You are on page 1of 15

Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk

Pencegahan Diare pada Anak SD


sebagai Upaya Penyuluhan Kesehatan

Anggota : Sulastri 011012007


Yunita Kurnia R. 011012017
Deni Arisinta 011012025
Oktalia Nurul A. 011012028
Silvia Herdi W. 011012057
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Ringkasan Project
Sasaran kegiatan promosi kesehatan yang kami lakukan pada anak-anak SD di
daerah Tulungagung karena pada tahun 2012 mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa)
yang terjagkit diare. Karena sasaran kelompok kami adalah anak-anak sekolah
dasar,maka kami melakukan kegiatan promosi kesehatan yang menyenangkan sesuai
dengan pola fikir anak-anak. Kegiatan promosi kesehatan kepada anak- anak SD kami
memilih memakai media slide dengan metode ceramah dengan pemutaran vidio pada
akhir materinya. Slide yang kita gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari
tokoh kartun yang saat ini sedang digemari oleh anak-anak. Materi yang akan
disampaikan menggunakan bahasa yang singkat dan mudah dipahami. Kami tidak
menggunakan banyak slide karena anak-anak akan mudah bosan saat mendengarkan
materi yang disampaikan. Kami memilih metode ceramah mengenai arti penting cuci
tangan dengan contoh konkrit yang dilakukan oleh anak-anak sehari-hari. Dalam
penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan menggunakan boneka tangan,dll.
Dalam melakukan promosi kesehatan kami juga menggunakan poster yang
bisa ditempel di tempat-tempat cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya
poster ini untuk mengingatkan anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa
terbaca terus oleh anak-anak mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami
menggunakan gambar-gambar animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan
terselip pesan pentingnya cuci tangan.
Waktu yang kami pilih adalah diawal semester baru agar anak-anak masih
semangat untuk belajar hal-hal yang baru.

Judul Project

Maksimalisasi Kesadaran Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Goal/ Tujuan Umum


Dengan meningkatkan kesadaran cuci tangan, diaharapakan dapat mengurangi
terjadinya diare pada anak-anak SD.
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Objective/ Tujuan Khusus

- Dapat mengurangi penyebaran bakteri penyebab terjadinya diare

Proposed Schedule
Tanggal Mulai:
Tanggal berakhir:

Media Penyuluhan yang di Pilih dan mengapa dipilih, bagaimana dilakukan

Kegiatan promosi kesehatan yanag kami pilih adalah media slide dengan
metode ceramah dengan pemutaran vidio pada akhir materinya. Slide yang kita
gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari tokoh kartun yang saat ini sedang
digemari oleh anak-anak. Dalam penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan
menggunakan boneka tangan,dll.
Selain itu kami juga menggunakan poster yang bisa ditempel di tempat-tempat
cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya poster ini untuk mengingatkan
anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa terbaca terus oleh anak-anak
mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami menggunakan gambar-gambar
animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan terselip pesan pentingnya cuci
tangan
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Bab 1. Rasional
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa
yang maju dan mandiri, sejahtera. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai
derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang
sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu
pemerintah membuat program untuk menuju “Indonesia Sehat 2015”. Untuk mencapai
Indonesia Sehat maka diperlukan perubahan sikap dari masyarakat yang sadar dalam
menjaga kesehatan.
Tugas utama tenaga kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat dengan
mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan
upaya kuratif
dan rehabilitatif. Promosi kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu
upaya preventif yang sangat penting dan bermanfaat. Diharapkan dengan promosi
kesehatan ini dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah penyakit
diare. Penyakit diare biasanya terjadi pada pergantian musim terutama pada saat
musim penghujan. Pada tahun 2012 di daerah Tulungagung Jawa Timur terjadi
kejadian luar biasa (KLB) diare yang disebabkan kurangnya kebersihan lingkungan
dan kesadaran dari masyarakat yang rendah mengenai kesehatan.
Diare adalah buang air besar tiga kali sehari atau lebih dalam sehari. Hal ini
menyebabkan pasien kehilangan cairan lebih banyak dan menyebabkan dehidrasi
sehingga menyebabkan jiwa. Diare disebabkan oleh infeksi virus, infeksi berbagai
bakteri yang terkontaminasi oleh makanan dan minuman. Penyebab terbanyak diare
adalah karena infeksi bakteri yang terkontaminasi makanan oleh karena itu mencuci
tangan sebelum makan merupakan pencegahan awal yang sangat penting.
Penyakit diare terbanyak diderita oleh anak-anak, oleh karena itu kami menulis
makalah dengan judul “ Maksimalisasi Kesadaran Cuci Tangan Untuk Mencegah
Diare pada Anak-Anak SD”
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Bab 2 Hasil Pengenalan Masalah

