Professional Documents
Culture Documents
Ringkasan Project
Sasaran kegiatan promosi kesehatan yang kami lakukan pada anak-anak SD di
daerah Tulungagung karena pada tahun 2012 mengalami KLB (Kejadian Luar Biasa)
yang terjagkit diare. Karena sasaran kelompok kami adalah anak-anak sekolah
dasar,maka kami melakukan kegiatan promosi kesehatan yang menyenangkan sesuai
dengan pola fikir anak-anak. Kegiatan promosi kesehatan kepada anak- anak SD kami
memilih memakai media slide dengan metode ceramah dengan pemutaran vidio pada
akhir materinya. Slide yang kita gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari
tokoh kartun yang saat ini sedang digemari oleh anak-anak. Materi yang akan
disampaikan menggunakan bahasa yang singkat dan mudah dipahami. Kami tidak
menggunakan banyak slide karena anak-anak akan mudah bosan saat mendengarkan
materi yang disampaikan. Kami memilih metode ceramah mengenai arti penting cuci
tangan dengan contoh konkrit yang dilakukan oleh anak-anak sehari-hari. Dalam
penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan menggunakan boneka tangan,dll.
Dalam melakukan promosi kesehatan kami juga menggunakan poster yang
bisa ditempel di tempat-tempat cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya
poster ini untuk mengingatkan anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa
terbaca terus oleh anak-anak mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami
menggunakan gambar-gambar animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan
terselip pesan pentingnya cuci tangan.
Waktu yang kami pilih adalah diawal semester baru agar anak-anak masih
semangat untuk belajar hal-hal yang baru.
Judul Project
Proposed Schedule
Tanggal Mulai:
Tanggal berakhir:
Kegiatan promosi kesehatan yanag kami pilih adalah media slide dengan
metode ceramah dengan pemutaran vidio pada akhir materinya. Slide yang kita
gunakan akan memakai gambar-gambar lucu dari tokoh kartun yang saat ini sedang
digemari oleh anak-anak. Dalam penyampaian materi ini bisa juga diselipkan dengan
menggunakan boneka tangan,dll.
Selain itu kami juga menggunakan poster yang bisa ditempel di tempat-tempat
cuci tangan atau di kelas-kelas. Tujuan ditempelnya poster ini untuk mengingatkan
anak-anak mengenai materi yang disampaikan dan bisa terbaca terus oleh anak-anak
mengenai arti penting cuci tangan. Dalam poster kami menggunakan gambar-gambar
animasi yang lucu yang disenangi oleh anak- anak dan terselip pesan pentingnya cuci
tangan
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
Bab 1. Rasional
Pembangunan yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia adalah tercapainya bangsa
yang maju dan mandiri, sejahtera. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah mempunyai
derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan mempunyai pengaruh yang
sangat besar terhadap kualitas sumberdaya manusia. Hanya dengan sumberdaya yang
sehat akan lebih produktif dan meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu
pemerintah membuat program untuk menuju “Indonesia Sehat 2015”. Untuk mencapai
Indonesia Sehat maka diperlukan perubahan sikap dari masyarakat yang sadar dalam
menjaga kesehatan.
Tugas utama tenaga kesehatan untuk mewujudkan Indonesia Sehat dengan
mengutamakan upaya-upaya preventif dan promotif yang proaktif, tanpa mengabaikan
upaya kuratif
dan rehabilitatif. Promosi kesehatan kepada masyarakat merupakan salah satu
upaya preventif yang sangat penting dan bermanfaat. Diharapkan dengan promosi
kesehatan ini dapat meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Salah satu penyakit yang sering terjadi di Indonesia salah satunya adalah penyakit
diare. Penyakit diare biasanya terjadi pada pergantian musim terutama pada saat
musim penghujan. Pada tahun 2012 di daerah Tulungagung Jawa Timur terjadi
kejadian luar biasa (KLB) diare yang disebabkan kurangnya kebersihan lingkungan
dan kesadaran dari masyarakat yang rendah mengenai kesehatan.
Diare adalah buang air besar tiga kali sehari atau lebih dalam sehari. Hal ini
menyebabkan pasien kehilangan cairan lebih banyak dan menyebabkan dehidrasi
sehingga menyebabkan jiwa. Diare disebabkan oleh infeksi virus, infeksi berbagai
bakteri yang terkontaminasi oleh makanan dan minuman. Penyebab terbanyak diare
adalah karena infeksi bakteri yang terkontaminasi makanan oleh karena itu mencuci
tangan sebelum makan merupakan pencegahan awal yang sangat penting.
