksaan resiko kesehatan reproduksi meliputi pengisisian koesioner terkait pubertas dan
masalah kesehatan pada organ reproduksi beresiko mengalami kehamilan yang seringkali
mengakibatkan peserta didik dikeluarkan dari sekolah atau penyakit menular seksual yang
mengakibatkan kesakitan sehingga mengganggu proses belajar.
Pemeriksaan kesehatan reproduksi dapat dilakukan pada peserta didik mulai dari kelas 4
SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs, SMA/SMK/SMALB/MA
Tujuan
Untuk mendeteksi perilaku dan masalah kesehatan terkait kesehatan reproduksi.
G.KEBERSIHAN DIRI
Kebersihan diri adalah penampilan diri dalam hal ini rambut,kulit dan kuku yang bersih yang
mencerminkan kesehatan.
Melalui kebersihan diri dapat menghindarkan diri dari penyakit diare infeksi saluran
pernapasan,pneumonia (radang paru),infeksi cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. salah
satu cara sederhana yang dapat dilakukan adalah cuci tangan pakai sabun (setelah
bermain/berktivitas, sebelum makan dan sesudah makan dan setelah buang air kecil dan buang
air besar) mandi sehari 2 x dengan sabun mandi dan cuci rambut minimal 2 kali seminggu.
Tujuan
Untuk mendeteksi kelainan /penyakit dari kebersihan rambut, kulit dan kuku serta mengetahui
cara menjaga kebersihan diri meliputi rambut, kulit dan kuku.
H.PEMERIKSAAN KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dilakukan melalui pemeriksaan mata
luar,tajam penglihatan dan pemeriksaan buta warna. Peserta didik yang mengalami
gangguan tajam penglihatan atau radang mata dapat menimbulkan keluhan sakit
kepala,kesulitan membaca sehingga mengganggu proses belajar mengajar. Radang mata dapat
ditularkan kepeserta didik lain.
Pemeriksaan kesehatan indera penglihatan dapat dilakukan pada peserta didik SD/MI,
SMP/MTs, SMA/SMK/MA dan sederajat.
Pada peserta didik SLB khususnya SLB-A,tetapi dilakukan pemeriksaan kesehatan indera
penglihatan walaupun sebelumnya diketahui peserta didik mengalami kelainan pada mata
seperti buta seluruhnya atau buta parsial untuk menemukan kelainan yang baru atau kelanjutan
komplikasi yang penyakit mata sebelumnya.dan dapat sebagai pembuktian penegakan
diagnose yang sudah ada jenis pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan mata
luar, tajam penglihatan (visus),dan pemeriksaan buta warna.
Tujuan
Mendeteksi adanya penyakit pada mata, gangguan penglihatan seperti kelainan refraksi/
gangguan tajam penglihatan dan buta warna pada peserta didik serta menindaklanjuti hasil
pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
1. PEMERIKSAAN KESEHATAN INDERA PENDENGARAN
Pemeriksaan telinga dilakukan melalui pemeriksaan telinga luar dan fungsi pendengaran
dengan tes berbisik dan tes penala, peserta didik yang mengalami gangguan pendengaran
mengakibatkan gangguan bicara yang berdampak pada gangguan komunikasi, emosional,
hubungan sosial dan juga mempengaruhi nilai akademik/prestasi belajar.
Tujuan
Mendeteksi adanya gangguan fungsi pendengaran pada peserta didik serta menindaklanjuti
pemeriksaan (bila terdapat ada kelainan).
1. PEMERIKSAAN GIGI DAN MULUT
Pemeriksaan gigi dan mulut yang dilaksanakan disekolah merupakan pemeriksaan klinis
sederhana meliputi pemeriksaan keadaan rongga mulut , kebersihan mulut, keadaan gusi,
keadaan gigi.
Tujuan
Untuk mengetahui keadaan kesehatan gigi dan mulut peserta didik, yang akan digunakan
sebagai data untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan program member umpan balik
kepada sekolah dan orang tua dan menindaklanjuti atau merujuk hasil pemeriksaan.
1. PEMERIKSAAN KEBUGARAN JASMANI
Kebugaran Jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan kegiatan sehari-hari
secara efektif dan efisien dalam jangka waktu relative lama tanpa menimbulkan kelelahan yang
berlebihan.
Tujuan
1. Mengetahui tingkat kebugaran jasmani peserta didik
2. Meningkatkan kebugaran jasmani peserta didik dengan menyusun latihan fisik
terprogram sesuai dengan hasil pengukuran kebugaran jasmani
3. Memotivasi peserta didik untuk meningkatkan aktivitas fisik,latihan fisik, dan olahraga.
CARA PEMERIKSAAN.
Pengukuran kebugaran jasmani peserta didik menggunakan instrumen test kebugaran
kesegaran jasmani Indonesia ( TKJI ). Yang telah disepakati dan ditetapkan menjadi suatu
instrument yang sesuai dengan kondosi anak Indonesia dan berlaku di Indonesia. Instrumen
yang digunakan dalam penjaringan Kesehatan peserta didik adalah single test. Single test yaitu
Tes lari jarak menengah dapat menjadi pilihan yang disesuiakan dengan kelompok usia dan
jenis kelamin. Single test lari 1000 meter untuk usia 10 – 12 tahun putra atau putri, 1600 meter
untuk usia 13 – 19 tahun putra atau putri.
TUJUAN ;
Untuk menilai kemampuan jantung paru sebagai salah satu komponen kebugaran jasmani yang
paling dominan.
PENCATATAN DAN PELAPORAN
A.Pencatatan
Tenaga kesehatan mencatatkan hasil penjaringan kesehatan/pemeriksaan berkala kedalam
formulir penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala yang terdapat dalam buku rapor
kesehatanku.
Daftar hasil penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala yang dicatatkan pada formulir
penjaringan/pemeriksaan atau buku rapoor kesehatanku meliputi:
1. Identitas peserta didik
2. Riwayat kesehatan orang tua
3. Riwayat kesehatan peserta didik
4. Hasil pemeriksaan
5. Hasil pemeriksaan koesioner
6. Kesimpulan pemeriksaan
7. Tindak lanjut
Tenaga kesehatan memindahkan hasil penjaringan kesehatan /pemeriksaan berkala dari buku
rapor kesehatanku keregister kegiatan kesehatan anak disekolah meliputi:
1. Identitas peserta didik
2. Kesimpulan pemeriksaan
 Jenis disabilitas
 Status gizi
 Resiko anemia
 Tekanan Darah
 Dugaan kelainan jantung
 Dugaaan masalah paru
 Imunisasi
 Kebersihan diri
 Kesehatan gigi dan mulut
 Kesehatan mata
 Kesehatan telinga
 Resiko yang berhubungan dengan gaya hidup
 Gangguan kesehatan reproduksi
 Gangguan mental emosional
 Modalitas belajar
 Dominasi otak
 Pengguanaan alat bantu
 Kebugaran jasmani
 Rujukan
3. Tindaklanjut
1. PELAPORAN
Data hasil penjaringan kesehatan direkapitulasi oleh tenaga kesehatan puskesmas untuk
dilaporkan dan diumpan balikkan:
1. Kesekolah
2. KeDinas kesehatan kab/kota

You might also like