2.1 Lokasi
2.1.1. Profil Wilayah
Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan Surabaya
berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permukiman bagi kaum pendatang
(imigran). Proses imigrasi inilah yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota
multi etnis yang kaya akan budaya. Beragam migrasi, tidak saja dari berbagai
suku bangsa di Nusantara, seperti, Madura, Sunda, Batak, Borneo, Bali, Sulawesi
dan Papua, tetapi juga dari etnis-etnis di luar Indonesia, seperti etnis Melayu,
China, Arab, India, dan Eropa, datang, singgah dan menetap, hidup bersama serta
membaur dengan penduduk asli, membentuk pluralisme budaya yang kemudian
menjadi ciri khas Kota Surabaya.
Daerah pemukiman padat, tanah-tanah dibutuhkan untuk perumahan,
kebutuhan komersil dan untuk komersil dan untuk rekreasi, sehingga tidak ada
lagi daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill. Kota
Surabaya dengan jumlah penduduk hampir 3 juta jiwa, merupakan kota terbesar
kedua Indonesia dan sangat besar peranannya dalam menerima dan
mendistribusikan barang-barang industri, peralatan teknik, hasil-hasil pertanian,
hasil hutan, sembako, dan sebagainya, terutama bagi wilayah Indonesia Timur.
Mengingat peranan Surabaya yang sedemikian penting, gangguan
genangan banjir yang melanda Surabaya pada setiap musim hujan sangatlah
berdampak luas terhadap kelancaran roda perekonomian, kesehatan dan
kenyamanan hidup masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Sebagai kota
perdagangan, Surabaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan bagi
hinterlandnya yang ada di Jawa Timur, namun juga memfasilitasi wilayah-
wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan, dan kawasan Indonesia Timur.

2.1.2. Geografi
Letak : 0709’ - 07021’ Lintang Selatan dan 112036’ - 112054’
Bujur Timur
Ketinggian : 3 – 6 meter di atas permukaan air laut (dataran rendah),
kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di
daerah lidah dan gayungan dengan ketinggian 25 – 50
meter di atas permukaan laut.
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Batas wilayah :
Batas Utara : Selat Madura
Batas Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Batas Timur : Selat Madura
Batas Barat : Kabupaten Gresik
Luas wilayah : 33.306,30 Ha
Jumlah kecamatan : 31
Jumlah kelurahan : 61
Struktur tanah : terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai dan pantai,
di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung
kapur tinggi.
Topografi : 80% dataran rendah, ketinggian 3 – 6 meter, kemiringan
<3%
20% perbukitan dengan gelombang rendah, ketinggian
<30 meter dan kemiringan 5 – 15%

2.1.3. Sosial Ekonomi


Surabaya telah mengklaim dirinya sebagai Kota Jasa dan Perdagangan.
Lebih dari itu Kota Surabaya adalah Kota bisnis dengan berbagai aktivitas yang
berlangsung. Ibarat sebuah toko, Surabaya adalah Toko Serba Ada. Didalamnya
berlangsung segala aktivitas, serta tersedia segala fasilitas yang mendukung.
Perdagangan adalah aktivitas utama Kota Surabaya. Secara geografis,
Surabaya memang telah diciptakan sebagai Kota Perdagangan. Sejak zaman
Majapahit, kolonial, hingga saat ini, perdagangan menjadi aktivitas utama. Kini,
aktivitas perdagangan di Surabaya tak hanya melayani kebutuhan lokal serta
nasional. Surabaya mulai berkembang menjadi kota dagang Internasional.
Dengan predikat Surabaya sebagai kota dagang, terdapat beberapa pilar-
pilar utama penyangganya. Lokasi-lokasi ini yang menjadi ruang-ruang terjadinya
aktivitas perdagangan.
Dengan posisi Surabaya sebagai Kota Perdagangan, Pasar Modern adalah
pilar utamanya. Tampilan menarik, suasana nyaman, serta harga yang pasti
merupakan keunggulan pasar modern yang sesuai dengan sibuknya aktivitas
masyarakat kota. Pasar modern tersebar di seluruh penjuru kota Surabaya, baik di
pusat maupun di pinggiran kota. Keberadaan pasar modern yang banyak ini
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