Penyakit diare terbanyak diderita oleh anak-anak, oleh karena itu kami menulis
makalah dengan judul “ Maksimalisasi Kesadaran Cuci Tangan Untuk Mencegah
Diare pada Anak-Anak SD”
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
2.1 Lokasi
2.1.1. Profil Wilayah
Posisi geografi sebagai permukiman pantai menjadikan Surabaya
berpotensi sebagai tempat persinggahan dan permukiman bagi kaum pendatang
(imigran). Proses imigrasi inilah yang menjadikan Kota Surabaya sebagai kota
multi etnis yang kaya akan budaya. Beragam migrasi, tidak saja dari berbagai
suku bangsa di Nusantara, seperti, Madura, Sunda, Batak, Borneo, Bali, Sulawesi
dan Papua, tetapi juga dari etnis-etnis di luar Indonesia, seperti etnis Melayu,
China, Arab, India, dan Eropa, datang, singgah dan menetap, hidup bersama serta
membaur dengan penduduk asli, membentuk pluralisme budaya yang kemudian
menjadi ciri khas Kota Surabaya.
Daerah pemukiman padat, tanah-tanah dibutuhkan untuk perumahan,
kebutuhan komersil dan untuk komersil dan untuk rekreasi, sehingga tidak ada
lagi daerah yang kosong yang dapat digunakan untuk Sanitary Landfill. Kota
Surabaya dengan jumlah penduduk hampir 3 juta jiwa, merupakan kota terbesar
kedua Indonesia dan sangat besar peranannya dalam menerima dan
mendistribusikan barang-barang industri, peralatan teknik, hasil-hasil pertanian,
hasil hutan, sembako, dan sebagainya, terutama bagi wilayah Indonesia Timur.
Mengingat peranan Surabaya yang sedemikian penting, gangguan
genangan banjir yang melanda Surabaya pada setiap musim hujan sangatlah
berdampak luas terhadap kelancaran roda perekonomian, kesehatan dan
kenyamanan hidup masyarakat Kota Surabaya dan sekitarnya. Sebagai kota
perdagangan, Surabaya tidak hanya menjadi pusat perdagangan bagi
hinterlandnya yang ada di Jawa Timur, namun juga memfasilitasi wilayah-
wilayah di Jawa Tengah, Kalimantan, dan kawasan Indonesia Timur.
2.1.2. Geografi
Letak : 0709’ - 07021’ Lintang Selatan dan 112036’ - 112054’
Bujur Timur
Ketinggian : 3 – 6 meter di atas permukaan air laut (dataran rendah),
kecuali di bagian selatan terdapat dua bukit landai di
daerah lidah dan gayungan dengan ketinggian 25 – 50
meter di atas permukaan laut.
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
Batas wilayah :
Batas Utara : Selat Madura
Batas Selatan : Kabupaten Sidoarjo
Batas Timur : Selat Madura
Batas Barat : Kabupaten Gresik
Luas wilayah : 33.306,30 Ha
Jumlah kecamatan : 31
Jumlah kelurahan : 61
Struktur tanah : terdiri dari tanah aluvial, hasil endapan sungai dan pantai,
di bagian barat terdapat perbukitan yang mengandung
kapur tinggi.
Topografi : 80% dataran rendah, ketinggian 3 – 6 meter, kemiringan
<3%
20% perbukitan dengan gelombang rendah, ketinggian
<30 meter dan kemiringan 5 – 15%
2.1.4. Demografi
Surabaya merupakan kota multi etnis yang kaya budaya. Beragam etnis
ada di Surabaya, seperti etnis Melayu, Cina, India, Arab, dan Eropa. Etnis
Nusantara pun dapai dijumpai, seperti Madura, Sunda, Batak, Kalimantan, Bali,
Sulawesi yang membaur dengan penduduk asli Surabaya membentuk pluralisme
budaya yang selanjutnya menjadi ciri khas kota Surabaya. Sebagian besar
masyarakat Surabaya adalah orang Surabaya asli dan orang Madura.
Ciri khas masyarakat asli Surabaya adalah mudah bergaul. Gaya bicaranya
sangat terbuka. Walaupun tampak seperti bertemperamen kasar, masyarakat
Surabaya sangat demokratis, toleran dan senang menolong orang lain.
Dengan jumlah penduduk yang mencapai sekitar 3,110,187 Orang di
Tahun 2012, Kota Surabaya berkembang sebagai Kota Metropolitan. Posisi
strategis Kota Surabaya sebagai pusat kegiatan ekonomi masyarakat membuatnya
selalu dinamis. Menjadi pusat aktivitas sama artinya menjadi jujugan bagi orang
dari berbagai daerah. Jumlah penduduk jelas akan semakin meningkat seiring
pesona Kota Surabaya yang menjanjikan segala macam kemudahan. Maka
tantangan besar berikutnya ialah menyiapkan kehidupan yang layak. Kota
Surabaya haruslah tetap menjadi rumah yang aman dan nyaman bagi
penghuninya.