memberikan pilihan lebih banyak kepada masyarakat. Jumlahnya akan terus


berkembang seiring meningkatnya investasi di Surabaya.
Tanjung Perak merupakan pelabuhan penting di Indonesia Timur.
Pelabuhan ini diakui sebagai pusat kolektor dan distributor barang ke kawasan
Timur Indonesia. Tanjung Perak terhubung dengan beberapa kawasan industri dan
pergudangan seperti SIER, Berbek, maupun Margomulyo. Aktivitas bongkar muat
yang tak kenal henti menandakan pergerakan barang yang lancar.
Untuk mendukung aktivitas perdagangan, di Surabaya juga terdapat pusat-
pusat perkantoran. Layaknya pasar modern, perkantoran pun tersebar baik di pusat
maupun pinggiran kota Surabaya. Di pusat kota, berdiri wisma Intiland, BRI
Tower, Bumi Mandiri, dan lainnya. Selain itu pusat perkantoran berkembang pesat
di kawasan Surabaya Barat seiring munculnya pusat bisnis baru di daerah HR
Muhammad, kawasan perkantoran dan bisnis di Graha Family dan Pusat
perbelanjaan Supermall Pakuwon.
Dalam era modern, Bank mengambil peran sentral dalam aktivitas
manusia. Di lingkungan masyarakat perkotaan seperti di Surabaya, bank
dimanfaatkan oleh masyarakat dalam level kebutuhan pribadi, keluarga, maupun
instansi bisnis. Keberadaan layanan perbankan di Surabaya mutlak diperlukan
demi keamanan dan kemudahan bertransaksi. Di Surabaya berdiri 61 instansi
perbankan yang terdiri atas 6 bank pemerintah, 2 bank pembangunan daerah, 42
Bank Swasta Nasional, serta 11 Bank Internasional.
Sebagai kota bisnis, banyak wisatawan berkunjung ke Surabaya baik untuk
kepentingan bisnis maupun berwisata. Untuk mendukung aktivitas tersebut,
fasilitas hotel berbagai kelas terdapat di Surabaya. Surabaya memiliki berbagai
tipe hotel di seluruh sisi kota. Beberapa hotel berbintang yang ada di Surabaya
misalnya Shangri La, Sheraton, Majapahit, dan JW Marriot. Selain hotel
berbintang, kini mulai muncul banyak pula hotel dengan tarif terjangkau atau
ekonomis.
Berdirinya banyak pusat perbelanjaan modern tak membuat pasar
tradisional ditinggalkan. Di Surabaya, pasar tradisional masih menjadi pilihan
sebagian besar masyarakat. Harga murah, keakraban suasana, serta seni tawar-
menawar selalu menjadi daya pikat pasar tradisional ketimbang pasar modern.
Pembenahan pasar-pasar tradisional terus dilakukan agar menjadi lebih nyaman
dan aman.
Kampung Surabaya menjadi ruang kehidupan bagi masyarakat Surabaya.
Selain untuk tinggal, kampung-kampung di Surabaya pun adalah lokasi
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

beraktivitas produksi. Kini muncul kampung-kampung yang menjadi pusat


aktivitas industri kecil rumahan. Setiap kampung hadir dengan produk khasnya
baik penganan, pernak-pernik, pakaian, dan lain-lain. Dengan sentuhan
pemerintahan kota, kini kampung-kampung tersebut dilabeli kampung unggulan
dan menjadi potensi pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

2.1.4. Demografi
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis
ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis
Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali,
Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme
budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar
masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura.
Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya
sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat
Surabaya sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 Orang di
Tahun 2012, Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi
strategis Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya
selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi jujugan bagi orang
dari berbagai daerah. Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring
pesona Kota Surabaya yang menjanjikan segala macam kemudahan. Maka
tantangan besar berikutnya ialah menyiapkan kehidupan yang layak. Kota
Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi
penghuninya.

2.1.5. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan utuk melihat
perkembangan kota, termasuk tingkat kecerdasan masyarakat. Di Surabaya,
pengembangan kegiatan pendidikan beserta penyediaan fasilitasnya, tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah, namun juga oleh pihak swasta dan organisasi sosial
kemasyarakatan. Catatan sejarah menunjukkan, pendirian sekolah dan
penyelenggaraan pendidikan di Surabaya pertama kali dilakukan pada tahun 1818.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1831, didirikan sekolah dasar negeri
di mana untuk sekolah inipun, juga hanya terbatas untuk anak-anak orang
Belanda. Sedangkan sekolah swasta, sebuah sekolah teknik yang disebut
ambachtschool, dibuka pada tahun 1853. Usaha-usaha memajukan pendidikan
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

khusus bagi anak-anak pribumi baru berkembang pada permulaan tahun 1900-an,
dengan dibukanya MULO, HIS, HBS, dan Sekolah Kedokteran, yang kemudian
dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Perubahan ini
terkait dengan berkumandangnya politik etis yang memaksa pihak pemerintah
Belanda pada masa itu, untuk juga membuka sekolah-sekolah bagi masyarakat
pribumi. Informasi mengenai pertumbuhan dunia pendidikan antara lain dapat
dicatat dengan pendirian :
o Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1831
o Sekolah Pelayaran pada tahun 1835
o Sekolah Dasar untuk Pribumi pada tahun 1853
o Sekolah Pertukangan Swasta pada tahun 1858
o Sekolah Kedokteran Hewan untuk Pribumi pada tahun 1860
o Sekolah Pertukangan Negeri pada tahun 1862
o Sekolah Teknik untuk Pribumi pada tahun 1909
o Sekolah Teknik Menengah pada tahun 1912
o Sekolah Kedokteran pada tahun 1923
Sebagai kota pendidikan, Surabaya telah menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, meliputi tingkat pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi. Hampir di semua bidang ilmu pengetahuan
dengan tingkat stratum dari akademi dan politeknik, dari S0, S1, S2 hingga S3,
dapat ditemukan di lembaga pendidikan di Surabaya. Pengembangan sebagai kota
pendidikan bertujuan untuk pengembangan kualitas SDM yang ada. Hingga saat
ini, jumlah sekolah yang ada di Surabaya, adalah
o Kelompok bermain/pra sekolah : 1070 buah
o SD negeri dan swasta : 969 buah
o SLTP negeri dan swasta : 342 buah
o SMU dan SMK negeri dan swasta : 266 buah
o Perguruan Tinggi negeri dan swasta : 60 buah
Pada masa mendatang, Surabaya akan terus menjadi kota pilihan pelajar,
khususnya di tingkat perguruan tinggi bagi para mahasiswa di Indonesia. Dunia
pendidikan di Surabaya tidak hanya akan menambah kuantitas tetapi juga kualitas
angkatan-angkatan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan kota Surabaya sebagai kota Pendidikan.

Jumlah penderita diare di Surabaya kian meningkat. Tiga bulan pertama 2012
ini sudah tercatat 16 ribu orang terserang diare. Penyakit diare kini ternyata
tidak lagi didominasi anak anak balita. Tetapi juga menyerang remaja dan
dewasa. Buktinya dari jumlah itu, balita yang terserang diare hanya 5 ribu anak
sedangkan 11 ribu lainnya remaja dan dewasa. Hanya penyebab serangan diare
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

ini antara bayi dan dewasa tidak sama. Kalau bayi biasanya dikarenakan alergi
makanan atau susu sedangkan kalau dewasa karena faktor kebersihan
lingkungan yang kurang terjaga (surabayakita.com).

Dipilihnya kota Surabaya sebagai obyek promosi kesehatan dikarenakan


Surabaya sebagai kota metropolitan masih mempunyai masalah dengan
kesehatan masyarakatnya. Dari dinas kesehatan Surabaya diperoleh data
mengenai 3 penyakit terbanyak yang diderita oleh masyarakat surabaya adalah
penyakit rongga mulut, gangguan pernafasan, dan diare.