2.1.5. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu indikator yang dapat digunakan utuk melihat
perkembangan kota, termasuk tingkat kecerdasan masyarakat. Di Surabaya,
pengembangan kegiatan pendidikan beserta penyediaan fasilitasnya, tidak hanya
dilakukan oleh pemerintah, namun juga oleh pihak swasta dan organisasi sosial
kemasyarakatan. Catatan sejarah menunjukkan, pendirian sekolah dan
penyelenggaraan pendidikan di Surabaya pertama kali dilakukan pada tahun 1818.
Beberapa tahun kemudian, pada tahun 1831, didirikan sekolah dasar negeri
di mana untuk sekolah inipun, juga hanya terbatas untuk anak-anak orang
Belanda. Sedangkan sekolah swasta, sebuah sekolah teknik yang disebut
ambachtschool, dibuka pada tahun 1853. Usaha-usaha memajukan pendidikan
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
khusus bagi anak-anak pribumi baru berkembang pada permulaan tahun 1900-an,
dengan dibukanya MULO, HIS, HBS, dan Sekolah Kedokteran, yang kemudian
dikenal dengan nama Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Perubahan ini
terkait dengan berkumandangnya politik etis yang memaksa pihak pemerintah
Belanda pada masa itu, untuk juga membuka sekolah-sekolah bagi masyarakat
pribumi. Informasi mengenai pertumbuhan dunia pendidikan antara lain dapat
dicatat dengan pendirian :
o Sekolah Dasar Negeri pada tahun 1831
o Sekolah Pelayaran pada tahun 1835
o Sekolah Dasar untuk Pribumi pada tahun 1853
o Sekolah Pertukangan Swasta pada tahun 1858
o Sekolah Kedokteran Hewan untuk Pribumi pada tahun 1860
o Sekolah Pertukangan Negeri pada tahun 1862
o Sekolah Teknik untuk Pribumi pada tahun 1909
o Sekolah Teknik Menengah pada tahun 1912
o Sekolah Kedokteran pada tahun 1923
Sebagai kota pendidikan, Surabaya telah menyediakan sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai, meliputi tingkat pendidikan dasar,
menengah dan pendidikan tinggi. Hampir di semua bidang ilmu pengetahuan
dengan tingkat stratum dari akademi dan politeknik, dari S0, S1, S2 hingga S3,
dapat ditemukan di lembaga pendidikan di Surabaya. Pengembangan sebagai kota
pendidikan bertujuan untuk pengembangan kualitas SDM yang ada. Hingga saat
ini, jumlah sekolah yang ada di Surabaya, adalah
o Kelompok bermain/pra sekolah : 1070 buah
o SD negeri dan swasta : 969 buah
o SLTP negeri dan swasta : 342 buah
o SMU dan SMK negeri dan swasta : 266 buah
o Perguruan Tinggi negeri dan swasta : 60 buah
Pada masa mendatang, Surabaya akan terus menjadi kota pilihan pelajar,
khususnya di tingkat perguruan tinggi bagi para mahasiswa di Indonesia. Dunia
pendidikan di Surabaya tidak hanya akan menambah kuantitas tetapi juga kualitas
angkatan-angkatan tenaga kerja terampil yang sesuai dengan kebutuhan
pengembangan kota Surabaya sebagai kota Pendidikan.
Jumlah penderita diare di Surabaya kian meningkat. Tiga bulan pertama 2012
ini sudah tercatat 16 ribu orang terserang diare. Penyakit diare kini ternyata
tidak lagi didominasi anak anak balita. Tetapi juga menyerang remaja dan
dewasa. Buktinya dari jumlah itu, balita yang terserang diare hanya 5 ribu anak
sedangkan 11 ribu lainnya remaja dan dewasa. Hanya penyebab serangan diare
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
ini antara bayi dan dewasa tidak sama. Kalau bayi biasanya dikarenakan alergi
makanan atau susu sedangkan kalau dewasa karena faktor kebersihan
lingkungan yang kurang terjaga (surabayakita.com).
Target Group
Jojoran, merupakan daerah di Surabaya yang kondisi lingkungkannya
memprihatinkan. Di daerah Jojoran ini, terdapat sungai yang sangat kotor dan
masyarakatnya cenderung membuang sampah sembarangan. Dengan kondisi
lingkungan yang seperti ini dan ditambah dengan perilaku hidup yang tidak
sehat, angka kejadian diare pasti akan meningkat. Agar kejadian diare ini tidak
meningkat, maka masyarakat perlu menanamkan perilaku hidup bersih dan
sehat. Salah satu caranya adalah dengan kebiasaan cuci tangan.