Target Group
Jojoran, merupakan daerah di Surabaya yang kondisi lingkungkannya
memprihatinkan. Di daerah Jojoran ini, terdapat sungai yang sangat kotor dan
masyarakatnya cenderung membuang sampah sembarangan. Dengan kondisi
lingkungan yang seperti ini dan ditambah dengan perilaku hidup yang tidak
sehat, angka kejadian diare pasti akan meningkat. Agar kejadian diare ini tidak
meningkat, maka masyarakat perlu menanamkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Salah satu caranya adalah dengan kebiasaan cuci tangan.
Kelompok umur yang paling mudah untuk diubah perilaku hidup sehatnya
adalah anak-anak sekolah dasar. Untuk itu kami mengambil target anak-anak
sekolah dasar untuk promosi kesehatan tentang cuci tangan.

Pertanyaan tambahan untuk pengenalan Masalah.


........................................................

Bab 3 Goals dan objectives


Tangan merupakan salah satu bagian tubuh yang paling sering melakukan
kontak langsung dengan benda lain, oleh karena itu sebelum makan kita harus mencuci
tangan dengan sabun agar bakteri-bakteri yang berada di tangan kita tidak mencemari
makanan yang akan kita makan. Sebuah hasil studi Cochrane menemukan bahwa dalam
gerakan-gerakan sosial yang dilakukan lembaga dan masyarakat untuk membiasakan
mencuci tangan menyebabkan penurunan tingkat kejadian yang signifikan pada diare.
Nona Utomo menjelaskan, jalur masuknya virus, bakteri, atau patogen penyebab diare ke
tubuh manusia dikenal dengan 4F, yakni fluids atau air, fields atau tanah, flies atau lalat,
dan fingers atau tangan. Ia menambahkan, tahapannya dimulai dari cemaran yang berasal
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

dari kotoran manusia (feces) yang mencemari 4F. Lalu, cemaran itu berpindah ke
makanan yang kemudian makan manusia.

Bab 4 Penggunaan Evidence Based

Tindakan sederhana seperti cuci tangan pakai sabun dapat membantu kita untuk
menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan akibat tertular penyakit
infeksi melalui tangan. Berbagai penyakit infeksi dapat ditularkan melalui perantara
tangan. Seorang individu yang terinfeksi saluran nafas atas ketika batuk atau bersin maka
percikan cairan dari saluran nafas yang banyak mengandung kuman patogen baik bakteri
maupun virus akan tersebar melalui udara dan menempel pada permukaan benda di
sekitarnya.

Tangan akan terkontaminasi oleh kuman patogen yang ada pada berbagai
permukaan. Tangan juga terkontaminasi ketika menyentuh bahan yang mengandung
kuman patogen ketika mengolah bahan makanan mentah terkontaminasi, ketika buang
air besar dan air kecil atau menyentuh tinja dan air kencing anak, bercocok tanam dengan
pupuk organik, dan lain lain. Tangan yang tidak dicuci atau dicuci tidak dengan cara yang
benar masih membawa kuman patogen akan menyebabkan infeksi apabila yang
bersangkutan memegang makanan, mata , mulut dan hidung sesuai dengan jalur
penularannya baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain yang kontak dengan tangan
kita yang terkontaminasi.

Berbagai studi memperlihatkan bahwa melakukan cuci tangan pakai sabun


dapat menurunkan kuman patogen sehingga mencegah penularan. Studi di
Paskistan pada 300 keluarga memperlihatkan dampak dari cuci tangan pakai sabun dapat
menurunkan risiko menderita diare sampai 53 % dibandingkan dengan kelompok kontrol,
infeksi saluran nafas 50 % dan impetigo (penyakit infeksi kulit) sampai 34%.

Beberapa studi di rumah sakit telah memperlihatkan bahwa cuci tangan pakai
sabun menurunkan secara bermakna infeksi yang didapat dari rumah sakit akibat
penularan melalui tangan, sebagai contoh suatu rumah sakit di Swiss dengan
menggalakkan program cuci tangan dapat menurunkan angka prevalensi penyakit infeksi
yang didapat dari rumah sakit dari 16,9% pada tahun 1994 menjadi 9,9% pada tahun
1998.

Seandainya kita sakit , selain mengeluarkan biaya untuk pemeriksaan dokter,


laboratorium serta pemeriksaan lain yang diperlukan, dan pembelian obat , produktivitas
serta kegiatan baik dalam pekerjaan dan lainnya akan terhenti karena sakit, dan juga akan
mengalami rasa sakit atau kenyamanan kita terganggu. Keuntungan dari tindakan
sederhana dan hanya memerlukan waktu yang singkat seperti cuci tangan dengan benar
akan membantu mencegah penyakit infeksi.

Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar juga
didukung oleh World Health Organization (WHO). Data badan dunia itu menunjukan
setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di Indonesia meninggal dunia karena diare. Kajian
WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

47%. Data dari Subdit diare DepKes juga menunjukan sekitar 300 orang diantara 1000
penduduk masih terjangkit diare sepanjang tahun. Penyebab utama diare adalah
minimnya perilaku hidup sehat dimasyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman
mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih
yang mengalir (http://www.indomedia.com /bernas /012001 /06/UTAMA / 06sep2.htm,
29 Oktober 2007, 03:25:39)

Cuci tangan pakai sabun merupakan cara mudah dan murah untuk membersihkan
anggota tubuh dari kuman infeksi. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan
dapat mendukung upaya mencapai program Indonesia sehat 2010. Hasil yang diharapkan
adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai
sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan benar. Kebiasaan masyarakat
Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini masih tergolong rendah,
indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare.

Survei Departemen Kesehatan (DepKes) 2006 menunjukan rasio penderita diare


di Indonesia 300 penderita per 1000 orang. Penyakit diare menjadi penyebab kematian
nomor dua pada balita, nomor 3 bayi dan nomor 5 untuk semua umur. Padahal menurut
pakar kesehatan dr Hendrawan Nadesul, salah satu upaya penting mengurangi tingkat
kejadian diare sangat mudah dan murah. Cukup dengan mencuci tangan pakai sabun
secara baik dan benar dengan air bersih yang mengalir. Menurut Public Health &
Education Executive Unilever dr Leo Ondar Wahone, cuci tangan pakai sabun sebaiknya
dilakukan pada lima waktu penting, yaitu :
1. sebelum makan, sesudah buang air besar,
2. sebelum memegang bayi,
3. sesudah menceboki anak dan
4. sebelum meniyiapkan makanan,

Mencuci tangan merupakan persoalan sepele, tetapi dampak yang ditimbulkannya


tidak bisa dianggap main-main. Dari hal yang terkesan remeh bisa menyebabkan beragam
penyakit. Salah satu studi tentang pengetahuan perilaku dan kebiasaan yang dilaksanakan
International Relief and Developmen (IRD) awal tahun 2007, studi ini menunjukan hanya
27% siswa yang mencuci tangan pada jam istirahat. Di kota Yogyakarta sendiri baru 55%
yang memiliki fasilitas cuci tangan. Dari jumlah ini, baru 9% sekolah yang sudah
menyediakan sabun untuk mencuci tangan.Dengan adanya kampanye cuci tangan pakai
sabun diharapkan masyarakat mampu membiasakan diri untuk mencuci tangan pakai
sabun, dan kebiasaan itu timbul dari kesadaran pribadi seseorang. Menurut Dr. Bondan
Suryanto kepala Dinas Kesehatan provinsi DIY , kampanye CPTS sebagai upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan mewujudkan Indonesia sehat 2010.
Mencuci tangan pakai sabun adalah cara yang tepat dan mudah serta efektif untuk bisa
mencegah diare atau penularan flu burung serta typhoid.Pada tingkat provinsi DIY,
kampanye cuci tangan pakai sabun dilaksanakan tanggal 21 juli 2007 bertempat di
lapangan parkir Mandala krida dengan melibatkan 600 siswa SD dengan didampingi
orang tua (ibu). Keterlibatan siswa SD sebagai peserta kegiatan kampanye ini berkaitan
dengan komitmen pemerintah provinsi DIY dalam mencapai Millenium Development
Goals (MDG). Saat ini di provinsi DIY terdapat 294.511 siswa SD, apabila 600 diantara
mereka terlibat dalam kampanye cuci tangan pakai sabun maka berarti baru sekitar 0,2 %
dari sasaran sosialisasi kegiatan ini belum lagi siswa TK dan SMP 16 Juni 2007,
16:02:26)
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