Kelompok umur yang paling mudah untuk diubah perilaku hidup sehatnya
adalah anak-anak sekolah dasar. Untuk itu kami mengambil target anak-anak
sekolah dasar untuk promosi kesehatan tentang cuci tangan.
dari kotoran manusia (feces) yang mencemari 4F. Lalu, cemaran itu berpindah ke
makanan yang kemudian makan manusia.
Tindakan sederhana seperti cuci tangan pakai sabun dapat membantu kita untuk
menghemat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan akibat tertular penyakit
infeksi melalui tangan. Berbagai penyakit infeksi dapat ditularkan melalui perantara
tangan. Seorang individu yang terinfeksi saluran nafas atas ketika batuk atau bersin maka
percikan cairan dari saluran nafas yang banyak mengandung kuman patogen baik bakteri
maupun virus akan tersebar melalui udara dan menempel pada permukaan benda di
sekitarnya.
Tangan akan terkontaminasi oleh kuman patogen yang ada pada berbagai
permukaan. Tangan juga terkontaminasi ketika menyentuh bahan yang mengandung
kuman patogen ketika mengolah bahan makanan mentah terkontaminasi, ketika buang
air besar dan air kecil atau menyentuh tinja dan air kencing anak, bercocok tanam dengan
pupuk organik, dan lain lain. Tangan yang tidak dicuci atau dicuci tidak dengan cara yang
benar masih membawa kuman patogen akan menyebabkan infeksi apabila yang
bersangkutan memegang makanan, mata , mulut dan hidung sesuai dengan jalur
penularannya baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain yang kontak dengan tangan
kita yang terkontaminasi.
Beberapa studi di rumah sakit telah memperlihatkan bahwa cuci tangan pakai
sabun menurunkan secara bermakna infeksi yang didapat dari rumah sakit akibat
penularan melalui tangan, sebagai contoh suatu rumah sakit di Swiss dengan
menggalakkan program cuci tangan dapat menurunkan angka prevalensi penyakit infeksi
yang didapat dari rumah sakit dari 16,9% pada tahun 1994 menjadi 9,9% pada tahun
1998.
Pentingnya membudayakan cuci tangan pakai sabun secara baik dan benar juga
didukung oleh World Health Organization (WHO). Data badan dunia itu menunjukan
setiap tahun rata-rata 100 ribu anak di Indonesia meninggal dunia karena diare. Kajian
WHO menyatakan cuci tangan memakai sabun dapat mengurangi angka diare hingga
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
47%. Data dari Subdit diare DepKes juga menunjukan sekitar 300 orang diantara 1000
penduduk masih terjangkit diare sepanjang tahun. Penyebab utama diare adalah
minimnya perilaku hidup sehat dimasyarakat, salah satunya kurangnya pemahaman
mengenai cara cuci tangan dengan sabun secara baik dan benar menggunakan air bersih
yang mengalir (http://www.indomedia.com /bernas /012001 /06/UTAMA / 06sep2.htm,
29 Oktober 2007, 03:25:39)
Cuci tangan pakai sabun merupakan cara mudah dan murah untuk membersihkan
anggota tubuh dari kuman infeksi. Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat diharapkan
dapat mendukung upaya mencapai program Indonesia sehat 2010. Hasil yang diharapkan
adalah meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya cuci tangan pakai
sabun untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit serta meningkatkan kemampuan
masyarakat untuk mencuci tangan secara baik dan benar. Kebiasaan masyarakat
Indonesia dalam mencuci tangan pakai sabun hingga kini masih tergolong rendah,
indikasinya dapat terlihat dengan tingginya prevalensi penyakit diare.
Untuk itu perlu di selenggarakan kegiatan serupa pada waktu-waktu yang akan
datang. Adapun jenis kegiatan nya pada saat kampanye cuci tangan tersebut adalalah
memberikan pengertian serta contoh bagaimana mencuci tangan dengan baik dan benar,
memberikan penyuluhan sekitar kesehatan lingkungan, mengadakan cuci tangan bersama,
menggosok gigi bersama serta memberikan bantuan kepada pihak sekolah untuk
pembangunan tempat mencuci tangan beserta sabun. Dan kegiatan tersebut bukan hanya
berlangsung pada saat kampanye cuci tangan pakai sabun di Stadion Mandala krida saja
akan tetapi kegiatan ini tetap berlangsung di lingkungan sekolah maupun keluarga.
Sumber :
demonstrasi
Media: spanduk
Sasaran: siswa kelas 1-6
SD di kota Surabaya.
Bab 7 Evaluasi
Meningkatnya Pengetahuan Cuci Tangan untuk Pencegahan Diare pada Anak SD
No Komponen Jumlah
Project
1
2
3
4
5
Total