Untuk itu perlu di selenggarakan kegiatan serupa pada waktu-waktu yang akan
datang. Adapun jenis kegiatan nya pada saat kampanye cuci tangan tersebut adalalah
memberikan pengertian serta contoh bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar,
memberikan penyuluhan sekitar kesehatan lingkungan, mengadakan cuci tangan bersama,
menggosok gigi bersama serta memberikan bantuan kepada pihak sekolah untuk
pembangunan tempat mencuci tangan beserta sabun. Dan kegiatan tersebut bukan hanya
berlangsung pada saat kampanye cuci tangan pakai sabun di Stadion Mandala krida saja
akan tetapi kegiatan ini tetap berlangsung di lingkungan sekolah maupun keluarga.

Sumber :

Luby SP, Agboatwalla M, Feikin DR, Painter J, Billhimer W, Altaf A, Hoekstra RM


(2005). Effect of handwashing on child health: a randomised controlled trial.
Lancet. 16-22;366(9481):225-33

D Pittet et al. Effectiveness of a hospital-wide programme to improve compliance with


hand hygiene. Lancet 2000 356: 1307-1312

Washing hands reduces hospital-acquired infection,


http://www.medicine.ox.ac.uk/bandolier/journal.html

Bab 5 Strategi Kegiatan

1. Assess the health issue or problem 2. Define communication objectives.


Tentukan isu kesehatan atau masalah, tentukan komunikasi objektif
2. Define and learn about intended audiences.
Tentukan dan pelajari niat
3. Explore settings, channels, and activities best suited to reach intended audiences.
Jelaskan metode yang paling cocok untuk mencapai tujuan audiens
4. Identify potential partners and develop partnering plans.
Identifikasi parner yang potensial dan bisa mengembngkan rencana
5. Develop a communication strategy
Kembangkan strategi komunikasi
6. Review the existing materials
Review cara yang ada
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

7. Develop messages and materials


Kembangkan yang ada
8. Pretest messages and materials
9. The nature of the message (e.g., Literacy)
10. The function of the message (e.g., to call attention to an issue or to teach a new
skill)
11. The activities and channels selected

Bab 6 Logic Model


Input Output Outcome Goal
 Pelaksana: mahasiswa  Semua panitia  Semua peserta  Meningkatnya
program studi berperan dalam mengerti mengenai pengetahuan siswa,
pendidikan bidan pelaksanaan pentingnya cuci ibu dan guruu
fakultas kedokteran penyuluhan tangan dan cara mengenai
 Pengetahuan sasaran
universitas Airlangga melakukan cuci pentingnya cuci
tentang materi yang
bekerjasama dengan tangan yang benar tangan.
diberikan meningkat  Siswa mampu
pemerintah kota serta melakukannya
 Ceramah dan
melakukan cuci
Surabaya, dinas di kehidupan sehari-
demonstrasi diikuti tangan yang benar
kesehatan kota hari.
oleh semua siswa dan menerapkannya
Surabaya, seluruh siswa
SD, wali murid dan di kehidupan sehari-
SD dan wali murid, dan
guru SD. hari.
guru-guru SD.  Semua peserta  Menurunnya angka
 Materi: manfaat cuci
melakukan cuci penyakit akibat
tangan, kapan harus
tangan dengan benar kurangnya cuci
mencuci tangan, tata
sesuai dengan yang tangan.
cara mencuci tangan.
 Metode: ceramah dan didemontrasikan.

demonstrasi
 Media: spanduk
 Sasaran: siswa kelas 1-6
SD di kota Surabaya.

Bab 7 Evaluasi
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD

1. Write evaluation question based on logic model


2. Determine what data and information the evaluation must provide.
3. Decide on data collection methods.
4. Develop and pretest data collection instruments.
5. Collect (quantitative or qualitative) and Process data.
6. Analyze data to answer the evaluation questions.
7. Write an evaluation report.

Rincian Rencana Anggaran


Daftar kebutuhan penganggaran dana untuk project anda secara terperinci dengan
menggunakan table berikut.

No Komponen Jumlah
Project
1
2
3
4
5

Total

You might also like